Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PEDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Metalurgi merupakan suatu ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai

pengolahan

logam

yang

mencakup

tahapan

dari

pengolahan

bijih

mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk


menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu.
Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif secara garis
besar adalah :
a. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran atau
material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber metal )
b. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi
material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari
bijihnya (sumbernya).
c. Pengambilan/produksi

metal

(metal

production),

yaitu

cara-cara

memperoleh metal yang belum murni.


d. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang
belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum
murni), sehingga diperoleh metal murni
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Metalurgi
ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur
rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara
proses peleburan untuk menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu,
dinamakan juga metalurgi kimia. Meskipun sesungguhnya metalurgi kimia itu
sendiri mempunyai pengertian yang luas, antara lain mencakup juga pemaduan
logam dengan logam lain atau logam dengan bahan bukan logam. Beberapa
aspek perusakan logam (korosi) dan cara-cara penanggulangannya, pelapisan
logam secara elektrolit,dll.

Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu


sendiri antara lain adalah :
a.

pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan padatemperatur tinggi),

b.

hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang

relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan),


c.

electrometalurgy (proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip

elektrokimia, baik pada temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi).

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Adapun

maksud

dari

makalah

mengenai

Hidrometalurgy

dan

Pirometalurgi ini adalah agar mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan


dari kedua proses ekstraktif logam ini.
1.2.2

Tujuan

1.

Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Pirometalurgi dan


Hidrometalurgy

2.

Agar mahasiswa dapat mengetahui proses-proses pada teknik ekstraktif


Pirometalurgi dan Hidrometalurgy

3.

Alat-alat yang digunakan

pada

teknik

ekstraktif

Pirometalurgi

dan

proses

Pirometalurgi

dan

Hidrometalurgy
4.

Agar

mahasiswa

dapat

mengetahui

Hidrometalurgy dalam ekstraksi logam Emas dan Perak.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Hidrometalurgy
Hidrometalurgi dapat juga diartikan sebagai proses ekstraksi metal

dengan larutan reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100o C. Reaksi
kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang
diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material
yang tak diinginkan.
Peralatan yang

dipergunakan dalam

proses hidrometalurgi pada

umumnya adalah :
a. Electrolysis / electrolytic cell.
b. Bejana pelindian (leaching box).
Sedangkan beberapa bahan pelarut dalam proses hidrometalugi adalah :
a. Air
b. Cuka
c. Basis
d. Garam
e. Hasil bakteri Larut
Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak
mendapat perhatian peneliti. Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah
semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas pereduksian logam
secara hidrometalurgi. Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah
nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn).
Proses hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan yaitu :
1.

Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi


bagian-bagian yang lebih kecil.

2.

Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus


sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.

3.

Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang


dioksida, arsenik (III) oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.

4.

Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.

5.

Suhu prosesnya relatif lebih rendah.

6.

Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.

7.

Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian


yang tinggi.
Tetapi banyak material tidak akan bereaksi terhadap treatment dengan

menggunakan metoda pelarut


Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan
aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material sel katodik pada
baterai isi ulang.
Secara garis besar, proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu :
1.

Leaching atau pengikisan logam dari batuan dengan bantuan reduktan


organik.

2.

Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.

3.

Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.


Secara hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching, yaitu :

1.

Leaching in Place (In-situ Leaching)

2.

Heap Leaching

3.

Vat Leaching /Percolation Leaching

4.

Agitation Leaching

5.

Autoclaving

2.1.1

Hidrometalurgi Emas
Emas termasuk ke dalam golongan mineral logam berharga (the precious

metals). Secara umum batasan yang dimaksud dengan logam emas (Au) adalah
logam mulia berwarna kuning, lunak, tahan terhadap korosi, tahan terhadap
reaksi kimia, mempunyai berat jenis tinggi (19,3), penghantar listrik yang baik,
mudah dibentuk dan dapat ditempa. Titik lebur emas murni adalah 1.0630 C dan
titik didihnya 2.9700 C.
1.

Pengolahan Emas
Emas diolah melalui tahap presperasi bijih, ekstraksi atau pemurnian.

