A. KLASIFIKASI METALURGI
a. METALURGI EKSTRAKSI
Upaya untuk mengekstraksi metal atau logam dari “Crude Material”, berdasarkan atas sifat
kimia atau fisik sehingga bermanfaat bagi manusia. Atau hanya mengekstraksi dari senyawa
menjadi unsurnya saja. (ex : ekstraksi unsur Fe dari senyawa Fe 2O3)
b. METALURGI FISIK
Upaya memadukan 2 logam atau lebih agar hasil perpaduan mempunyai sifat fisik yang
sesuai dengan yang diinginkan. (ex : pencampuran besi menjadi stainless steel)
c. METALURGI MEKANIK
Upaya mengolah logam lebih lanjut dan dibentuk khusus sehingga dapat dimanfaatkan
manusia. (ex : pembentukan stainless steel menjadi bentuk spt panci, wajan, dll.)
B. CRUDE MATERIAL
a. SOLID ORE [Bijih padat]
Merupakan bijih besi, tembaga, emas, dan lain-lain dengan mineral bersenyawa oksida,
sulfida, dll.
e. SCRAP [RONGSOK]
Merupakan logam yang sudah diproses dan digunakan untuk kepentingan manusia, namun
sudah tidak terpakai (rongsok)
C. OPERATION UNIT
a. PREPARASI
Dalam tahapan preparasi ini, bahan galian akan diproses lebih lanjut untuk direduksi
ukurannya menjadi lebih kecil dan dikelompokkan sesuai dengan ukuran butirnya (hanya
memanfaatkan sifat fisik mineral). Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses selanjutnya.
Dalam preparasi ini terbagi menjadi 2 macam :
1. Kominusi [Crushing and Grinding]
Secara umum, kominusi adalah proses pengecilan ukuran, bentuk, dan volume.
Kominusi terbagi menjadi dua, yaitu peremukan (Crushing) dan penggerusan
(Grinding).
Peremukan (Crushing) adalah proses reduksi ukuran dari bongkahan hasil tambang
yang berukuran besar menjadi ukuran yang kecil.
Peralatan yang digunakan dalam peremukan adalah Jaw crusher, Gyratory crusher,
Cone crusher, Roll crusher, Impact crusher, Rotary breaker, dan Hammer mill
Penggerusan (Grinding) adalah proses pereduksian ukuran lanjur dari proses
peremukan. Sehingga hasil tambang yang sudah berukuran kecil akan menjadi lebih
kecil dalam proses ini.
Peralatan yang digunakan dalam penggerusan adalah Rod Mill (batangan baja), Semi
Autogenous Mill (bola baja atau bahan galian itu sendiri), dan Autogenous Mill
(bahan galian itu sendiri).
b. KONSENTRASI
Konsentrasi merupakan tahapan dimana hasil bahan galian yang memiliki kadar rendah akan
ditinggikan atau ditingkatkan supaya dapat diambil atau di-ekstrak logamnya. Dalam tahapan
ini terbagi menjadi 5 jenis konsentrasi dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik mineral, yaitu :
1. Optik [Handsorting]
Maksud dari konsentrasi optik ini adalah mampu memisahkan mineral berharga hanya
melalui pengelihatan dan pandangan mata. Hal ini memungkinkan karena ukuran
butir dari mineral berharga tersebut cukup besar.
Ex : pemisahan emas dalam endapan menggunakan tangan (handsorting)
2. Specific Gravity [Gravity Concentration : JIG, Shaking Table, Sluice Box, DMS, dll]
SG adalah pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida. Atau dalam beberapa pengertian disebutkan juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Prinsipnya adalah mineral yang lebih berat atau memiliki massa jenis yang lebih berat
dari pengotornya akan lebih cepat mengendap dibandingkan pengotornya.
5. Hydrophobicity [Flotasi(buih)]
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut
terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan
tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu
bersifat “suka akan air” (hydrophilic).
