disusun Oleh :
Metalurgi ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan logam berharga dari
pengotornya. Setiap jenis logam membutuhkan metode ekstraksi yang berbeda-beda hal ini
dikarenakan setiap bijih memiliki karakteristik yang berbeda pula, oleh karenanya metode
yang digunakan untuk mengekstraksi logam dari bijihnya sangat bervariasi dan tergantung
pada jenis mineral yang terdapat di alam.
Secara umum proses metalurgi ekstraksi dibagi menjadi tiga, antara lain :
1. Pirometalurgi
2. Hidrometalurgi PERTEMUAN 1
3. Elektrometalurgi
Proses ekstraksi logam diketahui sudah berlangsung sejak 1500 tahun sebelum
masehi, dibuktikan dengan penemuan besi pada piramida. Metode ekstraksi logam yang
digunakan di mesir kuno adalah peleburan logam yang memanfaatkan suhu atau temperatur
tinggi di atas titik lebur logam. Pada proses peleburan juga ditambahkan bahan lain seperti
karbon berupa arang dan udara untuk mereduksi logam dan menghasilkan gas buang seperti
CO, N2, dan CO2. Proses peleburan kuno dapat diilustrasikan pada gambar berikut.
Pada abad pertengahan, smelting hole (lubang peleburan) dilapisi oleh batu menyerupai
lempung. Seiring perkembangannya tercipta furnance shell (tungku peleburan) yang dilapisi
oleh batu dan lempung yang saat ini dikenal sebagai refractory.
Simple Ore, merupakan bijih yang hanya memiliki single metal yang dapat di ekstraksi.
Contohnya adalah hanya Fe yang dapat diekstraksi dari bijih hematit, Al dari bijih bauxite,
dan Cr dari bijih chromite.
Complex Ore, merupakan bijih yang dapat diambil 2 atau lebih logamnya.
Metal Content of Mineral, merupakan persentase logam dalam mineral dihitung dengan
perbandingan berat atom unsur dan berat molekul.
PIROMETALURGI
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat
mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan
memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic). Reaksi yang berlangsung
antara lain adalah reduksi, oksidasi, netral (tanpa redoks)
1.) Drying (Pengeringan)
2.) Calcining (Kalsinasi)
3.) Roasting (Pemanggangan)
Roasting atau biasa disebut juga dengan pemanggangan adalah proses pemanasan
sebuah bijih atau campuran dengan mineral atau senyawa lain dibawah titik leburnya (fusion
temperature). Proses roasting ini dapat memberikan efek berupa penghilangan unsur lain
melalui proses penguapan. Roasting dilakukan sebagai perlakuan antara, sebelum proses
selanjutnya seperti proses peleburan dan lain-lainnya. Oleh karena itu, proses roasting ini
sangat dibutuhkan apalagi untuk bijih-bijih yang tidak bisa direduksi secara langsung.
Adapun fungsi roasting adalah sebagai berikut :
Roasting memiliki beberapa jenis tipe jika dilihat dari bijih yang digunakan, adapun tipe-nya
adalah:
a.) Oxidising roasting, adalah jenis roasting yang paling banyak dilakukan dalam
proses metalurgi yang bertujuan menghilangkan sulfur dan arsenik. Melalui proses
ini oksida sisa seperti SO2 dan AS2O3 akan menguap sedangkan logam yang
berharga akan berikatan membentuk oksida. Tipikal roasting jenis ini diaplikasikan
dalam mengekstraksi logam seperti Pb, Zn, Ni dan Cu. Contoh reaksi yang terjadi
pada proses roasting tipe ini adalah sebagai berikut :
e.) Yodium Roasting, pemanggangan ini menggunakan reagent I2. Kegunaan proses ini
antara lain :
5.) Refining (Pemurnian)
Pemunian adalah pemindahan pengotor dari material dengan proses panas.
