Anda di halaman 1dari 16

Desulfurisasi

Batubara

Ardhi Farid Nur Hidayat


(121180107)
Milda Dwi Anggraeni
(121180135)
Firda Ellysa
(121180136)
Teknologi Desulfurisasi Batubara
Desulfurisasi batubara merupakan suatu proses penurunan kadar
sulfur dari batu bara. Kandungan sulfur tersebut dapat menyebbkan
pencemaran lingkungan, kerusakan (korosif) serta memperpendek umur
alat. Agar batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
maka terlebih dahulu diakukan proses disulfurisasi. Desulfurisasi
batubara dibutuhkan tidak hanya meminimalkan pencemaran lingkungan
yang diakibatkan oleh emisi dari sulfur dioksida selama pembakaran,
tetapi juga menigkatkan kualitas batubara.
Proses penangkapan unsur ‘S’ atau desulfurisasi batubara:

1. Kimia
2. Biologi
3. Fisika
A. Metode Fisika

Teknologi yang digunakan dalam Metode Fisika:


a.Pemisahan magnet
Dalam proses pemisahan magnet dilakukan atas perbedaan muatan
listrik bahan dalam campuran. Sulfur dalam bentuk pirit (FeS2), memiliki sifat
paramagnetik, dapat melekat pada magnet sehingga dapat dipisahkan dari
campuran batubara. Metode ini membutuhkaan power untuk menggerakan
magnet dan mengalirkan batubara. Namun metode ini agak sulit mereduksi abu
batubara khusunya jenis abu yang mengandung logam-logam diamagnetik
sehingga fixed karbon dan nilai karbon dipertahankan.
b. Kolom flotasi

Metode ini sudah banyak digunakan secara komersial oleh industri


batubara. Devisi riset empire coral company di Ohino merancang kolom flotasi
dengan skala pilot plant, diamater 8 inchi (0,2m ) dan tinggi 30 ft (9m) atau
perbandingan L/D = 45, Penelitian ini menyimpulkan bahwa kolom flotasi
mampu memisahkan sampai 70% sulfur pirit dan 80% abu batubara.
c. Flokasi selektif

Metode ini dikembangkan untuk mnigtakan efisiensi pengurangan


kadar sulfur dari batubara dengan kolom flotasi konvensional. Prinsip
pemisahan dengan penambahan reagent flokulan kedalam kolom flotasi yang
secara selektif mampu membentuk flok batubara sehingga meningkatkan
efisiensi pemisahan.
B. Desulfurisasi Secara Kimia
Beberapa metode desulfurisasi batubara secara kimia antara
lain sebagai berikut:
a. Desulfurisasi menggunakan metode etanol
Metode ini efektif untuk mengurangi sulfur anorganik dan sulfur
organik dalam batubara. Jenis reaktor yang digunakan terdiri dari
fluidized bed dan moving bed.

b. Desulfurisasi dengan proses oksidasi selektif


Proses desulfurisasi dilakukan pada reaktor fluidisasi pada suhu
antara 650- 800F dengan menggunakan uap dan udara. Proses ini
mampu mengurangi kadar sulfur total sebesar 95% dengan
mengilangkan panas rata-rata sebesar 15%. Gas SO2 yang dihasilkan
proses ini kemudian di proses lebih lanjut dalam unit DeSOx
c. Desulfurisasi Menggunakan Asam Sulfonat Triflorometan (TFMS).
Metode ini menggunakan pelarut organik (toluena) dan asam sulfonat
triflorometan sebagai katalis. Metode ini dikembangkan hanya untuk
mengurangi kadar sulfur organik yang sulit diselesaikan dengan metode
konvensional. Proses desulfurisasi dilakukan dalam reaktor slurry pada suhu
sekitar 200 C. Pada konsentrasi TFMS 45,2% mmol/g batubara diperoleh tingkat
desulfurisasi 48,7%.
d. Desulfurisasi menggunakan solusi barium klorida
Metode ini umumnya hanya efektif untuk menghilangkan sulfur anorganik
terutama pirit. Redeuksi sulfur organik tidak efektif dengan pereaksi ini karena
BaCl2 merupakan oksidator lemah. Disamping itu, sulitnya pemisahan
endapan BaSO4 yang terbentuk dipeoses menjadi masalah lain sehingga metode
ini kurang dikembangkan.
e. Desulfurisasi menggunakan oksidator besi sulfat atau besi klorida
Metode ini cukup efektif untuk mengurangi kadar sulfur khusus sulfur
anorganik (pirit) dalam batubara. Prinsip utama desulfurisasi ini adalah
dengan menggunakan reaksi oksidasi reduksi. Keuntungan proses ini adalah
larutan Fe2(SO4)3, memungkinkan direcovery untuk digunakan kembali
sehingga dapat menghemat biaya produksi, tetapi laju reaksinya relatif lambat
pada suhu kamar
Tahapan proses desulfurisasi secara kimia yaitu :
A. Oksidative ( temperatur penguraian batubara dibawah 400 C)
2) Meyers Proses
1)Zat Pengoksidasi Proses tersebut berdasarkan oksidasi kandungan sulfur
bentuk pirit dalam batubara dengan menggunakan larutan
Pada proses oksidasi untuk Ferric sulfate panas, tanpa menghilangkan asam organik.
menghilangkan sulfur yang terkandung a. Batubara : Berukuran 1,4 mm
b. Pereaksi : Fe2 (SO4)3
batubara menggunakan zat pengoksidasi c. Temperature:100-130C
sebagai berikut: d. Waktu: 5-6 jam
a.Metal ions ( Fe+3, Hg+2,Ag+2) e. Tekanan: 3-6 atm
f. Pirit dioksidasikan menjadi ferrous sulfate, H2SO4 dan
b.Strong acids ( HNO3+, HClO4) unsur S
c. O2,Cl2,SO2,H2O2 dan udara. g. Penghilangan Pyritic-S: 83-99%
h. As, Cd, Mn, Pb dan Zn juga dihilangkan.