Dalam beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit(CuFeS2), galena(PbS), dan
sfalerit(ZnS) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara
dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon.
c. DEWATERING
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang
diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
1. Pengentalan [Thickening]
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara
terus menerus (continuous)
Peralatan yang biasa dipakai adalah : Rake Thickener. Deep Cone Thickener, Free
Flow Thickener.
2. Filtering
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat
dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga
jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan
dari airnya.
Peralatan yang biasa dipakai adalah : Vaccum, Pressure Fillter.
3. Pengeringan [Drying]
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation)
Peralatan yang biasa dipakai adalah : Shaft Drier, Hearth Type Drying/Air Dried/Air
Baked.
a) Sintering
Untuk memproduksi spongy coke (campuran besi dengan coke)
Material, bahan bakar dan air dicampur, kemudian dipanaskan di bawah titik leleh nya
Apabila didinginkanakan saling mengikat
Jika airnya menguap , menyebabkan bahan menjadi porous
Alat yang digunakan adalah sintering grate.
b) Nodulation
Seperti pembuatan klinker semen dengan cara dipanaskan sambil diputar (tanur
putar)
Contoh :
2 Zn(OH)2 (halus) ZnO (kasar) + H2O
*ZnO menggumpal dan keadaannya porous
c) Briquetting
Material halus dicampur binder (ter, coke, lime , clay)
Dicetak dalam bentuk kubus, tanpa pemanasan
Dapat dilakukan pemanasan, dengan reaksi :
2 ZnS + C + 4 O2 2 ZnO + CO2 + 2SO2
d) Pelletizing
Material halus 200#, digumpalkan menjadi 10-30 mm, paling kecil 3 mm
Material ditambah air, dan clay dimasukkan ke alat rotary disc atau pan pelletizing
Dibakar sampai 1200 – 1300 oC.
Air menguap, material porous berbentuk pellet (guling)
2. Kimia
Drying
Bertujuan untuk menghilangkan kandungan air bebas (moisture) sampai temperatur 110 oC.
Bermaksud menghindari penguapan dalam jumlah besar yang kemungkinannya membawa
logam berharga, dan sebagian kalor pasti digunakan utk menguap kan air. Pengeringan
dapat dengan gas buang panas, dan dilakukan dalam rotary kiln.
Kalsinasi
a) Proses pemanasan tanpa terjadi peleburan dan tanpa penambahan reagen
b) Tujuannya untuk mengubah senyawa kimia (karbonat, air kristal, hidroksida,
desagregasi bijih kompak).
c) Penguraian karbonat :
MCO3 (p) MO (p) + CO2 (g)
CaCO3 CaO + CO2 ( 900 – 1100 OC )
FeCO3 FeO + CO2 ( 200 OC)
Roasting
Proses pemanasan bijih tanpa pelelehan yang disertai penambahan reagent (gas)
dengan tujuan mengubah senyawa sulfida menjadi senyawa lain ( oksida, sulfat,
metal) dll. Pemanggangan termasuk preparasi kimia, tapi dapat juga sebagai proses
ekstraksi, maupun sebagai proses pemurnian.
a) Bagan Jenis Roasting
PEMANGGANGAN
(Roasting)
b) Pemanggangan Oksidasi
Secara termodinamika pemanggangan
Parsial Sempurnaoksidasi terhadap logam sulfide dapat diatur
sehingga didapat : logam oksida, logam sulfat, logam
Untuk menentukan kondisi yang tepat bagi pembentuk produk, perlu ditinjau
+
(5)
hubungan kesetimbangan system : logam, belerang, oksigen.
