Anda di halaman 1dari 10

1.

Jelaskan analisis berikut kesimpulan saudara tentang proses metalurgi piro dibandingkan dengan metalurgi hidro ditinjau dari aspek parameter-parameter berikut : Emisi gas buang

Sulfur dioksida (SO2) merupakan polutan utama yang dihasilkan dalam proses roasting, smelting, dan converting bijih sulfida. (Konsentrat nikel sulfida mengandung 6 20 % nikel dan belerang s.d 30 %.) SO2 yang dikeluarkan dapat mencapai 4 metrik ton (t) sulfur dioksida per metrik ton nikel yang diproduksi sebelum dilakukan kontrol. Reverberatory furnace dan electric furnace menghasilkan SO2 dengan konsentrasi 0.5 2.0 %, sedangkan flash furnace menghasilkan SO2 dengan konsentrasi lebih dari 10 %. Produksi polutan ini memberikan keuntungan untuk konversi sulfur dioksida menjadi asam sulfat. Beban emisi untuk berbagai tahapan proses adalah 2.0 5.0 kilogram per metrik ton (kg/t) untuk multiple hearth roaster; 0.5 2.0 kg/t untuk fluid bed roaster; 0.2 1.0 kg/t untuk electric furnace; 1.0 2.0 kg/t untuk Pierce-Smith converter; dan 0.4 kg/t untuk hulu pengering flash furnace. Amonia dan hidrogen sulfida merupakan polutan pada proses ammonia leac; emisi hidrogen sulfida dihasilkan pada proses acid leachin. Nickel carbonil dengan kadar racun tinggi merupakan kontaminan pada proses carbonyl refining. Energi

Sumber energi panas dapat berasal dari : 1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik). 2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi. 3. Energi listrik. 4. Energi terselubung / tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).

Potensi debu

Pada proses metalurgi piro dalam potesi adanya debu lebih banyak dibandingkan dengan proses metalurgi hidro. Debu yang dihasilkan dari tahap smelting pada pengolahan bijih tembaga logam dengan produk smelting berupa Flue Dust dan Fumes : penimbul polusi, debu ditangkap dgn Cyclon, water-spray, cottrel, electrostatic precipitator.

2. Salah satu unit proses tahap awal (preliminary treatment) metalurgi piro adalah proses pemanggangan (roasting). Dalam hal apa proses ini dilakukan dan mengapa? Berikan contoh contoh reaksi kimia yang terjadi. Roasting adalah proses menghilangkan kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dengan pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih). Biasanya dilakukan terhadap material dengan mineral-mineral sulfida. Kegunaan Roasting adalah : - Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya - Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur - 2 ZnS + 3O2 2 ZnO + 2 SO4 - Membentuk material menjadi porous - Menguapkan impurity yang foltair.

Proses ini juga dilakukan untuk membentuk senyawa-senyawaan yang lebih mudah dilebur. Biasanya mengubah sulfida dan karbonat menjadi oksida. Contoh reaksi kimia : 2ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO2 2SO2 + O2 2SO3 3. Apa yang diartikan dengan autogenous/smelting ? Berikan contoh penerapannya dalam industri metalurgi piro. Pemanggangan pada flash furnace dengan sulpida untuk memperluas proses oxygen flash smelting. Untuk mempertahankan suhu pada tungku sehingga didapat molten matte.

4. Apa yang membedakan antara direct dan indirect smelting ? Berikan contoh masing-masing lengkap dengan bentuk reaktornya berikut reaksireaksi yang terjadi. Direct Smelting

