Anda di halaman 1dari 4

3.1. Pengolahan Bahan Galian Ball Clay di PT.

Clayindo Cakra Jaya


Metode Penambangan open pit:
1. Pembersihan lahan (Land Clearing),
2. Penggalian secara bertahap berdasarkan bench,
3. Dibagi menjadi beberapa sub-blok, di mana setiap blok diwakili oleh setidaknya 1
sampel, dimensi masing-masing sub-blok yang 5m x 5m x 1m kedalaman,
4. Penggalian secara selektif menggunakan excavator dan diangkut dengan truk ke stockpile
kemudian di proses di plant.
Kualitas Raw Material Assurance
Setiap Blok pengambilan sampel masing-masing 2 kg untuk 1 sampel, diambil
mewakili kedalaman bagian setiap bench,
Melakukan pengujian laboratorium yaitu:
Moisture Content
Loss of Ignitions
Residue +125 micron
Pengklasifikasian raw material berdasarkan hasil analisis Laboratorium.
Cara-cara Leaching :
1. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses pengolahan air minum
dan pabrik kertas.
Reaksi dapat dipercepat dengan menaikkan temperatur sampai 180 C (Autoclaving)
Kalsinasi Cocok untuk lowgrade Al2O3 tetapi high SiO2 yang tidak cocok dikerjakan
dengan cara basa.
Hasil Basic-Al-Sulfat dikalsinansi menjadi Al2O3, kelemahan cara ini adalah Fe2O3 ikut
larut.

2. Cara Basa (NaOH), Proses Bayers (Th 1888)


Ada 2 macam produk alumina yang bisa dihasilkan yaitu Smelter Grade Alumina
(SGA) dan Chemical Grade Alumina (CGA). 90% pengolahan bijih bauksit di dunia ini
dilakukan untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina yang bisa dilanjutkan untuk
menghasilkan Al murni.

Reaksi Pelindian:
Mineral Bijih:
Al2O33H2O + 2 NaOH = Na2OAl2O3 + 4 H2O (T =140 C, P= 60 psi)

Impurities:
SiO2 + 2 NaOH = Na2OSiO2 + H2O (Silika yang bereaksi adalah silika reaktif)
2(Na2OSiO2) + Na2OAl2O3+2H2O = Na2OAl2O3SiO2 (Tidak larut) + 4 NaOH

Dalam proses ini dibatasi jumlah silika reaktifnya karena sangat mengganggu
dengan menghasilkan doubel Na-Al-Silikat yang mempunyai sifat tidak larut. Fe2O3 dan
TiO2 tidak bereaksi dengan NaOH dan tetap dalam residu (Red Mud), sedangkan V2O5,
Cr2O3, Ga2O3 larut sebagai by product.

- Reaksi Presipitasi:
Dilakukan dengan memanfaatkan hidrolisa karena pendinginan T=60-65 C sampai
38-43 C, t = 100 jam
Na2O33H2O + 4 H2o = Al2O33H2O(s) + 2 NaOH

- Kalsinasi:
Al2O33H2O = Al2O3(pure) + 3 H2O(g) (T=1200 C)

3. Cara Sintering dengan Na2CO3 (Deville-Pechiney)


Sintering dilakukan dalam Rotary Kiln 1000 C selama 2-4 jam, cocok untuk bijih
dengan high Fe2O3 dan SiO2.

Reaksi-reaksi:

Al2O3 + Na2CO3= NaAlO2 + CO2(g)


Fe2O3 + Na2CO3 = Na2OFe2O3 + CO2(g)
TiO2 + Na2CO3 = Na2OTiO2 + CO2(g)
SiO2 + Na2CO3 = Na2OSiO2 + CO2(g)

4. Dengan Proses Elektrolisa


Bahan utamanya adalah bauksit yang mengandung aluminium oksida. pada katoda
terjadi reaksi reduksi, ion aluminium (yang terikat dalam aluminium oksida) menerima
electron menjadi atom aluminium,

4 Al(3+) + 12 e(1-) > 4 Al


Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, dimana ion-ion oksida melepaskan elektron
menghasilkan gas oksigen.
6 O(2-) > 3 O2 + 12 e(1-)
logam aluminium terdeposit di keping katoda dan keluar melalui saluran yang telah disediakan.

Anda mungkin juga menyukai