(2)
0
Hubungan kesetimbangan system : logam, belerang dan oksigen dipengaruhi oleh
tekanan (4) - oksidasi
O dan SO sehingga untuk menentukan produk dari pemanggangan
2 2
MSO 4
dapat dilihat pada suatu diagram kellog
(3) MO
(8)
Log P.SO2 M
Log P.O2
- 0 +
Rifqi Alhady Aziz – 116.18.0015
CATATAN : P.S2 = 1 Atm (Pers.4) 1
2 MS + 3 O2 2 MO + 2 SO2……………………..……(1)
MS + 2 O2 MSO4……………………………………… (2)
MS + O2 M + SO2…………………………..………(3)
2 S + 2O2 2 SO2……………………………..………. (4)
2 SO2 + O2 2 SO3………………………………..……. (5)
4 MSO4 2 MO.MSO4 + 2 SO2 + O2………….(6)
d) Pemanggangan
2 MO.MSO4 Oksidasi Menghasilkan Logam
4 MO + 2 SO Oksida
2 + O2 ………………....(7)
Pemanggangan oksida, mengubah senyawa sulfida menjadi oksida.
2 MO 2 M + O2…………………………….……(8)
2 ZnS + 3 O2 2 ZnO + 2 SO3
2 FeS2 + 5,5 O2 Fe2O3 + 4 SO2
Pemanggangan menghasilkan oksida ada dua macam, yaitu : Oksida
sempurna dan sebagian.
g) Pemanggangan Sulfatisasi
Mengubah senyawa sulfida menjadi senyawa sulfat dengan tujuan agar mudah
dilarutkan dengan air (dalam hydrometallurgy)
Temperatur penguraian sulfat berbagai logam : FeSO 4 (550 oc), CuSO4 (700 oc),
ZnSO4 (750 oc), PbSO4 ( > 1000 oc )
h) Pemanggangan Metalisasi
Pemanggangan terhadap sulfida agar didapat logam dengan cara oksidasi pada
temperatur tinggi.
i) Pemanggangan Reduksi
Pemanggangan dengan penambahan reduktor seperti c, h2, ch4, dengan tujuan
menurunkan derajat oksida, mereduksi bijih / konsentrat, roasting magnetisasi (dalam
konsentrat timah)
Dalam proses HYL, yang menggunakan reduktor gas CH4
Gas CH4 direformasi dahulu :
CH4 + H2 CO + 3 H2
CO + H2O CO2 + H2
Fe2O3 + 3 H2 2 Fe + 3 H2O
Fe2O3 + 3 CO 2 Fe + 3 CO2
j) Pemanggangan Kloridisasi
Mengubah senyawa logam menjadi senyawa klorida, dengan tujuan agar mudah larut
dalam air (preparasi hydrometallurgy), disamping itu agar logam mudah menguap,
dapat dipisahkan dengan kotorannya.
MS + 2 NaCl + 2O2 Na2SO4 + MCl2
Reaksi pemanggangan klodisasi menghasilkan uap :
MO + CaCl2 MCl2 + CaO
Tahap 1 : MS + CaCl2 + 0,5 O2 MCl2 + CaO + SO2.
Tahap 2 : MO + Cl2 MCl2 + 0,5 O2
MS + Cl2 + O2 MCl2 + SO2
k) Pemanggangan Khusus
Pemanggangan nikel pada mond process sehingga menghasilkan gas yang disebut
nikel carbonil.
Pemanggangan terjadi pada temperatur 43 oC
Ex : Ni + 4 CO Ni(CO)4 (nikel carbonil dalam bentuk uap)
b. EKSTRAKSI
1. PIROMETALURGI
Merupakan proses mendapatkan metal dari ore, konsentrat, slag, scrap, dll. Dengan
cara pemanasan (>500oC) yang menggunakan bahan bakar padat, cair, maupun gas.
Proses pemanasan digunakan tanur, yang dilapisi refractory.
Fenomena dalam pirometalurgi yakni berlangsungnya reaksi kimia yang
menghasilkan logam dari senyawa-senyawanya terbentuknya dua fase atau lebih
yang memungkinkan terpisahnya logam yang dikehendaki dari yang tidak
dikehendaki (slag)
METALLOTHERMIC
ΔGo 2M + O2 2MO
0
M’ + O2 M’O2
< Tp logam M lebih Stabil daripada logam M’, sehingga M dapat mereduksi M’O
Namun pada temperatur > Tp, logam M’ dapat mereduksi MO, sebab yang lebih
stabil adalah logam M’
0o Tp T
2. HIDROMETALURGI
Proses mendapatkan metal dengan jalan pelarutan / pelindian (leaching) selective
Metal diambil dari larutan kaya dengan ion exchance, pengendapan, penguapan,
solvent extraction.