HIDROMETALURGI
Hidrometalurgi merupakan proses ekstraksi yang meliputi pemurnian dan daur ulang
(recycling) logam dengan menggunakan larutan aqueous pada temperatur kurang dari 200 ºC.
Pada perkembangannya ekstraksi menggunakan pirometalurgi telah berkembang terlebih
dahulu daripada hidrometalurgi. Hidrometalurgi mulai dikembangkan setelah ditemukannya
larutan asam dan basa sejak abad ke-8 dengan ditemukannya aqua regia. Pada perkembangan
hidrometalurgi modern,ditemukan proses sianidasi untuk leaching emas dan perak serta
proses bayer untuk leaching bauksit pada akhir abad 19.
1. Leaching/ pelindian.
2. Pemurnian larutan hasil leaching.
3. Recovery.
Adapun kelemahan dan kelebihan dari proses hidrometalurgi dan pirometalurgi adalah
sebagai berikut :
ELEKTROMETALURGI
1. Electrowinning Zn
4. Electrorefining Sn
6. Elektrooxsidation MnO2
SUMBERDAYA MINERAL
Mineral adalah zat padat anorganik yang terbentuk di alam secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia tertentu dan susunan atom yang teratur membentuk
sistem kristal.
PERTEMUAN 2
Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan yang terdiri dari
atom-atom dengan susunan yang teratur.
Sumberdaya mineral merupakan konsentrasi atau keberadaan bahan padat yang
memiliki kepentingan ekonomi di dalam atau di kerak bumi dalam bentuk, kadar atau
kualitas dan kuantitas sedemikian rupa sehingga ada prospek yang wajar untuk
diekstraksi secara ekonomis.
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan geologi, sumberdaya mineral dibagi lagi
menjadi :
1. Sumber Daya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource); adalah sumber daya
mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Prospeksi (Prospecting).
CADANGAN MINERAL
Cadangan adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur dan atau tertunjuk yang
ekonomis untuk ditambang.
Perhitungan cadangan meliputi kadar logam yang bisa tertambang dan terekstraksi
beserta juga yang memungkinkan akan hilang (losses) selama proses penambangan
dan ekstraksi berlangsung.
Perhitungan cadangan ditentukan ketika pra-kelayakan (pre-feasibility) atau
kelayakan (feasibility) yang mencangkup pengujian beberapa variasi faktor operasi.
Studi kelayakan menjelaskan bahwa proses ekstraksi dapat dilakukan secara wajar.
Cadangan dibagi menjadi dua:
1. Cadangan Terkira, merupakan sumberdaya bahan galian terunjuk dan sebagian
sumberdaya bahan galian terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua
faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan
secara layak.
2. Cadangan Terbukti, merupakan sumberdaya bahan galian terukur yang
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi
sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
MINERAL BENEFICIATION
α = Derajar Liberasi
NA = Jumlah Butir Mineral A
MINERAL ANALYSIS
Gambar Sketsa pembuatan channel sampling pada urat (Chaussier et al., 1987)
Gambar Sketsa pembuatan channel sampling pada endapan yang berlapis (Chaussier et al.,
1987)
6. Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan
fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan
conto (sub-channel) yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
1. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya
pada pembuatan channel dalam sumur uji pada endapan laterit atau
residual.
2. Membagi panjang channel dalam interval-interval tertentu yang
diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
3. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu
analisis kadar atau dibuat komposit.
4. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per
tebal seam (lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
Informasi-informasi yang harus direkam dalam pengambilan conto dari setiap alur
adalah sebagai berikut :
1. Letak lokasi pengambilan conto dari titik ikat terdekat.
2. Posisi alur (memotong vein, vertikal memotong bidang perlapisan, dll.).
3. Lebar atau tebal zona bijih/endapan (lebar horizontal, tebal semu, atau tebal
sebenarnya).
4. Penamaan (pemberian kode) kantong conto, sebaiknya mewakili interval atau
lokasi sub-channel.
