Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ..................................................................................


1.2 Rumusan masalah .............................................................................
1.3 Tujuan penulisan ..............................................................................
1.4 Manfaat penulisan ............................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

2.1 Pengetian unsur amfoter ...................................................................


2.2 Sifat-sifat unsur amfoter ...................................................................
2.3 Kegunaan unsur amfoter ...................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

3.1 Kesimpulan .......................................................................................


3.2 Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Seringkali kita tidak menyadari bahwa hidup kita tidak lepas dari suatu zat bernama
unsur. Betapa tidak, bahkan suatu bahan yang jumlahnya sedikit dan tanpa sadar kita
konsumsi sehari-hari merupakan mineral yang sangat penting bagi manusia. Terutama pada
unsur amfoter yang sering banyak kita temukan di dalam perindustrian maupun kehidupan
sehari - hari

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, penulis dapat membatasi dan merumuskan
masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan unsur amfoter?
2. Sebutkan sifat-sifat unsur amfoter?
3. Sebutkan manfaat unsur amfoter?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini
bertujuan untuk:
1. Menjelaskan tentang unsur-unsur amfoter.
2. Menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat unsur amfoter.
3. Menyebutkan manfaat dari unsur amfoter.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan di atas, manfaat penulisan
makalah ini yaitu:
1. Agar dapat mengetahui dan memahami tentang unsur-unsur amfoter .
2. Agar dapat menyebutkan dan menjelaskan sifat-sifat unsur amfoter .
3. Agar dapat menyebutkan manfaat dari unsur amfoter.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amfoter

amfoter/amfoterik adalah kemampuan suatu zat yang dapat perpindah sifat


keasaman dari sifat asam ke sifat basa . hal ini tergantung dari kondisi atau
linkungan dimana zat tersebut berekasi bila zat itu berada di linkungan asam kuat
maka zat tersebut bersifat basa . dan begitu pula sebaliknya bila zat tersebut berada
pada linkungan asam maka zat tersebut bersifat basa .
2.2 Sifat- sifat Unsur Amfoter
1. Pb (Timbal)
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Pb dan nomor atom 82.Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal (Pb)
adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan
timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali
lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi
dalam deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai
bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan
campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya
yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh
melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.

Sumber

Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Anglesite,


cerussite, dan minim adalah mineral-mineral timbal yang lazim ditemukan.
Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji mineral
bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga. Sumber mineral timbale
yang utama adalah Galena (PbS) yang mengandung 86,6% Pb, Cerussite (PbCO3),
dan Anglesite (PbSO4). Kandungan timbale dikerak bumi adalah 14 ppm, sedanngkan
dilautan adalah:

Permukaan samudra atlantik : 0,00003 ppm


Bagian dalam samudra atlantik : 0,000004 ppm
Permukaan Samudra pasifik : 0,00001 ppm
Bagian dalam samudra pasifik : 0,000001 ppm

Cara Memproduksi Timbal

Pada umumnya biji timbale mengandung 10% Pb dan biji yang memiliki kandungan
timbale minimum 3% bisa dipakai sebagai bahan baku untuk memproduksi timbale. Biji
timbale pertama kali dihancurkan dan kemudian dipekatkan hingga konsentrasinya
mencapai 70% dengan menggunakan proses froth flotation yaitu proses pemisahan
dalam industri untuk memisahkan material yang bersifat hidrofobik dengan hidrofilik.

2
Kandungan sulfide dalam biji timbale dihilangkan dengan cara memanggang biji timbale
sehingga akan terbentuk timbale oksida (hasil utama) dan campuran antara sulfat dan
silikat timbal dan logam-logam lain yang ada dalam biji timbale. Pemanggangan ini
dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas. Reaksi yang terjadi adalah:

MSn + 1.5nO2 MOn + nSO2.

