Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH : KIMIA TEKNIK

NAMA KELOMPOK :
1. HENNY SITORUS ( 5223550007)
2. PUDANRI LIMBONG ( 5223250009)
3. SITI KHAIRUZ ZAHRO ( 5223550004)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. NAHESSON HOTMARAMA PANJAITAN , S.T,M.T

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “ pengaruh bahan kimia
terhadap besi ” yang dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Dr.
Nahesson Hotmarama panjaitan, S.T.,M.T pada mata kuliah Profesi Pendidikan.
Kami berharap agar makalah ini bisa memberi manfaat kepada kita semua,
dalam menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh bahan kimia
terhadap tanah. Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
tidak menutup kemungkinan terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku
penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini.Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.Sekian dan
terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………
……………………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………
……………………………………………………..………….iii
BAB I . PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………
…………………………………………….1
1.1 LATAR
BELAKANG………………………………………………………………………
………………………………………….1
1.2

TUJUAN……………………………………………………………………………
……………………………………………………1
BAB II .
PEMBAHASAN……………………………………………………………………
…………………………………………………………………2
2.1 PENGERTIAN
BESI…………………………………………………………………………………
……………………………..2-3
2.2 PENGARUH BEBAN KIMIA TERHADAP
BESI………………………………………………………………………..…3-5
2.3 REAKSI KIMIA PADA
BESI…………………………………………………………………………………
…………………..5-9
2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
BESI…………………………………………………………………………………
…..9
BAB 111 . KESIMPULAN DAN
SARAN………………………………………………………………………………
…………………………………...10

KESIMPULAN……………………………………………………………………
…………………………………………………………..……...10
SARAN………………………………………………………………………
………………….……………………………………………………..10
DAFTAR
PUSAKA……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………10-11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Besi merupakan logam yang paling banyak terdapat di alam. Besi juga
diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi, yaitu kira-kira 4,7 -
5% pada kerak bumi. Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi dan jarang
dijumpai dalam keadaan bebas,kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah
sebagai oksida besi, seperti oksida besi magnetit (Fe3O4) mengandung besi
65%, hematit (Fe2O3) mengandung 60− 75% besi, limonet (Fe2O3·H2O)
mengandung 20% besi dan siderit (Fe2CO3) mengandung 10% besi [1]. Dalam
kehidupan, besi merupakan logam paling biasa digunakan dari pada logam-logam
yang lain sebagai
paduan logam. Hal ini disebabkan karena harga yang murah dan
kekuatannya yang baik serta penggunaannya yang luas.Besi terus mengalami
kenaikan sekitar 6,3% dari kerak bumi namun tidak pernah ditemukan dalam
bentuk murni, tetapi sebaliknya dikombinasikan dengan
unsur-unsur lain terutama oksigen, yang dapat menghasilkan oksida besi.
Pada senyawa besi memiliki sifat yang berbeda seperti warna yang dihasilkan dari
transisi elektron antara sub orbital kulit d. Warna-warna ini termasuk kuning dan
merah yang berperan dalam pembentukan warna tanah [2].

1.2. TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu
1.mengerti dan memahami analisis besi
2.dapat memahami proses kimia pada besi
3.dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan bahan kimia dalam besi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN BESI
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama.[5] Ini adalah
unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar
bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar pada kerak
bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi karena melimpahnya
produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di mana produksi nikel-
56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah reaksi fusi
nuklir terakhir yang bersifat eksotermal. Akibatnya, nikel radioaktif adalah unsur
terakhir yang diproduksi sebelum keruntuhan hebat supernova. Keruntuhan
tersebut menghamburkan prekursor radionuklida besi ke angkasa raya.
Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat
oksidasi yang lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling
banyak. Unsur besi terdapat dalam meteorit dan lingkungan
rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air. Permukaan besi
segar tampak berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksidasi dalam udara normal
menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti logam
lain yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati lebih banyak
tempat daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas, mengekspos
permukaan segar untuk korosi.
Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan tembaga,
yang memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal dalam sejarah
manusia. Besi murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat melalui peleburan.
Materi ini mengeras dan diperkuat secara signifikan oleh
kotoran, karbon khususnya, dari proses peleburan. Dengan proporsi karbon tertentu
(antara 0,002% dan 2,1%) menghasilkan baja, yang lebih keras dari besi murni,
mungkin sampai 1000 kali. Logam besi mentah diproduksi di tanur tinggi, di mana
bijih direduksi dengan batu bara menjadi pig iron, yang memiliki kandungan
karbon tinggi. Pengolahan lebih lanjut dengan oksigen mengurangi kandungan
karbon sehingga mencapai proporsi yang tepat untuk pembuatan baja. Baja
dan paduan besi berkadar karbon rendah bersama dengan logam lain (baja paduan)
sejauh ini merupakan logam yang paling umum digunakan oleh industri, karena
lebarnya rentang sifat-sifat yang didapat dan kelimpahan batuan yang mengandung
besi.
Senyawa kimia besi memiliki banyak manfaat. Besi oksida dicampur dengan
serbuk aluminium dapat dipantik untuk membuat reaksi termit, yang digunakan
dalam pengelasan dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa biner
dengan halogen dan kalsogen. Senyawa organologamnya antara
lain ferosen, senyawa sandwich pertama yang ditemukan.
Besi memainkan peranan penting dalam biologi, membentuk kompleks dengan
oksigen molekuler dalam hemoglobin dan myoglobin; kedua senyawa ini adalah
protein pengangkut oksigen dalam vertebrata. Besi juga logam pada bagian aktif
sebagian besar enzim redoks yang berperan dalam respirasi seluler serta oksidasi
dan reduksi dalam tumbuhan dan hewan.

PROSES PEMBUATAN BESI


Proses pembuatan besi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Blast Furnace
dan Electric Arc Furnace (EAF). Perbedaan Blast Furnace dan EAF yaitu terletak
pada bahan dasarnya. Pada proses Blast Furnance, bahan bakar (Coke) digunakan
dalam jumlah yang besar, sedangkan, pada EAF tidak menggunakan Coke.
Pertama, ada beberapa komponen dasar yang perlu diperhatikan. Komponen
dasar tersebut diantaranya adalah iron ore (bijih esi), limestone (tanah
kapur), coke (dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke
dalam blast furnace. Coke merupakan bahan bakar untuk furnace, dibuat
dari coal dengan proses tertentu.Cairan besi (molten iron) yang panas di
dalam furnace terpisah menjadi 2 bagian. Bagian atas adalah slag (waste,
impurities), dan bagian bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang
dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar karbon dalam pig
iron bisa mencapai 2%.

Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, bisa


berupa oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth furnace. Pada proses
ini, berbagai bahan kimia ditambahkan ke dalam furnace untuk
mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali, scrap juga
dimasukkan ke dalam furnace ini. Di dalam proses dengan oksigen, karbon di
dalam molten iron akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon
monoksida. Gas ini harus keluar. Kalau tidak, bisa membentuk ‘gas
pockets’ (rimming) saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindarinya,
bisa menggunakan deoxidizer seperti silikon dan aluminum. Baja yang dihasilkan
adalah killed teel atau semi-killed steel. Baja yang dihasilkan dicetak dalam
bentuk slab, billet, dan bloom.

 2.2 pengaruh bahan kimia terhadap besi


Penggunaan besi dan baja meliputi 95 % dari penggunaan seluruh produksi
dunia dan satu-satunya logam yang memenuhi persyaratan teknis maupun
ekonomis. Diperkirakan, besi telah dikenal manusia sejak tahuun 1200 SM. Di
beberapa bidang, penggunaannya sudah mulai disaingi oleh logam bukan besi dan
bahan baku bukan logam. Salah satu dari perkembangannya adalah Besi Cor.Besi
Cor terbuat dari paduan besi - karbon - silikon dengan unsur tambahan lainnya.
Seperti halnya bahan campuran yang lainnya, besi cor juga bisa dipengaruhi unsur-
unsur kimia.Seperti tingginya kadar karbon menyebabkan besi cor bersifat rapuh
dan tidak dapat ditempa. Unsur-unsur paduan yang dimasukan ke dalamnya seperti
: karbon, silicon, mangan, fosfor dan belerang akan berpengaruh besar pada
pembentukan sifat fisik/mekaniknya. Secara detailnya akan dibahas sebagai berikut
:
Karbon
Besi yang mengandung kadar karbon > 2 % adalah besi cor dan besi cor
kelabu (3 - 4 %). Kadar karbon ini tergantung dari jenis besi kasarnya, besi bekas
dan yang diserap dari kokas selama proses peleburan. Sifat fisis logam selain
tergantung pada kadar karbon, juga ditentukan oleh bentuk karbon (grafit)nya.
Morfologi grafit tergantung dari laju pendinginan dan kadar silikon. Kadar silikon
yang tinggi memperbesar kemungkinan pembentukan grafit. Grafit meningkatkan
kemampuan pemesinan. Kekuatan dan kekerasan besi meningkat dengan
bertambahnya kadar karbon.
Silikon
Kandungan kadar silikon sampai 3,25 % bersifat menurunkan kekerasan
besi. Sebaliknya kelebihan silikon diatas 3,25 % akan membentuk ikatan yang
keras dengan besi, sehingga meningkatkan kekerasan besi. Kadar silikon
menentukan berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan berapa bagian
membentuk grafit (karbon bebas) setelah tercapai keadaan setimbang. Pada benda
coran yang kecil dianjurkan menggunakan kadar silicon yang tinggi dan yang besar
dengan kadar yang lebih rendah. Untuk memperoleh paduan yang tahan asam dan
tahan korosi, sebaiknya diberi kadar silicon 13 - 17 %. Besi tuang kelabu berkadar
silicon rendah mudah untuk perlakuan panas. Silikon yang mungkin hilang selama
proses peleburan berkisar ± 10 %.
Mangan
Mangan merupakan unsur deoksidasi, pemurni sekaligus meningkatkan
fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadarnya ditingkatkan, kemungkinan
terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasan besi cor
akan naik. Jumlah mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10-
20 %.
Belerang
Belerang sangat merugikan, karena menyebabkan terjadinya lubang-lubang
(blow holes) akibat membentuk ikatan dengan karbon dan menurunkan fluiditas
sehingga mengurangi kemampuan tuang besi cor. Jadi, selama proses peleburan
selalu diusahakan untuk mengikatnya, antara lain dengan menambahkan
ferromangan. Setiap kali melebur besi cor, kadar belerang akan meningkat sebesar
0,03% yang berasal dari bahan bakar.

Fosfor
Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik cair.
Karenanya diberikan fosfor sampai 1 % dalam benda cor yang kecil dan yang
memiliki bagian-bagian yang tipis. Saat peleburan umum terjadi peningkatan kadar
fosfor sampai 0,02 %. Untuk mengendalikannya perlu dipilih grade besi bekas
yang tepat.

2.3. reaksi kimia pada besi


Sifat kimia besi ialah mudah bereaksi dengan oksigen, mudah bereaksi
dengan air, dan sulit terbakar.
Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen
(O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi
pembentukan karat sebagai berikut; Anode: Fe(s) → Fe2+(aq) ) 2e dan Katode:
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l).
Perkaratan atau korupsi dapat diartikan sebagai proses oksidasi logam.
Korosi terjadi saat logam besi dilapisi dengan lapisan berwarna jingga titik besi
atau fe terbentuk zat besi teroksidasi oleh oksigen di udara dengan bantuan air.
Pada mulanya besi teroksidasi menjadi ion besi (II)
Fe(s)→ Fe 2+¿¿

Reaksi oksidasi
Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi di mana besi (Fe) diubah menjadi bentuk
ion yaitu besi (II) (Fe2+) melalui reaksi sebagai berikut:
Fe( s) → Fe2aq+¿¿+2 e−¿¿

Elektron (e-) yang dihasilkan kemudian ditransfer dari anoda ke katoda.


Reaksi reduksi
Untuk melengkapi reaksi redoks, reaksi reduksi juga terjadi secara spontan
di bagian katoda besi. Di mana oksigen (O2) direduksi menjadi air (H2O) dengan
reaksi sebagai berikut:
+¿¿
O2 ( g)+4 H(aq) +4 e−¿→ 2 H 2 O(l)¿

Dilansir dari Chemistry Libretexts, air adalah pelarut Fe2+ dan bertindak
sebagai jembatan garam. Sehingga, air yang merupakan larutan elektrolit dapat
lebih cepat mendorong reaksi perkaratan misalnya air garam atau air laut.
Terbentuknya karat
Dilansir dari Lumen Learning, ion besi (II) (fe2+) kemudian bereaksi
dengan air (H2O) dan gas oksigen O2) untuk dioksidasi lebih lanjut.
+¿ ¿
) + 2( g)+
2+¿ ¿
4 Fe(aq O 6 H 2 O(l) →2 Fe2 O 3 . H 2 O(s)+8(aq)

Dari reaksi di atas terlihat hasil akhis reaksi redoks adalah 2Fe2O3 . H2O
atau besi (III) oksida terhidrasi. Besi (III) oksida terhidrasi atau karat memiliki
warna coklat kemerahan dengan struktur yang rapuh, sangat berbeda dengan besi
(Fe) yang kokoh dan mengilap.
Karat dapat mengelupas dari permukaan besi, menyebabkan permukaan baru
besi terekspos ke lingkungan luar. Ketika permukaan tersebut bertemu dengan air,
uap air, dan oksigen, reaksi redoks akan kembali berlangsung. Sehingga,
perkaratan besi akan terus terjadi hingga semua bagian besi berubah menjadi karat.
Proses pembuatan besi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu Blast Furnace
dan Electric Arc Furnace (EAF). Perbedaan Blast Furnace dan EAF yaitu terletak
pada bahan dasarnya. Pada proses Blast Furnance, bahan bakar (Coke) digunakan
dalam jumlah yang besar, sedangkan, pada EAF tidak menggunakan Coke.
Pertama, ada beberapa komponen dasar yang perlu diperhatikan. Komponen
dasar tersebut diantaranya adalah iron ore (bijih esi), limestone (tanah
kapur), coke (dibuat dari coal, khusus untuk pembuatan steel) dimasukkan ke
dalam blast furnace. Coke merupakan bahan bakar untuk furnace, dibuat
dari coal dengan proses tertentu.Cairan besi (molten iron) yang panas di
dalam furnace terpisah menjadi 2 bagian. Bagian atas adalah slag (waste,
impurities), dan bagian bawah adalah besi yang hendak dipakai. Besi yang
dihasilkan ini kemudian dicetak menjadi pig iron. Kadar karbon dalam pig
iron bisa mencapai 2%.
Pig iron dimasukkan ke dalam primary steelmaking furnace, bisa
berupa oxygen furnace, electric arc furnace, atau open hearth furnace. Pada proses
ini, berbagai bahan kimia ditambahkan ke dalam furnace untuk
mendapatkan material properties yang diinginkan. Seringkali, scrap juga
dimasukkan ke dalam furnace ini. Di dalam proses dengan oksigen, karbon di
dalam molten iron akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon
monoksida. Gas ini harus keluar. Kalau tidak, bisa membentuk ‘gas
pockets’ (rimming) saat menjadi dingin (rimmed steel). Untuk menghindarinya,
bisa menggunakan deoxidizer seperti silikon dan aluminum. Baja yang dihasilkan
adalah killed teel atau semi-killed steel. Baja yang dihasilkan dicetak dalam
bentuk slab, billet, dan bloom.

Sifat Kimia

1. Unsur besi bersifat elektropositif yaitu mudah melepaskan elektron. Karena


sifat inilah bilangan oksidasi besi bertanda positif.
2. Besi dapat memiliki biloks 2, 3, 4 dan 6. Hal ini disebabkan karena
perbedaan energi elekktron pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga
elektron pada subkulit 3d juga terlepas ketika terjadi ionisasi selain elektron
pada subkulit 4s.
3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi,
khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
4. Besi memiliki bentuk allotroik ferit yaitu alfa, beta, gamma dan omega
dengan suhu transisi 700oC, 928oC, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat
magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang
meski pola geometris molekul tidak berubah.
5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti sulfur, fosfor, boron,
karbon dan silikon.
6. Larut dalam asam-asam mineral encer.
7. Oksidanya bersifat amfoter yaitu oksida yang menunjukkan sifat-sifat asam
sekaligus basa.
Besi memiliki sifat kimia mudah terkorosi. Berikut ini penjelasan mengenai korosi
pada besi :
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya
zinc dan magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Berikut ini cara-cara
pencegahan korosi pada besi berdasarkan pada dua sifat tersebut :
1. Pengecatan
Jembatan atau pagar biasanya dicat. Cat dapat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbal dan zinc akan lebih baik
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan oli atau gemuk
Cara ini digunakan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk dapat
mencegah kontak dengan air.
3.Pembalutan dengan plastic
Berbagai macam barang misalnya saja rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik dapat mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Pelapisan dengan timah (tin plating)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi degan timah.
Pelapisan tersebut dilakukan secara elektrolisis, yang disibut tin plating. Timah
tergolong logam yang taan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi
selama lapisan itu utuh. Bila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores,
maka timah malah mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi
dengan timah akan membentuk suatu sel elektokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Untuk kaleng-kaleng yang sudah
tidak terpakai, hal ini malah diharapkan terjadi agar kaleng-kaleng bekas bisa cepat
hancur.
5. Pelapisan dengan zinc (galvanisasi)
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zinc.
Berbeda dengan timah, zinc dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan
katode.Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zinc, maka besi
yang kontak dengan zinc akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zinc yang mengalami oksidasi
(berkarat).
6. Pelapisan dengan kromium (cromium plating)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Pelapisan ini juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seprti zinc, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Pengorbanan anode (sacrificial protection)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif yang artinya lebih mudah
berkarat daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka
magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam di dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.

2.4 kelebihan dan kekurangan besi


Kelebihan Besi
Keunggulan pertama yang ditampakkan oleh besi adalah bahannya yang anti
rayap dan tahan terhadap segala cuaca. Keunggulan selanjutnya yang dimiliki oleh
besi terletak pada kekuatannya. . Besi baja merupakan bahan yang mudah ketika
diolah, bukan hanya diolah untuk dibentuk menjadi bentuk lain, besi baja juga
merupakan sebuah bahan yang akan sangat mudah untuk dikonstruksi, di sambung,
dirangkai ataupun dibongkar kembali serta dapat menjadi bahan cutting laser dan
di ukir menjadi motif- motif yang di sukai.
Kekurangan Besi
Bahan Plat ini juga memiliki kekurangan dimana tidak dapat tahan
terhadap zat asam serta bahan alkalis seperti sabun dan juga soda. Akan mudah
terkena karat apa bia tidak melalkukan finishing pada permukaanya. Harga jual
plat ini juga cukup murah sehingga tidak sedikit produsen yang menggunakan
bahan ini sebagai bahan baku produksinya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan
Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum)
dan nomor atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama.[5] Ini adalah
unsur paling umum di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar
bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur keempat terbesar pada kerak
bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti bumi karena melimpahnya
produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di mana produksi nikel-
56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah reaksi fusi
nuklir terakhir yang bersifat eksotermal. Besi dingunakan untuk kontruksi bahan
bangunan sebagai bahan penyangga tiang pada sebuah bangunan, pada saat
membangun rumah.besi Ini adalah unsur paling umum di bumi berdasarkan massa,
membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalam bumi. Besi adalah unsur
keempat terbesar pada kerak bumi.
3.2.Saran
Besi bagus digunakan sebagai bahan bangunan karena dapat Manahan
bangunan, contohnya dingunakan sebagai cor pada bangunan agar bangunan
tersebut tidak mudah runtuh

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Besi
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/12/133130069/mengapa-peristiwa-
perkaratan-besi-termasuk-perubahan-kimia?page=all#:~:text=Perkaratan%20besi
%20adalah%20reaksi%20redoks,dan%20oksidasi)%20yang%20tidak
%20diinginkan.&text=Dilansir%20dari%20BBC%2C%20besi%20bereaksi,atau
%20yang%20dikenal%20sebagai%20karat.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/12/133130069/mengapa-peristiwa-
perkaratan-besi-termasuk-perubahan-kimia?page=all
https://www.argonesia.com/news-mengenal-kelebihan-dan-kekurangan-besi-86
http://digilib.uinsgd.ac.id

Anda mungkin juga menyukai