Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ILMU BAHAN TEKNIK

PRODUKSI LOGAM PADA PROSES PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN LOGAM


Untuk memenuhi tugas Ilmu Bahan Teknik

Dosen Pengampu
RICKO YUDHANTA, M.Sc

Disusun Oleh :

TARUNI MUDA SYAHLA AYU KANNIA


2206045

PRODI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA – STTD
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena berkatnya lah saya bisa menyelesaikan
karya tulis tentang Produksi Logam pada Proses Pemurnian dan Pengolahan Logam
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan karya tulis ini, sehingga karya tulis ini bisa selesai dan dijadikan sebagai referensi
pengajaran Ilmu Bahan Teknik untuk kita semua.
Walaupun makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya berharap kepada bapak
dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan karya tulis tentang pembahasan
logam ini. Sebagai penulis saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, atas
perhatian dari semua pihak, akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Bekasi, 10 November 2022


Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Logam memiliki peranan penting dalam peradaban manusia dan telah dimanfaatkan oleh
manusia sejak berabad lamanya. Bahkan kita mengenal istilah zaman perunggu, zaman besi.
Sebagai contoh tanpa sumbangsih dari dunia metalurgi (pengolahan metal), kita tak akan pernah
kenal dengan musik  rock, musik metalik. Karena senar gitar yang dimainkan dalam gambar ini
adalah produk dari teknologi yang sangat kompleks. Inti dari senar dibuat dari baja lunak, dengan
memvariasikan kekerasan dan kelenturannya , bisa menghasilkan bunyi yang berbeda.

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap
membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip
dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan
oleh properti ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Nonlogam lebih
banyak terdapat di alam daripada logam. Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan
konduktor yang baik.

Logam di alam umumnya terdapat sebagai senyawa dalam bentuk mineral bahan tambang.
Hanya sebagian kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga.
Pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini sukar larut
dalam air. Contohnya: Fe2O3, Cu2S, NIS, ZnS, MnO2.Hal ini dikarenakan logam cenderung
melepaskan elektron (menjadi ion bermuatan positif) sehingga berikatan dengan unsur yang
cenderung menjadi akseptor elektron seperti Oksigen, Klor, dan Sulfur dan mengakibatkan logam
di alam ditemukan dalam bentuk Oksida, garam Klorida, atau garam Sulfida. Namun, logam
mulia seperti Emas dan Platina dapat ditemukan di alam dalam keadaan murni. Ilmu yang
mempelajari produksi dari bijih bahan tambang, pemurnian logam, dan pengguanaannya
dinamakan Metalurgi

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :


- Menjelaskan proses pengolahan logam
- Menjelaskan proses pemurnian logam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengolahan Logam