Dan sebelum proses ekstraksi-pemurnian dilakukan proses preparasi bijih yang


meliputi peremukan (crushing) dan pelumatan (grinding), yang diikuti dengan
pemisahan (screening).

Secara garis besar, tahap preparasi tersebut dapat dikelompokkan


menjadi :

Tahap Pengecilan Ukuran (Size Reduction).


Pada tahap inilah peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding)
dilakukan dengan tujuan memperkecil ukuran fragmen bijih agar sesuai
dengan kebutuhan alat.

Tahap pemisahan (screening)


Tahapan ini dilakukan proses pengayakan, sehingga sering juga disebut
tahap pengayakan. Tahap ini bertujuan untuk memisahkan bijih
berdasarkan ukuran fragmen.
Tujuan dari dilakukannya tahapan di atas adalah agar sesuai dengan

spesifikasi alat yang dipakai sehingga alat dapat bekerja dengan baik dan
mampu mencapai kinerja optimumnya. Untuk bijih emas kadar rendah,
diperlukan perlakuan awal seperti pemanggangan (roasting), autoclaving, atau
bio-oksidasi menggunakan bakteri misalnya thiobaccilus ferrooxidans, agar butir
emas yang terikat dalam mineral induknya dapat dibebaskan sehingga
memudahkan dalam proses selanjutnya.
Dalam ekstraksi dan pemurnian emas ada beberapa metoda pengolahan
yang dikenal, seperti :

metoda konsentrasi gravimetri

metoda flotasi

metoda amalgamasi

metoda sianida

metoda carbon in-pulp

dan atau bisa juga kombinasi metoda-metoda tersebut.

Dan pemilihan metoda tersebut tergantung dari beberapa faktor, diantaranya


adalah faktor ukuran dan mineralogi bijih.
a. Konsentrasi Gravitasi metoda konsentrasi gravitasi adalah metoda
pemisahan dengan prinsip perbedaan berat jenis antara mineral berharga
dan mineral ikutannya, sehingga diperoleh konsentrat berkadar tinggi,
sedangkan mineral ikutan bisa dibuang atau dimanfaatkan kemudian.

b. Flotasi pada metoda flotasi, pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan


afinitas bergabungnya bijih dengan air dan udara, dengan penambahan
berbagai unsur pembantu.
c. Amalgamasi

metoda

amalgamasi

merupakan

proses

pemisahan

sederhana dengan biaya cukup rendah. Umumnya dilakukan terhadap


endapan yang berupa native element dari emas terutama yang berupa
placer. Proses amalgamasi biasanya digunakan untuk partikel emas yang
relative kasar (100mesh) walaupun proses ini cukup efektif untuk yang
berukuran 200 mesh, prosesnya cukup sederhana , yaitu dengan
menambahkan air raksa kedalam tabung amalgamasi yang telah diisi bijih
emas yang terlumat dan air.
Berdasarkan sifat absorpsi emas dan logam lainnya (seperti perak)
terhadap air raksa, di dalam tabung amalgamasi setelah pengadukan terbentuk
suatu amalgam , amalgam dan air raksa dipisahkan dari luluhannya dan
kemudian dibersihkan dengan pendulangan dalam bak penampung. Amalgam
dan air raksa yang sudah terpisah dari luluhannya tersebut diperas dengan
penyaring sehingga amalgam akan tertahan oleh penyaring dan air raksa lolos
kedalam bak penampung.
d. Sianidasi proses sianidasi adalah proses pemisahan logam emas dari
bijihnya dengan menghancurkannya sampai berukuran halus kemudian
dilarutkan pada larutan sianida lemah ( potassium cyanide). Kedalam
larutan ditambahkan serbuk seng sehingga terjadi pengendapan logam
emas. Untuk memisahkan logam emas-perak dengan larutan dipakai
suatu saringan tekan. Sianidasi umumnya diterapkan terhadap butiran
emas yang cukup halus (150-200 mesh) dengan cara mencampurkan
bijih yang telah dipreparasi dengan laritan sianida. Emas dalam bijih akan
larut mengikuti reaksi berikut :
2 Au + 4 CN + H O + O