Timbal oksida yang terbentuk direduksi dengan menggunakan alat yang dinamakan
blast furnace dimana pada proses ini hampir semua timbale oksida akan direduksi
menjadi logam timbale. Hasil timbale dari proses ini belum murni dan masih
mengandung kontaminan seperti Zn, Cd, Ag, Cu, dan Bi. Timbal oksida yang tidak
murni ini kemudian dicairkan dalam furnace reverberatory dan di treatment
menggunakan udara, uap, dan belerang dimana kontaminan akan teroksidasi kecuali
perak, emas, dan bismuth. Kontaminan ini akan terapung pada bagian atas sehingga
dapat dipisahkan. Logam silver dan emas dipisahkan dengan menggunakan proses
Parkes, dan bismuthnya dihilangkan dengan menggunakan logam kalsium dan
magnesium. Hasil logam yang dihasilkan dari keseluruhan proses ini adalah logam
timbale. Logam timbale yang sangat murni diperoleh dengan cara elektrolisis
meggunakan elektrolit silica flourida.

Sifat-sifat

Timbal merupakan logam putih kebiru-biruan dengan pancaran yang terang. Ia


sangat lunak, mudah dibentuk, ductile, dan bukan konduktor listrik yang baik. Ia
memiliki resistasi tinggi terhadap korosi. Pipa-pipa timbal dari jaman Romawi masih
digunakan sampai sekarang. Unsur ini juga digunakan dalam kontainer yang
mengandung cairan korosif seperti asam sulfur dan dapat dibuat lebih kuat dengan
cara mencampurnya dengan antimoni atau logam lainnya.

Sifat Fisika

Fasa pada suhu kamar : padatan


Densitas : 11,34 g/cm3
Titik leleh : 327,5 0C
Titik didih : 17490C
Panas Fusi : 4,77 kJ/mol
Panas Penguapan : 179,5 kJ/mol
Kalor jenis : 26,650 J/molK

Sifat Kimia

Bilangan oksidasi : 4,2,-4


Elektronegatifitas : 2,33 (skala pauli)
Energi ionisasi 1 : 715,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2 : 1450,5 kJ/mol
Energi ionisasi 3 : 3081,5 kJ/mol
Jari-jari atom : 175 pm
Radius ikatan kovalen : 146 pm
Jari-jari Van Der Waals : 202 pm

3
Struktur Krista l : kubik berpusat muka
Sifat kemagnetan : diamagnetik
Resistifitas termal : 208 nohm.m
Konduktifitas termal : 35,3 W/mK

Sifat Timbal yag lain

Berbagai macam timbale oksida mudah direduksi menjadi logamnya. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan reduktor glukosa, atau mencampur antara PbO
dengan PbS kemudian dipanaskan.

PbO + PbS 3 Pb + SO2

Logam Pb tahan terhadap korosi, jika kontak dengan udara maka akan segera
terbentuk lapisan oksida yang akan melindungi logam Pb dari proses oksidasi lebih
lanjut.

Logam Pb tidak larut dalam asam sulfat maupun asam klorida, melainkan larut dalam
asam nitrat dengan membentuk gas NO dan timbale nitrat yang larut.

3Pb + 8H+ + 8 NO3- 2 Pb2+ + 6 NO3- + 2NO + 4HO

Bila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbale akan membentuk
PbO yang umumnya disebut sebagai litharge. PbO adalah representasi dari timbale
dengan biloks 2 PbO larut dalam asam nitrat dan asam asetat. PbO juga larut dalam
larutan basa membentuk garam

plumbit.

PbO + 2OH- + H2O Pb(OH)24-

Klorinasi terhadap larutan diatas menghasilkan timbale dengan biloks 4.

Pb(OH)24- + Cl2 Pbo2 + 2Cl- + 2H2O

PbO2 adalah representasi dari timbale dengan biloks 4 dan merupakan agen
pengoksidasi yang kuat. Karena PbO larut dalam asam dan basa maka PbO bersifat
amfoter. Senyawa timbale dengan dua macam biloks juga ada yaitu Pb3O4 yang
dikenal dengan nama minium.

Bentuk
Timbal alami adalah campuran 4 isotop: 204Pb (1.48%), 206Pb (23.6%), 207Pb
(22.6%) dan 208Pb (52.3%). Isotop-isotop timbal merupakan produk akhir dari tiga
seri unsur radioaktif alami: 206Pb untuk seri uranium, 207Pb untuk seri aktinium, dan
208
Pb untuk seri torium. Dua puluh tujuh isotop timbal lainnya merupakan radioaktif.

