Disusun Oleh :
M. Syariful Yanwar
03021281722002
B (Palembang)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan timbal.
2. Mengetahui cara pengolahan timbal.
3. Mengetahui bagimana ekstraksi metalurgi dari timbal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Timbal
2. 2. Ekstraksi Metalurgi
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai
pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral,pemerolehan
(ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan
perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan produk
rekayasa tertentu. Dalam bijih (ore) mengandung unsur-unsur logam yang bernilai
ekonomis (main mineral dan aksesoris mineral) dan tidak bernilai ekonomis
(pengotor/impurities) dalam senyawa mineral. Ekstraksi metalurgi merupakan ilmu dan
teknologi untuk memperoleh sampai pengolahan logam mulia dari processing bijih
mineral sampai pemerolehan (ekstraksi) suatu sifat dan karakteristik logam melalui
proses-proses kimia, baik melalui temperature rendah (pelindian) maupun temperatur
tinggi (piro metalurgi/peleburan). Atau ekstarksi metalurgi adalah suatu proses lanjutan
pengolahan bahan galian dimana konsentrat yang dihasilkan dilakukan pekerjaan metalugi
untuk mengeluarkan/mendapatkan suatu logam dari suatu persenyawaannya.
1. Metalurgi ekstraksi disebut juga metalurgi kimia, adalah semua proses yang
menyangkut perubahan kimia dari bijih sampai jadi bahan baku termasuk
pemurniannya.
2. Metalurgi fisik yaitu mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan
paduannya.
Klasifikasi proses ekstraksi metalurgi:
1. Pirometalurgi
Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang
umumrnya paling tua. Proses ini berhubungan dengan temperatur tinggi dan sebagian
besar berlangsung sampai terjadi peleburan. Sifat dari proses pirometalurgi ini cepat
(jam).
2. Hidrometalurgi
Proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung pada temperatur kamar dan
melibatkan reaksi air. Proses hidrometalurgi ini lebih mampu untuk mengolah bijih-
bijih yang berkadar rendah. Proses yang terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses
hidrometalurgi ini adalah lamabt (proses berlangsung antara hari sampai bulan)
3. Elektrometalurgi
Proses-proses ekstraksi dan pemurnian yang melibatkan energi listrik sebagai dasar-
dasar ekstraksinya. Prinsip yang digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia.
Proses-proses hidrometalurgi umumnya berhubungan dengan elektrometalurgi baik
secara fisik maupun kepada penggunaannya. Sedangkan suatu proses pirometalurgi
yang pembangkit panasnya dari energi listrik disebut proses elektrothermik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Timbal
Timbal dalam bahasa Inggris disebut sebagai “Lead” dengan simbol kimia “Pb”.
Simbol ini berasal dari nama latin timbal yaitu “Plumbum” yang artinya logam lunak.
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam bahasa ilmiahnya
dikenal dengan kata Plumbum dan logam ini disimpulkan dengan timbal (Pb). Timbal (Pb)
meleleh pada suhu 328ºC (662ºF); titik didih 1740ºC (3164ºF); dan memiliki gravitasi
11,34 dengan berat atom 207,20. Timbal akan menguap pada suhu 550-600ºC dan
membentuk oksigen dalam udara lalu membentuk timbal oksida. Merupakan logam yang
tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, mempunyai kerapatan yang lebih besar
dibandingkan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri
Timbal atau Timah Hitam (Pb) adalah unsur yang bersifat logam, hal ini merupakan
anomali karena unsur-unsur diatasnya (Gol IV) yakni Karbon dan Silikon bersifat non-
logam. Di alam, timbal ditemukan dalam mineral Galena (PbS), Anglesit (PbSO4 ) dan
Kerusit (PbCO3,), juga dalam keadaan bebas. Memiliki sifat khusus seperti dibawah ini,
yakni:
a. Berwarna putih kebiru-biruan dan mengkilap.
b. Lunak sehingga sangat mudah ditempa.
c. Tahan asam, karat dan bereaksi dengan basa kuat.
d. Daya hantar listrik kurang baik. (konduktor yang buruk)
e. Massa atom relatif 207,2
f. Memiliki Valensi 2 dan 4.
g. Tahan Radiasi
Mineral-mineral timbal kurang tahan terhadap pelapukan, sehingga tak banyak
terlihat sebagai singkapan umumnya akan banyak dijumpai dekat dengan permukaan tanah.
Mineral galena berwarna abu-abu, metalik, mengkilab dan berat dengan belahan teratur
ketiga arah. Cerrusite adalah putih atau abu-abu dan sangat mengkilab, demikian pula
anglesite juga berwarna putih atau abu-abu, suram dan pucat. Batuan galena merupakan
bahan baku dalam pembuatan logam timah hitam (Pb).
Dalam bisnis perdagangan, logam Timah Hitam (Pb) merupakan salah satu jenis
logam yang banyak dibutuhkan. Hampir 75% industri memerlukan logam ini untuk
pembuatan baterai dan eletroda aki karena galena memiiki sifat yang anti korosi dan
mampu menahan radiasi dan sisanya untuk produk-produk plumbing dan minyak, pelapis
pada ruangan rontgen serta reaktor nuklir. Di Indonesia, kebutuhan Pb masih belum dapat
dipenuhi kebutuhannya sehingga logam ini sangat dicari untuk kebutuhan industri.
Sebelum tahun 2009, mineral galena banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan industri luar negeri terutama ke China. Setelah dikeluarkannya
Undang - Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara yang
mengatur ekspor bahan baku mineral menyebabkan para eksportir tidak dapat lagi
mengirim langsung dalam bentuk batuan/mineral ke luar negeri, tetapi harus diolah dulu
setidaknya menjadi bullion (batangan) agar memberikan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli daerah sumber bahan baku galena.
3.2.1. Kominusi
Kominusi atau pengecilan ukuran bijih/feed merupakan tahap paling awal dari proses
pengolahan mineral. Tahap ini diperlukan selain untuk mereduksi ukuran tentunya, juga
untuk meningkatkan liberasi dari mineral berharga yang akan diambil. Artinya, semakin
kecil ukuran bijih maka semakin besar juga kemungkinan mineral berharga untuk terbebas
dari mineral-mineral pengotor. Kominusi dibagi menjadi 2, yaitu crushing dan grinding.
Proses pengolahan timbal meliputi penggilingan awal menggunakan Jaw Crusher atau Roll
Crusher, kemudian diteruskan dengan penggilingan halus dengan Hummer Mill
(a) (b)
(c)
Gambar 2. (a) Jaw Crusher, (b) Roll Crusher, dan (c) Hammer Mill
3.2.2. Flotasi
Flotasi atau floatation merupakan proses yang memanfaatkan sifat flotability suatu
mineral dimana suatu mineral ditenggelamkan pada aliran cairan fluida. Floatation sesuai
dari susunan katanya yaitu float yang artinya mengapung atau terapung. Flotability ialah
sifat kimia dari partikel yang memiliki kekuatan mengapung tergantung pada senang
tidaknya terhadap udara. Sifat permukaan suatu mineral terbagi menjadi dua yaitu
hydrophobic (tidak mudah dibasahi oleh air) dan hydrofilic (mudah dibasahi oleh air).
Flotasi merupakan proses pemisahan mineral yang memanfaatkan sifat permukaan mineral
yaitu mudah tidaknya dibasahi oleh air. Pada dasarnya semua mineral bersifat suka air
(hidrofil). Floatability atau kemampuan apungan adalah kemampuan suatu mineral untuk
dapat diapungkan. Dalam hal ini, floatability menunjukkan kecenderungan mineral untuk
menempel pada permukaan gelembung udara. Floatability suatu mineral sangat tergantung
pada sifat permukaan mineral tersebut.
Dengan menambahkan reagen kimia tertentu, sifat permukaan suatu mineral yang
semula hidrofil dapat diubah menjadi hidrofob. Reagen kimia yang dipakai pada proses
flotasi meliputi pengatur pH, depresant, collector (kolektor) dan pembuih (frother). Proses
terakhir adalah pemisahan media berat yang mana memisahkan mineral dalam sebuah
tangki pemisah. Dalam proses ini berat jenis media sangat berperan sehingga harus dijaga
konstan dan mekanisme yang digunakan adalah gaya Archimedes.
Tujuan utama proses floatation pada pengolahan timbal adalah menghilangkan
mineral seng dari bijih timbal-seng. Pada proses pada froth floatation menggunakan
peralatan yaitu agitated tanks, collection tanks, dan pengaduknya. Pada agitated tanks,
udara dimasukkan ke dalam larutan yang telah berisi mineral ore yang kemudian
membentuk membentuk gelembung. Karena adanya perbedaan spesific gravity maka bijih
timbal akan terpisah dengan pengotornya. Timbal terdiri dari ion yang mempunyai
permukaan hidrofilik, sehingga partikel tersebut dapat diikat oleh air. Sedangkan senyawa
logam-logam lain misalnya Zn yang terikat molekul air akan terlepas dan akan berubah
menjadi hidrofobik dengan menambahkan zat kolektor.
Gambar 3. Flotasi
Untuk mengurangi besi sulfida (FeSO4) sebagai pengotor maka pH harus dinaikkan
dari pH awal 7. Penaikkan ini dilakukan dengan penambahan collector. Collector diberikan
untuk menggumpalkan yang mineral yang hidrofilik dan hidrofobik. Chemicals collector
yang digunakan untuk timbal adalah dithiophosphates seperti sodium diethyl
dithiophosphate Na+(PS2(OC2H5)2)- dan xanthates seperti sodium isopropyl xanthate Na+
(CS2-O-C3H7)-
3.3.1. Roasting
Dalam metalurgi, pemanggangan (roasting) adalah proses pengolahan bijih yang
melibatkan pemanasan bijih tersebut di udara. Padatan bijih akan bereaksi dengan udara
pada suhu tinggi. Umumnya, reaksi yang dilakukan adalah oksidasi logam sulfida menjadi
logam oksida dan sulfur dioksida. Oksida yang dihasilkan akan diproses lebih lanjut.
