Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Gambaran Umumnya................................................................1
BAB II ISI................................................................................................. 2
2.1 SIFAT FISIK SULFUR.................................................................3
2.2 SIFAT KIMIA BELERANG...........................................................4
2.3 CARA MENDAPATKAN UNSUR TERSEBUT DARI SENYAWANYA..5
2.4 MANFAAT DALAM KEHIDUPAN.................................................9
BAB III KESIMPULAN.............................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umumnya

Belerang merupakan unsur kedua dalam kolom keenam belas dari tabel
periodik. Hal ini diklasifikasikan sebagai nonlogam. Atom belerang memiliki 16
elektron dan 16 proton dengan 6 elektron valensi di kulit terluar. Belerang adalah
unsur kesepuluh yang paling melimpah di alam semesta.Belerang dapat lebih dari
30 bentuk alotrop berbeda (struktur kristal). Ini adalah yang paling alotrop dari
setiap elemen. Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan
bahwa terdapat simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus.
Belerang terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.
Sulfir tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam
epsom, selestit, barit dan lain-lain. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa,
tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat
padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni
atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya
terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu,korek
api, insektisida dan fungisida. Belerang dikenal masyarakat (khususnya para
petani) adalah sejenis bahan untuk digunakan pembasmi tikus. Dengan alat
khusus, belerang diubah untuk menjadi asap yang dimasukkan pada lubang-
lubang tikus di persawahan, sehingga tikus dibuatnya semaput. Manfaat belerang
padahal cukup banyak khususnya untuk dunia industri.Belerang tidak larut dalam
air. Ia juga bekerja sebagai insulator listrik yang baik.Ketika dibakar, belerang
memancarkan api berwarna biru dan meleleh ke dalam cairan berwarna merah cair
yang disebut lava. Hal ini juga bergabung dengan oksigen untuk membentuk gas
beracun yang disebut sulfur dioksida (SO2).

1
BAB II
ISI

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur anorganik, sulfur direduksi oleh


bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk
diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang
mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO 4). Perpindahan sulfat
terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan
diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat
dalam daur sulfur, antara lainDesulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide (H 2S) kemudian
H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan
sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrop
seperti Thiobacillus.
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan
mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian
tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu
hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H 2S atau menjadi sulfat lagi.
Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Ada
juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih
mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat
dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi.
Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung "
hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari
pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk
membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.
Adapun beberapa sifat-sifat sulfur tersebut yaitu:

2.1 SIFAT FISIK SULFUR

Sulfur atau belerang memiliki sifat fisika yaitu:

Simbol :S

Nomor atom : 16

Ar : 32,06 gr/mol

Keelektronegatifan : 2.58

Wujud : padatan

Warna : kuning

Titik leleh

 Rombik : 112,80C

 Monoklin : 1190C

Titik didih : 444,70C

Densitas (pada suhu 200C)

 Rombik : 2,03

 Monoklin : 1,96

Bilangan oksidasi : -2, +4, +6

Konfigurasi elektron : [Ne] 3s2 3p4

Sulfur terdapat secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan SO2,
dalam bijih sulfida logam dan sebagai sufat seperti gipss dan anhidrit (CaSO 4),
magnesium sulfat dan sebagainya. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas
hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta dan kanada yang terdapat sampai
30% H2S. ini dapat dihilangkan melalui interaksi dengan SO 2, yang diperoleh dari
pembakaran sulfur dalam udara. Dalam bentuk alami, belerang berbentuk kristal
padat berwarna kuning.Meskipun belerang terkenal karena baunya yang mirip
telur busuk, bau ini sebenarnya berasal dari gas hidrogen sulfida (H2S), bukan
dari belerang murni.Belerang memiliki kristalografi kompleks. Tergantung pada
kondisinya, alotrop belerang membentuk beberapa struktur kristal yang
berbeda.Kehidupan di bumi mungkin terjadi karena kehadiran belerang yang
berkontribusi pada pembentukan berbagai asam amino yang merupakan
pembangun dasar kehidupan.

