Anda di halaman 1dari 6

P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal.

60-65

Sintesis dan Karakterisasi Ion Cd(II) Imprinted Polymer (Cd-IIP)


Paulina Taba*, Syarifuddin Liong, Asmawati dan Djabal Nur Basir

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
Makassar 90245

Synthesis and Characterisation of Cd(II) Ion Imprinted Polymer (Cd-IIP)


Paulina Taba*, Syarifuddin Liong, Asmawati and Djabal Nur Basir

Chemistry Department, Faculty of Maths and Natural Sciences, Hasanuddin University


Makassar 90245

ABSTRAK. Ion Imprinted Polimer (IIP) dan Non Imprinted Polimer (NIP) telah disintesis melalui dua tahap. Tahap
pertama adalah pengkompleksan Cd(NO3)2 dengan asam kuinaldat dengan rasio mol 1:1. Tahap kedua adalah
pencampuran kompleks dengan asam salisilat-formaldehida (1:3) dengan HCl 2 M sebagai katalis. Polimerisasi
dilakukan dengan menggunakan microwave pada suhu 140 oC selama 15 menit. Hasil dicuci dengan akuades dan
dikeringkan dalam oven pada suhu 50 oC. Polimer dihaluskan (60–100 mesh), dicuci dengan larutan etilen diamin tetra
asam asetat EDTA 0,05 M dan dicuci kembali untuk menghasilkan ion Cd(II) imprinted polymer (Cd-IIP). Polimer
dianalisis dengan FTIR dan SEM-EDS. Spektra FTIR menunjukkan adanya perubahan pada bilangan gelombang 3400 -
3035 cm-1, 1700-1662 cm-1, dan 800-500 cm-1 yang merupakan karakteristik untuk vibrasi OH dan C=O dan pada
daerah sidik jari yeng menunjukkan keberadaan ikatan logam. SEM menunjukkan bahwa ada perbedaan citra
permukaan dari NIP, IIP, dan Cd-IIP, sedangkan EDS menunjukan adanya perbedaan komposisi Cd antara IIP dan Cd-
IIP.
Kata Kunci:Cd(II), FT-IR, Imprinted Polymer, Microwave, SEM-EDS.

ABSTRACT. Ion Imprinted Polymer (IIP) and Non Imprinted polymer (NIP) have been synthesized by using two
steps. The first step was complexing Cd(NO 3)2 with quinaldic acid with the mol ratio of 1:1. The second step was
mixturing the complex with salicylic acid-formaldehyde (1:3) with 2M HCl as a catalyst. Polymerization was conducted
using a microwave at a temperature of 140 oC for 15 minute. The result was washed by aquadest and dried in an oven at
a temperature of 50 oC. Polymer was grinded to powder (60-100 mesh), washed with 0,05 M ethylene diamine tetra
acetic acid (EDTA) solution and dried again to produce Cd(II) ion imprinted polymer (Cd -IIP). Polymer was analyzed
by FTIR and SEM-EDS. FTIR spectra showed that there was a change in the wavelengths at 3400-3035 cm-1, 1700-
1662 cm-1, and 800-500 cm-1 which are characteristic for vibrations of OH stretching, C=O bending and finger print
region indicating the existence of metal bonding. SEM images showed that there were the difference in surface images
of IIP, and Cd-IIP, whereas EDS measurement showed the difference in Cd composition between IIP and Cd-IIP.
Keywords:Cd(II), FT-IR, Imprinted Polymer, Microwave, SEM-EDS.