5. Tanggal pengambilan dan identitas conto.
Sedangkan informasi-informasi yang sebaiknya juga dicatat (dideskripsikan) dalam
pengambilan conto adalah :
1. Mineralogi bijih atau deskripsi endapan yang diambil contonya.
2. Penaksiran visual zona mineralisasi (bijih, waste, pengotor, dll.).
3. Kemiringan semu atau kemiringan sebenarnya dari badan bijih.
4. Deskripsi litologi atau batuan samping.
5. Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam penjelasan kondisi endapan.
HIDROMETALURGI
PERTEMUAN 3
Leaching Adalah proses pelarutan selektif logam-logam berharga yang diinginkan dari
bijih atau konsentrat dan memisahkannya dari mineral-mineral pengotor menggunakan
larutan aqueous, baik asam, basa maupun garam. Mineral pengotor akan tetap pada
bentuk padatan dan disebut sebagai residu. Pelindian dapat dilakukan pada suhu dan
tekanan atmosfer ataupun pada suhu dan tekanan yang lebih tinggi. Reagen pelindi
dipilih berdasarkan aspek teknis dan ekonomis yang meliputi:
1. Selektivitas reagen pelindi
2. Kemampuan diregenerasi
3. Ketersediaan dan harga
4. Mempunyai dampak lingkungan yang minimal atau bisa dikendalikan
Dari gambar di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa terjadi perubahan warna pada
larutan, hal tersebut terjadi yaitu:
1. Karena konsentrasi logam terlarut berbeda (misal warna hijau menandakan
terlarutnya Cu, makin pekat warna larutan konsentrasinya makin tinggi).
2. Karena logam terlarut berbeda (besi terlarut berwarna kuning orange sedangkan
Cu hijau kebiruan dengan reagen yang sama asam sulfat).
3. Perbedaan pelarut (reagen pelindi).
Pada proses pelindian feed yang dimasukkan berupa slurry. Slurry adalah material yang
padat yang terkadang di dalamnya mengandung konsentrat yang bercampur dengan air
dan membentuk lumpur.
Bijih adalah kumpulan mineral yang dapat diambil 1/lebih logamnya secara
menguntungkan berdasarkan teknologi pada saat itu
Contoh hasil Analisa bijih
Dari gambar di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa logam berharga yang layak untuk
diolah adalah tembaga. Hal tersebut karena tembaga memiliki persen kandungan yang pas
untuk dilakukan pengolahan sehingga memiliki nilai keekonomisan yang tinggi.
Pada proses leaching atau pelindian bijih akan dicampur dengan larutan aqueous dan
didiamkan dalam waktu tertentu sehingga hasilnya nanti mineral yang berharga akan
larut sedangkan mineral pengotor atau residu akan mengendap.
Contoh gambar bijih
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa bijih memiliki beberapa macam bentuk
yaitu berbentuk pasir, berbentuk batuan, dan dapat juga berbentuk seperti tanah liat.
Contoh gambar proses leaching dan analisa hasil bijih
Gambar kiri adalah slurry saat awal sebelum pelindian. Jadi bijih yangg ditambang, entah
itu berupa hard rock, lempung, tanah liat (clay), pasir dan lain-lain di preparasi terlebih
dahulu sesuai kebutuhan sampai diperoleh ukuran butiran yang diperlukan. Bijih tadi
dicampur dengan air + reagen, kemudian dibiarkan bereaksi dalam waktu tertentu. Jadi
semua kandungan yang ada di dalam bijih (tabel), masuk semua ke reaktor pelindian. Proses
leaching, misalnya pada gambar di atas logam berharganya adalah tembaga, umumnya di
reaksikan dengan asam sulfat (secara komersial). Tembaga akan bereaksi dengan asam
sulfat, tetapi tidak cuma tembaga, terdapat logam lain yang terkandung dalam bijih yang
juga bisa bereaksi dengan tembaga. Sehingga ketika memilih chemical untuk reagen
pelindian, harus memperhatikan logam lain yang terkandung didalam slurry. Dari tabel
diatas logam yang dapat bereaksi selain tembaga terhadap asam sulfat yaitu Cu, Fe, Al, Ni,
Mg, dan beberapa logam lainnya bereaksi juga dengan % recovery berbeda – beda.
Tahapan selanjutnya setelah proses leaching adalah pemisahan fasa solid dan liquid
yang dimana fasa solid adalah endapan atau residu dan fasa liquid adalah reagen pelindi
yang didalamnya sudah terkandung mineral berharga yang larut saat proses pelindian.
Pemisahan solid liquid dapat dilakukan dengan metode filtering ataupun CCD dengan
thickener. Liquid yang mengandung logam berharga biasanya disebut dengan larutan
kaya kemudian dimurnikan (solution purification) terlebih dahulu sebelum dilakukan
proses recovery.
Proses pemurnian larutan dilakukan agar konsentrasi logam berharga di dalam larutan
dapat ditingkatkan hingga level tertentu dan konsentrasi pengotor diturunkan sampai
dibawah konsentrasi tertentu, sehingga proses berikutnya (recovery) dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien. Macam-macam metode pemurnian adalah sebagai berikut:
1. Adsorpsi dengan karbon aktif
Proses adsopsi dengan carbon aktif bisa dilakukan pada larutan (hasil leaching
yang sudah terpisah dengan material pengotornya) ataupun juga bisa dilakukan
pada slurry hasil leaching ataupun carbon dimasukkan saat proses leaching.
Proses ini aling banyak digunakan untuk emas dan perak.
jadi di slurry atau larutan kaya yang mengandung emas dan perak (dan ada Cu serta
logam-logam lainnya yang larut dalam reagen sianida) maka carbon ini bersifat selektif.
Karbon hanya mengadsorpsi Au, Ag atau Cu dengan % adsopsi bervariasi, paling kuat
adsoprsinya terhadap Au. sehingga dengame adanya perbedaan ukuran antara carbon dan
juga partikel slurry, maka Au Ag dan sebagian logam lain (Cu) yang teradsopsi kedalam
pori2 karbon dapat dipisahka dengan menggunakan screen (ayakan).
2. Metode pemurnian larutan hasil leaching dengan menggunnakan cara ekstraksi
pelarut. Pengertian dari ekstraksi pelarut adalah proses ekstraksi dan pemurnian
larutan dengan cara melarutkan logam dalam fasa aqueous dengan larutan organik
tertentu sehingga terbentuk organometallic complex solution. Tahapan dari Solvent
Extraction adalah
a. Tahap Loading/Absoption
Dimana larutan ion logam berharga yang ada dalam fasa aquaeous dikontakan
dengan solvent organic tertentu yang sesuai sedemikian rupa, sehingga ion logam
berharganya terlarutkan dalam fasa organic.
b. Tahap Stripping
Dimana ion logam berharga yang ada dalam fasa organic kembali dikontakan
dengan pelarut aquaeous tertentu yang sesuai dengan volume yang relatif kecil.
c. Berikut adalah contoh reaksi Solvent Extraction dengan Activated Carbon pada
Emas (Au) Solvent yang digunakan: Ethers(D2EHPA, DDPA, TBP), Alcohol,
Aldehydes, Ketenes, Phenols.
Penjelasan dari gambar diatas yaitu Setiap ion Cu2+ ( hijau) yang bereaksi dengan 2[R-H]
(merah) menghasilkan ion 2 H+ ( biru) dan [R]2 Cu
Merah = Larutan organik
Hijau = Cu+
Biru = H+
Solven extraction itu proses leaching. Leaching yaitu pemurnian larutan. Perlu dimurnikan
karena ada larutan organik yang berikatan dengan ion hidrogen. Misal ini larutan hasil
leaching bijih tembaga. Ada ion logam : Cu+, Fe+, Ni+ dan lain-lain. Proses leaching bijih
tembaga dilakukan dengan asam sulfat.
