Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PENGELOLAHAN
MIENERAL BIJI

TUGAS UAS

OLEH :
MOH.SUDANDI
F12117033

PALU
2022
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) TEKNOLOGI PEMISAHAN

MINERAL Jurusan Kimia FMIPA UNTAD Kamis, 14 Mei 2020 Waktu (13.15 –

14.55 WITA), Ruang FMIPA Daring Dosen : Ninasafitri, S.Si.,M.T Via Google

classroom (Kode Kelas : rusly4y), Email dan WA

SOAL

1.Jelaskan proses recovery emas dengan metode Adsorpsi dengan karbon aktif

(carbon in pulp (CIP), carbon in leach (CIL),carbon in column (CIC))

2. Jelaskan proses ekstraksi seng dengan metode Direct Pressure Leaching dan

Direct Atmospheric Leaching disertai flowsheet (bagan alir) dan penjelasan

masing-masing tahapan ekstraksinya dari ore (Bijih) hingga metal.

3. Proses ekstraksi timbal secara hidrometaurgi dapat dilakukan dengan pelindian

timbal menggunakan basa, Jelaskan metode tersebut dari ore (Bijih) hingga metal

di sertai flowsheet.

4. Proses ekstraksi timbal secara hidrometaurgi dapat dilakukan dengan pelindian

timbal menggunakan asam, Jelaskan metode tersebut dari ore (Bijih) hingga metal

di sertai flowsheet.

JAWABAN

1. Ion kompleks sianida-emas dengan mudah teradsorpsi ke dalam karbon aktif

dan bisa didesorpsi melalui berbagai metode. Adsorpsi ion-ion kompleks emas

(khususnya ion disianoaurat (I)) pada karbon aktif merupakan dasar dari teknik

modern untuk proses ekstraksi emas. Proses ini sangat efektif dan telah menjadi
faktor utama dalam memperbaiki produktifitas industri tambang emas selama 25

tahun terakhir (S.,Mansooreh, Tahereh Kaghazchi,2007). Proses Sianida yang

didasarkan pada recovery melalui adsorpsi kabon aktif dari larutan pelindian yang

mengandung emas low-grade (konsentrasi) telah dikembangkan sejak 1970-an

dan sampai sekarang 85% recovery emas telah dilengkapi dengan teknik ini.

Adsorpsi dengan karbon aktif Unit proses

- pemuatan (loading) karbon C-OH + Au(CN)2

- C-Au(CN)2 + OH-

- pelucutan (stripping) karbon = PROSES ELUSI (elution) C-Au(CN)2 + OH-

C-OH + Au(CN)2

- Larutan hasil proses elusi = ELUATE ecovery Au dari larutan hasil elusi

dilakukan dengan electrowinning/proses elektrokimia

Sementasi dengan serbuk seng (MERRIL-CROW PROCESS) Serbuk seng

digunakan untuk mengendapkan Au dan Ag dari

larutan hasil pelindian

Deaerasi dalam vacuum dan penghilangan partikel- partikel halus pengotor harus

dilakukan sebelum sementasi karena kehadirannya meningkatkan konsumsi

serbuk seng.
Beberapa kelemahan:

 harga serbuk seng mahal, tidak ekonomis untuk bijih dengan kadar Au

rendah

 kesulitan dalam proses filtrasi larutan sesudah sementasi khususnya jika

bijih mempunyai ukuran butir yang halus Karena beberapa kelemahan

tersebut dalam tahun-tahun terakhir proses Merril Crow digeser oleh

proses adsorpsi dengan karbon aktif.

Merril Crow proses sesuai terutama untuk bijih dengan kadar Au dan Ag tinggi.

2.
 Roasting: Mengkonversi konsentrat ZnS menjadi kalsin ZnO ZnS + 1,5O2

= ZnO + SO2

 Leaching: dilakukan 2 tahap. ZnO + H2SO4 = ZnSO4 + H2O

 Pemurnian larutan hasil leaching

 Presipitasi besi (proses Goethite, Jarosite dan Hematite)

 Sementasi Cu, Ni, Co, Cd dengan serbuk seng. • Serbuk seng merupakan

komponen utama biaya operasi

 Electrowinning

• Reaksi di katoda: Zn2+ + 2e = Zn

• Reaksi di anoda: H2O = 1/2O2 + 2H+ + 2e

3.Hidrometalurgi merupakan proses ekstraksi dan proses produksi logam dengan

memanfaatkan reaksi kimia atau larut dalam suatu

media pelarut tertentu.

 Proses ini biasa nya terdiri dari proses pelindian (leaching) diikuti dengan

memproses larutan induk (ekstrak) baik secara kimia maupun

elektrokimia dengan tujuan pemisaha.

 Proses ini menjadi ekonomis karena dapat dilakukan pada biji mineral

berkadar rendah(Jackson, 1986).

 Pemilihan pelarut biasanya dilakukan dengan memilih pelarut yang

mampu melarutkan mineral yang berharga agar dapat terpisah dari

mineral yang tidak diinginkan.


 Proses hidrometallurgi akan menjadi lebih ekonomis apabila pelarut yang

digunakan dapat didaur ulang sehingga bisa digunakan kembali kedalam

proses (Habashi, 1997).

 Proses ekstraksi timbal secara hidrometaurgi dapat

dilaukan dengan :

1. Pelindian Timbal Menggunakan Basa

2. Pelindian Timbal Menggunakan Asam

 Secara umum proses pelindian ini menggunakan asam-asam mineral

seperti asam sulfat, asam nitrat, dan asam klorida.

Dalam larutan asam asetat dengan menggunakan oksidator hidrogen

peroksida. Serangkaian percobaan pelindian agitasi pada tekanan atmosfer

telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi asam asetat,

konsentrasi hidrogen peroksida, temperatur dan kecepatan pengadukan

terhadap persen ekstraksi Pb. Kinetika pelindian Pb dipelajari pada temperatur

30, 40 dan 50 °C dengan pendekatan model shrinking core untuk menentukan

konstanta laju proses, pengendali laju dan energi aktivasi proses pelindian Pb.

Hasil-hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstraksi Pb dari bijih galena dapat

dilakukan dengan baik melalui pelindian bijih secara langsung dalam larutan

asam asetat menggunakan oksidator H2O2 pada tekanan atmosfer. Persen

ekstraksi Pb tertinggi yaitu 92,3% diperoleh dari percobaan dengan

konsentrasi asam asetat 3 molar, H2O2 0,5 molar, temperatur 50 °C dengan

kecepatan pengadukan 200 rpm pada ukuran bijih -200 mesh. Konsentrasi

asam peroksida harus dijaga pada level tertentu untuk mencegah terjadinya
presipitasi timbal sulfat yang mengakibatkan penurunan persen ekstraksi

timbal. Hasil studi kinetika menunjukkan bahwa laju pelindian Pb dari bijih

galena dalam larutan asam asetat dan oksidator H2O2 terkendali oleh reaksi

antarmuka dengan energi aktivasi 54,52 kJ/mo

Anda mungkin juga menyukai