3). Reaksi oksida desulfurisasi sebagai berikut:


4). Reaksi Oksidase Sulfurisasi secara 5FeS2 + 23Fe2(S04) 3 + 24H20-> 51FeSO4 + 4S
umum: (O2 ditambahkan untuk mengoksidasi FeSO4 agar
kembali menjadi):
•2FeS2 + 7O2 + 2H2O  2FeSO4 +2H2SO4
Fe2(SO4)3 4FeSO4 + 2H2SO4 + O22Fe2(SO4)3 + 2H20
•4FeSO4 + O2 + 2H2SO4  2Fe2(SO4)3 + Netralısasi batu kapur untuk menghilangkan
2H2O kelebihan sulfat:
Fe2(SO4)3+CaO  3CaSO4 + Fe2O3 FeSO4 + CaO 
•Fe2(SO4)3 + 3H2O  Fe2O3 + 3H2S04
CaSO4 + FeO
B. Caustic (temperatur penguraian batubara dibawah 400C) C. Reduksi (proses hidrosulfurisasi pada suhu> 440 C).

Reaksi yang terjadi pada proses reduksi adalah


1)Reaksi Desulfurisasi menggunakan kaustik: sebagai berikut:
• 2FeS2 + 6NaOH 2NaFeO2 + Na2S + 2H2O + O2 FeS2 + H2 → FeS (s) + H2S (g) FeS + H2  Fe + H2S (g)
• Coal-S + 2NaOH Coal-O + Na2S + H2O

2). Molten Caustic Leaching (MCL)


Proses MCL konvensional menggunakan campuran
NaOH + KOH (1: 1), atau NaOH + KOH + Ca(OH)2
pada suhu 370-390C selama 2-3 jam.
C. Desulfurisasi biologi

– Proses desulfurisasi secara mikrobiologi dapat dilakukan dengan cara


pengoksidasian pyrite, unsur S, dan S-organik oleh bakteri. Salah satu bakteri
yang digunakan dalam insutri penambangan ialah bakteri pengoksidasi besi dan
sulfur T.ferroxidans . T. ferooxidans merupakan bakteri yang penting dalam
biodesulfurisasi batubara karena dapat megoksidasi pirit (FeS2) secara
langsung. Walaupun begitu proses desulfurisasi batubara hanya memanfaatkan
salah satu kinerja bakteri akan menghasilkan desulfurisasi yang kurang optimal.
Biodesulfurisasi secara kultur gabungan dengan menggunakan berbagai bakteri
dapat membuahkan hasil yang lebih baik .
Macam tipe desulfurisasi batubara

A.Tipe Basah
Dikatakan tipe basah karena dalam proses pengurangan
gas SO2, gas tersebut disemprotkan dengan air yang telah dicampur
dengan kapur tohor akan menghasilkan gimpsum dan limbah cair.
Beberapa model dikenal antara lain :

1. Model limestone-gypsum process


Dengan mempergunakan limestone/lime sebagai absorben.
B.Tipe Kering
– Tipe kering karena bahan-bahan padat seperti oksida metal dan arang aktif
digunakan sebagai pengikat sulfur
– Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif yang optimal digunakan
untuk desulfurisasi gas hasil gasifikasi gas batubara adalah karbon aktif yang
dibuat dengan perbandingan sampel 1:3 dengan waktu perendaman 60 menit
dan dikarbonisasi pada suhu 800 derajat Celsius yang memiliki gugus fungsi
dengan ikatan O-H, C=C dan C=O.
KESIMPULAN

– Kandungan Sulfur dan persenyawaannya dalam batubara harus


dihilangkan agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan baik itu hujan asam maupun proses korosi. Metode
pemisahan oksida sulfur yang lebih dikenal dengan istilah desulfurisasi
dapat dilakukan dengan metode kimia, biologi, dan fisik serta dengan
dua sistem seperti desulfurisasi tipe basah (wet method) dan
desulfurisasi tipe kering (dry method). Dalam perkembangannya
disulfurisasi tipe basah paling banyak digunakan karena lebih efisien,
efektif mudah pengoperasiannya serta hasil samping yang dapat
dimanfaatkan.

Anda mungkin juga menyukai