Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Pada umumnya bijih yang berasal dari Tambang terdiri dari beberapa mineral
yang saling mengikat. Jadi pekerjaan lanjutan untuk bijih tersebut adalah
pekerjaan memisahkan mineral berharga dari mineral-mineral pengotor atau
sampah-sampah lainnya.
Untuk memisahkan mineral berharga dari pengotor-pengotornya terdapat
beberapa cara dan salah satu cara yang akan dijelaskan berikut ini adalah cara
pemisahan berdasarkan perbedaan sifat permukaan masing-masing mineral yang
disebut dengan cara “FLOTASI”.
Pemisahan dengan cara Flotasi dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat-sifat
mineral itu yaitu:
a. Bersifat HYDROPHOBIC (Tidak bisa dibasahi air).
b. Bersifat HYDROPHYLIC (Dapat dibasahi air).
Dengan perbedaan sifat-sifat meneral tersebut diatas dan dengan cara Flotasi,
mineral-mineral dapat dipisahkan dengan 2 macam produksi yaitu produksi yang
dapat dibasahi air (Hydrophylic) dan yang tidak bisa dibasahi air (Hydrophobic)
atau Concentrate dan Tailing.
Berikut ini adalah penjelasan ringkas mengenai proses Flotasi yang disiapkan
untuk pegangan operator–operator Mill Departemen PT BHP. I Kelapa Kampit
Belitung dalam mengoperasikan SULPHIDE FLOTATION PLANT.
PT.BHP.I Kelapa Kampit Belitung yang mulai berproduksi bulan April 1975
adalah sebuah tambang dalam (under Ground Mining) yang bergerak dibidang
penambangan timah dimana mineral sulphida sebagai pengotor - pengotornya.

Terima kasih.

Timba Sinaga
8 January 1980

 FLOTASI.

1
Flotasi atau Pengapungan partikel-partikel adalah salah satu cara untuk
memisahkan mineral berharga dari mineral-mineral pengotornya.
Pemisahan bisa terjadi karena adanya perbedaan sifat permukaan partikel-
partikel yaitu partikel yang saling tarik menarik dengan air (Gaya Adhesi)
yang disebut partikel bersifat hydrophylic dan partikel-partikel lainnya
yang tidak tarik menarik dengan air yang disebut partikel bersifat
hydrophobic. Sebagai gambaran, dibawah ini dapat dilihat bagaimana
mekanisme yang terjadi apabila kedua macam partikel tersebut ditetesi
air.

Jadi, apa yang terjadi pada proses flotasi adalah proses pemisahan antara
Partikel-partikel hydrophobic (disebut concentrate) dengan partikel-
partikel hydrophylic (disebut tailing). Mengapa partikel hydrophobic bisa
naik kepermukaan slurry sedangkan partikel hydrophylic tidak bisa naik ?.
Anda harus mengetahui persyaratan-persyaratan atau bahan-bahan kimia
yang diperlukan untuk merobah partikel - partikel itu menjadi
hydrophobic dan yang lainnya tetap hydrophylic.
Ada 3 golongan bahan-bahan kimia yang digunakan didalam proses
flotasi antara lain :
- COLLECTORS.
- FROTHERS.
- MODIFIERS

 COLLECTOR.
Collector adalah bahan kimia utama proses Flotasi, collector
berfungsi untuk menyelimuti permukaan partikel sehingga anti
terhadap air (hydrophobic) seperti daun talas atau minyak didalam
air. Bahan-bahan kimia yang bisa merobah permukaan partikel
menjadi hydrophobic disebut COLLECTORS. Di Tambang Timah
Belitung digunakan reagent Photasium Amyl Xanthate (PAX)
sebagai collector mineral sulphida. Banyak jenis reagent collector
yang bisa merobah sifat permukaan partikel menjadi hydrophobic,

2
dan yang cocok di Belitung adalah PAX (cocok untuk mencapai
recovery yang ekonomis dan effisien). Proses pemisahan kedua
mineral yang berbeda sifat ini disebut Prosess secara “SULPHIDE
FLOTASI”.
 FROTHERS
Frother berfungsi untuk membentuk busa. Busa menyerap udara
didalam slurry membentuk gelembung-gelembung udara dan naik
kepermukaan membawa mineral-mineral hydropobic. Jika tidak
ada busa dan yang ada hanya gelembung udara saja, maka
gelembung udara tersebut akan pecah jika sudah sampai
dipermukaan air sehingga mineral hydropobhic akan kembali
kedalam slurry. Peran utama frother didalam flotasi ialah untuk
mestabilkan gelembung-gelembung udara dipermukaan slurry
(tidak pecah). Partikel-partikel hydrophobic yang ikut bersama busa
ini disebut “CONCENTRATES”.
Banyak jenis-jenis frother, jenis yang dipakai untuk Sulphide
Flotation Tambang Timah Belitung adalah DOW FROTH 250
pemakaian frother ini didasarkan kepada nilai ekonomis dan
effisiensi proses dalam mencapai recovery yang dikehendaki karena
tiap frother berbeda sifat dan kekuatannya
 MODIFIERS.
Didalam praktiknya sehari-hari, collector juga dapat menyelimuti
mineral-mineral pengotor tertentu atau collecor yang diberikan
tidak mampu menyelimuti mineral-mineral yang diinginkan karena
ada hambatan-hambatan, jika ini dibiarkan maka akan diperoleh
hasil concentrate yang bermutu rendah atau mineral-mineral yang
dinginkan ikut terbuang ketailing. Oleh karena itu perlu penekanan-
penekanan terhadap mineral-mineral yang tidak diinginkan agar
tidak diselimuti oleh collector dan tetap bersifat hydrophilic dan
untuk mineral-mineral yang diinginkan tetapi tidak bisa diselimuti
harus dibersihkan permukaannya sehingga bisa diselimuti oleh
collector. Penekanan-penekanan mineral-mineral yang tidak
dinginkan dan pembersihan permukaan mineral ini adalah tugas-
tugas MODIFIER.
Modifier digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
- DEPRESSANTS.
- ACTIVATORS.
- ph REGULATORS.