Campuran logam timbal termasuk solder dan berbagai logam antifriksi. Jumlah timbal

4
yang banyak digunakan sebagai logam dan dioksida dalam baterai. Logam ini juga
digunakan sebagai selimut kabel, pipa, amunisi dan pembuatan timbal tetraetil.

2. Al (Alumunium)

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan
jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan
aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau,
penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik
menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam
penampang. Tahan korosi.

Sumber

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya


bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler. Dibandingkan dengan
elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh
melebihi harga emas. Karena dulu dianggap sebagai logam berharga, Napoleon
III dari Perancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring
aluminium dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak.[4][5]Pada tahun
1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T.
Hroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis yang sampai
sekarang membuat produksi aluminium ekonomis.[4]

Sifat Fisika
Aluminium memiliki sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut:
NO Sifat Nilai
1 Jari-jari atom
2 Volume atom 10 cm/gr.atm
o
3 Density (660 C) 2,368 gr/cm3

5
4 Density ( 20oC) 2,6989 gr/cm3
5 Potensial elektroda (25oC) -1,67 volt
6 Kapasitas panas (25oC) 5,38 cal/mol oC
7 Panas pembakaran 399 cal/gr mol
8 Tensile strength 700 MPa
9 Kekerasan brinnel 12-16 skala mehs
10 Hantaran panas (25oC) 0,49 cal/det oC
11 Valensi 3
12 Kekentalan (700oC) 0,0127 poise
13 Panas peleburan 94,6 cal/gr
14 Panas uap 200 cal/gr
15 Massa atom 26,98
16 Titik lebur 660oC
17 Titik didih 2452oC
18 Tegangan permukaan 900 dyne/cm
19 Tegangan tarik 4,76 kg/mm

Sifat Kimia
Aluminium mempunyai nomor atom 13, dan massa atom relatif 26,98. Aluminium
juga bersifat amfoter. Ini dapat ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:
a. Al2O3 + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2O
b. Al2O3 + 6NaOH 2Na3AlO2 + 6H2O
Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi.
Karena sifat kereaktifannya maka Aluminium tidak ditemukan di alam dalam bentuk
unsur melainkan dalam bentuk senyawa baik dalam bentuk oksida Alumina maupun
Silikon.
Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan logam lain
adalah sebagai berikut:
Ringan
Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3.
Kuat
Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini dapat berubah
menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut dikenakan proses
pencairan atau roling. Aluminium juga menjadi lebih kuat dengan ditambahkan unsur-
unsur lain seperti Mg, Zn, Mn, Si.
Ketahanan Terhadap Korosi
Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang tipis
dimana sangat keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat pada Aluminium yang
berada di bawahnya. Dengan demikian logam Aluminium adalah logam yang
mempunyai daya tahan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja
lainnya.
Daya Hantar Listrik Yang Baik
Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik
karena massa jenisnya dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus dari
Aluminium kira-kira dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
Anti Magnetis
Aluminium adalah logam yang anti magnetis.

6
Toksifitas
Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.
Kemudahan dalam proses
Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari
kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan,
pemotongan, pembengkokan, ekstrusi dan penempaan Aluminium

Sifat dapat dipakai kembali


Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita dapat
memperoleh kembali logam Aluminium dari scrap.

Reaksi-reaksi

Al2O3

Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat


pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang
tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama
dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2.
Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.
Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan
pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga
diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

Aluminium Oksida
Oksida ini berfungsi mencegah (melindungi) logam dari korosi. Oksida ini
berwarna putih.

7
4 Al(s) + 3 O2(g) > 2 Al2O3(s)
Oksida Amfoterik (di tengah Tabel Periodik) memiliki sifat asam dan basa
sekaligus. Oksida tersebut dapat bereaksi dengan asam maupun basa.
Al2O3(s) + 6 HCl(aq) > 2 AlCl3(aq) + 3 H2O(l)
Al2O3(s) + 6 NaOH(aq) + 3 H2O(l) > 2 Na3Al(OH)6(aq)