Reaksi ini biasanya dilakukan diatas suhu 500°C agar memiliki laju reaksi yang cukup,
namun di bawah titik leleh seluruh padatan yang terlibat (baik sulfida maupun oksida).
Bijih timah pekat dimasukkan ke dalam mesin sintering dengan besi, silika, fluks batu
kapur, kokas, abu soda, pirit, seng , kaustik atau partikulat pengendali polusi .
PbS + 3/2 O2 PbO + SO2
3.3.2. Smelting
Peleburan adalah proses reduksi bijih sehingga menjadi logam unsur yang dapat
digunakan berbagai macam zat seperti karbid, hidrogen, logam aktif atau dengan cara
elektrolisis. Pemilihan zat peredusi ini tergantung dari kereaktifan masing-masing zat.
Makin aktif logam makin sukar direduksi, sehingga diperlukan pereduksi yang lebih kuat.
Logam yang kurang aktif sepreti tembaga dan emas dapat direduksi hanya dengan
pemanasan. Logam dengan kereaktifan sedang, seperti besi, nikel dan timah dapat
direduksi dengan karbon, sedangkan logam aktif seperti magnesium dan almuinium dapat
direduksi dengan elektrolisis. Seringkali proses peleburan ditambah dengan fluks, yaitu
suatu bahan yang mengikat pengotor dan membentuk zat yang mudah mencair, yang
disebut gerak.
Timbal biasanya dilebur dalam blast furnace, menggunakan sinter timbal yang
dihasilkan dalam proses sintering dan kokas untuk menyediakan sumber panas. Saat
peleburan terjadi, beberapa lapisan terbentuk di tungku. Blast furnace terdiri dari poros
vertikal dimana oksida timbal hasil sinter mengalami reaksi reduksi menjadi timbal oleh
aliran udara yang kaya akan karbon monoksida. Kenaikan temperatur yang tinggi
dibutuhkan dan panas serta karbon monoksida yang diperlukan dihasilkan oleh
pembakaran kokas oleh udara pada bagian bawah poros.
Peleburan menggunakan zat pereduksi yang sesuai yang akan bergabung dengan
elemen pengoksidasi tersebut untuk membebaskan logam. Reduksi adalah langkah akhir
suhu tinggi dalam peleburan. Di sinilah oksida menjadi logam unsur. Lingkungan reduksi
(sering kali disediakan oleh karbon monoksida dalam tungku yang kekurangan udara)
menarik atom oksigen akhir dari logam mentah.
PbO + C Pb +CO
PbO + CO Pb + CO2
3.3.3. Refining
Proses konversi dari mineral ke logam sering kali masih mengandung zat-zat
pengotor yang mempengaruhi kemurnian dari logam itu sendiri. Oleh karena itu, setelah
proses konversi, dilakukan proses pemurnian. Pemurnian adalah proses final dari rangkaian
proses ekstraksi logam. Namun, saat ini kebanyakan logam yang ada adalah paduan logam
sehingga setelah dimurnikan biasanya logam-logam murni ini akan digabungkan dengan
logam lainnya untuk membentuk suatu paduan logam yang disebut alloy. Memadukan
logam dengan logam lainnya (pada beberapa kasus dengan non-logam) ditujukan untuk
mengubah titik leleh dan meningkatkan sifat-sifat dari logam murninya, seperti
konduktivitas dan kekuatan logam.
Proses pemurnian lead bullion dilakukan untuk mendapatkan logam Pb dengan kadar
hingga mencapai 99,99%. Terdapat tahapan utama dalam proses, yaitu :
a. Copper removal atau copper drossing
b. Arsenic, tin, dan antimony removal atau “softening” (Proses Parke)
c. Silver dan pemisahan logam berharga lainnya
d. Zinc removal
e. Caustic refining untuk menghilangkan logam pengganggu, dalam jumlah kecil,
lainnya
BAB IV
KESIMPULAN
Timbal atau timah hitam atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan plumbum (Pb)
merupakan logam berat yang berwarna kelabu kebiruan dan termasuk logam golongan IV A
dalam tabel periodik unsur kimia. Sifat-sifat timbal yang berguna di antaranya adalah kepadatan
tinggi, titik leleh rendah, kemudahan ditempa, dan tahan korosi. Selain itu, logam ini relatif
murah dan banyak ditemukan sumbernya, sehingga sering digunakan manusia, termasuk untuk
bangunan, pipa air, baterai, peluru, pemberat, solder, cat, zat aditif bahan bakar, dan tameng
radiasi.
Proses pengolahan timbal meliputi penggilingan awal menggunakan Jaw Crusher atau Roll
Crusher, kemudian diteruskan dengan penggilingan halus dengan Hummer Mill, kemudian
dilakukan flotasi dan dilakukan pirometalurgi yaitu peleburan dengan Tungku Reduksi, terakhir
pemurnian dengan tungku Refinery. Akhinya akan didapatkan Logam Timbal dengan kemurnian
99,9%.
DAFTAR PUSTAKA