Direct smelting adalah metoda alternatif dalam proses pembentukan besi yang menggunakan coal untuk mereduksi bijih besi dalam bentuk lump ore , pellet , dan hot metal. Proses ini menggunakan blast furnace yang melibatkan reaksi reduksi, reduksi kimia dari bijih besi menjadi besi. Direct smelting umumnya menggunakan tanur tinggi atau blast furnace, menggunakan Kokas sebagai sumber karbon yang juga berfungsi sebagai reduktor bijih (contohnya bijih besi) dimana Karbon akan mengikat oksigen didalam bijih teroksidasi menjadi karbon monoksida yang kemudian menjadi karbon dioksida, fluks contohnya kalsium oksida dalam bentuk kapur yang berguna sebagai katalis dan mengikat slag atau kotoran-kotoran yang tidak dibutuhkan. Pada umumnya, bijih besi mengandung pengotor yang bersifat asam dan basa. Jumlah pengotor yang bersifat asam biasanya lebih banyak sehingga digunakan fluks yang bersifat basa [CaCO] CH4 + H2O H2 + CO Reformer

(mengubah CH4 (gas alam) menjadi gas H2 + CO)

Reaktor (HYL process)

( besi oksida ) Fe2O3 + H2 CO menghasilkan Fe (spong)solid dilebur menggunakan EAF Baja

Indirect smelting

Pada proses indirect smelting, bahan baku direduksi terlebih dahulu oleh gas CO2 , kemudian direduksi oleh C. C + O2 CO2 CO2 + C CO Reaktor yang digunakan.

5. Mengapa proses Cu Matte converting dilakukan dalam dua tahap ? jelaskan jawaban saudara menggunakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam kedua tahap tersebut. proses Cu Matte converting merupakan proses menghilangkan Fe dan S sehingga menghasilkan 99 % tembaga cair. 2 tahapan proses converting : 1) Tahap pembentukan slag (menghilangkan FeS) dimana Fe dan S dioksidasi menjadi FeO, Fe3O4 , dan SO2 melalui reaksi : FeS + 3/2 O2 FeO + SO2 3FeS + 5O2 Fe3O4 + 3SO2 flux SiO2 ditambahkan untuk membentuk slag cair. Tahap pembentukan slag akan selesai saat kadar Fe di matte dibawah 1 %. 2FeS + 3O2 + SiO2 2FeO.SiO2 + 2SO2 + heat 2) Tahap pembentukan The blister copper. Cu2S + O2 2Cu + 2SO2 + heat

Sehingga, saat proses converting pada tembaga dilakukan dua tahap untuk menghilangkan kadar Fe dan S terlebih dahulu, karena Cu2S akan teroksidasi menjadi SO2 dengan kadar Fe rendah.

1. Kriteria kriteria apa yang menentukan metoda ektraksi secara metalurgi piro ? Dilakukan pada temperatur tinggi sekitar 500C ke atas. Energi bahan bakar yang digunakan ialah padat (kokas, batu bara,dll), cair (solar, bensin, dll), dan gas (LPG, dll) Panas didapat dari bahan bakar batu bara (kokas) yang sekaligus bertindak sebagai reduktan. Berlangsung reaksi kimia yang menghasilkan logam dan senyawa Terbentuknya dua fase/lebih logam yang dihasilkan dapat terpisah dari senyawa yang tidak dikehendaki Reaksi yang berlangsung reduksi, oksidasi dan netral (tanpa reaksi). Suhu yang dicapai ada yang hanya 50-250C (proses mond untuk pemurnian Nickel), tetapi ada yang mencapai 2000C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500-1600C.

2. Mengapa peleburan timah (Sn) dilakukan didalam dua tahap ? jelaskan jawaban saudara menggunakan diagram alir proses. Karena pada tahap pertama kondisi reduksi yang rendah digunakan untuk meminimalkan reduksi besi. Pada tahap kedua slag meleleh kembali pada temperatur yang lebih tinggi dengan penambahan zat pereduksi untuk memulihkan Timah sebanyak mungkin. Tahap awal peleburan baik peleburan 1 dan 2 adalah proses Charging yakni bahan bakar bijih Timah atau slag 1 dimasukkan kedalam Tanur melalui Hopper Furnace. Dalam Tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100-1500C. Unsur-unsur pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut dalam Timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam Timah murni namun ada pula yang takut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas-gas lainnya.

