Disusun Oleh :
b. Hidrometalurgi .................................................................................................................................. 2
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 10
MAKALAH METALURGI METODE EKSTRAKSI MINERAL TEMBAGA
A. Definisi Tembaga
Tembaga (Cu) berasal dari bahasa yunani Kypros atau Siprus berarti merah. Tembaga adalah
salah satu dari dua logam dibumi selain emas yang berwarna merah atau kekuningan, mempunyai
nomor Atom 29 dengan kepadatan 8,92 g/cm . Tembaga murni mencair pada suhu 1083 C dan
akan menjadi uap atau mendidih pada suhu 2567 C pada tekanan normal.
Dalam Sistem Periodik Unsur masuk di golongan IB, satu golongan dengan perak dan emas
yang berarti bahwa tembaga adalah salah satu dari logam mulia, itu karena tingkat kereaktifannya
yang rendah.
Tembaga memiliki sifat-sifat antara lain :
Logam kuat
Mudah ditempa
Tahan terhadap korosi
Penghantar listrik dan panas yang baik (Konduktor)
Logam yang kurang aktif
Bijih tembaga yang sangat penting berupa sulfida seperti kalkosit dan kalkopirit. Tembaga di
alam terdapat sebagai: sulfida, seperti chalcopite, bronit, chalcocite, covelite dan oksida, seperti
cuprite, ferronite.
Berdasarkan reaksi diatas, proses Roasting bertujuan untuk mengubah Besi Sulfida
menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga tetap Sulfida. Diubahnya besi sulfida menjadi besi
b. Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan alam dengan berdasar
pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah bukan air biasa melainkan air yang
telah dicampur dengan suatu asam tertentu sebagai reduktor.
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat (H2SO4) yang mudah
didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Dipakainya asam sulfat sebagai pereduktor adalah
bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat (CuSO4.5H2O). Tembaga adalah suatu unsur yang
sangat mudah membentuk sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :
Mula-mula batuan tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess tertentu.
Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan tahan asam ( plastik,
fiber, dll) lalu ditambah air dengan ukuran tertentu.
Kemudian tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan tembaga
sulfat (CuSO4.5H2O) .
Setelah terbentuk larutan tembaga sulfat pindahkan pada suatu tabung elektrolisis yang
bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari larutan tembaga sulfat yang terbentuk pada
proses pengasaman.
Secara bertahap ambil tembaga yang mene mpel pada katoda, dan tembaga hasil dari katoda
adalah tembaga murni.
Selanjutnya tembaga hasil dari katoda siap untuk proses peleburan pada tungku peleburan
tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300 C.
Kedua, proses ekstraksi secara hydrometalurgi (proses ekstraksi yang dilakukan pada
temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian media cairan). Proses hydrometalurgi
memiliki kelemahan seperti tidak semua mineral dapat diproses melalui metode ini dan
waktu pelarutannya memerlukan waktu yang lama. Sehingga diperlukan suatu alternatif
proses yang lebih efisien dan ramah terhadap lingkungan. Dengan latar belakang hal
tersebut kini saatnya dikembangkan metode-metode ekstraksi yang ramah lingkungan,
mempunyai nilai efisiensi tinggi dan harga produksi rendah. (Davenport dkk,2002)
Sebuah metode ekstraksi yang belakangan ini dikembangkan para ahli metalurgi ialah
metode ekstraksi tembaga dengan pemanfaatan energi panas gelombang mikro dari
microwave. Metode ini dapat menghasilkan logam tembaga murni yang diekstraksi baik
dari konsentrat maupun langsung dari bijih tembaga. Dimana pada metode ini panas
dibangkitkan secara internal akibat getaran molekul-molekul target oleh gelombang mikro.
Karena karakter gelombang mikro yang dapat menembus molekul target, maka pemanasan
dengan gelombang mikro berlangsung secara serentak. Oleh karena itu pemanasan dengan
menggunakan gelombang mikro dapat berlangsung sangat cepat. Berbagai penelitian
penggunaan gelombang mikro pada proses ekstraksi metalurgi secara langsung
menunjukkan bahwa gelombang mikro sangat efektif karena mengasilkan panas yang
stabil dan tidak menimbulkan limbah seperti ekstraksi yang menggunakan media pemanas
konvensional.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme proses ekstraksi tembaga dari bentuk
ore menggunakan energi gelombang mikro, mengetahui pengaruh variasi dan variasi waktu
penyinaran sample terhadap peningkatan persentase kandungan tembaga.
Alat yang digunakan dalam proses reduksi yaitu Microwave oven 2450 MHz, cawan
dengan volume 30 ml dan batu tahan api. Pada penelitian ini digunakan variabel daya
penyinaran dan waktu radiasi dengan gelombang mikro. Dimana daya yang digunakan
sebesar 1000 dan 2000 Watt dan waktu radiasinya ialah selama 40, 50, dan 60 menit.
Berikut adalah diagram alur penelitiannya :
Gambar Diagram Alur Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kenaikan persentase Cu dengan
variasi input daya dan waktu penyinaran gelombang mikro maka dilakukan uji XRF pada
ore Cu yang telah diekstraksi. Hasil Uji XRF pada ekstraksi mineral kalkopirit dengan
berbagai daya yang berbeda dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 4. Hasil uji XRF kalkopirit
setelah proses ekstraksi
Pada pengujian ini juga melakukan pengujian Scanning Electron Microscope SEM-EDX
dari mineral kalkopirit dengan tujuan untuk mengetahui struktur mikro dan mengetahui
persebaran dari mineral tembaga dari hasil proses ekstraksi. Selain dapat digunakan untuk
melakukan pengujian struktur mikro, SEM juga dapat digunakan untuk menguji komposisi
kimia pada daerah yang terdapat unsur Cu. Karena SEM yang digunakan telah terintegrasi
dengan EDX(Energy Dispersi X-RAY Spectrometry). Sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui persebaran unsur Cu pada sampel yang telah dilakukan proses ekstraksi.
Tembaga merupakan salah satu dari dua logam di bumi selain emas yang berwarna merah
atau kekuningan. Mempunyai Nomor atom 29. tembaga murni mencair pada suhu 1083oC
dan menjadi uap pada suhu 2567oC.
Bijih tembaga di alam terdapat sebagai sulfide dan oksida. Sulfida seperti chalcopirite,
bornit, chalcocite, covelite dan oksida, seperti cuprite, ferronite.
Metode Ekstraksi Tembaga ada 2, yaitu : Pyrometalurgi dan Hydrometalurgi. namun,
mulai di lakukan penelitian dengan cara pengekstrasian mineral tembaga dengan
menggunakan gelombang mikro dengan variasi daya dan waktu radiasi
DAFTAR PUSTAKA