2.2 SIFAT KIMIA BELERANG

SIFAT ATOM

Struktur kristal Orthorhombic


Bilanagan oksidasi -1,±2,4,6 (oksidasi asam kuat)
Keelektronegatifan 2.58 (skala pauling)
Energi ionisasi Pertama 999.6 kJ/mol,
Kedua:2252 Kj/mol,
Ketiga:3357 Kj/mol
Jari-jari atom 100 pm
Jari-jari atom (terhitung) 88 pm
Jari-jari kovalen 102 pm
Jari-jari vander waals 180 pm

Belerang merupakan unsur khalkogen. Keelektronegativannya lebih


rendah dari keelektronegativan oksigen, senyawa ini menunjukkan derajat ion
yang lebih rendah dan kenaikan derajat kekovalenan ikatan dan akibatnya derajat
ikatan hydrogennya menjadi lebih kecil. Unsur belerang mempunyai banyak
alotrop seperti S2, S3, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S18, dan selanjutnya yang
menecerminkan kemampuan katenasi atom belerang. Elektronegativitas atom
belerang = 2.58 (skala pauling) dan jari-jari atomnya = 100 pm.

Belerang hanya memerlukan dua elektron lagi untuk mencapai


konfigurasi s2p4 dari gas mulia. Jika belerang bereaksi dengan logam maka
belerang bertindak sebagai penerima elektron. Belerang mudah bereaksi dengan
semua unsur kecuali emas, platinum dan gas mulia.

Reaksi-reaksi pada belerang, antara lain seperti berikut.


a) Dengan logam
Belerang bereaksi lebih kuat dengan logam.

Contoh: Fe(s) + S(s) → FeS(s)

b) Reaksi dengan nonlogam


Belerang bereaksi dengan karbon panas membentuk karbon disulfida.

C(s) + S(s) → CS2(s)

c) Belerang bereaksi dengan oksigen membentuk oksida gas yaitu SO2 dan SO3.
d) Belerang bereaksi dengan halogen membentuk belerang monoklorida, dan
belerang heksa fluorida.
e) Bila gas hidrogen dialirkan dalam bentuk gelembung-gelembung melalui
belerang yang meleleh, maka akan terbentuk gas hidrogen sulfida.

H2(g) + S(s) → H2S(g)

2.3 CARA MENDAPATKAN UNSUR TERSEBUT DARI SENYAWANYA

Siklus sulfur atau daur belerang adalah perubahan sulfur dari hidrogen
sulfida menjadi sulfur dioksida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen
sulfida lagi. Sulfur di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah
ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida, dan
dalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur didahului oleh pembentukan sulfur dari kerak bumi dan
atmosfer. Secara alami, sulfur terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral
tanah. Dimana kerak bumi umumnya mengandung sekitar 0,06% belerang.
Sulfida-sulfida logam terdapat dalam bebatuan plutonik, yaitu batuan yang
membeku di dalam kerak bumi dan tidak mencapai ke permukaan bumi. Bebatuan
plutonik ini apabila hancur dan mengalami pelapukan akan membebaskan sulfida
ini melalui reaksi oksidasi dan menghasilkan sulfat (SO 4-2) yang kemudian
mengalami presipitasi (pengendapan) dalam bentuk garam-garam sulfat yang larut
atau tidak
Di atmosfer, terdapat hampir 0,05 ppm belerang dalam bentuk gas
belerang dioksida (SO2) yang merupakan hasil emisi pembakaran bahan bakar
berbelerang seperti minyak bumi dan batubara yang banyak dihasilkan oleh asap
kendaraan dan pabrik atau gas belerang dari gunung berapi semisal gunung arjuno
di Jawa Timur. Gas SO 2 tersebut kemudian terkena uap air hujan sehingga gas
tersebut berubah menjadi sulfat yang jatuh di tanah, sungai dan lautan. Dimana
tanah yang mengandung banyak belerang adalah tanah-tanah berpasir dan tanah-
tanah yang tinggi kandungan oksida Fe dan Al seperti mineral Pirit (FeS) dan
rendah kandungan bahan organik. Sedangkan produksi sulfat melalui dekomposisi
bahan organik berupa protein dan senyawa organik lainnya yang akan
menghasilkan senyawa-senyawa sederhana berupa H2S dan sulfida (S2) yang jika
teroksidasi akan menjadi sulfat (SO4-2).
Tumbuhan kemudian menyerap sulfat (SO4-2) yang mengendap pada
tanah, sungai, dan lautan. Di dalam tubuh tumbuhan, sulfur digunakan sebagai
bahan penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan sulfur dengan jalan
memakan tumbuhan yang juga dimanfaatkan sebagai energi cadangan berupa
protein. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik (dekomposer) akan
menguraikannya menjadi gas berbau busuk yakni H2S dan sulfida (S2).
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah, yaitu ketika ion-ion sulfat diserap
oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan,
ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah
ke tubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami
metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri
dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Semakin besar
kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang
mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil
penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi dilepaskan di
udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida di udara kemudian
bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen
sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bakteri akan diubah
menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali
oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air
membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan asam. Hujan asam juga dapat disebabkan oelh polusi udara seperti asap-
asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat
menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam
tanah oleh bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh
tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati
diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kembali. Begitu seterusnya. Siklus
sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen
penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau daur belerang, untuk merubah sulfur menjadi
senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu
melalui reaksi antara sulfur, oksigen, dan air serta oleh aktivitas mikroorganisme.
Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur antara lain adalah
bakteri Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrioyang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
oleh bakteri fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta
oksigen. Kemudian sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh
bakteri kemolititrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap
proses transformasi adalah sebagai berikut.
1. H2Sà S à SO4 à bakteri sulfur tak berwarna, hijau, dan ungu.

