Anda di halaman 1dari 7

Bauksit

Bauksit (Al2O3.2H2O) merupakan salah satu mineral bijih yang diolah untuk
mendapatkan Al dengan melalui beberapa proses.
Proses pengolahan bauksit di hanya diproses hingga menjadi ATH (Alumunium
Trihidroksida) karena keterbatasan alat pengolahan. Ketika pada ATH ini
diperlakukan proses kalsinasi, yaitu pemanasan pada suhu tinggi akan
menghasilkan Alumina (Al2O3).

Sumber Bijih Bauksit


Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah :
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak larut.
Sumber lain nya adalah :
1. Nephelin : (Na,K)2O.Al2O3.SiO2
2. Alunit : K2SO4.Al2(SO4)3.4Al(OH)3
3. Kaolin & Clay : Al2O3.2SiO2.2H2O

Peralatan yang digunakan


Peralatan yang digunakan dalam pengolahan bauksit yaitu :
a. Jaw Crusher

Sumber : Data Hasil Penelitisn

Foto 1
Jaw Crusher

Fungsi dari Jaw Crusher yaitu :

Digunakan dalam proses crushing (proses yang bertujuan untuk meliberasi

mineral yang diinginkan dari mineral pengotornya)


Mengubah bentuk bahan galian

Menghancurkan bahan galian

2. Belt Conveyor

Sumber : Data Hasil Penelitian

Foto 2
Belt Conveyor

Berfungsi untuk memindahkan material yang telah mengalami pengecilan


ukuran.

3. Drum Scrubber

Sumber : Data Hasil Penelitian

Foto 3
Drum Scrubber

Fungsi dari Drum Scrubber yaitu biasanya untuk memisahkan suatu flow yang
berisi rasio tinggi gas dan cairan.

4. Screw Feeder

Sumber : Designworldonline.com

Foto 4
Screew Feeder

5. Rotary Dryer

Sumber : Data hasil Penelitian

Foto 5
Rotary Dryer

Pengolahan Bauksit
a.

Mineral bijih bauksit dilakukan pencucian terhadap pengotornya yang


masih menempel pada mineral bijih bauksit. Pembersihan bijih bauksit
dilakukan dengan menyemprotkan air pada bijih bauksit.

b.

Bijih bauksit dikeringkan, dihomogenasi, diremuk sampai ukuran lolos 2


inci, kemudian dilewatkan alat rotary drum schrubber atau vibrating
screen untuk memisahkan ukuran butir lolos 2 mm dengan persen solid
50%, sehingga diperoleh bauksit tercuci berukuran +2 mm dan tailing
berukuran -2 mm

b.

Produk bauksit tercuci hasil scrubbing (+2mm) dan tailingnya (-2mm) di


tampung dalam bak yang sudah tersedia, kemudian dikeringkan dan
ditimbang.

c.

Bauksit yang berukuran lebih besar dilakukan proses lebih lanjut lagi
dengan cara dicampur dengan Natrium Hidroksida (NaOH). Setelah
dicampur dengan NaOH akan menghasilkan sodium aluminat (Na Al2O3)

d.

Selanjutnya, sodium aluminat (Na Al2O3) diperlakukan proses sementasi


dengan diberikan tekanan kurang lebih 4 bar sehingga diperoleh ATH
(Al(OH)3).

e.

Kemudian diproses kembali dengan proses kalsinasi yaitu pemanasan


dengan suhu yang tinggi sehingga diperoleh alumina (Al2O3)

f.

Disamping proses tersebut Bauksit tercuci dan tailing pencucian di


sampling dan dianalisis kandungan Al2O3, SiO2 total, SiO2 reaktif, Fe2O3,
dan TiO2.

g.

Tailing pencucian selanjutnya dipisahkan kandungan besi nya melalui alat


hidrosiklon dan magnetic separator, sehingga diperoleh material non
magnetic dengan kadar alumina tinggi dan besi rendah serta material
magnetic dengan kadar alumina rendah dan besi tinggi.

h.

Material non magnetic dengan kadar alumina tinggi dan besi rendah
diproses lebih lanjut menjadi alumina hidrat, dan selanjutnya digunakan
untuk pembuatan PAC cair.

i.

Material magnetic dengan kadar alumina rendah dan besi tinggi di proses
menjadi koagulen (fero sulfat bercampur tawas)
pada pengolahan di puslitbang tekmira hanya melakukan proses

pengolahan bauksit hanya sampai tahap ini saja. Untuk kelanjutan proses
pengolahan bauksit ini akan dilakukan proses secara metalurgi.

Proses Lanjutan

Proses lanjutan dalam pengolahan bijih bauksit setelah menjadi alumina


(Al2O3) adalah dengan memanfaatkan pengolahan secara metalurgi. Tahap
pemurnian ini dinamakan dengan metode Hall- Heroult yang didasarkan pada
prinsip elektrolisa lelehan garam alumina (campuran alumina (Al2O3) dengan
kryolite (Na3AlF6)) pada temperatur yang tinggi. Bejana yang dipakai untuk
menyalurkan arus listrik disebut bejana sel elektrolisa rectangular yang
mempunyai 2 elektroda, yaitu katoda dan anoda. Alumina dilarutkan dalam
larutan kimia (kriolit) pada sebuah tungku atau pot yang dindingnya terbuat dari
karbon.Proses reduksi membutuhkan karbon yang diadapatkan dari anoda. Arus
listrik akan mengelektrolisa alumina menjadi aluminium. Aluminium hasil
elektrolisa turun kedasar pot dan dialirkan dengan prinsip shipon ke krusibel dan
diangkut menuju tungku-tungku pengatur (holding furnace). Reaksi pemurnian
alumina menjadi aluminium adalah sbb :
Katoda : 4Al2O3

Anoda : 7C + 6O2

8Al + 6O2

5CO2 + 2CO

_________________________________
4Al2O3 + 7C

8Al + 5CO2 + 2CO

Berdasarkan rekasi diatas, produk yang dihasilkan adalah aluminium


murni,alumiminium ini mengendap pada bejana elektrolisa.

Manfaat Bauksit :
a.

Dalam industri logam, dijadikan bahan baku pembuatan besi.

b.

Di industri rekaman, bauksit menjadi bahan utama untuk pembuatan pita


kaset.

c.

Kandungan alumina pada bauksit juga dijadikan penyangga katalis pada


proses penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil
tambang seperti minyak bumi, nitrogen, dan sulfur.

d.

Alumina yang terkandung dalam bauksit digunakan untuk ampelas,


sebagai bahan tahan api, juga digunakan pada industri kimia dan sekitar
65 % alumina digunakan sebagai bahan untuk membuat logam.

Anda mungkin juga menyukai