PENDAHULUAN Karena efek negatif logam berat terhadap


makhluk hidup, maka keberadaannya dalam
Meningkatnya penggunaan logam dan bahan lingkungan perlu dihilangkan atau konsentrasinya
kimia dalam industri telah menambah jumlah diturunkan hingga di bawah nilai ambang batas
limbah yang mengandung logam berat beracun. Hal yang telah ditentukan. Beberapa metode telah
ini dapat menimbulkan masalah besar dalam dilakukan seperti yang dilaporkan oleh [1] bahwa
lingkungan karena pada umumnya logam berat tidak proses yang dapat digunakan untuk menurunkan
dapat terdegradasi secara biologi [1, 2, 3]. Logam konsentrasi logamberat antara lain adalah
berat merupakan kategori polutan utama dalam penyerapan, pengendapan, koagulasi, elektrodialisis,
lingkungan, sehingga polutan ini berada dalam elektrokoagulasi, dan osmosis balik. Sheoran dan
lingkungan dalam waktu yang lama. Oleh karena itu Sheoran [5] mengatakan bahwa mekanisme
logam berat cenderung terakumulasi dalam pemindahan logam berat dapat dilakukan dengan
lingkungan sehingga dengan cepat akan masuk ke cara fisika, kimia, dan biologi. Menurut Babel dan
dalam sistem rantai makanan manusia yang dapat Dacera [6], pemindahan logan berat dari lumpur
berpengaruh terhadap kesehatan [4]. yang terkontaminasi logam berat dapat dilakukan

dengan ekstraksi kimia, proses bioleching, dan
Paulina Taba elektroreklamasi. Sedangkan Mulligan [7]
Alamat E-mail:ptaba_1511@yahoo.co.id
60
P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal. 60-65

