Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mata kuliah Pengolahan Mineral, pemisahan mineral dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara tergantung jenis mineral yang akan diproses. Ada pemisahan
berdasarkan sifat gravitasi, magnet, listrik dan permukaan zat. Dalam makalah ini akan
dibahas pemisahan berdasarkan sifat permukaan zat atau flotasi. Flotasi berasal dari kata
‘float’ yang artinya mengapung, dalam pemisahan ini zat/mineral yang mengapung
(hidrofobik) akan dibuang atau bisa disebut sebagai tailing dan yang tetap dalam air
(hidrofilik) akan diambil sebagai konsentrat. Dengan dibuatnya makalah ini maka mahasiswa
diharapkan mampu mengerti dan memahami materi-materi yang nanti akan dibahas serta
dipresentasikan.

1.2 Tujuan
Malakah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan
Mineral, sekaligus membuat mahasiswa mengerti, dan memahami materi Pengolahan
Mineral tentang Flotasi yang nanti akan dibahas serta dipresentasikan.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari makalah ini meliputi materi-materi yang akan dibahas dan
dipresentasikan mulai dari pengertian umum hingga pengaplikasian pada soal-soal.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Flotasi merupakan proses pemisahan satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya
dengan metode pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya dengan
bantuan gelembung udara sampai ke permukaan air. Secara spesifik pemisahan ini disebut
flotasi buih (frots flotation).

Operasi pemisahan ini pada dasarnya memanfaatkan perbedaan sifat kimia-fisika


permukaan mineral, perbedaan sifat yang dimaksud didasarkan pada respon permukaan
sifat mineral ketika berada dalam air. Sifat permukaan ini dibagi dua hidrofilik dan
hidrofobik.

Hidrofilik dan hidrofobik, secara bahasa hidro berarti air, filik berati suka dan fobik
berarti takut. Jadi hidrofilik adalah zat yang dapat dilarutkan dalam air. Sedangkan
hidrofobik adalah zat yang tidak dapat larut dalam air tapi larut dalam minyak, dalam proses
flotasi zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan terbawa ke
permukaan larutan dan membentuk buih sehingga dapat dipisahkan dari cairan tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Flotasi

1. Dispersed Air Flotation

Proses yang terjadi pada flotasi ini adalah gelembung udara dan partikel
hidrofobik bergabungdan kemudian mengapung untuk kemudian dipisahkan. Dalam
flotasi ini gelembung udara yang terbentuk lebih besar, oleh karena itu flotasi jenis
ini sering digunakan untuk pemisahan bahan-bahan tambang dan logam-logam besar
misalnya pada pemisahan logam Fe, Cu, Ni, dan Cr. Selain itu, biasa digunakan untuk
proses daur ulang kertas.

2. Dissolved air Flotation

Pada flotasi ini gelembung udara yang dihasilkan lebih kecil (antara 70-90
mikron). Jenis flotasi ini sering digunakan pada proses water treatment yakni proses
pemisahan secara fisika yang menggunakan air dalam keadaan saturated untuk
kemudian memisahkan padatan yang terdapat dalam air. Padatan tersebut akan
diikat oleh gelembung udara dan akan mengambang di permukaan larutan
3

3. Spontaneous Flotation

Flotasi jenis ini terjadi secara spontan sesuai namanya, apabila massa jenis
dari zat/mineral lebih kecil dari massa jenis air maka secara langsung pemisahan
terjadi, dimana zat/mineral akan mengendap.

4. Vacuum Flotation

Pada jenis flotasi ini proses yang terjadi adalah pelarutan udara di dalam air
buangan pada tekanan atmosfer lalu divakumkan dengan tekanan yang lebih rendah
sehingga akan menurunkan kelarutan udara dalam air, udara akan keluar dari larutan
dalam bentuk gelembung-gelembung halus

2.3 Prinsip dan Syarat Flotasi

Sebagai salah satu metode pemisahan flotasi memilik prinsip dan syarat agar bisa
dianggap layak digunakan. Berikut adalah bebarapa prinsip dan syarat flotasi.

- Prinsip Flotasi :
1. Penempelan (partikel) mineral pada gelembung udara.
2. Gelembung udara harus stabil.
3. Ada sifat float (mengapung) dan sink (mengendap).
- Syarat Flotasi :
1. Terdapat gelembung udara dalam cairan (0.5” - 1.0”).
2. Ukuran partikel harus halus dan sesuai dengan butir mineral (48# –
50#).
3. Derajat liberasi tinggi.
4. Feed berbentuk pulp (lumpur).
5. Memiliki sudut kontak yang baik sekitar 60o – 90o. Dengan sudut
yang baik maka usaha adhesinya pun besar, sehingga udara dapat
menempel pada permukaan mineral, jadi mineral dapat
mengapung. Sudut kontak sendiri merupakan sudut yang dibentuk
antara gelembung udara dengan mineral pada suatu titik singgung.
6. pH kritis. pH kritis merupakan pH larutan yang mempengaruhi
konsentrasi kolektor dalam pengapungan mineral.
4

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Flotasi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses kerja flotasi antara lain :

1. Ukuran Partikel

Ukuran partikel, jika terlalu besar cenderung mengendap sehingga


susah untuk terflotasi jadi ukuran partikel harus sesuai oleh karena
ditekankan agar mineral berbentuk pulp (lumpur)

2. pH Larutan

pH tidak boleh tinggi karena partikel cenderung mengendap pada pH


yang tinggi.

3. Kolektor

Kolektor akan mengubah sifat partikel dari hidrofilik menjadi


hidrofobik.

4. Ukuran Gelembung Udara

Dengan adanya perbedaan sifat hidrofilik dan hidrofobik peran ukuran


gelembung sangat diperhitungkan sebagai media pemisah seperti logam
berat diman dibutuhkan ukuran gelembung udara yang lebih besar.

5. Laju Udara

Laju udara berfungsi mengikat partikel yang bersifat hidrofobik, dan


persen padatan. Berfungsi juga untuk mengalirkan konsentrat ke dalam
louder.

6. Modifier

Bahan kimia an-organik yang berfungsi mempengaruhi kerja kolektor.

7. Frother (Pembusa)

Berguna untuk menstabilkan gelembung udara dalam air, contoh :


deterjen.
5

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa teori diatas tentang flotasi dapat disimpulkan bahwa :

- Flotasi merupakan proses pemisahan satu mineral atau lebih dengan


mineral lainnya dengan metode pengapungan.
- Hidrofilik adalah zat yang dapat dilarutkan dalam air. Sedangkan
hidrofobik adalah zat yang tidak dapat larut dalam air.
- Jenis-Jenis Flotasi
1. Dispersed Air Flotation
2. Dissolved air Flotation
3. Spontaneous Flotation
4. Vacuum Flotation
- Prinsip Flotasi
1. Penempelan (partikel) mineral pada gelembung udara.
2. Gelembung udara harus stabil.
3. Ada sifat float (mengapung) dan sink (mengendap).
- Syarat Flotasi
1. Terdapat gelembung udara dalam cairan (0.5” - 1.0”).
2. Ukuran partikel harus halus dan sesuai dengan butir mineral
(48# – 50#).
3. Derajat liberasi tinggi.
4. Feed berbentuk pulp (lumpur).
5. Memiliki sudut kontak yang baik sekitar 60o – 90o.
6. pH kritis
- Faktor-faktor yang mempengaruhi Flotasi
1. Ukuran Partikel
2. pH Larutan
3. Kolektor
4. Ukuran Gelembung Udara
5. Laju Udara
6. Modifier
7. Frother (Pembusa)

Anda mungkin juga menyukai