2 Au (CN)

+ 2OH

Tahapan proses sianidasi bijih emas meliputi preparasi pelindian filtrasi


dan prespitasi, prespitat yang dihasilkan selanjutnya dilebur dan dimurnikan,
sehingga diperoleh emas murni .
e. Carbon in Pulp metoda ini merupakan metoda sianida lain yang prinsip
kerjanya emas dalam bentuk lumpur (pulp) dilarutkan dalam asam
sianida, kemudian tambah partikel-partikel carbon yang akan mengikat

ion-ion emas dan mengangkat ke bagian permukaan. Pemisahan partikel


emas dilakukan dengan proses penyaringan khusus dengan larutan
caustic cianida panas, sehingga unsur karbon akan terpisah dari emas.
f.

Amalgamasi Emas adalah salah satu contoh proses hidrometalurgi emas


yang sudah banyak dikenal dan dilakukan. Padahal pengolahan bijih
emas dengan menggunakan amalgamasi umumnya memiliki nilai
recovery yang rendah (sekitar 50% hingga 60%) dan kehilangan merkuri
yang relatif tinggi.

2.

Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan dalam proses amalgamasi emas aluvial antara lain :
a. Vibrating Screen
Pada dasarnya alat ini bertujuan untuk memisahkan material campuran

tanah dan emas alluvial dari benda-benda yang dapat mengganggu proses
pengolahan seperti potongan akar, ranting atau batang tumbuhan yang terikut.
Oleh karena itu alat ini digunakan agar saat umpan yang akan dimasukkan pada
ball mill telah bersih dari hal-hal di atas dan proses pengolahan pada ball mill
dapat berlangsung dengan baik. Feed pada vibrating screen ini memiliki rentang
ukuran 10 100 mesh.

Gambar 2.1
Proses pengecilan ukuran

Gambar 2.2
Vibrating Screen

b. Ball Mill
Ball mill adalah tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang kira-kira
sama dengan diameternya yang berisi grinding media berupa bola-bola baja atau
alloy. Bentuknya dapat berupa silinder disebut cylindrical ball mill atau berbentuk
cone disebut conical ball mill. Posisi grinding media pada cylindrical ball mill
terbagi rata sepanjang shell, sedangkan pada conical ball mill terbagi menurut
diameter bola-bola baja yang sama dengan diameter shell. Jadi bola-bola baja
yang besar berada pada diameter shell yang besar untuk menghancurkan
partikel yang besar, sedangkan bola-bola baja yang kecil berada pada cone
section dekat ujung pengeluaran untuk menghancurkan pertikel yang sudah
halus.
Feed (umpan) untuk ball mill dapat berukuran 3 inchi (max) dan digiling
sampai menjadi 50 mesh (0,29 mm). Kalau feed (umpan) makin kecil maka
produknya dapat lebih halus lagi (200 mesh = 0,074 mm).

Gambar 2.3
Ball Mills

c. Saringan (Screen)
Saringan ini, prinsipnya sama dengan saringan jenis lainnya yaitu
memisahkan material ukuran tertentu dan menahan material yang memiliki
ukuran lebih besar daripada spesifikasi yang dimiliki alat. Dan ukuran yang
dipakai disesuaikan dengan hasil ball mill dan terutama ukuran feed bagi jig,
karena tahap pengecilan ukuran hanya sampai tahap ini saja, sehingga jika
terlalu besar akan menggangu kerja jig, dan jika terlalu kecil, maka kemungkinan
untuk terbuangnya lebih besar.

Gambar 2.4
Screen

d. Jig
Alat jig terdiri dari sebuah tank atau disebut dengan hutch yang dibagi
atas dua bagian secara garis besar yaitu ayakan pendukung yang berupa
process bed (semacam bantalan) di atas dan bagian lain berupa volume dimana
getaran/aliran air terbentuk. Denver jig mempunyai diafragma untuk membangun
aliran air. Sedangkan Baum Jig dibuat dengan menggunakan tekanan udara
untuk membangun aliran air. Denver Jig ini digunakan untuk proses roughing,
cleaning, dan scavenging dari mineral kasiterit atau emas yang relatif kasar.
Pemisahan harus dilakukan dengan laju dan persen solid yang konstan.
Umpan yang masuk harus merata pada seluruh permukaan jig. Umpan berupa
slurry dengan 25% - 45% solid masuk pada salah satu ujung jig, dan mengalir
membentuk arus horizontal (crash flow) di permukaan jig.

