Anda di halaman 1dari 12

METALURGI (PENGOLAHAN LOGAM)

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengolahan bijih sampai menjadi logam dinamakan
metalurgi. Proses pengolahan logam dari bijinya melibatkan tahap pengolahan awal atau
pemekatan, reduksi logam dan pemurnian (refining) logam.

1. Pengolahan awal (Pemekatan)


Pemekatan bijih bertujuan untuk memisahkan mineral dari pengotornya sehingga diperoleh kadar
bijih tinggi. Pemekatan dapat dilakukan melalui dua teknik pemisahan, yaitu pemisahan secara
fisis dan pemisahan secara kimia. Pemisahan secara fisis terdiri dari :
v Pemisahan pengapungan (flotation separation)
v Pemisahan gaya berat (gravity separation)
v Pemisahan magnetik (magnetic separation)
v Pemisahan pencairan (liquation separation)
v Pemisahan amalgam (amalgams separation).
Pemisahan secara kimia terdiri dari :
v Proses pelindian (leaching),
v Proses pemanggangan (roasting),
Pada Proses ini dibahas menggunakan pemekatan tembaga dari bijihnya melalui cara
pengapungan (flotasi), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pada proses ini, bijih
dihancurkan menjadi serbuk, kemudian dicampurkan dengan zat pengapung, dan udara dialirkan
hingga berbusa. Zat pengapung berupa surfaktan (memiliki ujung polar dan nonpolar), misalnya
saponin.
Gambar 1. Proses pemekatan dengan cara flotasi.

Partikel-partikel yang terbasahi oleh air seperti pengotor berada di dasar tanki. Adapun partikel
yang tidak terbasahi menempel pada busa dan mengapung di atas permukaan tanki.

2. Proses Reduksi
Setelah bijih tembaga dipekatkan (tembaga sulfida), kemudian direduksi dengan cara
pemangggangan. Reaksi yang terjadi:
2CuS(s) + 3O2(g) 2CuO(s) + 2SO2(g)
Pemanggangan bersifat eksoterm sehingga setelah pemanggangan dimulai tidak perlu
ditambahkan panas lagi. Untuk memperoleh logam tembaga dilakukan dengan cara reduksi
tembaga oksida dengan karbon sebagai reduktor :

CuO(s) + C(s) Cu(g) + CO(g)

Uap logam tembaga meninggalkan reaktor dan terkondensasi menjadi cair, yang selanjutnya
memadat. Hidrogen dan logam aktif, seperti natrium, magnesium, dan aluminium juga
digunakan sebagai reduktor jika karbon yang dipakai tidak cocok. Hasil reduksi pada tahap ini
dinamakan tembaga blister yang kemurniannya mencapai 98%. Untuk kebutuhan penghantar
listrik, tembaga harus dimurnikan melalui elektrolisis (Gambar 2).
Gambar 2. Pemurnian tembaga menggunakan elektrolisis.

3. Pemurnian
Pemurnian logam kasar sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adanya pengotor
mengakibatkan logam yang bersangkutan tidak dapat dimanfaatkan sesuai yang diinginkan,
misalnya adanya arsenik dalam persentase yang sangat kecil sebagai pengotor, umumnya
dalam tembaga, mengakibatkan penurunan sifat konduktivitas listrik 10-20%. Kedua adanya
pengotor dalam logam itu sendiri sangat berharga, misalnya perak merupakan hasil samping
dari metalurgi timbel dan tembaga.
Metode untuk pemurnian logam kasar meliputi pemurnian elektrolitik misalnya untuk
tembaga, oksadasi pengotor yang harus dipisahkan misalnya untuk besi, distilasi logam dengan
titik didih rendah seperti raksa, zink dan nikel, zone refining (pemurnian zona)

Gambar 2.1. Bagan metode pemurnian besi kasar

Zona refining merupakan teknik pemurnian logam dengan hasil kemurnian yang sangat tinggi
(Gambar 2.1).
teknik ini berdasarkan pada kenyataan bahwa pengotor lebih mudah larut dalam fase cairan
daripada fase padatan. Dalam proses ini batangan logam yang akan dimurnikan di lewatkan
secara perlahan kedalam kumparan pemanas listrik yang mengakibatkan logam meleleh dan
pengotor larut di dalam fase lelehan logam. Batangan logam bergerak terus maju dan ketika
keluar dari kumparan pemanas maka bagian ujung luar menjadi dingin dan segera memadat
kembali, sedangkan pengotor akan tetap tertinggal larut dalam zona pelelehan didalam
kumparan pemanas.

Ada dua macam metalurgi yaitu Metalurgi Extraksi (Extrative Metalurgi), Proses Bahan
Galian (PBG).

