Anda di halaman 1dari 4

Proses Peleburan

Terdapat dua tahap dalam proses peleburan (smelting), yaitu:


1. Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
Konsentrat bersama dengan produk antara (material sirkulasi/backlog) dilebur
untuk menghasilkan lelehan logam yang mengandung sekitar 1% Fe dan slag yang
mengandung timah dan besi yang hampir sama.
2. Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan slag II.
Bertujuan untuk menekan kadar Sn dari slag I serendah-rendahnya sehingga membuang
Sn serendah-rendahnya. Karena meningkatnya potensial redukai proses maka besi akan
ikut tereduksi sehingga produk dari tahap ini adalah paduan timah besi, Fe Sn. Terak
dari peleburan tahap 1 dilebur kembali dengan penambahan batu kapur menghasilkan
hardhead (paduan yang mengadung timah dan besi hampir sama) dan slag dengan
kandungan timah sepersepuluh dari besi
o Debu (fume) yang dihasilkan dari kedua tahap peleburan ditangkap di bag house (atau
peralatan yang serupa).
o Lelehan timah dari tahap 1 didinginkan hingga di atas temperatur leleh timah untuk
mengkristalkan besi menjadi dross FeSn2.
o Produk antara (material sirkulasi/backlog): Hardhead dari tahap 2, debu and dross
dilebur kembali di tahap 1.

Tujuan dilakukan peleburan dua tahap adalah :

- Pada peleburan bijih diharapkan besi dalam logam yang terbentuk tidak terlalu besar
sehingga temperatur operasi relatif rendah dan penggunaan bahan reduktor yang
dipakai relatif sedikit.
- Pada peleburan slag I yang mengandung Sn 20-35% diharapkan mampu menghasilkan
hardhead dan slag II dengan kadar Sn dibawah 1%
- Untuk mendapatkan recovery peleburan yang setinggi tingginya karena peleburan
timah ini memerlukan biaya yang besar,sehingga setiap langkah kerja harus efektif.
Gambar . Pemisahan Timah Cair dan Slag
Sumber: Pratama, Insani, dkk. 2018. Studi Kasus Ekstraksi Metalurgi- Proses Ekstraksi
Metalurgi Peleburan Timahdi PT Timah Tbk Bangka Belitung

Proses peleburan berlangsung seharian (24 jam) di dalam tanur guna menghindari
kerusakan pada tanur/refraktori. PT. Timah Tbk menggunakan 6 unit tanur
reverberatory dengan masing-masing Panjang tanur 12,497 mm, lebar tanur 3,963
mm, dan tinggi tanur 1,219 mm. Tebal refraktori bagian bawah 407 mm, bagian
samping 457 mm, dan tebal refraktori atap 305 mm. Pada tiap tanur terdapat bagian-
bagian yang berfungsi sebagai panel kontrol: single point temperature recorder, fuel
oil controller, pressure recorder, O2 analyzer,multipoint temperature recorder, dan
combustion air controller.
Gambar . Mekanisme Peleburan Tahap I dan II di Tanur Reverberatory
Sumber: PPT Pelatihan Pengolahan Mineral dan Metalurgi Ekstraksi, Unit Metalurgi
– PT Timah Tbk, Muntok, Bangka

Udara panas yang dihembuskan ke dalam furnace atau tanur berasal dari udara luar /
atmosfer yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam
regenerator yang mengubahnya menjadi panas.Tahap awal peleburan baik peleburan I
dan II adalah proses charging yakni bahan baku bijih timah atau slag I dimasukkan ke
dalam tanur melalui hopper furnace. Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu
1100–1500oC. Unsur– unsur pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida
seperti As2O3 yang larut dalam timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi
logam timah murni, namun adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk
debu bersamaan dengan gas–gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya
dimasukkan ke foreheart untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil
dipisahkan selanjutnya dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan
/penurunan temperatur hingga 400oC sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan
hardhead dimasukkan ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.
Gambar . Proses Peleburan di PT. Timah Tbk
Sumber: Ebi Wibisana, Tin Refining Process, IPM 2008, ITB, 04-05.12.2008

Tujuan dari peleburan timah adalah mereduksi timah oksida (SnO 2) dari kasiterit
menjadi timah logam. Reaksi reduksi timah oksida sebagai berikut:

Gambar . Reduksi Timah Oksida

- Pada temperatur > 1000oC

SnO2 (padat) + 2CO (gas) = Sn (leleh) + 2CO2 (gas)

2CO2 (gas) + 2C (padat) = 4CO (gas)


+
SnO2 (padat) + 2C (padat) = Sn (leleh) + 2CO (gas)

- Pada temperatur > 1080oC


SnO2 (padat) + Sn (leleh) = 2SnO (leleh)
SnO (leleh) + C (padat) = Sn (leleh) + CO (gas)

Anda mungkin juga menyukai