melaporkan bahwa teknik remediasi logam berat Berdasarkan uraian di atas, sintesis dan
dapat dilakukan dengan cara isolasi, dan karakterisasi ion Cd(II)-imprinted polymertelah
pengurungan, pemisahan secara mekanik, dilakukan yang selanjutnya akan diaplikasikan
elektrokinetik, difusi melalui dinding semifermiabel, sebagai membran Elektroda Selektif Ion Cd(II)
proses biokimia, dan fitoremediasi. untuk menentukan Cd(II) yang ada di lingkungan.
Pada umumnya konsentrasi logam berat
dalam lingkungan khususnya air sangat rendah BAHAN DAN METODA
maka diperlukan suatu metode untuk pemekatan
(prakonsentrasi). Prakonsentrasi ini dimaksudkan Desain ini dilakukan dengan gabungan
tidak hanya untuk menaikkan konsentrasi analit antara percobaan lapangan dan laboratorium,
tetapi juga menyerderhanakan matriks dalam diawali dengan penyiapan alat dan bahan yang akan
sampel. Salah satu hal yang penting dalam digunakan untuk mendesain elektroda selektif ion.
prakonsetrasi adalah besarnya peningkatan Secara sistematis penelitian ini memiliki kerangka
konsentrasi analit setelah prakonsentrasi kerja sebagai berikut: Penelitian dilaksanakan pada
dibandingkan konsentrasi analit sebelumnya. bulan Agustus – Desember 2012 di Laboratorium
Berbagai metode prakonsentrasi telah Kimia Analitik FMIPA UNHAS, Laboratorium
dilakukan seperti ekstraksi cair-cair, resin penukar Gedung Sains, Laboratorium MIPA Terpadu dan
kation/anion, kopresipitasi, elektrodeposisi, fire Laboratorium Fisika UNM yang meliputi
assay, dan ekstraksi padat-cair, tetapi metode ini penyiapan alat dan bahan, pelaksanaan peneltian dan
masih dianggap kurang memuaskan jika matriks pengukuran hasil sintesis. Alat yang digunakan
sampel yang akan dianalisis sangat kompleks. terdiri atas alat-alat gelas yang biasa digunakan di
Beberapa peneliti telah berhasil laboratorium, microwave (MARS), FTIR (Shimadzu
menggunakan IIP dalam analisis logam berat dalam Prestige-21), SEM-EDS (Tescan Vega3 Sem),
sampel cair. Chunxiang, dkk, [9] telah berhasil Bahan yang digunakan memiliki derajat
melakukan pemisahan dan pengkayaan ion Pb(II) kemurnian pro analisis (p.a) antara lain asam
dari sampel air dengan menggunakan Ion Pb(II) salisilat (Teknis), asam kuinildat (Sigma-Aldrich),
Imprinted polimer. Alizadeh dan Somaye[9] telah formaldehida (Merck) dan Cd(NO 3)2.4 H2O (Merck,
menggunakan ion Pb2+imprinted polymer pada ), HCl (Merck), EDTA (Merck) dan bahan kimia
penentuan logam toksik Pb dari berbagai macam lainnya dari Merck.
contoh. Selain itu, Pakade dkk [10] juga telah
berhasil menggunakan IIP untuk mengambil ion
Sintesis Cd- IIP
Cr(VI) dari sulfat dan logam lainnya. Otero-
Romani, dkk[11] berhasil menggunakan IIP untuk Cd(NO3)2.4H2O dan asam quinildat
nikel (Ni) dengan selektivitas yang tinggi terhadap ditimbang masing-masing 1 mmol, dilarutkan
ion Ni2+ sebagai target. Xi-Zhong dan Sun [12] dengan akuades dan diaduk selama 2 jam untuk
menyatakan bahwa penyerapan ion-ion tanah jarang membentuk kompleks biner. Asam salisilat dan
oleh ion imprinted polymer sebagian besar formaldehida dengan perbandingan mol 1 : 3
ditunjukkan oleh voltametri. Pengkayaan ion-ion ditimbang dan dicampurkan dengan kompleks biner
tanah jarang ditunjukkan dengan kurva puncak dalam tabung teflon kemudian ditambahkan 20 mL
deteksi bertambah dengan menggunakan elektrolit HCl 2 M. Polimerisasi dilakukan dalam microwave
lantanida nitrat sebagai pendukung. Guo, dkk [13] pada suhu 140 oC selama 15 menit. Polimer yang
menggunakan ion Nd3+imprinted polymer untuk dihasilkan dicuci dengan akuades kemudian
pengkayaan Nd3+ melalui ekstraksi sebelum dipanaskan dalam oven pada suhu 50 oC, setelah
dilakukan analisis dengan ICP-AES, terhadap kering, polimer digerus dengan mortar dan diayak.
contoh dari lingkungan dengan matriks yang Prosedur ini diulangi untuk pembuatan non
kompleks. imprinted polimer (NIP). Karakterisasi dilakukan
Selain digunakan pada prakonsentrasi, Ion dengan menggunakan FTIR untuk sampel asam
imprinted polimer juga telah banyak digunakan salisilat, kopolimer asam salisilat dan formaldehida,
sebagai membran pada elektrode selektif ion (ESI) kopolimer Cd-IIP dan Cd-IIP setelah pencucian
seperti yang telah dilakukan oleh Alizadeh, dkk [14] dengan EDTA.
pada penentuan konsentrasi ultratrace (ultra runut)
ion Hg2+. Prasad, dkk [15] telah menggunakan IIP
sebagai elektrode selektif ion pada penentuan HASIL DAN DISKUSI
konsentrasi ion logam tanah jarang disprosium (III),
Polimer yang dihasilkan dengan
Dy3+.
menggunakan prosedur di atas berupa padatan
61
P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal. 60-65

berwarna kecoklatan, liat dan kenyal yang berbentuk Formatted: Font: Font color: Black
gumpalan. Setelah beberapa saat dipindahkan ke
petridish dan menjadi keras. Kemudian dipanaskan
dalam oven pada temperatur 50 oC sampai padatan
mengering. Hasil sintesis dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Ion Imprinted Polymer hasil sintesis

Padatan kecoklatan ini tidak larut dalam Gambar 2. Spektrum IR untuk a) Ion Imprinted Polymer (IIP)
akuades, yang dapat dilihat pada warna akuades and b) asam salisilat
yang tetap jernih. Gugus fungsi yang terdapat pada
senyawa hasil sintesis dikarakterisasi dengan FTIR Serbuk ini digunakan untuk analisis selanjutnya.
pada daerah bilangan gelombang 4500 - 340 cm-1. Cd-IIP dikarakterisasi dengan FTIR pada daerah
Gambar 2 menunjukkan Spektrum FTIR bilangan gelombang 3500 – 500 cm-1. Spektrum
Cd-IIP dan asam salisilat yang merupakan bahan FTIR Cd-IIP diberikan pada Gambar 3 yang
dasar pembuatan ion imprinted polymer ini.Serapan memperlihatkan beberapa perubahan pada beberapa
pada bilangan gelombang 3739 cm-1 merupakan puncak. Perubahan ini cukup signifikan untuk
karekteristik untuk vibrasi ulur untuk gugus N-H, menunjukkan bahwa ion Cd(II) lepas dari polimer
sedangkan serapan pada 3035-3400 cm-1 merupakan yang dibuat. Puncak pertama yang berubah pada
karakteristik untuk vibrasi ulur untuk gugus –OH. daerah 1658 cm-1 menjadi 1795. Puncak ini
Terjadi pergeseran ke bilangan gelombang yang merupakan puncak untuk ikatan –C=O, jika melihat
lebih kecil untuk vibrasi –OH ini jika dibandingkan struktur Cd-imprinted polymer berikatan dengan
dengan spektrum IR asam salisilat, hal yang sama atom oksigen dari gugus karbonil ini dan setelah Cd
juga terjadi untuk vibrasi C=O yang mengalami dilepaskan dengan larutan EDTA puncak untuk
penurunan bilangan gelombang dari sekitar 1700 gugus karbonil ini berubah. Puncak pada bilangan
cm-1 menjadi 1662 cm-1. Pergeseran bilangan gelombang 1658 cm-1 pada polimer yang masih
gelombang untuk vibrasi –OH dan C=O ini karena mengikat Cd bergeser ke bilangan gelombang 1795
pada IIP terbentuk dimer asam salisilat. Puncak cm-1 dan intensitasnya menurun. Hal ini juga
serapan karakteristik yang lain adalah untuk >C=N membuktikan bahwa gugus karbonil pada polimer
dan -N=N– pada 1489 dan 1444,6 cm-1. Puncak berperan dalam retensi logam Cd sesuai dengan
pada 1213 cm-1 menunjukkan vibrasi uluruntuk C– struktur Cd-imprinted polymer. Perubahan yang
N. kedua pada daerah sekitar 3400 cm-1, terjadi
Pelepasan Cd(II) pada Cd-imprinted penurunan intensitas. Spektrum Cd-IIP dapat dilihat
polymer dilakukan dengan mengaduk padatan hasil pada Gambar 3.
sintesis dengan menggunakan larutan EDTA 0,05 M
selama 2 jam. Setelah itu, campuran disaring dan Formatted: Font color: Dark Red
dipisahkan dari larutan EDTA 0,05 M, padatan
polimer tadi dicuci lagi dengan akuades untuk
memastikan bahwa kompleks Cd-EDTA yang
terbentuk tidak tertinggal dalam polimer tetapi ikut
larut dengan aquades. Campuran kemudian disaring,
serbuk polimer yang tertinggal dikeringkan di oven
pada temperatur 50oC. Serbuk polimer ini disebut
dengan Cd-imprinted polymer (Cd-IIP) yang Gambar 3. Spektrum Cd-IIP
memiliki cetakan yang spesifik untuk ion Cd(II).
Selain dikarakterisasi dengan FTIR, uji
dengan Scanning electron Microscope Energy
Dieversive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS)
62
P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal. 60-65