2. SO4 à H2S à bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat anaerobik.

3. H2S à SO4 à bakeri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik à SO4 + H2S à mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.

Proses biologi terjadi ketika pembentukan sulfat melibatkan berbagai


jenis mikroorganisme yang berperan sebagai dekomposer. Berikut adalah bakteri
yang berperan dalam pembentukan sulfat.

1. H2S → S → SO4-2; bakteri fotoautotrof tak berwarna, hijau dan ungu.

2. SO4-2 → H2S (reduksi sulfat anaerobik);


bakteri Desulfovibrio danDesulfomaculum.

3. H2S → SO4-2 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri kemolitotrof :


bakteri Thiobacilli.

4. Senyawa Organik → SO4-2 + H2S, masing-masing mikroorganisme


heterotrof aerobik dan anaerobik

Proses kimia terjadi ketika sulfat mengendap di dalam permukaan tanah


hasil dari pengoksidasian mineral sulfida (batuan plutonik), berikut adalah contoh
persamaan reaksi pembentukan sulfat melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya
mineral besi sulfida.

2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+

Proses kimia juga terjadi ketika gas SO2 terbentuk melalui pembakaran
hasil emisi pembakaran gas belerang atau aktivitas gunung berapi. Persamaan
reaksinya:
S (s) + O2 (g) → SO2 (g)
Proses kimia juga terjadi ketika gas H2S terbentuk melalui aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen
(aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini
juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Persamaan reaksinya:
1S -2(s) + 2H+ (g) → H2S (g)
Proses kimia dan biologi juga terjadi ketika sulfida (S2), belerang dioksida
(SO2) dan (H2S) berubah menjadi SO4 atau sebaliknya dengan bantuan dari
dekomposer. Dimana didalam proses-proses tersebut juga terdapat reaksi-reaksi
kimia.

1. H2S → S → SO4-2

2. SO4-2 → H2S

3. H2S → SO4-2

4. Senyawa Organik → SO4-2 + H2S

Adapun sumber lain dari sulfur yaitu:

Smber sulfur sangat banyak. Mineral ini bisa didapatkan dari daging
merah, ikan, unggas, telur, susu, dan kacang-kacangan. Kuning telur adalah
sumber yang baik untuk belerang. Ditemukan pula belerang pada bawang merah,
bawang putih, kubic, kecambah, lobak, kangkung, selada, rumput laut, dan
raspberry.

2.4 MANFAAT DALAM KEHIDUPAN

Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam:

a. Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya


untuk membentuk protein stabil.
b. Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim
membutuhkangugus sulfurhidril (-SH) yang bebas, untuk melakukan aktivasinya.
Dengandemikian sulfur berperan dalam proses oksidasi-reduksi atau
pernafasan jaringan.
c. Berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa
denganko-enzim A.
d. Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif
bersenyawadengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya,
kemudian dikeluarkan melalui urin.
e. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau
f. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
g. Meningakatkan jumlah anakan yang di hasilkan (pada tanaman padi).
h. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
i. Memperbaiki warna,aroma, dan kelenturan daun tembakau (khusus pada te
mbakau omprongan).
j. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selamapenyimpangan, memp
erbesar umbi & bawang merah
k. Sulfur sangat berperan dalam pembentukan klorofil dan meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap serangan jamur. Sulfur juga membentuk senyawa
minyak yang menghasilkan aroma seperti pada jenis bawang dan cabe. Pada
tanaman kacang sulfur merangsang pembentukan bintil akar didalam tanah, sulfur
berperan untuk menurunkan PH tanah alkali. Kegunaan sulfur sangat penting
sebagai bagian dari empat asam amino. Zat ini berguna melakukan fungsi
reaksi enzim dan sistesis protein. Hasilnya yaitu mendorong pembentukan
kolagen pada jaringan ikat dan membantu produksi keratin untuk kulit, rambut,
maupun kuku.Sebaga sistin dan metionin, sulfur membantu pembentukan hormon
insulin. Hormon ini berguna untuk mengatur metabolisme karbohidrat, anti
pembekuan darah, dan heparin. Dalam bentuk taurin, sulfur ditemukan pada asam
empedu. Gunanya sebagai pendukung dalam proses pencernaan.