Ada Fe+ , Ni+ dan Lain-lain pada Hasil Leaching karena didalam mineral tidak hanya
terkandung cu saja, ada unsur lain yang terkandung misalnya Fe, oleh sebab itu ketika
melalui proses leaching, hasilnya terkandung unsur Cu+, Ni+, Fe+ dan lain-lain. Yang
menyebabkannya larut yaitu reagen reagen dalam larutannya. Dan kenapa tidak semua aja
dia larut, semua yang ada di dalam mineralnya karena mineral yang terlarutkan sesuai
dengan fungsi reagennya. Jadi reagent itu salah satu sifatnya selektif, dia melarutkan
sebagian, misal mau Cu larut Cu aja. Asam sulfat tidak cuma larutin Cu, tetapi juga yang
lain-lain. Jadi yang larut ketika leaching tidak hanya mineral berharga tetapi juga
pengotornya dengan kadar tertentu sesuai dengan persen ekstraksi masing-masing. Karena
banyak yang larut setelah leaching, makanya ada proses yang namanya pemurnian larutan
hasil leaching, tidak bisa ekstraksi itu 1 tahap, baik itu jalur piro atau hidro karena
tahapannya banyak.
Guna dari solvent extraction adalah untuk mengikat mineral berharga dengan larutan
organik. Jadi ditahapan awal leaching kita sudah larutkan logam-logam dari mineralnya.
Karena yang larut tidak cuma logam yang kita mau, ada pengotornya sehingga harus ada
tahapan pemurnian lanjutan. Salah satunya solvent ekstraktion. Ketika proses, larutan
hijau di vidio itu isinya ya kaya gambar yang sy kasi kemarin. Yang kalian mau ketika
proses solvent extraction, kalian mau ambil Cu terlarut aja nya saja. Meskipun yang akan
terikat tidak cuma Cu aja, ada ion lain ikut terikat. Tetapi beberapa pengotor semisal besi
hanya ikut terikat sedikit dalam larutan organic sehingga kalian akan dapat karutan yang
lebih murni.
Logam yang paling banyak terikat dengan larutan organik. Larutan organik itu macam-
macam. Industri kimia memproduksi berbagai jenis larutan organik sesuai dengan
kebutuhan. Kalau yang untuk proses solven extraction Cu, mereka produksi yang
mengikat kuat Cu dan mengikat lemah logam lain. Kalau yang untuk Ni , uranium dan
lain-lain beda-beda lagi.
Tahapan selanjutnya dari proses solvent extraction ini, setelah di ikat dengan larutan
organik, nanti dilakukan proses stripping. Proses stripping ini adalah reaksi kebalikan
dengan proses adsorpsi sebelumnya. Reaksi nya sama, dibalik saja. Jadi awalnya adalah
larutan hasil leaching lalu Cu di ikat oleh larutan organik. Selanjutnya, larutan organik
yang mengandung Cu tadi (R)2Cu , untuk bisa kita mengambil Cu dari larutan organiknya,
larutan organik tersebut di reaksikan kembali dengan asam (H+) sehingga akan terbentuk
senyawa R-H dan terbebasnya Cu2+.
Perbedaan Cu terlarut di dalam larutan hasil leaching dengan Cu terlarut setelah proses
stripping.
Reaksi pelindian tembaga dengan asam sulfat.
Ini disini, yang larut itu CuSO4. Cu2S adalah mineral awal yang akan dilarutkan.
Direaksikan dengan asam sulfat kemudian menjadi larutan CuSO4. Proses stripping tadi,
R2Cu ini di tambahkan H+ dalam hal ini biasanya sama dengan reagen proses leaching,
H2SO4. Hasil proses stripping. Hasil leaching senyawa Cu yang belum murni, setelah
solvent ex jadi lebih murni (Cu dominan) kemudian setelah itu menghasilkan senyawa cu
organik kemudin di stripping dengan larutan yang sama sebagai pelindi menghasilkan
senyawa Cu+ pelindi dengan kemurnian yang lebih tinggi karena yang bereaksi tinggal Cu.