dilakukan. Uji SEM bertujuan untuk melihat Serapan pada panjang gelombang 3126-
perbedaan dari citra permukaan Cd-imprinted 3423 cm-1 merupakan karakteristik untuk vibrasi
polymer awal yang masih mengandung ion Cd (II) ulur untuk gugus –OH.
dan Cd -imprinted polimer yang ionnya sudah Formatted: Font: Font color: Black
dilepaskan. Citra permukaan sebelum dicuci terlihat
agak kasar bila dibandingkan setelah dicuci dengan
EDTA.Selanjutnya dilakukan pengukuran EDS
untuk mengetahui apakah ada terjadi pengurangan
komposisi ion Cd(II) setelah kontak dengan EDTA
0,05 M. Foto SEM dan hasil EDS dari IIP dan Cd-
IIP diberikan pada Gambar 4. Hasil EDS Gambar 6. Spektrum Non-Imprinted Polymer (NIP)
menunjukkan bahwa setelah pencucian, Cd yang
terdapat pada polimer IIP telah hilang (Gambar 4 b). Terjadi pergeseran ke bilangan gelombang
yang lebih kecil untuk vibrasi –OH ini jika
dibandingkan dengan spektrum IR asam salisilat Formatted: Font: Font color: Black
(Gambar 2 b), hal yang sama juga terjadi untuk
vibrasi C=O yang mengalami penurunan bilangan
gelombang dari sekitar1700 cm-1 menjadi 1662 cm-
1
. Pergeseran bilangan gelombang untuk vibrasi –
OH dan C=O ini karena pada NIP terbentuk dimer
asam salisilat.
Untuk cincin aromatik pada umumnya dan
khususnya pada daerah sidik jari asam salisilat ada
puncak yang khas yang tajam yaitu pada panjang
gelombang 787 cm-1 dan 698 cm-1. Kedua puncak
tajam yang khas ini disebut ring torsion. Puncak ini
mengidentifikasikan cincin benzena yang
tersubsitusi. Semakin banyak cincin benzena yang
tersubstitusi maka puncak pada panjang gelombang
698 cm-1 dan puncak pada panjang gelombang 787
cm-1 akan bergeser ke panjang gelombang yang
Gambar 4. Foto SEM dan hasil EDS dari a) IIP dan b) Cd-IIP lebih besar atau bahkan hilang. Pada spektrum IR
untuk NIP puncak pada panjang gelombang 698 cm -
1
Sintesis Non Imprinted Polymer (NIP). hilang dan puncak pada panjang gelombang 787
cm-1 bergeser ke bilangan gelombang lebih besar
Material yang diperoleh dari proses dan intensitasnya menurun. Pada NIP, cincin
polimerisasi tanpa penambahan Cd(NO3)2 (NIP) benzena lebih banyak tersubstitusi dibandingkan
berwarna putih kekuningan, liat dan kenyal.Material pada asam salisilat. Pergeseran bilangan gelombang
yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu 50 oC ini cukup baik menunjukkan polimerisasi asam
dapat dilihat pada Gambar 5. salisilat dengan formaldehida sudah berhasil
dilakukan.
Selain menggunakan FTIR, pengambilan
foto SEM-EDS juga dilakukan untuk NIP. Hasil
foto SEM untuk NIP dspat dilihat pada Ganbar 7.
Permukaan NIP yang terlihat dari citra SEM tidak
jauh berbeda dari IIP. Hal ini disebabkan oleh
jumlah kompleks biner Cd-guinaldat yang
ditambahkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan
Gambar 5. Hasil sintesis NIP jumlah mol asam salisilat dan formaldehida.

Karakteristik dari NIP dilakukan dengan


menggunakan FTIR. Spektrum FTIR dari NIP
diberikan pada Gambar 6.