1. Depressants.

3
Depressant ialah reagent-reagent yang berfungsi untuk
mencegah mineral-mineral yang tidak diinginkan ikut
diselimuti oleh collector sehingga concentratenya bersih.
2. Activators.
Activator ialah reagent yang berfungsi untuk menyiapkan
atau membersihkan permukaan-permukaan partikel sehingga
bisa diselimuti oleh collector.
3. pH Regulators.
Keasaman air atau pH yang sesuai berfungsi untuk
mengoptimalkan kinerja bahan-bahan kimia dan bijih
mineral, oleh karena itu perlu pengaturan pH sesuai dengan
yang diinginkan sehingga tercapai operasi yang optimal.
Biasanya bahan kimia yang dipakai untuk pengaturan pH ini
ialah Kapur, Soda Ash, dan Asam Sulphida.
Masih ada bahan-bahan kimia lain yang dipakai dioperasi-
operasi tertentu yang disebut sebagai DISPERSANTS yang
berfungsi untuk membuang slimes clay dari permukaan
partikel sehingga menjadi bersih dan bisa diselimuti oleh
collector dan ada pula bahan-bahan kimia yang disebut
sebagai PRECIPITANTS yang berfungsi untuk membuang
ion-ion dari solution.

4
 Jenis-Jenis Peralatan Flotasi.
Flotasi memerlukan udara atau angin untuk menciptakan gelembung-
gelembung didalam slurry. Metode-metode penyuntikan angin kedalam
flotasi berbeda-beda aplikasinya sehingga peralatan Flotasi terbagi
menjadi beberapa golongan perlatan :
1. Mechanical (Sub Aeration)
2. Pneumatic
3. Vacuum
4. Electroflotation
5. Dissolved Air Flotation
Namun yang umum dipakai di Industri pertambangan ialah Mechanical
dan Pneumatic Flotation yang akan kita bicarakan berikut ini.
 Mechanical Flotation Cells
Flotasi tipe seperti ini, slurry dikocok oleh sebuah impeller dengan
kecepatan yang diperlukan sehingga terjadi turbulansi didalam cell.
Partikel hydrophobic yang bergerak terus dibawa lengket kedinding
gelembung dan naik kepermukaan. Dengan Umpan atau Feed yang terus-
menerus, gelembung atau busa akan meluap dari bibir flotasi kelounder
atau disapu keluar (masuk kelounder) dengan alat mekanik (scraper).
Flotasi atau operasi yang terus-menerus tidak bisa hanya dengan memakai
satu cell saja karena pintu masuk dan keluar slurry terlalu dekat yang bisa
mengakibat partikel bypass (langsung keluar) ke tailing. Oleh karena itu
flotasi dibuat 8-12 cell dalam satu seri dan penggabungan cell-cell ini
sekaligus menambah waktu olah (Residence Time) didalam flotasi
sehingga menambah waktu kepada partikel untuk bergabung dengan busa.
Berikut ini gambar gabungan cell-cell Flotasi.

5
 Pneumatic Flotation Cells
Flotasi tipe seperti ini, slurry dan udara diinjeksikan kedalam cell melalui
nozzle yang membuat udara dan partikel menjadi kontak. Penyuntikan
udara kealam cell tidak saja untuk keperluan aerasi tetapi juga untuk
menggerakkan dan mensirkulasikan partikel-partikel oleh karena itu
diperlukan udara yang banyak sebagai akibatnya tidak banyak perusahaan
yang memakai tipe ini.

 Operasi.
Untuk memperoleh kadar concentrate yang tinggi, beberapa perusahaan
memasang Flotasi dengan beberapa seri, seri pertama disebut Rougher
Stage yang terdiri dari 8 – 12 cell dan seri kedua disebut Cleaner stage
yang terdiri dari 4 – 6 cell dan seri ketiga disebut Recleaner stage yang
terdiri dari 2 cell seperti ditunjukkan pada sirkuit berikut ini:

6
Ukuran umpan atau Feed yang masuk ke Flotasi berukuran kira-kira 80
mikron dengan kekentalan 40 – 45 % solid. Kekentalan umpan ini akan
mempengaruhi residence time didalam flotasi. Penyetelan Classification
sangat penting untuk memperoleh ukuran yang sesuai. Peran-Peran
penting Operator untuk mencapai operasi yang baik ialah menjaga
kekentalan, ukuran butiran, penambahan bahan-bahan kimia dan
kestabilan busa dipermukaan slurry.

Anda mungkin juga menyukai