Metalurgi extraksi terdiri dari tiga macam yaitu :

1.Hidrometalurgi
Proses Hidrometalurgi adalah suatu proses metalurgi, dimana dilakukan pemakaian suatu zat
kimia yang cair untuk dapat melarutkan suatu partikel tertentu. Hidrometalurgi dapat juga
diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada
suhu < 100 C. Dalam proses peluluhan senyawanya yaitu logam larut dan lepas dari bijinya
oleh air sehingga terbentuk larutan logam tersebut dalam air. Larutan ini dapat dimurnikan
setelah itu senyawa logam murninya dapat direduksi langsung menjadi logamnya sedangkan
jika terbentuk endapan dapat dipisahkan melalui penyaringan.
Larutan hasil peluluhan dapat diregenarasi dan dipakai kembali untuk proses peluluhan.
Tembaga dapat diluluhkan oleh asam sulfat bersama oksigen, emas oleh larutan sianida
bersama oksigen. Menurut persamaan reaksi berikut :

2CuFeS(s) + H2SO4 (aq) + 4O2 (g) 2CuSO4 (aq) + Fe2O3 (s) + S (s) + H2O (l)
Biji tembaga Larutan Peluluh
Au(s) + 2CN- (aq) + O2 (g) + 2H2O (l) [Au(CN)2]- (aq) + 4OH- (aq)
(Biji emas) (Larutan Peluluh)
Setelah larutan ion logamnya terbentuk maka ion logamnya direduksi dengan logam lain yang
lebih reaktif. Untuk kedua ion logam diatas dipakai masing-masing logam besi dan zink
sebagai reduktor, menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
CuSO4 (aq) + Fe (s) FeSO4 (aq) + Cu (s)
2[Au(CN)2]- (aq) + Zn (s) 2Au(s) + [Zn(CN)4]- (aq)

Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe)
dan mangan (Mn). Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan:
1. Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil.
2. Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus sebagai reduktor
dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
3. Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida, arsenik (III)
oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
4. Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
5. Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
6. Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
7. Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian yang tinggi.

Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat disederhanakan


tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang saat ini banyak mendapat
perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya yang terus berkembang terutama
sebagai material sel katodik pada baterai isi ulang. Bateria ion litium konvensional telah lama
dikenal dan diketahui memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika
katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan energi
baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat diambil dari larutannya dengan mudah dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi)
dengan zat pelarut yang dipakai.

2.Pirometalurgi
Melibatkan reaksi kimia yang dilaksanakan pada temperatur tinggi.Misalnya dalam
smelting(peleburan atau pelelehan),reduksi mineral menghasilkan lelehan logam yang dapat
dipisahkan dari batuan yang tidak diinginkan.Dalam proses reduksi ini biasanya dipakai karbon
atau logam lain.Oksida-oksida hasil pemanggangan biji sulfide atau hasil kalsinasi biji karbonat
tersebut umumnya direduksi dengan peleburan oleh karbon,menurut persamaan reaksi
ZnO(s) + C(s) Zn(s) + CO(g)
Biasanya,pemekatan biji tidak sampai memisahkan secara sempurna batuan-batuan pengotor
yang tidak diinginkan dari mineralnya.batuan-batuan pengotor dipisahkan dalam proses
peleburan dengan penambahan pereaksi flux untuk menghasilkan slag (ampas bijih)yang berupa
cairan pada temperatur proses dalam tungku.Sebagian besar slag adalah silikat misalnya:
Lelehan logam dan slag membentuk lapisan yang terpisah dalam tungku sehingga dapat
dpisahkan.slag dapat dipadatkan sebagai massa mirip gelas(glassy) untuk dibuang atau dipakai
pada pembuatan semen Portland.Metode pirometalurgi diterapkan untuk produksi
tembaga,zink,dan besi.

3.Elektrometalurgi

merupakan suatu proses reduksi mineral atau pemurnian logam yang menggunakan energi
listrik.Natrium dan aluminium diproduksi menurut metode elektrometalurgi.
Natrium
Natrium merupakan logam alkali yang paling banyak dibutuhkan untuk keperluan
industri.seperti logam-logam alkali yang lain,natrium tidak ditemukan dalam keadaan murni di
alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi.Logam putih keperakan ini dalam pabrik biasanya
diproduksi secara elektrometalurgi menurut proses Downs (gambar 2.2)yaitu dengan
mengelekrolisis lelehan natrium klorida (titik leleh -801c).
Elektrolisis ini dikerjakan dalam sebuah sel silindrik dengan anode grafit dipasang
ditengah(sentral) dan katode baja dibuat mengelilingi anode.untuk menurunkan suhu
elektrolisis,ditambahkan kalsium klorida (titik leleh 600c) sebagai campuran.campuran
33%cacl2-67% nacl ternyata mampu menurunkan titik leleh menjadi 580c.kedua elektroda
dipisahkan dengan diafragma ayakan baja slindrik sehingga lelehan natrium yang terbentuk
mengapung pada bagian atas katode dan tidak bersentuhan dengan gas klorin yang terbentuk
pada ruang anode.Natrium cair yang mengandung-0,2% logam kalsium didinginkan hingga
110% agar logam kalsium memadat dan terkumpul di dasar wadah sehingga natrium cair dapat
dipompa ke dalam wadah pencetak dingin tempat logam natrium memadat.persamaan reaksi
elektrolisnya adalah:

Aluminium
Logam aluminium juga diproduksi secara elektrometalurgi sumber utama aluminium berasal dari
mineral bauksit yaitu suatu hidrat aluminium oksida Al2O3nH2O.Bauksit berisi sebagian besar
silica,SiO2 bauksit dilakukan dengan proses Bayer yang berdasarkan pada perbedaan sifat asam-
basa dari oksida-oksida yang bersangkutan.Oksida aluminium bersifat amfoterik,besi (III)oksida
bersifat basa,dan silica relatif inert atau sedikit asam.Biji bauksit digerus dengan larutan panas
natrium hidroksida dengan tekanan tinggi untuk melarutkan
Klasifikasi Proses Ekstraksi Metalurgi :

1. Pirometalurgi
Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang umumrnya paling
tua. Proses ini berhubungan dengan temperatur tinggi dan sebagian besar berlangsung sampai
terjadi peleburan. Sifat dari proses pirometalurgi ini cepat (jam).

2. Hidrometalurgi
Proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung pada temperatur kamar dan melibatkan reaksi
air. Proses hidrometalurgi ini lebih mampu untuk mengolah bijih-bijih yang berkadar rendah.
Proses yang terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses hidrometalurgi ini adalah lamabt (proses
berlangsung antara hari sampai bulan)

3. Elektrometalurgi
Proses-proses ekstraksi dan pemurnian yang melibatkan energi listrik sebagai dasar-dasar
ekstraksinya. Prinsip yang digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia.

Proses-proses hidrometalurgi umumnya berhubungan dengan elektrometalurgi baik secara fisik


maupun kepada penggunaannya. Sedangkan suatu proses pirometalurgi yang pembangkit
panasnya dari energi listrik disebut proses elektrothermik.
3. METALURGI EKSTRAKTIF (EXTRACTIVE METALLURGY) DAN PEMURNIAN
(REFINING)

Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif (lihat Lampiran B, C dan D) adalah :

1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran (compounds) atau material yang
tidak diinginkan dari bijih (sumber metal = source of metal).

2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi material yang


secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya (sumbernya).

3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara memperoleh metal yang


belum murni.

1. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang belum murni
(membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum murni), sehingga diperoleh metal
murni.

Metalurgi ekstraktif terdiri dari :

1. Pirometalurgi (pyrometallurgy), menggunakan energi panas sampai 2.000o C.

2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy), menggunakan larutan dan reagen organik.

3. Elektrometalurgi (electrometallurgy), memanfaatkan teknik elektro-kimia.

3.1. PIROMETALURGI (PYROMETALLURGY)

Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang hanya
50o 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000o C (proses
pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500o 1.600o C ; pada suhu
tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang
dalam fase gas.

Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi
pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan
memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :

1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).

2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.

3. Energi listrik.

4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas buangan dipakai


untuk pemanasan awal (preheating process).

Peralatan yang umumnya dipakai adalah :

1. Tanur tiup (blast furnace).

2. Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :

1. Pierce-Smith converter.

2. Bessemer converter.

3. Kaldo cenverter.

4. Linz-Donawitz (L-D) converter.

5. Open hearth furnace.

3.2. HIDROMETALURGI (HYDROMETALLURGY)

Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan pada suhu < 100o C.
Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif;

artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan
dari material yang tak diinginkan.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :

1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.

2. Metal yang larut tersebut harus dapat diambil dari larutannya dengan mudah dan murah.

3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya.

4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi)


dengan zat pelarut yang dipakai.

5. Zat pelarutnya harus dapat diperoleh kembali untuk didaur ulang.

6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung (clay
minerals), karena akan sulit memisahkannya.

7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas agar mudah
(cepat) bereaksi pada suhu rendah.

8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and non-toxic), jadi
tidak membahayakan alat dan operator.

Peralatan yang dipergunakan adalah :

1. Electrolysis / electrolytic cell.

2. Bejana pelindian (leaching box).

3.3. ELEKTROMETALURGI (ELECTROMETALLURGY)

Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-kimia, misalnya : baterai dan
elektrolisa (electrolysis = electrorefining). Pada proses ini kecuali diperlukan arus listrik sebagai
sumber energi juga diperlukan elektroda (electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat :

1. Konduktor listrik yang baik.

2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.

3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran yang dapat
mengganggu proses elektrolisa.

Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung memuaskan,
yaitu harus :

1. Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.

2. Tahan korosi dalam zat larut.

3. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).

4. Harus murah harganya.

Elektrolit harus memiliki sifat-sifat :

1. Memiliki daya hantar ion yang tinggi.

2. Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical stability).

3. Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang diinginkan.

Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.

Anda mungkin juga menyukai