3. Sn (Timah)

Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan yang
rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik
yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan
mudah dibentuk. Ada 2 macam timah yaitu Sn (stnnum) atau timah putih dan Pb
(timbal) atau timah hitam.
Timah putih (sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin : stannum) dan
nomor atom 50, adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel periodik.
Timah menunjukkan kemiripan kimia untuk kedua kelompok 14 elemen tetangga,
germanium dan memimpin dan memiliki dua kemungkinan oksidasi, +2 dan sedikit
lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49 dan memiliki, dengan 10
isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel periodik. Tin diperoleh
terutama dari mineral kasiterit , di mana itu terjadi sebagai timah dioksida.
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau
abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5C dan titik didih 1.740C pada
tekanan atmosfer. Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil
merupakan senyawa yang penting karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada
bahan bakar bensin dalam upaya meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-
tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing 110C
dan 200C. Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka
penguapan bensin akan cenderung memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil.
Kedua senyawa ini akan terdekomposisi pada titik didihnya dengan adanya sinar
matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti senyawa holegen asam atau
oksidator.

8
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah
sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau
timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah
primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan
akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan
bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut
oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02). Batuan
pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam
dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi,
terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun
cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan
temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit
dan batuan samping.

Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung
mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi,
maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih
diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan
granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-
vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya.
Disini saya akan lebih membahas tentang proses penambangan timah di pulau bangka
belitung,

Sifat dan Bentuk Timah

Sifat Timah
a. Timah termasuk golongan IV B dan mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
b. Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik.
c. Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan
terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh.
Timah tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh
asam kuat, basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya
kandungan oksigen dalam larutan.
d. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
e. Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut
timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 C dengan struktur ikatan kovalen seperti
diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil pada suhu
tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
f. Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam
asetat asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH
dan KOH.
g. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah(II) cenderung
memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat panas.
h. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
i. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4.

9
Bentuk Timah

Unsur ini memiliki 2 bentuk alotropik pada tekanan normal. Jika dipanaskan
timah abu-abu (timah alfa) dengan struktur kubus berubah pada 13.2C menjadi timah
putih (timah beta) yang memiliki struktur tetragonal. Ketika timah didinginkan pada
suhu 13.2C, ia pelan pelan berubah dari putih menjadi abu-abu. Perubahan ini
disebabkan ketidakmurnian ( impurities ) seperti alumunium dan seng, dan dapat
dicegah dengan menambahkan antimony atau bismut.
Jika dipanaskan dalam udara, timah membentuk Sn2, sedikit asam, dan membentuk
stannat

Reaksi-reaksi Timah

Timah putih adalah timah yang mudah dibentuk. ada suhu 13,2C, secara
perlahan, timah putih berubah menjadi tepung yang bewarna abu-abu yang disebut
timah abu-abu. Bila timah putih yang dipanaskan akan menjadi sangat rapuh yang
disebut timah rapuh. Timah putih dipakai sebagai pelapis kaleng agar mengkilap dan
tahan korosi. Timah juga dipakai sebagai logam campuran dalam perunggu (tembaga
dan timah) dan sebagai logam solder (campuran timah dengan timbal). Timah lebih
mudah teroksidasi dibandingkan besi, sehingga tidak dapat dipakai sebagai pelindung
besi.
Bilangan oksidasi timah dalam senyawa adalah +2 dan +4. Logam ini dapat
teroksidasi oleh asam yang bukan pengoksidasi menjadi +2.
Sn + 2HCl SnCl2 + H2
Akan tetapi dengan pengoksidasi kuat, logam timah teroksidasi, menjdi +4.
Sn + 4 HNO3 SnO2 + 4NO2 + 2 H2O.
Reaksi timah dengan Cl2 menghasilkan SnCl2.
Sn + Cl2 SnCl2
Logam Sn larut dalam basa membentuk ion stannit, Sn(OH)42-
Sn + 2OH + 2H2O Sn(OH)42- + H2(Senyawa timah, seperti SnF2 dipakai dalam
bahan pasta gigi. Senyawa (C4H9)3SnO dipakai sebagai fungisida, yaitu zat
pembasmi fungi (jamur).

10
\\

4. Zn (Seng)

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat
sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng.
Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini
menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah
terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000
anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia,
lemah lesu, dan defisiensi tembaga.
Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan
sebagai bahan bangunan.