63
P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal. 60-65

Particular Reference to Movement of Metals


Through SoilProfile and Plant. Plant Soil 70:
335-345
5. Sheoran, A.S., and V. Sheoran. 2005 Heavy
metal removal mechanism of acid mine
drainage in wetland: A critical review. Mineral
Engineering 19: 105–116.
Gambar 7. Hasil foto SEM untuk NIP
6. Babel, S., and D. del Mundo Dacera. 2005.
Heavy metals removal from contaminated
KESIMPULAN
slugde for land application: A review, Waste
Management 24: 353–358.
Dari hasil sintesis Cd-IIP yang 7. Mulligan, C.N., R.N. Yong, and B.F. Gibbs.
dilakukan,dapat diambil kesimpulan bahwa Cd-IIP 2001. Remediation technologies formetal-
dapat disintesis dengan menggunakan asam salisilat contaminated soils and groundwater : an
dan formaldehida, yang menghasilkan polimer yang evaluation, Engineering Geology 60: 193-207.
keras dan berwarna kecoklatan. Hasil karakterisasi 8. Chunxiang, L.I, G. Jie, P. Jianming. Z. Zulei,
dengan FTIR memperlihatkan adanya pergeseran and Y. Yongsheng. 2009. Synthesis,
beberapa panjang gelombang daerah vibrasi ulur O- characterization, and adsorption performance of
H, dan C=O pada IIP dan NIP karena terbentuknya Pb(II)-imprinted polymer in nano-TiO2 matrix.
dimer dari asam salisilat setelah terjadi pengikatan Journal of Environmental Science 21: 1722-
logam, dan pada daerah sidik jari (300 – 700 cm-1) 1729.
yang menunjukkan bahwa asam salisilat telah 9. Alizadeh, T. \and A. Somaye. 2011.
terpolimerisasi. SEMmemperlihatkan perbedaan Preparetion of nano-sized Pb2+ imprinted
citra permukaan antara IIP dan Cd-IIP, permukaan polymer and its applications as the chemical
IIP kasarsedangkan Cd-IIP halus. Hasil EDS interface of an electrochemical sensor for toxic
menunjukkan bahwa setelah pencucian dengan lead determination in different real samples,
EDTA, Cd pada IIP telah hilang. Journal of Hazardous Materials 190: 451-459.
10. Pakade, V., E. Cukrowska, J. Darkwa, N.
Torto, and L. Chimuka. 2011. Selectiver
UCAPAN TERIMA KASIH removal of chromium (VI) from sulphate and
other metal anions using an ion-imprinted
Penulis mengucapkan terima kasih kepada polymer, Water SA 37(4): 52 – 57.
Universitas Hasanuddin dan LP2M atas bantuan 11. Otero-Rumani, J., Moredo-Pineiro, A., A.
dana penelitian serta kepada semua pihak yang Bermejo-Barrera., and A. Martin-Esteban.
membantu sehingga penelitian ini dapat terlaksana. 2009. Ionic imprinted for nikel recognition by
using the bi-fungctionalized 5-vinyl-8-
hydroxyquinone as a monomer: Application as
REFERENSI a new solid phase extraction support.
Microchemical Journal 93: 225-231.
1. Ahluwalia, S.S., and D. Goyal. 2005.Microbial 12. Xi-Zhong, L., and Y.-P.Sun. 2007. Evaluation
and Plant derived biomass for removal of heavy ionic imprinted polymers byelectrochemical
metals from wastewater. Bioresource recognition of rare earth ions, Hidrometallurgy,
Technology 98(12): 2243 – 2257. 87: 63-71.
2. Azevedo, J.A., and A.A.Ricardo. 2006. Heavy 13. Guo, J., C. Jibau, dan S. Qingle. 2009, Ion
metals and oxidative stress: where do we go Imprinted polymer particles of neodymium:
from here?. Community in Biometry Crop synthesis, Characterization and selective
Sciences 1 (2): 135-138. recognition, Journal of Rare Earths 27(1): 22-
3. Rammika, M., D. Godfred, T. Zenixole, S. 27.
Joyce, and T. Nelson. 2011. 14. Alizadeh, T., R.G. Mohammad, P. Nourozi,
Dimethylglyokxime based ion-imprented M.Zare, and M. Housain. 2011. A carbon paste
polymer for the determination of Ni(II) ions electrode impregnated with Cd2+ imprinted
from aqueous samples, Water SA 37(3): 321- polymer as a new and high selective
329. electrochemical sensor for determination of
4. Khan, D.H., and B. Frankland. 1983. Effect of ultratrace in water samples. J.
cadmium and Lead on Radish Plants with Electroanalyticaly Chemist 657: 98-106.

64
P. Taba dkk./MANASIR vol. 1 no. 1 (2013), hal. 60-65

15. Prasad, K., R. Kala, T. P. Rao, dan G.R.K. of dysprosium (III) ions. Analytica Chimica
Naidu. 2006. Ion imprinted polymer based ion- Acta 566(1): 69-74.
selective electrode for the trace determination

65

Anda mungkin juga menyukai