Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA


Desulfurisasi Batubara

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Teknologi Pemanfaatan Batubara

Instruktur : Dr. Eka Sri Yusmartini., M.T.

Oleh :
Kelompok 2
Desi Fitriyanti ( 0614 4041 1721 )
Dicky Syahputra ( 0614 4041 1722 )
Kemas Ahlun Nazar ( 0614 4041 1728 )
Leni Desi Susanti ( 0614 4041 1730 )
M. Abdul Jabbar ( 0614 4041 1735 )
Steven R.M. Sihombing ( 0614 4041 1739 )
Rizka Perwita Sari ( 0614 4041 2037 )

Kelas : 5 EG.D

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2016
DESULFURISASI BATUBARA

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian dan fungsi desulfurisasi batubara
2. Melakukan proses desulfurisasi batubara

II. DASAR TEORI


Desulfurisasi adalah penanganan dalam pengurangan maupun
penghilangan kandungan sulfur di dalam batubara. Kandungan Sulfur tersebut
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menyebabkan kerusakan (korosif)
dan memperpendek umur alat. Agar batubara tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar, maka terlebih dahulu dilakukan proses desulfurisasi.
Desulfurisasi batubara dibutuhkan tidak hanya untuk meminimalkan
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh emisi dari sulfur dioksida selama
pembakaran, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas batubara (Ehsani &
Mohammad Resa, 2006).
Pengurangan kandungan sulfur dalam batubara atau desulfurisasi batubara
menggunakan bahan kimia, yaitu hydrogen peroksida dan asam sulfat.
Teknologi desulfurisasi batubara
Dalam proses penangkapan unsur S atau desulfurisasi batubara dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara yang berbeda yaitu secara :
1. Kimia
2. Biologi
3. Fisik
Penghilangan unsur S dalam batubara juga dapat diaplikasikan sebelum
pembakaran berlangsung, sesudah pembakaran ataupun ketika pembakaran
batubara berlangsung. Berikut ini merupakan contoh penghilangan unsur S dalam
batubara dalam furnace ketika pembakaran berlangsung.Untuk "menangkap S,
kedalam furnace disemburkan bubuk kapur CaCO3 yang disebut sorbent.

A. Desulfurisasi Batubara Dengan Proses Kimia


Desulfurisasi batubara dengan menggunakan metode kimia biasanya
dilakukan berdasarkan prinsip oksidasi selektif organik sulfur dengan
hidrokarbon. Beberapa proses kimia juga dapat menghilangkan pirit dan ash dari
batubara. Proses kimia yang biasanya digunakan untuk desulfurisasi batubara
antara lain metode Molten Caustic Leaching( MCL), Mayers, Oxydesulfurization,
Chlorinolysis, KVB, dan microwavedesulfurization. Metode-metode ini dapat
mengurangi kandungan sulfur organik yang tidak dapat dilakukan dengan metode
fisika, namun metode ini membutuhan biaya yang sangat besar (antara $25 - $35
setiap ton) dan aplikasinya sangatlahterbatas untuk saat ini (Chen, 1997).
1. Tujuan Desulfurisasi Batubara Dengan Proses Kimia bertujuan
untuk :
Untuk menghasilkan batubara yang dapat dibakar secara langsung
tanpa megalami proses desulfurisasi pada gas buang.
Untuk mengurangi gas cleaning setelah proses gasifikasi batubara.