Pengolahan logam adalah proses mengolah logam untuk membuat perkakas atau suku cadang
mesin. Istilah pengolahan logam mencakup semua pekerjaan logam yang luas, mulai dari pembuatan
kapal-kapal besar dengan koponen baja yang besar dan keras, pembuatan kilang minyak lepas pantai
atau pengeboran sampai pembuatan instrumen mesin yang presisi dan pembuatan perhiasan yang
kecil dan halus.
Metalurgi adalah Ilmu dan teknologi mengekstrak logam-logam dari bijihnya atau senyawa
amalgamnya serta persiapan untuk aspek kegunaannya. Biasanya proses pengambilan logam dari
bijihnya melibatkan tiga tahap utama yaitu (1) penambangan dan penyiapan bijih, (2) Tahap produksi
logam dan (3) pemurnian logam.
Karena sifat keelektronegatifan yang sangat rendah logam selalu bermuatan posistif, oleh
karena itu proses pengolahan logam bebas dari mineral atau bijihnya adalah mengunakan proses
reduksi pada tahap akhir produksinya (lihat Tabel 2). Sebelum dilakukan proses reduksi digunakan
teknik-teknik metalurgi agar bijih lebih mudah direduksi menjadi logam bebasnya. Beberapa proses
metalurgi yang sering digunakan dalam industri logam adalah pyrometalurgi, hydrometalurgi,
elektrometalurgi.
Kebanyakan proses metalurgi dewasa ini menggunakan proses yang disebut pyrometalurgi,
prosedur pengolahan logam menggunakan temperatur tinggi. Ada 3 jenis pyrometalurgi yang
digunakan dalam industri logam yaitu kalsinasi, pembakaran, pelelehan. Kalsinasi adalah pemanasan
bijih pada suhu tinggi sehingga bijih terdekomposisi dengan melepaskan produk gas. Produk gas yang
terbentuk bisa sebagai CO2 atau H2O. Kalsinasi karbonat logam sering menghasilkan oksida logam
dan CO2 .
Sedangkan logam -logam terhidrat terdekomposisi mengeluarkan air. Sebagai contoh:
PbCO3(s) → PbO + CO2CuSO4.xH2O → CuSO4 + xH2O
Pembakaran adalah perlakuan termal yang menyebabkan reaksi kimia antara bijih mentah dan
atmosfir tungku pembakar biasanya O2. Proses pembakaran yang penting adalah oksidasi bijih sulfida
logam, dimana sulfida logam dirubah menjadi oksida logam.
Pelelehan, pada proses ini metrial yang terbentuk pada reaksi kimia dipisahkan dalam dua atau
lebih lapisan. Dua lapisan penting yang terbentuk di tungku adalah lelehan logamnya dan ampas.
Lelehan logam ini bisa saja mengandung hanya logam tunggal atau larutan dari dua atau lebih logam.
Hasil dari pengolahan logam sebagai berikut

2.2 Pemurnian Logam

Pemurnian logam adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan logam murnitanpa
adanya unsur-unsur lain dari bijih bahan tambang. Pemurnian logam perludilakukan karena
adanya pengotor menyebabkan logam tidak dapat digunakandengan baik. Sebagai contoh, logam
Tembaga yang mengandung Arsen
dalam jumlah sedikitpun mengurangi daya hantar listriknya sebanyak 10-20%. Hal initentu sangat
merugikan karena logam Tembaga banyak dipakai dalam kabel listriksebagai penghantar listrik.
Selain itu, pemurnian logam perlu dilakukan karenaada kalanya zat pengotor dalam logam
mempunyai nilai ekonomis. Sebagaicontoh, Perak merupakan hasil samping dari pemurnian
logam Timbal danTembagaTahap terakhir dari pengolahan logam adalah proses pemurniannya.
Pada proses ini logam mentah atau produk logam yang masih ada pengotor dilakukan proses
metalurgi agar meningkat kemurniannya dan komposisi logamnya menjadi lebih jelas. Tujuan
dari proses
pemurnian ini agar menghasilkan logam tunggal murni. Namun kadang juga menghasilkan
produk campuran yang komponen atom-atomnya terdefinisi, misalnya dalam produksi baja dari
besi mentah. Pemurnian (refining) adalah suatu proses untuk merubah

logam kotor menjadi logam dengan kemurnian tinggi.

Ada beberapa cara yang digunaan untuk melakukan

pemurnian logam, yaitu :

1. pelelehan

2.destilasi

3.kristalisasi

4. elektrolisis

5. zone-refining

Pada proses ini logam mentah atau produk logam yang masih ada pengotor dilakukan proses
metalurgi agar meningkat kemurniannya dan komposisi logamnya menjadi lebih jelas. Tujuan
dari prosespemurnian ini agar menghasilkan logam tunggal murni. Namun kadang juga
menghasilkan produk campuran yang komponen atom-atomnya terdefinisi, misalnya dalam
produksi baja dari besi mentah.