10

Gambar 2.5
Jig Separator

e. Shaking Table
Shaking Table merupakan peralatan yang realtif kuno yang mempunyai
peran kecil tapi penting dalam proses konsentrasi mineral. Prinsip yang
digunakan oleh shaking table adalah perbedaan berat jenis dalam proses gravity
concentration.

Material/bijih

yang

dipisahkan

dengan

shaking

Tables

merupakan bijih yang karakteristik bijihnya terlalu halus bila dilakukan oleh
jigging. Karena kegunaannya yang khusus tersebut alat ini susah digantikan oleh
alat lain kendati alat ini dipandang kurang efesien.
Shaking table (meja goyang) bagian utamanya terdiri dari sebuah meja
yang terdiri dari deck yang sedikit miring. Umpan dimasukkan melalui sebuah
kotak pengumpanan, air pencuci didistribusikan sepanjang sisi pengumpanan.
Meja goyang bergerak dengan getaran longitudinal oleh gerakan maju mundur
yang cepat, dan menyebabkan partikel bergerak melintasi dek.

Gambar 2.6
Shaking Table

11

2.2

Pirometalurgi
Pirometalurgi merupakan proses ekstraksi metal dengan penggunaan

energi panas / kalor. Suhu yang digunakan mulai dari 50 0C 250 0C (proses
Mond untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.000 0C (proses pembuatan
campuran baja). Pada umum dipakai hanya berkisar 500 0C - 1.600 0C. Pada
suhu tersebut kebanyakan logam ataupun campurannya sudah dalam fase cair
bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik digunakan yaitu konsentrat dengan kadar metal yang
tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi
panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia
eksotermik.
Sumber energi panas dapat berasal dari:

Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).

Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.

Energi listrik

Energi terselubung / tersembunyi, panas buangan dipakai untuk


pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai yaitu:

Tanur tiup (blast furnace).

Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai:

Pierce-Smith converter.

Bessemer converter.

Kaldo cenverter.

Linz-Donawitz (L-D) converter.

Open hearth furnace.

2.2.1

Proses-proses Pirometalurgi
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu:

1.

Pengeringan (Drying) merupakan proses pemindahan panas kelembapan


cairan dari material. Pengeringan biasanya terjadi dari kontak padatan
lembap dengan pembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan
bakar fosil. Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa
disediakan oleh udara panas gas yang secara tidak langsung

12

memanaskan. Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai di atas titik


didih air sekitar 120 0C. Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air
garam yang dapat larut, sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2.

Kalsinasi

merupakan

suatu

proses

dekomposisi

panas

material.

Contohnya dekomposisi hidrat seperti besi (III) hidroksida menjadi besi


(III) oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi
kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi
oksida. Proses ini terjadi dalam variasi tungku / furnace termasuk shaft
furnace, rotary kilns, dan fluidized bed reactor.
3.

Pemanggangan (Roasting) merupakan suatu proses pemanasan dengan


kelebihan udara dimana udara dihembuskan pada bijih yang dipanaskan
disertai penambahan reagen kimia. Proses ini tidak mencapai titik didih
dari logam tersebut.
Jenis-jenis roasting, antara lain:

Oxydating Roasting biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida


pada temperatur tinggi (direduksi langsung).

Reducting Roasting merupakan suatu proses pemanggangan dimana


suatu oksida mengalami proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang
dimaksudkan untuk menurunkan derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa
reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida yang sangat stabil.

Chlor Roasting dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama


senyawa klorida (CaCl2, NaCl) atau dengan gas Cl2. Tujuan chlor roasting
yaitu untuk menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi),
serta menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap
agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi
Halida).

Fluor Roasting menggunakan reagent F2.