2. Tahapan proses desulfurisasi secara kimia yaitu:


a. Oksidative ( temperatur penguraian batubara dibawah 400oC )
1). Zat Pengoksidasi
Pada proses oksidasi untuk menghilangkan sulfur yang
terkandung dalam batubara menggunakan zat pengoksidasi
sebagai berikut:
a) Metal ions (Fe+3, Hg+2, Ag+)
b) Strongacids (HNO3 + HClO4)
c) O2, Cl2, SO2, H2O2 dan udara.
2). Meyers Process:
Metode yang digunakan dalam proses oksidasi ini yaitu
Metode Meyer yang telah dikembangkan. Proses tersebut
berdasarkan oksidasi kandungan sulfur bentuk pirit dalam
batubara dengan menggunakan larutan Ferricsulfate panas, tanpa
menghilangkan asam organik.
a) Batubara : berukuran 1.4 mm
b) Pereaksi : Fe2(SO4)3
c) Temperature : 100-130oC
d) Waktu : 5-6 jam
e) Tekanan : 3-6 atm
f) Pirit dioksidasikan menjadi ferroussulfate, H2SO4 dan
unsur S.
g) Penghilangan Pyritic-S : 83-99 %
h) As, Cd, Mn, Pb dan Zn juga dihilangkan.
3). Reaksi oksida desulfurisasi sebagai berikut:
5FeS2 + 23Fe2(SO4)3 + 24H2O51FeSO4+ 4S
O2 ditambahkan untuk mengoksidasi FeSO4 agar kembali menjadi
Fe2(SO4)3 4FeSO4 + 2H2SO4 + O2 2Fe2(SO4)3 + 2H2O
Netralsasi batu kapur untuk menghilangkan kelebihan sulfat
Fe2(SO4)3 + CaO3CaSO4 + Fe2O3 FeSO4 + CaO CaSO4 + FeO
4). Reaksi oksidadesulfurisasi secara umum :
2FeS2 + 7O2 + 2H2O 2FeSO4 + 2H2SO4
4FeSO4 + O2 + 2H2SO4 2Fe2(SO4)3 + 2H2O
Fe2(SO4)3 + 3H2O Fe2O3 + 3H2SO
b. Caustic ( temperatur penguraian batubara dibawah 400oC )
1). Reaksi Desulfurisasi menggunakan caustic :
2FeS2 + 6NaOH2NaFeO2 + Na2S + 2H2O + O2
Coal-S + 2NaOH Coal-O + Na2S + H2O
2). Molten Caustic Leaching (MCL)
Proses MCL konvensional menggunakan campuran NaOH + KOH (1:1),
atau NaOH + KOH + Ca(OH)2 pada temperatur 370-390oC
selama 2-3 jam.

c. Reduction (proses hidrosulfurisasi pada temperatur > 440oC).


Reaksi yang terjadi pada proses reduksi adalah sebagai berikut :
FeS2 + H2 FeS(s) + H2S (g)
FeS + H2 Fe + H2S (g)
3. Kekurangan proses desulfurisasi secara kimia:
a) Biaya proses tinggi.
b) Severeleachingconditions (100-400oC).
c) Energy intensive.
d) Penambahan material ke dalam batubara selain dapat mengurangi
kandungan ash dan sulfur dapat juga berpotensi menjadi polutan.
e) Banyak di temukan permasalahan pengendalian polusi, korosi dan
pembuangannya.
B. Desulfurisasi Batubara Dengan Secara biologi
Kandungan sulfur dalam batubara dapat dihilangkan dengan metode biologi
yang dikenal dengan Mikrobialdesulfurization. Proses desulfurisasi secara
mikrobiologi dapat dilakukan dengan cara pengoksidasian pyrite, unsur S, dan S-
organik oleh bakteri. Beberapa mikroorganisme yang mampu mengoksidasi
Sulfur, yaitu:
a. Acidithiobacillusferrooxidans, (for FeS2).
b. Acidithiobacillusthiooxidans, (for FeS2) .
c. Leptospirillumferrooxidans, (for FeS2).
d. Sulfolobusacidocalderius (for FeS2).
e. Rhodopseudomonasspheriodes (fororganic-S).
C. Desulfurisasi batubara dengan proses fisika (Physicalcoalcleaning: PCC)
Desulfurisasi secara fisika memiliki peran penting dalam pengurangan
kandungan sulfur dan abu dalam batubara, hanya dapat menghilangkan pyritic
sulfur dan mineral lainnya.
Desulfurisasi batubara dengan metode fisika dapat dilakukan dengan
beberapa metode, antara lain metode gravity separation, magnetic separation,
electrostatic separation, oil agglomeration, dan flotation. Metode fisika tersebut
dapat mengurangi kandungan sulfur dalam bentuk pirit dan ashyang terdapat pada
batubara (Chen, 1997).
Dibedakan atas metodabenefisiasi kering (dry) dan basah ( wet ) . Wet PCC
sering digunakan . Metoda PCC tergantung dari perbedaan densitas batubara
bersihnya dengan pengotornya (impurities). Tingkat pemisahan menurut densitas
tergantung dari kandungan abu .
Kebanyakan peralatan PCC digunakan untuk batubarabituminous. Untuk
batubara peringkat rendah tidak dibenefisiasi dengan air , karena batubara
peringkat ini bersifat hidropilik.

