Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN I

PENDAHULUAN
Presented by
Ir. Danang Jaya, MT
Perwitasari, ST, M.Eng
TOPIK
Kontrak Perkuliahan
Materi Kuliah
Referensi
Pengenalan Mineral
Ruang Lingkup Teknologi Pengolahan Mineral
KONTRAK PERKULIAHAN
Aturan dan Etika Selama Perkuliahan
1.Untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) , mahasiswa harus hadir
minimal 75% dari total kuliah daring yang dilakukan.
2.Dengan alasan apapun, mahasiswa yang diketahui curang atau tidak jujur,
curang dalam tugas/ujian dan plagiarisme, akan dikenai sanksi sesuai
dengan peraturan yang berlaku

Komponen Penilaian
• Quiz/ Tugas : 50 %
• Ujian Tengah Semester : 25 %
• Ujian Akhir Semester : 25 %
MATERI KULIAH
Mata kuliah Teknologi Pengolahan Mineral mempelajari tentang Teknologi
Pengolahan Mineral dari yang meliputi:
1. Pengenalan mineral (Pengertian mineral, Pengolahan, dan Proses pengambilan Mineral (Metalurgi);
2. Unit Operasi pada Pengolahan Mineral: Preparasi (Kuminusi, Konsentrasi,Dewatering);
3. Unit Proses: preparasi unit proses (Kalsinasi, Roasting, Agglomeration), metalurgi ekstraksi
(Pirometalurgi, Hidrometalurgi, Elektrometalurgi), pemurnian/refining (Converting, Fire Refining,
Electrolitic Refining);
4. Proses Pengolahan Besi dan Baja;
5. Proses Pengolahan Alumunium;
6. Proses Pengolahan Nikel;
7. Proses Pengolahan Emas;
8. Proses Pengolahan Tembaga;
9. Proses Pengolahan Timbal.
REFERENSI
Fathi Habashi, 1997,”Handbook of extractive metallurgy: The metal industry, ferrous metals”
Vol. 1, Weinheim, New York, Chichester, Brisbane, Singapore, Toronto, WILEY-VCH.
Fathi Habashi, 1997,”Handbook of extractive metallurgy: Primary metals, secondary metals,
light metals” Vol. 2, Weinheim, New York, Chichester, Brisbane, Singapore, Toronto, WILEY-
VCH.
Fathi Habashi, 1997,”Handbook of extractive metallurgy: Precious metals, refractory metals,
scattered metals, radioactive metals, rare earth metals” Vol. 3, Weinheim, New York,
Chichester, Brisbane, Singapore, Toronto, WILEY-VCH.
Fathi Habashi, 1997,”Handbook of extractive metallurgy: Ferroalloy metals, alkali metals,
alkaline earth metals” Vol. 4, Weinheim, New York, Chichester, Brisbane, Singapore, Toronto,
WILEY-VCH.
Untung Sukamto, 2013, “Pengolahan Mineral dan Batubara”, Buku Ajar, Bahan Kuliah.
PENGENALAN MINERAL
Terdapat unsur-unsur kimia yang
Didalam perut bumi, banyak sekali
berguna bagi manusia seperti bijih
mengandung zat-zat yang berguna untuk
keperluan hidup kita sehari-hari, misalnya besi, nikel, tembaga, uranium,
minyak tanah, bensin, solar dan lain- titanium, timah dan masih banyak
lainnya yang disebut minyak bumi. lagi, beserta mineral dan batu-
batuan.

Mineral adalah suatu bahan yang


banyak terdapat di dalam bumi, yang
mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus
serta mempunyai susunan kimia yang
tetap.
Beberapa Definisi
• Batu-batuan merupakan gabungan antara dua macam atau lebih mineral-mineral dan
tidak mempunyai susunan kimia yang tetap.
• Bijih (Ore) ialah mineral atau batu-batuan yang mengandung satu macam atau beberapa
macam logam dalam prosentase yang cukup banyak untuk dijadikan bahan tambang.
Banyaknya logam yang terkandung dalam bijih itu berbeda-beda.
Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam bumi, kebanyakan
merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat, dan sulfat yang merupakan bijih
logam yang perlu diproses menjadi bahan logam yang bermanfaat bagi manusia.
RUANG LINGKUP
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINERAL
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari Bahan Galian. Bahan Galian diperlukan sebagai salah satu
bahan baku suatu industri agar dapat dimanfaatkan harus memenuhi persyaratan.
• Pengolahan bahan galian (PBG) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan
perbedaan‐perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produk bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara
(coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).
Dalam PBG, proses pemisahan mineral dari pengotornya dilakukan dengan memanfaatkan sifat
fisika dan atau kimia-fisika permukaan mineral. Adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh mineral
adalah sifat kemagnetan, kelistrikan/konduktivitas, densitas, sifat permukaan, tekstur dan warna.
Produknya berupa konsentrat (mineral berharga) dan tailing (mineral pengotor/ ampas).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang

mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau

dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian

(PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau

peleburan.

Beberapa bahan galian dalam pemanfaatannya tidak selalu memerluan pemisahan. Bahan

galian industri dalam pemanfaatannya hanya melalui proses pengecilan ukuran dan

pengayakan. Namun untuk bijih-bijih yang berkadar rendah, misal bijih besi berkadar Fe 45%,

bijih tersebut harus melalui proses pemisahan untuk meningkatkan kadar Fe, agar sesuai

dengan persyaratan proses ekstraksi.


Berdasarkan aplikasi di industri dan pemanfaatannya, bahan galian dapat dibedakan menjadi:

1. Bijih (ore)  mineral yang logamnya diekstrak disebut sebagai mineral bijih (ore mineral)

sedangkan mineral lainnya disebut sebagai mineral gangue (mineral tidak berharga).