Sifat Fisik
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng
sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, p. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa
antara 100 sampai dengan 150 C. Di atas 210 C, logam ini kembali menjadi rapuh dan
dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik
lebur (420 C) dan tidik didih (900 C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik
lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa
dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui
dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi,
timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun
seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan
feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

Keberadaan Unsur seng


Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal
ini menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah
mengandung sekitar 5770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air
laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,14 g/m3.

Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih
logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia

11
mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng karbonat),
hemimorfit (seng silikat), wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit.
Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng
sulfida primordial.
Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton.
Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.
Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan laju konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis
antara tahun 2027 sampai dengan 2055. Sekitar 346 megaton seng telah ditambang
sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula
sekitar 109 megatonnya masih digunakan.

Isotop
Terdapat lima isotop seng yang dapat ditemukan secara alami. 64Zn
merupakan isotop yang paling melimpah (48,63% kelimpahan alami). Isotop ini
memiliki waktu paruh yang sangat panjang, 4.31018 a, sedemikiannya
radioaktivitasnya dapat diabaikan. Demikian pula isotop 70Zn (0,6%) yang berwaktu
paruh 1.31016 a tidak dianggap sebagai bersifat radioaktif. Isotop-isotop lainnya
pula adalah 66Zn (28%), 67Zn (4%) dan 68Zn (19%).
Terdapat pula dua puluh lima radioisotop yang telah berhasil
dikarakterisasikan. 65Zn yang berumur paruh 243,66 hari adalah radioisotop yang
berumur paling lama, diikuti oleh 72Zn dengan umur paruh 46,5 jam. Seng memiliki
10 isomer inti. 69mZn merupakan isomer yang berumur paruh paling panjang
dengan lama waktu 13,76 jam. Superskrip m mengindikasikan suatu isotop
metastabil. Inti isotop metastabil berada dalam keadaan tereksitasi dan akan
kembali ke keadaan dasarnya dengan memancarkan foton dalam bentuk sinar gama.
61Zn memiliki tiga keadaan tereksitasi dan 73Zn memiliki dua keadaan tereksitasi.
Sedangkan isotop 65Zn, 71Zn, 77Zn dan 78Zn semuanya hanya memiliki satu
keadaan tereksitasi.
Modus peluruhan yang paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih
rendah daripada 64 adalah penangkapan elektron. Produk peluruhan dari
penangkapan elektron ini adalah isotop tembaga.
Templat:Nuclide + e Templat:Nuclide
Sedangkan modus peluruhan paling umum untuk isotop seng bernomor massa lebih
tinggi daripada 64 adalah peluruhan beta, yang akan menghasilkan isotop galium.
Templat:Nuclide Templat:Nuclide + e + e

Sifat kimiawi
Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur
golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..
Permukaan logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan
seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan
ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan

12
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam
lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam
pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat
menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada
akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan
ion seng yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan
pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron
dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah
tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan
akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.
Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas
285 C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang
berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2
yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan
keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan
magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan
memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan
faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung
membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa
kompleks dengan pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng kebanyakan
berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.

Senyawa Seng
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner
dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih
yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut
dalam larutan asam dan basa kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe
memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik. Pniktogenida
(Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida
ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat
yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah
dan dianggap lebih bersifat kovalen.

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2
terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini
akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2- Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2,
sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit
Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)28H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa
contoh senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling
sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan

13
kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam
kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi
antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui
memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan
seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.

2.3 Kegunaan Unsur Amfoter

1. Pb (Timbal)
Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran timbal (Pb) adalah
semua industri yang memakai Timbal (Pb) sebagai bahan baku maupun bahan
penolong, misalnya:
a. Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal
konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam
(scrap).
b. Industri ini banyak menggunakan logam timbal (Pb) terutama lead antimony alloy
dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
c. Industri bahan bakar. Timbal (Pb) berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead
banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun
bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran timbal (Pb).
d. Industri kabel. Industri kabel memerlukan timbal (Pb) untuk melapisi kabel. Saat
ini pemakaian timbal (Pb) di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih
digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan
untuk kehidupan makluk hidup.
e. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali
dipakai timbal (Pb) karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead,
sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate (Sudarmaji, dkk, 2006).