Pyrometalurgi Besi
Komponen besi di kerak bumi ditemukan dalam mineral yang berbeda-beda seperti pirit
(FeS), siderit (FeCO3), hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4). Proses metalurgi besi
melibatkan reduksi kimia dari mineral oleh carbon pada tungku pembakar yang ditunjukkan pada
Gambar 6.4. Bijih besi, batu kapur (CaCO 3) dan
carbon dimasukkan kedalam tungku bagian atas. Melalui reaksi dengan oksigen dan air, arang
juga berfungsi sebagai penyedia gas pereduksi CO dan H 2 . Batu kapur CaCO3 sebagai penyuplai
oksida basa CaO yang akan bereaksi dengan silikat dan pengotor lain untuk di buang sebagai
ampas. Udara yang masuk dari tungku bawah merupakan bahan baku yang sangat penting untuk
membakar arang. Di dalam tungku, oksigen bereaksi dengan karbon pada arang membentuk
karbon dioksida:

C(s) + O2 (g) → 2CO(g) ΔH = -221 kJ

Sedang uap air yang hadir di udara juga bereaksi dengan karbon membentuk karbon
monoksida

C(s) + H2O(g)→ CO(g) + H2(g) ΔH = +131 kJ

Gas-gas CO dan H2 yang terbentuk mereduksi besi oksida, sebagai contoh reaksi dengan
Fe3O4 :
Fe3O4(s) + 4CO(g) → 3Fe(s) + 4CO2 (g) ΔH = -15 kJ

Fe3O4 (s) + 4H2 (g) → 3Fe(s) + 4H2O(g) ΔH = +150kJ

Kemudian lelehan besi dikumpulkan di dasar tungku seperti terlihat dalam Gambar 6.5.

Lelehan ini masih bercampur dengan pengotor-pengotor seperti oksida silikon dan aluminium.
Pengotor-pengotor seperti alumunium oksida Al2O3 dan silikon SiO2 direaksikan dengan CaO
membentuk ampas:

CaO(s) + SiO2 (s) → CaSiO3 (l)


CaO(s) + Al2O3 (s) → Ca(AlO2)2 (l)

Manufaktur baja merupakan satu dari induistry logam yang sangat penting. Di USA konsumsi
baja pertahun mencapai 100 juta ton. Baja adalah amalgam besi yang mengandung 0,03 sampai 1,4
% carbon dan beberapa komponen lain seperti Mn, P, S san Si.
Produksi besi pada dasarnya adalah proses reduksi besi oksida menjadi logam besi, sementara itu
konversi besi menjadi baja adalah proses oksidasi, dimana pengotor yang tidak diinginkan
dihilangkan dari besinya melalui reaksi dengan oksigen. Salah satu metode yang sering digunakan
adalah menggunakan “basic oxygen process” Gambar 6.6 memperlihatkan proses oksigen basa.
Lelehan besi dari tungku pembakar dituangkan ke dalam labu silinder dengan posisi vertikal dan
diberikan gas oksigen bertekanan. Pada kondisi ini, mangan pospor dan silikon serta karbon yang
berlebih bereaksi dengan oksigen membentuk oksidanya. Oksida-oksida ini kemudian direaksikan
dengan pereaksi yang sesuai (contoh CaO atau SiO 2 ) untuk membentuk ampas. Tipe pereaksi yang
diperlukan bergantung kepada pengotor yang ada. Jika pengotor utama adalah silikon dan pospor
maka pereaksi yang digunakan adalah pereaksi basa misal CaO.

CaO(s) + SiO2 (s) → CaSiO3 (l)


P4O10(s) + 6CaO(s) → Ca3(PO4)2(l)
Lain halnya jika pengotor utamanya adalah mangan, maka pereaksi basa seperti SiO 2 yang
digunakan.

MnO(s) + SiO2(s) → MnSiO3(l)


Hidrometalurgi
Pengolahan logam menggunakan metode pyrometalurgi membutuhkan energi yang sangat
besar dan menimbulkan polusi udara dari asap buangan, terutama sulful dioksida. Alternatif metode
lain dikembangkan untuk pengolahan beberapa logam, dimana logam diekstraksi dari bijihnya dengan
menggunakan reaksi air. Proses ini disebut hidrometalurgi. Proses hidrometalurgi yang paling penting
adalah penyepuhan, dimana senyawa yang mengandung logam dilarutkan secara selektif. Jika
senyawa tersebut larut dalam air, maka air sebagai zat penyepuh. Zat yang lebih umum digunakan
untuk proses penyepuhan biasanya adalah asam, basa atau garam. Sering proses pelarutannya
melibatkan pembentukan ion kompleks sebagai contoh dalam penyepuhan emas. Bijih emas yang
telah dipekatkan kadarnya larutkan dalam larutan NaCN. Kehadiran ion CN- dan air akan
mengoksidasi emas dan membentuk ion Au(CN)2– yang larut  dalam air.