Senyawa Cu akhir setelah proses stripping yaitu CuSO4 aq.
Proses solvent extraction diulang lagi karena CuSO4 yang diperoleh dari hasil solvent
extraction dan dilanjutkan dengan proses stripping lebih murni dan lebih tinggi tinggi
konsentrasi nya dari pada CuSO4 dari larutan hasil pelindian.
Konsentrasi tembaganya bisa lebih tinggi dari sebelumnya. Proses pemurnian larutan
dilakukan agar konsentrasi logam berharga di dalam larutan dapat ditingkatkan hingga level
tertentu dan konsentrasi pengotor diturunkan sampai dibawah konsentrasi tertentu, sehingga
proses berikutnya (recovery) dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Syarat Extractant yang baik :
1. Selectivitas tinggi
2. Kapasitas ekstraksi besar
3. Mudah distripped
4. Mudah dipisahkan dari air karena : beda berat jenis nyata, viscositas rendah, tegangan
permukaan besar
5. Aman dalam penanganannya : tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak mudah
menguap/terbang
Perbedaan Kemurnian Tinggi dengan Konsentrasi Tinggi
Kalau kemurnian tinggi itu perbandingan antara konsentrat dan tailing besar,
jika konsentrasi tinggi jumlah partikel konsentratnya banyak. Jika kemurnian tinggi
bahwa unsur tersebut tidak tercampur pada unsur lain, jika konsentrasi jumlah zat
yang tinggi tercampur pada suatu unsur. Konsentrasi tinggi berarti perbandingan
antara konsentrat dan tailing lebih tingi konsentrat, sedangkan kemurnian adalah
usaha untuk meningkatkan kosentrasi agar mutunya naik untuk mendapatkan
keuntungan melalui proses kimia atau fisika. Kemurnian tinggi itu kadarnya yang
tinggi, sedangkan konsentrasi itu kekentalannya.
Konsentrasi tinggi : Cu 200 gr, Mn 30 gr, Ni 20 gr, Fe 5 gr, Si 3 gr, Zn 12 gr dalam larutan 1
L. Sama aja konsentrasi Cu 200 gr dalam larutan 1 L, tetapi ini kemurniannya tinggi, sedang
konsentrasi tinggi : Cu 200 gr, Mn 30 gr, Ni 20 gr, Fe 5 gr, Si 3 gr, Zn 12 gr dalam larutan 1
L tidak.
Dan yang dilakukan dalam proses pemurnian itu, tidak cuma memurnikan
(menghilangkan pengotor), tetapi juga menaikkan konsentrasi. misalnya kita dari bijih
punya Cu 200 gr dari 5 kg. dilarutkan hingga diperoleh Cu terlarut beserta
pengotornya, dengan keadaan seperti ini; Cu 200 gr, Mn 30 gr, Ni 20 gr, Fe 5 gr, Si 3
gr, Zn 12 gr dalam larutan 5 L. Ketika kalian memurnikan , prosesnya hilangkan
pengotornya, jadi yang awalnya ini, berubah menjadi Cu 200 gr, Mn 5 gr, Ni 3 gr, Zn
3 gr dalam larutan 5 L. Tetapi ketika kalian menaikkan konsentrasi, logam dengan
berat X harus dipindahkan ke laurtan dengan jumlah yang lebih sedikit dari
sebelumnya.
Gambar Resin
Resin ada banyak tipe, dan jenis nya macam-macam dan resin tidak cuma di
pakai dalam proses metalurgi, proses-proses lain juga banyak pakai resin.