Mampu untuk melakukan pemurnian.
Tahapan dalam hidrometalurgi :
a) Kominusi & sizing
b) Penghilangan slime (thickener)
c) Proses leaching (dengan agitator)
d) Didapatkan larutan kaya (pregnant solution)
e) Pemisahan larutan kaya dengan padatan (dengan thickener, filter)
f) Pengambilan metal dari larutan kaya / pregnant solution (solvent extraction, ion
exchange, pengendapan, dll)
g) Pemurnian
Faktor Pelarutan :
a) Keadaan Bijih
b) Ukuran Partikel
c) Kekuatan Larutan
d) Ph Larutan
e) % Solid
f) Lamanya Proses Pelarutan
g) Agitasi Dan Aerasi
h) Pengaruh Temperatur
i) Penambahan Reagen Lain
Metode Pelarutan :
a) Leaching In Place/ Ditempat (langsung di lokasi tanpa proses tambang)
b) Heap Leaching (konsentrat dalam tumpuk-tumpukan)
c) Dump Leaching (leaching dari tailing)
d) Slime Leaching (leaching konsentrat berukuran lempung)
e) Presure Leaching (oksigen dimasukkan dengan tekanan tinggi)
c. PEMURNIAN
(cari sendiri kek)
E. REFRACTORY
a. PENGERTIAN
Merupakan bahan pelapis tanur berfungsi untuk melindungi tanur dari panas maupun reaksi
kimia sehingga tanur menjadi tahan lama.
b. BENTUK REFRACTORY
Bentuk refractory terbagi menjadi 2, yaitu berbentuk batatangan/bata/brick dan berbentuk
granuler. Berbentuk batangan/ bata/ brick ini dicetak (atau bahkan dapat dibentuk khusus)
yang dapat disesuaikan dengan bentuk tanur. Sedangkan bentuk granuler biasanya langsung
ditempelkan pada dinding. Kemudian dilakukan sintering dan pemanasan pada tanur tersebut
hingga membentuk lapisan.
c. KOMPOSISI REFRACTORY
1. Asam [SiO2]
F. TANUR/TUNGKU
a. MACAM TANUR
1. FIXED BED [Sintering]
2. FLUIDIZED BED [Roasting]
3. ROTARY KLIN [Kalsinasi] TAHAPAN
4. SHAFT/BLAST FURNACE [Untuk Logam Fe, Pb] PREPARASI
5. RETORT [Untuk Logam Zn]
6. REVERBERATORY FURNACE [Untuk Logam Sn] TAHAPAN
7. CELL FOR FUSE SALT ELECTROLYSIS [Untuk Logam Al] EKSTRAKSI
8. ELECTRIC ARC FURNACE [Matte Smelting]
9. CONVERTER [Untuk Logam Cu]
BESSEMER CONVERTER
TAHAPAN
THOMAS CONVERTER
PEMURNIAN
BASIC OXYGEN FURNACE
b. SYARAT TUNGKU
1. Tahan temperature tinggi dan dilengkapi dengan pelapis/refractory.
2. Tahan reaksi, lelehan logam, dan slag.
3. Tahan kuat tekan (beban material) dengan umpan yang dimasukkan berupa :
Bahan yang mengandung logam
Reduktor. Baik dengan bentuk padat, cair, atau dengan logam lain (metallothermic)
Flux dan reagen lain
4. Tahan gesekan dan kikisan abu pada tempertatur tinggi
G. BAHAN BAKAR
a. PENGERTIAN
Merupakan bahan bakar untuk proses pirometalurgi. Bahan bakar ini berguna sebagai sumber
energi panas dalam proses pemurnian yang memanfaatkan suhu tinggi untuk mereduksi
senyawa dan memisahkannya menjadi unsur murni. Contoh bahan bakar yang biasa
digunakan adalah : batubara, kokas, dll.