4Au(s) + 8CN–(aq) + O2 (g) + 2H2O(l) → 4Au(CN)2–(aq) + 4OH–(aq)

Setelah ion logam secara selektif terlarut dari bijihnya, ion tersebut akan mengendap dari
larutan membentuk logam bebas atau sebagai senyawa ionik yang tak larut. Emas dalam contoh ini
dihasilkan dari kompleks sianidanya melalui reduksi menggunakan serbuk Seng
Zn. Selain emas, alumunium juga diproduksi secara komersial melalui metode hidrometalurgi. Bijih
yang paling berguna dalam proses pengolahan aluminium adalah bauksit, yang alumunium sebagai
oksida hidratnya, Al2O3.H2O. Proses pemurnian alumunium disebut juga proses Bayer. Pertama-tama
bijih alumunium digerus halus dan dicampurkan pada larutan NaOH pekat, sekitar 30 % berat NaOH
pada interval temperatur antara 150 sampai 230 C. Tekanan yang cukup sekitar 30 atm diberikan
untuk mencegah pendidihan. Al2O3 terlarut membentuk kompleks ion aluminat, Al(OH) 4–:
Al2O3.H2O(s) + 2H2O(l) + 2OH–(aq) → 4Al(OH)4–(aq)

Setelah endapan alumunium hidroksida dipisahkan dengan penyaringan, endapan tersebut


dikalsinasi untuk proses selanjutnya, elektro-reduksi menjadi logam.

Elektrometalurgi
Elektrometalurgi sering digunakan dalam proses pengolahan logam terutama untuk logam-
logam aktif seperti Natrium, magnesium dan alumunium. Logam-logam ini tidak dapat dihasilkan dari
larutan airnya karena air lebih mudah direduksi daripada ion logamnya.
Potensial reduksi standar air lebih positif dari pada Na+ (Ered = -2,71 V), Mg2+ (Ered = -2,37 V),
Al3+ (Ered = -1,66) baik dalam konsisi asam maupun basa:

2H+(aq) + 2e– → H2(aq) Ered = 0,00 V


2H2O(l) + 2e–→ H2(aq) + 2OH– Ered = – 0,83 V

Oleh karena itu, untuk mendapatkan logam dari proses elektrometalurgi haruslah dilakukan
pada medium lelehan garam non-air.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Logam adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki
ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron.Pengolahan
logam adalah proses mengolah logam untuk membuat perkakas atau suku cadang mesin. Istilah
pengolahan logam mencakup semua pekerjaan logam yang luas, mulai dari pembuatan kapal-kapal
besar dengan koponen baja yang besar dan keras, pembuatan kilang minyak lepas pantai atau
pengeboran sampai pembuatan instrumen mesin yang presisi dan pembuatan perhiasan yang kecil dan
halus. Hailnya seperti kaleng minuman dan seng. Pemurnian logam adalah proses yang dilakukan
untuk mendapatkan logam murnitanpa adanya unsur-unsur lain dari bijih bahan
tambang. Pemurnian logam perludilakukan karena adanya pengotor menyebabkan logam tidak
dapat digunakandengan baik. Sebagai contoh, logam Tembaga yang mengandung Arsen

3.2 Saran
Penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca termasuk kepada
penulis sendiri dan disarankan kepada pembaca agar dapat memahami apa yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Trisna Dwi (2015, November 4). “Materi Logam dan Pengolahanny”.
https://bisakimia.com/2015/11/04/materi-logam-dan-pengolahannya/

Asep (2022, Januari 24). “Pemurnian atau Pemurnian Logam”. https://artikelkeren.com/pemurnian-


atau-pemurnian-logam.html

Anda mungkin juga menyukai