Ekploration

Off Shore Mining On Shore Mining Low Grade Concentrate

Washing

High Grade Concentrate

High Grade Concentrate

Material Preparation Smelting

Refining

Shipping

Peleburan dilakukan dalam tanur Pantul Reverberatory Furnace. Harga kelarutan Fe dalam Sn cukup besar dapat membentuk senyawa antarlogam. Bila ingin diperoleh logam Sn tinggi (yang berarti SnO didalam slag kecil) maka Fe dalam Sn akan tinggi (berarti pengotor dalam Sn tinggi). Bila diinginkan Sn dengan kemurnian tinggi maka Sn sebagai SnO dalam terak akan tinggi. Maka peleburan Sn dilakukan bertahap (slag dilebur lagi dengan ditambah Scrap Iron agar terbentuk Hard Head Alloy / Senyawa Sn-Fe yang dilebur kembali dalam Reverberatory 1 SnO2 + CO SnO + CO SnO + CO2 Sn + CO

3. Apa perbedaan prinsipil antara proses peleburan menggunakan tanuk tegak (blash furnace) dan tanur horizontal (reverberatory furnace) ditinjau dari kontruksi tanur, aliran umpan, jenis bahan bakar, pola perpindahan panas dan pemanfaatan gas buangnya.? Blast Furnace :

Konstruksi tanur tegak. Aliran umpan dari atas berlawanan arah dengan produksi yang melalui bawah. Jenis bahan bakar coal coke ata charcoal. Pola perpindahan panas konveksi dan konduksi. Pemanfaatan gas buangnya memanaskan boiler - boiler (Heat Boiler) untuk PLTGU.

Reverberatory Furnace :

Konstruksi tanur horizontal. Aliran umpan dari samping. Jenis bahan bakar minyak. Pola perpindahan panas radiasi panas ke bawah atau ke atas. Pemanfaatan gas buangnya dari gas panas hasil peleburan.

4. Ada dua jenis bijih Ni yang terdapat di Indonesia, dimana salah satunya digunakan untuk menghasilkan ferro nikel oleh PT. Aneka Tambang. Mengapa diperlukan tahap pre-reduksi dalam rotary klin setelah proses kalsinasi dan sebelum peleburan dalam electric arc furnace ? Karena untuk mengatur kualitas produk dan meningkatakan efisien / produktivitas Tanur Listrik, sesuai dengan pasaran dan kadar bijih yang diolah sekitar 20% dari kandungan Nickel Bijih tereduksi, reduksi terutama dilakukan untuk merubah Fe3+ menjadi Fe2+, sehingga energi yang dibutuhkan dalam Tanur Listrik menjadi lebih rendah.

5. Apa kegunaan ferro alloys dalam industri baja? Dalam pembuatan FeMn dan FeSi yang mana menurut pendapat saudara yang lebih mudah? Berikan alasan - alasan teknologi dan ekonomis jawaban saudara? Kegunaan Ferro Alloys dalam Industri Baja. FeCr dapat menurunkan keuletan. Untuk menggabungkan dan menghilangkan Sulfur. FeMn berguna untuk mempengaruhi kekuatan, ketangguhan dan kekerasan sebagai elemen pemadu. Sebagai Deoxidizer. FeSi berguna sebagai agent de-oxygen dalam pengecoran baja dan pembuatan baja. Tahan korosi. Tahan temperatur tinggi. FeSi berguna untuk inokulasi Iron untuk mempercepat grafitisasi dalam Cast Iron. FeSi dapat ditemukan dalam pelapisan elektroda dalam Arc Welding. Bahan tambahan dalam besi cor untuk mengontrol kandungan silikon. Pembuatan FeSi lebih mudah karena dari segi teknologi FeSi dan FeMn diproduksi dalam SAF (Submerged Arc Furnace) dimana energi panas berasal dari energi listrik dan kokas sebagai agen pereduksi dan elemen tahan listrik. Tetapi, energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 ton FeSi dibutuh energi listrik 4360 kWh dengan harga $ 2,250. Sedangkan untuk menghasilkan 1 ton FeMn dibutuhkan energi listrik 4400 kWh dengan harga 1,9502,050 Euro. Sehingga FeSi lebih ekonomis dibandingkan dengan FeMn.

Anda mungkin juga menyukai