III. ALAT DAN BAHAN


- Alat yang digunakan
1. Satu set peralatan desulfurisasi batubara dengan metode
elektrolisis
2. Erlenmeyer
3. Corong
4. Spatula
5. Gelas kimia
6. Labu ukur
7. Hot Plate
8. Magnetic Stirrer
9. Kertas Saring
10. Oven
11. Stopwatch
- Bahan yang digunakan
1. Batubara ( ukuran 200 Mesh)

IV. LANGKAH KERJA


a. Mempersiapkan larutan H2SO4 0,1 M, 0,2 M, dan 0,3 M masing-masing
sebanyak 250 ml
b. Menimbang batubara 200 mesh sebanyak 20 gram untuk tiap
konsentrasi dan memasukkan kedalam gelas kimia.
c. Melakukan variasi waktu percobaan yaitu waktu pengujian 15 menit, 30
menit, 45 menit & 60 menit
d. Memasukkan H2SO4 0,1 M sebanyak 250 ml ke dalam gelas kimia yang
telah berisikan sampel batubara.
e. Memasukkan magnetic stirer dan memasukkan elektroda kedalam gelas
kimia
f. Mengatur tegangan pada alat agar konstan. Setelah itu menghidupkan
stopwatch
g. Melakukan elektrolisis selama 15 menit
h. Setelah selesai melanjutkan dengan Memisahakan antara batubara dan
larutan dengan kertas saring
i. Mengeringkan batubara pada temperatur 110C selama 1 jam
j. Mendinginkan sampel didalam desikator
k. Mengulangi proses yang sama untuk waktu 30 menit, 45 menit & 60
menit dan juga untuk konsentrasi 0,2 M dan 0,3 M. Dan dilanjutkan
untuk konsentrasi 0,2 M dan 0,3 M.

V. DATA PENGAMATAN

Berat sesudah
Konsentrasi Berat sebelum
Waktu (menit) Desulfurisasi &
Larutan (M) Desulfurisasi (g)
pemanasan (g)
30 20 17,59
0,2 45 20 18,54
60 20 16,89
30 20 15,81
0,3 45 20 17,59
60 20 17,20

VI. PERHITUNGAN
% . . 1000
=


98% .1,84 .1000

=
98,08

18,38
=

a. 0,2 M
V1 . M1 = V2 . M2
250 ml . 0,2 M = V2 . 18,38 M
V2 = 2,72 ml
b. 0,3 M
V1 . M1 = V2 . M2
250 ml . 0,3 M = V2 . 18,38 M
V2 = 4,08 ml