2. Al (Alumunium)
Kegunaan, Manfaat Aluminium, Senyawa, Unsur Kimia - Aluminium merupakan
logam yang ringan, tahan karat, dan tidak beracun, sehingga banyak digunakan untuk
alat-alat rumah tangga, pesawat terbang, kaleng, dan kabel.

Aluminium juga digunakan untuk beberapa aliose, misalnya :

a) duralium (95% Al, 4% Cu, 0,5%Mg dan 0,5% Mn)


b) magnalium (70 95% Al, dan 30 0,5% Mg)
c) alnico (20% Al, 50%, 20%Ni, dan 10% Cu)

14
Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit yang dihasilkan
panasuntuk pengelasan baja.

2Al(s) + Fe2O3(s) Al2O3(s) + Fe(l) H = -852 kJ

Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari


danindustri, antara lain:

a) Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran pada


penjernihan air.
b) Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas dan mordan (pengikat
dalampencelupan).
c) Zeolit Na2O.Al2O3.2SiO2 digunakan untuk melunakkan air sadah.
d) Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri keramik, dan
industri gelas.

3. Sn (Timah)

Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan untuk
solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan & perunggu
(5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah
lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset yang
sedang dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri,
banyak pasar baru untuk timah sedang dikembangkan.
Timah dalam kimia
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan sangat kuat
untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan tanpa belerang yang
digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya).
Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan
pembuatan bentuk-bentuk timah tempa.

4. Zn ( Seng )
Proses pembuatan seng dari bahan mentah hingga bahan jadi dimulai dari proses
pemotongan bahan baku kemudian dijadikan dalam bentuk road coil roll (dalam
keadaan gulungan lapis), bahan mentah yang sering digunakan adalah berupa seng
yang banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida). Setelah mendapatkan bahan
mentah yang akan di jadikan bahan jadi dengan proses pencucian dengan air yang
bersuhu 70-80 derajat celcius, hal ini bertujuan agar unsur yang ada pada bahan
mentah yang merupakan hasil dari bahan tambang bersih dari unsur lain.
Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan proses pelapisan baja dengan
menggunakan ammonium dan zat aditif lainnya, hal ini bertujuan agar seng dapat
tampang mengkilat dan tidak mudah berkarat. Selanjutnya setelah melalui proses
pelapisan baja hasil dari pelapisan tersebut dikeringkan dengan melewati mesin
pengeringan dengan suhu 500 derajat celcius sehingga seng dan lapisan baja beserta
zat aditif lainnya dapat menyatu dengan seng dalam bentuk plat. Setelah itu
didinginkan, seng dalam bentuk plat disusun rapi kemudian terakhir di masukkan ke
mesin gelombang sehingga dapat terbentuk plat seng yang pipih elastis dan

15
bergelombang rapi. Selanjutnya setelah melewati berbagai tahapan dan telah berbentuk
gelombang dan rapi maka seng siap didistribusikan kepasara.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Unsur-unsur amfoter banyak terdapat dalam dunia industry, unsur Al, Pb, Sn,
maupun Zn. Selain itu unsur amfoter adalah unsur yang dapat mengkondisikan suatu
senyawa tersebut, dapat berupa pada asam maupun basa.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami mohon dengan sangat masukan dan kritikan dari
Ibu dosen agar kami menjadi lebih baik, karena dalam penyusunan makalah ini kami
mungkin banyak kata atau penulisan kata yang salah.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/08/kegunaan-manfaat-aluminium-senyawa-unsur-
kimia.html

http://pandapkrui.blogspot.co.id/2012/03/reaksi-reaksi-kimia-unsur-unsur-periode.html

http://basukitry.blogspot.co.id/2013/11/unsur-unsur-periode-ketiga.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium

http://kafita1.blogspot.co.id/2013/02/sifat-kimia-dan-sifat-fisika-aluminium.html

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/timbal/

http://belajarkimia.com/2010/06/timbal-pb/

http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal

18

Anda mungkin juga menyukai