Yodium Roasting menggunakan reagent I2. Kegunaan proses ini untuk


mengeluarkan sulfur, arsen, antimon dari persenyawaannya, Merubah
mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur, membentuk material menjadi
porous, dan menguapkan impurity yang volatile.
Jenis-jenis oven yang digunakan yaitu Hazard Vloer Oven, Suspension

Roasting Oven, dan Fluiized Bed Roasting.

13

4.

Peleburan

(Smelting)

merupakan

proses

peleburan

logam

pada

temperatur tinggi sehingga logam , meleleh dan mecair setelah mencapai


titik didihnya. Oven yang digunakan yaitu Schacht Oven, Scraal Oven
(revergeratory Furnace Electric Oven (Electric Furnace). Smelting terbagi
beberapa jenis, yaitu:

5.

Reduksi smelting

Oksidasi smelting

Netral smelting

Sementasi smelting

Sulfida smelting

Presipitasi smelting

Flash smelting (peleburan semprot)

Ekstraksi timbal dan seng secara simultan


Pemurnian (Refining) merupakan suatu proses pemindahan kotoran dari
material dengan proses panas.

2.2.2 Alat-alat Yang Digunakan pada Pirometalurgi.


1.

Tanur tiup (Blast Furnace)


Merupakan suatu jenis tungku metalurgi yang digunakan untuk peleburan

logam industri, umumnya besi. Pada tungku ini, bahan bakar dan bijih dan fluks
(kapur) yang terus menerus diberikan melalui bagian atas tungku, sementara
udara (kadang-kadang dengan pengayaan oksigen) ditiupkan ke bagian bawah
ruang, sehingga reaksi kimia berlangsung sepanjang tungku sebagai bahan
bergerak ke bawah. Produk akhir yang biasanya logam cair dan terak fase
disadap dari bawah, dan gas buang keluar dari bagian atas tungku.

Gambar 1
Mekanisme Blast Furnace

14

Keterangan:
1.

Uap panas dari Tungku Cowper Hot blast from Cowper stoves

2.

Zona Peleburan (bosh)

3.

Zona Reduksi oksida besi (II) (barrel)

4.

Zona Reduksi oksida besi (III) (stack)

5.

Zona Pra-pemanasan (throat)

6.

Jalur masuk bijih, gamping, atau kokas

7.

Pipa asap pembuangan

8.

Kolom kokas/gamping/bijih

9.

Pembersihan slag

10.

Penyadapan larutan pig iron

11.

Kumpulan gas buang

15

Gambar 2
Alat Blast Furnace

Spesifikasi
Suhu

: hingga 1150 0C

Tekanan

: (HV, < 10-3, > 10-8 torr)

Dimensi
Tinggi

: 2896 mm

Panjang

: 1067 mm

Lebar

: 1880 mm

Kapasitas

: 76.46 liter

Konfigurasi

: Bell

Atmosfir

: Inert ; Vacuum oven / furnace

Pengontrol

: PLC

Voltase

: 480 VAC 5 %, 3 phase, 60 Hz

Sumber Panas : Listrik / Resisten

16

2.

Tanur Metalisasi

Gambar 3
Tanur Metalisasi

Spesifikasi
Suhu

: 400 0C 1000 0C

Tekanan

: 120 psi

Dimensi
Tinggi

: 2007 mm

Lebar

: 1600 mm

Panjang

: 12827 mm

Kapasitas

: 76.46 liter

Konfigurasi

: Bell

Atmosfir

: Udara

Voltase

: 3 fase 208 480 50/60 Hz

Sumber Panas : Listrik / Resisten


Kapasitas

: 8 kaki kubik

Eksternal

: Continous dan Shuttle

Aplikasi

: Pengeringan; Pembakaran

Sumber panas : Listrik

17

3.

Kiln

Gambar 4
Alat Kiln

Spesifikasi
Suhu

: hingga 2200 0F

Kapasitas

: 40 kaki kubik

External

: Continous dan Shuttle

Aplikasi

: Pembakaran Skala Industri (Kalsinasi)

Sumber panas : Listrik

4.