VII. ANALISA DATA


Pada praktikum ini dilakukan proses desulfurisasi batubara dengan
menggunakan metode elektrolisis yang dilakukan dengan variasi konsentrasi dan
variasi waktu. Variasi konsentrasi H2SO4 yang digunakan adalah 0,1 M, 0,2 M,
dan 0,3 M . dan variasi waktu yang digunakan yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit,
dan 60 menit.
Tujuan utama dari proses desulfurisasi batubara ini adalah untuk
menghilangkan kadar /unsur S (sulfur) yang terdapat didalam batubara (inherent
sulfur) guna untuk meningkatkan (upgrade) kelas/kualitas batubara.
Pada percobaan ini yang dilakukan tahap desulfurisasi batubara dengan
metode elektrolisis dengan cara mencampurkan larutan H2SO4 0,2 M sebanyak
250 ml dengan 20 g batubara ukuran 200 Mesh, setelah itu dilakukan elektrolisis
dengan cara menghubungkan katoda alat desulfurisasi elektrolisis dengan
campuran larutan H2SO4 dan batubara, campuran larutan H2SO4 dan batubara
yang berada dalam gelas kimia diletakkan diatas hot plate untuk kemudian diaduk
dengan magnetic stirrer agar campuran tercampur rata,lalu memasukkan katoda
kedalam beaker glass tersebut bersamaan dengan menyalakan stopwatch dan
mengawasi pergerakan voltase yang dihasilkan oleh alat instrument desulfurisasi
elektrolisis. Kemudian mematikan instrument elektrosis dan heater setelah
mencapai waktu yang diinginkan. Setelah itu memisahkan keseluruhan larutan
H2SO4 dan sampel batubara yang telah diaduk dengan cara menyaring
menggunakan kertas saring hingga tidak ada lagi air yang menetes. Sampel yang
sudah disaring dikeringkan dengan cara memasukkannya kedalam oven pada
temperatur 110 C sampai benar-benar kering. Setelah kering, mengeluarkannya
dari oven dan kemudian mendinginkan sampel dalam desikator, setelah dingin
timbang kembali sampel batubara yang telah mengalami proses desulfirisasi dan
simpan pada tempat yang aman. Begitu juga melakukan hal yang sama untuk
variasi konsentrasi 0,3 M dan juga untuk variasi waktu 30 menit ,45 menit dan 60
menit.
Setelah proses desulfurisasi selesai hingga tahap pengeringan batubara hasil
desulfurisasi dapat dianalisa bahwa H2SO4 mengikat Sulfur didalam batubara
dengan bantuan proses elektrolisis sehingga terbentuk S + H2SO4 = SO2 + H2O
namun belum dapat dibuktikan dikarenakan belum didapatkan data dari analisa
kadar sulfur dan nilai karbon yang akan dilakukan pada praktikum berikutnya.
Setelah proses penyarimgan dan pengeringan, berat sampel berkurang hal
ini disebabkan saat penyaringan menggunakan kertas saring ada sedikit batubara
yang ikut jatuh dikarenakan kertas saring yang terlalu kecil.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Desulfurisasi adalah penanganan dalam pengurangan maupun
penghilangan kandungan sulfur di dalam batubara
2. Dalam proses penangkapan unsur S atau desulfurisasi batubara dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara yang berbeda yaitu secara : Kimia,
Biologi dan Fisika.
3. Metode dengan penambahan H2SO4 dapat mengurangi kadar sulfur dan
menghasilkan SO2 dan H2O melalui reaksi S + H2SO4 = SO2 + H2O
DAFTAR PUSTAKA

Kasie Laboratorium. 2016. Penuntun Praktikum Teknik Pemanfaaatan Batubara


Desulfurisasi. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Alif Muhammad. 2016. Dezulfurisasi Batubara. (online), (http://mheea-


nck.blogspot.co.id/2016/09/dezulfurisasi-batubara.html).

Alif Ryo Buana. 2016. Proses Pengurangan Sulfur Batubara. (online),


(http://www.ryoalifbuana.bid/2016/09/proses-pengurangan-sulfur-pada-
batubara.html).
GAMBAR ALAT

Seperangkat alat elektrolisis desulfurisasi dan Hot Plate

Gelas Kimia Spatula

Anda mungkin juga menyukai