Dari tahapan 1,2,3,4,5,6 disini , proses untuk menaikkan konsentrasi pada
tahapan 5. Tahapan 3 yaitu proses penyerapan itu kan misahin pengotor dan logam
berharganya.
Karena volume pelarut yang digunakan lebih sedikit dari yang sebelumnya R-
H+ + A+ menjadi R-A+ +H+. Pelarut yang digunakan saat elution (disini namanya
elution, kalau SX tadi proses kebalikannya dinamakan stripping atau rextrakstion)
volumenya lebih sedikit tapi konsentrasi nya lebih tinggi.
Konstanta Kesetimbangan
Reaksi Kesetimbangan :
aA + bB = cC + dD
K = [ a C] c [ a D] d
[ a A] a [ a B] b
a A =aktivasi A
a B =aktivasi B
a C =aktivasi C
a D =aktivasi D
a A = f A .C A
f A = koefisien aktivitas A
C A = konsentrasi A dalam molar atau molal
Persamaan Nerst
ΔG = -nFE
ΔG O = -nFE O
E = E O - ln K
Contoh Soal 1
Tentukan nilai K untuk reaksi-reaksi berikut dengan data-data energi bebas standard
dan data-data potensial ½ sel reduksi standard pada suhu 25°C.
Reaction 1- Cu 2+ + Fe = Cu + Fe 2+
Reaction 2- CuS+ 2 Fe 3+ = Cu 2+ + 2 Fe 2+ + S°
● AG O Cu2+ = 64.85 kJ/mol
● AG O Fe2+ = -84.94 kJ/mol
● AG O S = AG O Cu = AG° Fe = 0 kJ/mol
● AG O CuS = -48.95 kJ/mol
● AG O Fe3+ . = -10.54 kJ/mol
Jawab :
Reaction 1- Cu 2+ + Fe = Cu + Fe 2+
AG O R = AG O produk - AG O reaktan
= (AG O Cu + AG O Fe2+ ) - (AG O Cu2+ + AG° Fe )
= (-84.94 kJ/mol) - 64.85 kJ/mol
= -149.79
AG O = - RT ln K
ln K = - AG O /RT
= - (-149.79)/(8.314.298) = 0.600458
K = e 0.600458 = 1.82295
Reaction 2- CuS+ 2 Fe 3+ = Cu 2+ + 2 Fe 2+ + S°
AG O = AG O produk - AG O reaktan
= (AG O Cu2+ + 2(AG O Fe2+ ) + AG O S ) – (AG O CuS + 2(AG O Fe3+ ))
= (64.85 kJ/mol + 2(-84.94 kJ/mol) – (-48.95 kJ/mol + 2(-10.54 kJ/mol))
= - 35 kJ/mol = -35000 J/mol
AG O = - RT ln K
ln K = - AG O /RT
= - (-35000)/(8.314.298) = 14.12673
K = e 14.12673 = 1365089
0 = -0.26 - ln K
0.26 = - 0.0128 ln K
ln K = - 20
K = e 20.3125 = 2.06 x 10 -9
K=
2.06 x 10 -9 =
2.06 x 10 -9 =
[H + ] 2 = 1.03 x 10 -10
H + = 1.015 x 10 -5
pH = - log H +
= - log 1.015 x 10 -5 = 5
Larutan Ideal
- Larutan bersifat ideal bila tidak ada interaksi antara ion-ion terlarut dan ion
terlarut
dengan pelarutnya.
- Untuk larutan ideal multikomponen, pada temperatur dan tekanan yang
konstan,
potensial kimia spesi “i” didefenisikan sebagai:
Satuan :
μi = J/mol
μi o = potensial kimia dalam keadaan standard (saat Xi = 1)
Xi = faksi mol spesi i
R = konstanta gas ideal (8.314 J/mol.K)
T = temperatur ansolut (K)
Xi pada persamaan (1) dapat juga diganti dengan satuan konsentrasi lainnya
yang
digunakan pada larutan aqueous adalah molar dan molal. Misalnya