Fitur

: Pendinginan (opsional); Timer, Display Panel Depan

Pengontrol

: Poin Set Tunggal ; dapat diprogram

Oven

Gambar 5
Oven

Spesifikasi
Suhu

: hingga 1400 0F

Kapasitas

: 8 kaki kubik

External

: Continous dan Shuttle

Aplikasi

: Penguatan

Sumber panas : Pembakaran (opsional); Listrik; Gas Alam


Pengontrol

: Dapat diprogram

18

2.2.3

Pirometalurgi pada Logam Emas


Cake yang menempel pada katoda akan dibersihkan secara manual

dengan air, kemudian diendapkan di dalam ember agar cake dengan air terpisah.
Setelah cake terpisah dengan air, air tersebut di buang dan cake akan di oven
pada suhu 200 selama

8 jam agar berubah menjadi seperti pasir.

Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan

Foto 4.20
Oven PT. CIBALIUNG SUMBER DAYA

Setelah 8 jam, Cake didinginkan lalu dicampur dan ditambahkan borax


dan darslek dengan konsumsi 5 - 6 kg borax untuk 300 kg cake. Fungsi borax
adalah untuk memisahkan kotoran yang ada dalam cake saat proses peleburan
(kotoran diambil sesaat sebelum percetakan) dan untuk menurunkan titik leleh
logam Au dan Ag.
Setelah dikeringkan, cake dilebur di dalam dapur peleburan/smelting
furnace. Suhu peleburan yang digunakan kurang lebih 1000-1200 C.
Pada saat peleburan akan terlihat pengotor-pengotor (slag). Pengotor ini
terbawa bersama Au dan Ag yaitu berupa logam-logam lain yang ikut
teradsorp/terserap (berupa calcium carbonat, plastik dan borax itu sendiri). Slag
ini harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum proses percetakan.

19

Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan

Foto 4.21
Smelting Fumace PT. CIBALIUNG SUMBER DAYA

Setelah slag dipisahkan, lalu dituangkan suspensi Au dan Ag (seperti


lahar) kedalam cetakan bullion. suspensi Au dan Ag tersebut akan langsung
mengalami

pengeringan

sehingga

berbentuk

menjadi

padatan,

setelah

dilepaskan dari cetakannya dan direndam pada bak yang berisi air untuk
didinginkan. Setelah didinginkan, Bullion di palu untuk menghilangkan bekas
kotoran kotoran yang menempel lalu setelah semua bagian dibersihkan bullion
tersebut di Gerinda untuk dibersihkan juga dan untuk mempercantik bullion nya
agar lebih mengkilap. Setelah itu Bullion-bullion tersebut diberi ditimbang untuk
mengetahui berat bullion yang diproduksi sebelum dilakukan pengiriman.

20

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil makalah yang telah di buat dapat disimpulkan bahwa


Pirometalurgi dan Hidrometalurgy adalah :
Pirometalurgi merupakan Pirometalurgi merupakan proses ekstraksi
metal dengan penggunaan energi panas / kalor. Suhu yang digunakan mulai dari
50 0C 250 0C (proses Mond untuk pemurnian nikel), hingga mencapai 2.000 0C
(proses pembuatan campuran baja). Sedangkan Hidrometalurgi dapat juga
diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1
gram/mol) dan pada suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang
sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi
(larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak diinginkan
Alat alat yang gunakan dalam proses ekstrak pirometalurgi dan
hidrometalurgi antaranya adalah :
1.

hidrometalurgi pada umumnya adalah :


a. Electrolysis / electrolytic cell.
b. Bejana pelindian (leaching box).

2.

Pirometalurgi pada umumnya adalah :


a. Tanur tiup (Blast Furnace)
b. Tanur Metalisasi
c. Kiln
d. Oven
Dan dimana dalam prosesnya Pirometalurgi dan Hidrometalurgy ini

merupak suatu cara pemurnian untuk menghasilkan suatu logam mulai dari
mineral berharga yang dapat laku dalam pasaran dunia.

20

21

DAFTAR PUSTAKA

.Anonim.

Pirometalurgi.

Diperoleh

pada

20

Oktober

2013

dari

2013

dari

http://www.senyawa.com/2010/02/pirometalurgi.html.
Anonim.

Hidrometalurgi.

Diperoleh

pada

20

Oktober

http://www.senyawa.com/2010/02/ hidrometalurgi.html.

Anda mungkin juga menyukai