Anda di halaman 1dari 5

MODUL II

PIROMETALURGI

 TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui prinsip dasar pirometalurgi pada ferrous dan non-ferrous berserta
faktor- faktor yang mempengaruhinya.

 DASAR TEORI
Pirometalurgi merupakan suatu proses ekstraksi logam dengan energy panas, dengan
temperature berkisar antara 500o-1600oC. Proses pirometalurgi pada umumnya terbagi
menjadi 5 proses, antara lain:
1. Drying (Pengeringan), untuk menghilangkan moisture dari mineral.
Pengeringan terjadi oleh kontak padatan lembap dengan pembakaran gas yang
panas oleh pembakaran bahan bakar fosil dengan suhu pengeringan pada

temperature sekitar 120oC.


2. Calcining (Kalsinasi), proses dekomposisi dengan panas diatas temperature
dekomposisi material atau dengan mengurangi tekanan parsial pada
temperature konstan dengan contoh ferric hidroksida menjadi ferric oksida.
3. Roasting (Pemanggangan), pemanasan dengan udara dengan temperature
tinggi dimana dalam hal ini udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan.
Terjadi proses oksidasi sulfide berubah menjadi oksida akibat reaksi dengan
oksigen. Tujuannya untuk menghilangkan pengotor, substrat organik, dan
membuat mineral untuk di smelting. Dengan metode:
 Hearth; sulfida tembaga dan sulfida nikel
 Fluid Bed; sulfida tembaga dan sulfida nikel
 Sintering; sulfida tembaga, sulfida nikel, dan sulfida timah hitam.
4. Smelting (Peleburan), proses peleburan logam pada temperature tinggi
sehingga logam meleleh dan mencair setelah mencapai titik didihnya.
5. Refining (Pemurnian), proses menghilangkan logam pengotor dari logam
yang ingin diekstraksi sehingga mencapai kemurnian yang tinggi.

1
2

Ekstraksi Logam Ferrous


Proses pirometalurgi sangat penting peranannya pada proses pembuatan besi
dan baja. Jenis bijih yang digunakan seperti hematit, magnetit, siderite, pirit (FeS2),
dan himosit. Persyaratan bijih besi untuk diekstraksi adalah yang mengandung Fe
yang tinggi ± 70%, memiliki pengotor (S, P, As, Zn, Pb, Na, K) yang rendah,
memiliki kandungan oksida untuk meningkatkan fluks, mudah dilakukan
reduksi,ukuran seragam agar dapat terdistribusi dengan baik. Pada proses ekstraksi
logam non-ferrous diperlukan reduktor (C, Co, dan H2) untuk memisahkan O2 dari
logam. Berikut merupakan jenis-jenis proses pengolahan besi dan baja:
A. Blast Furnace (Tanur Tinggi)
Teknologi terlama, lebih dari 100 tahun yang sangat cocok untuk produksi kapasitas
besar (minimum 2 Juta ton/ tahun). Menggunakan kokas sebagai reduktor dan
menghasilkan besi cair serta slag.

Gambar 2.1. Kondisi Operasi Proses Pembuatan Besi dan Baja Tanur Tinggi

B. Basic Oxygen Furnace

Basic Oxygen Furnace, BOF merupakan proses peleburan besi menggunakan besi
mentah cair (90%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama
dicampur dengan besi bekas 10%. Untuk menurunkan kadar karbon dengan
menggunakan O2 murni yang diinjeksikan dengan kecepatan tinggi kepermukaan
hot metal dan menghasilkan reaksi yang bersifat eksotermis yang dapat menurunkan
4,3% C ke 0,04%C dalam 20 menit sehingga dikatakan memiliki produktifitas yang
3

tinggi dengan hasil berupa baja karbon rendah, medium, tinggi.

C. Electric Arc Furnace


Tanur Busur Listrik (EAF) adalah peralatan yang digunakan untuk proses
pembuatan besi dan baja dengan input bahan baku berupa hot metal 10% untuk
suplai karbon, sponge iron 70-80% untuk meningkatkan mutu, dan scrap 20-100%
untuk menghasilkan produk dengan kualitas standar. Tahapan dari proses EAF
adalah oksidasi–melting, defosforisasi dan desulfurisasi, serta refining –alloying.

Gambar 2.2. Berbagai Proses Pembuatan Besi dan Baja

Ekstraksi Logam Non–Ferrous


Nikel di alam dalam bentuk mineral laterit (nikel saprolite, nikel limonite). Jalur
proses pengolahan laterit nikel salah satunya memanfaatkan proses pirometalurgi.
Proses ini menggunakan tipe saprolite yang berada di bagian bawah lapisan bumi.
Peleburan laterit nikel menghasilkan produk nikel berupa feronikel (FeNi), nickel
pig iron (NPI) dan mate nikel. Peleburan feronikel membutuhkan energi yang tinggi
4

Gambar 2.3. Lapisan Mineral Nikel Laterit

Contoh proses-proses yang dilakukan untuk mendapatkan produk nikel matte:


1. Penambangan, proses yang dilakukan dari awal eksplorasi, pembersihan lahan,
stripping, penambangan, dan pengayakan.
2. Pengeringan (Drying), pengeringan bijih nikel dalam rotary dyer klin proses
untuk mengurangi kadar air yang di dalam bijih dari 30-33% menjadi 19-21%
3. Reduksi dan Kalsinasi, dilakukan dalam reduction klin terdapat tiga zona yaitu
pengeringan lanjut, reduksi, dan kalsinasi.
a. Pengeringan lanjut, untuk mendapat bijih yang lebih kering dari kadar air
kurang dari 1%.
b. Reduksi, proses untuk membentuk Ni dan Fe bebas yang terpisah dari
oksidanya menggunakan gas pereduksi yang didapatkan dari pembakaran
batu baa atau minyak bumi dengan udara.
c. Sulfidasi, proses injeksi sulfur cair untuk stabilisasi logam yang terbentuk
pada zona reduksi.
4. Peleburan (Smelting), dilakukan dalam EAF yang bertujuan untuk memisahkan
bagian yang kaya akan nikel berdasarkan perbedaan berat jenis.
5. Pemurnian (Converting), proses lanjut untuk furnace matte dicampur fluks
silica dan diinjeksi udara yang dilakukan untuk memisahkan NiS dari FeS.
6. Granulasi, proses penuangan converter matte pada air bertekanan tinggi agar
didapatkan produk berbentuk butiran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pirometalurgi


1. Reduktor
Terdapat beberapa macam reduktor yang digunakan, yaitu:
a. Padat (Batubara/ coal)
b. Cairan (Minyak Bumi)

c. Gas (CH4)
2. Temperatur
Proses peleburan nikel yang dilakukan dengan rotary kiln electric
o
furnace kondisi operasi pada temperature 1500 – 1600 C. Proses reduksi penting
5

diketahui termodinamika reaksi untuk menentukan temperatur terjadinya reaksi


yang mengacu pada diagram Ellingham.

Gambar 2.4. Diagram Ellingham

3. Reagen
Penambahan reagen dilakukan pada saat peleburan untuk membantu efisiensi
peleburan logam. Mekanisme kinerja dari penambahan reagen, akan
menurunkan temperature proses peleburan sehingga meningkatkan efisiensi
dari proses tersebut. Contoh reagen yang digunakan, yaitu limestone,
dolomite, silica.
4. Waktu
Dibutuhkan waktu yang optimal yang sesuai degan temparatur,reduktor serta
kondisi lainnya.

 REFERENSI
 Modul Praktikum Metalurgi Ekstraksi 2019

Anda mungkin juga menyukai