2. Bahan bakar (fuel) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai energi seperti batu bara dan

minyak bumi.

3. Bahan galian industri (non metalic mineral) yaitu bahan galian yang dimanfaatkan karena

memiliki sifat-sifat fisik/mekanik tertentu seperti kekuatan, kehalusan dan keindahan.


TUJUAN PENGOLAHAN
Ada 2 yang ingin dicapai pada pengolahan bahan galian, yaitu:
1. Tujuan teknis  lebih mengedepankan bagaimana memperoleh produk (konsentrat) yang
memenuhi syarat yang diinginkan, baik untuk proses selanjutnya atau untuk konsumen.
Secara teknis persyaratan yang diperlukan untuk konsentrat adalah:
• Kandungan mineral berharga harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan;
• Kandungan gangue mineral harus lebih kecil dari nilai maksimum yang ditentukan;
• Kandungan air harus lebih rendah dari nilai maksimum yang ditentukan;
• Ukuran partikel harus lebih besar dari nilai minimum yang ditentukan.
2. Tujuan ekonomisuntuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut:
• Mengambil semua jenis mineral berharga, jika bijih mengandung lebih dari satu mineral
berharga;
• Kehilangan mineral berharga dalam tailing harus sekecil mungkin, recovery harus besar;
• Mengolah bijih dengan ongkos yang rendah, dengan mengolah bijih bertonase besar.
Keuntungan yg bisa diperoleh dari proses PBG

• Mengurangi ongkos angkut setiap ton logam dari lokasi pengolahan ke

peleburan;

• Mengurangi ongkos peleburan;

• Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan;

• Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan

menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.


Tahap‐tahap utama dalam proses PBG terdiri dari:
1. Kominusi atau reduksi ukuran (comminution)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
PBG yang bertujuan untuk:
• Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya;
• Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya;
• Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak
dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 macam, yaitu:
a) Peremukan / pemecahan (crushing)
Proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM
= run of mine) dan berukuran besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran
20‐25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah : Jaw crusher; Gyratory crusher; Cone
crushe; Roll crusher; Impact crusher Rotary breaker; Hammer mill.
b) Penggerusan / penghalusan (grinding)
Proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi
ukuran yang lebih halus.
Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain
terdiri dari : Bola‐bola baja atau keramik (steel or ceramic balls); Batang‐batang
baja (steel rods); Campuran bola‐bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri
yang disebut semi autagenous mill (SAG).
2. Pemisahan berdasarkan ukuran (sizing)
 Setelah bahan galian diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam‐macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
Proses sizing meliputi:
a) Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
 Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
 Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah : Hand sieve;
Vibrating sieve series /Tyler vibrating sive; Sieve shaker / rotap; Wet and dry
sieving
 Ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :Stationary grizzly; Roll
grizzly; Sieve bend; Revolving screen; Vibrating screen (single deck, double
deck, triple deck, etc.); Shaking screen; Rotary shifter.
b) Klasifikasi (Classification)
Proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dlm suatu media (udara atau air). Klasifikasi
dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
Scrubber; Log washer; Sloping tank classifier (rake, spiral &
drag); Hydraulic bowl classifier; Hydraulic clindrical tank
classifier; Hydraulic cone classifier; Counter current classifier;
Pocket classifier; Hydrocyclone; Air separator; Solid bowl
centrifuge; Elutriator.
3. Peningkatan kadar atau konsentrasi (concentration)
 Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal)
dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di‐ekstrak) logamnya, maka
kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses
konsentrasi.
 Proses peningkatan kadar itu ada bermacam‐macam, antara lain :
a) Pemilahan (Sorting)
b) Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
c) Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium
Separation)
d) Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
e) Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
f) Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
4. Pengurangan kadar air / pengawa-airan (dewatering)
 Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yg diperoleh dengan proses basah, misalnya proses
konsentrasi gravitasi dan flotasi.
 Cara‐cara pengawa‐airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
a) Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Peralatan yg biasa dipakai adalah: Rake thickener; Deep cone
thickener; Free flow thickener.
b) Cara Penapisan / Pengawa‐airan (Filtration)
Peralatan yang dipakai adalah: Vacuum (suction) filters; Pressure
filter.
c) Pengeringan (Drying)
Peralatan atau cara yang dipakai yaitu: Hearth type drying/air
dried/air baked; Shaft drier; Film type drier (atmospheric drum drier);
Spray drier;
5. Penanganan Material (Material Handling)
 Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus
ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa
konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk
ampas (tailing).
 Penanganan material meliputi:
a) Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
b) Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
c) Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
METALURGI
• Metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara‐cara untuk memperoleh logam
(metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara‐cara memperbaiki sifat‐sifat fisik
dan kimia logam murni maupun paduannya (alloy).
Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama, yaitu :
1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy)
Menurut Kirk‐Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara‐cara
pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring compounds) dan proses
pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat‐syarat komersial.
2. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science)
Pengetahuan mengenai fisika dari logam-logam dan paduan-paduan seperti sifat mekanik, sifat
teknologi serta pengubahan-pengubahan sifat-sifat tersebut yang umumnya menyangkut segi
pengembangan, pada penggunaan dan pengolahan atau teknologi logam dan paduan.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya
menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).
2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia
atau reagen organik untuk “menangkap” logamnya.
3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik
elektro‐kimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :
• Pada PBG : bijih / mineral tetap mineral; kadar logam rendah jadi kadar
logam tinggi; sifat‐sifat fisik dan kimia tak berubah.
• Pada ekstraktif metalurgi : bijih / mineral jadi logam(metal); sifat‐sifat
fisik dan kimia berubah.

Anda mungkin juga menyukai