Asam amino sulfur turut merangsang pembentukan zat lain seperti biotin,
koenzim A, asam lipota, dan glutathione. Sulfur berguna pula untuk membentuk
mucoply sakarida yang berisi kondroitin sulfat untuk kesehatan jaringan sendi.
Sebagai terapi, sulfur dipakai untuk obat sakit kulit seperti eksim, dermatitis, dan
psoriasis. Taurin dipakai sebagai pengobatan epilepsi dan meredakan gejala alergi.

Manfaat Umum Sulfur


1) Belerang dioksida (SO2) digunakan sebagai fungisida (anti jamur), fumiga
(anti serangga), dan dalam jumlah yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet
makanan.
2) Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O) digunakan dalam proses
pencucian film. Senyawa ini dikenal dengan merk hipo.
3) Asam sulfat (H2SO4) dipakai sebagai pelarut, pengisi aki, pembuatan garam
sulfat, pembuatan pupuk, pengolahan minyak, dan pewarnaan tekstil.

Manfaat Khusus Sulfur


1) Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu
pembentukan bintil akar tanaman
2) Pertumbuhan anakan pada tanaman
3) Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan
terhadap jamur
4) Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa
minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim membentuk papain

Mobilitas S
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman: tidak segera dapat
dialihtempatkan dari daun yang tua ke bagian titik tumbuh, gejala kekahatan
muncul pertama pada bagian atas yaitu daun muda. Gejala kekahatan: kerdil
(stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth), seringkali seluruh tanaman
menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer membentuk
warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan protein.
Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung mempengaruhi tanaman
tersebut atau organisme yang memakannya, tetapi dapat menyebabkan masalah
kegaraman karena S merupakan anion yang dominan pada tanah salin, pelindian
yang hebat dari SO4= meningkatkan kehilangan kation.
Sumber S
1) Perombakan bahan orgaik tanah, karena 90% S dalam tanah berada dalam
bentuk organik tersebut
2) Rabuk, kompos dan biosolid.
3) Sulfat yang terjerap pada tapak pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4) Mineral S: pada musim kering sulfida dalam bentuk anaerob.
5) Pengendapan atmosfer dari inudstri, hujan asam.
6) Pupuk S.

Bentuk S Yang Diserap Tanaman


1. Penyerapan langsung SO2 oelh daun: jumlahnya kecil, jika kadar S dalam
udara tinggi akan meracuni tanaman.
2. Penyerapan akar etrutama dalam bentuk: sulfat (SO4=).

Gerakan S Menuju Akar


Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan difusi. Terutama
beregrak karena aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti penting pada tanah
dengan kadar S yang rendah. Kadar dalam larutan tanah 5-20 ppm. Aras yang
mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm dalam tanah.
BAB III
KESIMPULAN

Salah satu siklus kimia yang penting adalah siklus sulfur. Adanya siklus
sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur terjadi
dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh
tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan
dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika
tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi
gas atau menjadi dan , yang mengandung unsur sulfur.
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak
memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu
sehingga proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat
ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak
hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup,
seperti terjadinya hujan asamyang disebabkan oleh belerang (sulfur) yang
merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Penggunaan
bahan bakar fosil yang terlalu banyak melepaskan sulfur yang berlebih ke atmosfir
yang kemudian akan bereaksi dengan gas-gas di atmosfir dan uap air, kemudian
turun sebagai hujan asam yang bersifat merusak. Oleh karena itu pemahaman
mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu
rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
Sulfur juga merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas
digunakan dalam proses biokimia, dalam reaksi metabolik, sebagai bahan bakar
baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana,
serta merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul
antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai