Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri (industrial
minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang
yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk
dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari
proses PBG tersebut antara lain adalah :
1. Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material science).
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang
bertujuan untuk :
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar
100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran
2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan
media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
disebutsemi autagenous mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
1. Hand sieve
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
1. Scrubber
2. Log washer
8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone
12. Elutriator
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya,
yaitu :
- Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation(HMS).
- Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
- Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85)
dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh
sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
- Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
- Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
- Galena (Pb S)
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh
medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
- Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
- Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya
: kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
2. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
- concurrent
- countercurrent
- counter rotation
- Suspended magnets
- Cobbing drum
- Agitair cell
- Denver cell
- Krupp cell
- Outokumpu cell
- Wemco-Fagregren cell
- Column cell
- Cyclo cell
- Davcra cell
- Flotaire cell
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat
yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi gravitasi dan
flotasi.
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan
secara terus menerus (continuous).
1. Rake thickener.
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari
konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris
vertikal yang dialiri udara panas (80o 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri
uap air (steam). Jarang dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan
panas ; material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini
juga jarang dipakai.
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan
seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk
ampas (tailing).
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di
tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi dengan
saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat, maka
harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih
lanjut.
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka
dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih
agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% 90% dari material yang
ditambang.
3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan
penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.
Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif (lihat Lampiran B, C dan D)
adalah :
1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran (compounds) atau
material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber metal = source of metal).
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada
yang hanya 50o 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang
mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya
berkisar 500o 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal
sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat
mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga
dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
3. Energi listrik.
2. Reverberatory furnace.
1. Pierce-Smith converter.
2. Bessemer converter.
3. Kaldo cenverter.
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan pada
suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif;
artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian
dipisahkan dari material yang tak diinginkan.
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat diambil dari larutannya dengan mudah
dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran
yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung
memuaskan, yaitu harus :
Komentar : 3 Comments
21052009
Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting,
menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite
terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam dari batuan induk dari jenis ultrabasa.
Umumnya terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis. Saat ini kebanyakan nikel
laterite memang terbentuk di daerah ekuator. Negara penghasil nikel laterite di
dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia, Columbia dan
Australia.
yang kaya akan Nikel; Garnierite ( max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase
limonite (Fe Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau
mensubtitusi unsure Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi,
meskipun nikel laterite adalah produk pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa
proses enrichment supergene sangat penting dalam pembentukan formasi dan nilai
ekonomis dari endapan hydrous silicate ini. Type ini dapat ditemui dibeberapa
tempat seperti di New Caledonia, Indonesia, Philippines.Dominika dan Columbia.
Istilah laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide, miskin
unsure silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis
(eggleton, 2001). Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan
lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang.
Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa; umumnya
harzburgite (peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan jenis
peridotite yang lain.
Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin
adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite
adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan
aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak
jelas dan bahkan perubahannya gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan dengan
adanya speroidal weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder saprolite).
Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama groundwater. Ini
menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya, Fe-
Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang
sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-
Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.
Kondisi Mineralogy
Endapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau oxide.
Kemiripan radius ion Ni2+ dan Mg2+ memungkinkan substitusi ion diantara
keduanya. Umumnya, mineral bijih dari jenis hidrous silicate seperti talc, smectite,
sepiolite, dan chlorite terbentuk selama proses metamorphisme temperature
rendah dan selama proses pelapukan dari batuan induk. Umumnya, mineral
mineral tersebut mempunyai variasi ratio Mg dan Ni. Mineral garnierite dari jenis
silicate mempunyai ciri poor kristalin, texture afanitik, dan berstuktur seperti
serpentinite (Brindley,1978).
Profil dari type ini dari vertical dari bawah ke atas : Ore horizon pada lapisan
saprolite (Mg-Ni silicate), grade Nikel antara 1.8% 2.5%. Pada zona ini berkembang
box-works (apa tuh..), veining, relic structure, fracture dan grain boundaries dan
dapat terbentuk mineral
Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut oleh melalui groundwater. Si yang
tersisa akan bergabung dengan Fe,Ni,dan Al untuk membentuk mineral lempung
(clay minerals) seperti Ni-rich Notronite pada bagian tengah profil saprolite (see
profile). Ni-rich serpentine juga dapat di replace oleh smectite atau kuarsa jika
profile deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan groundwater. Ni grade
pada endapan ini lebih rendah dari Hydrosilicate deposit (1.2%;Brand et all,1998).
1. Oxide Deposits
Type terakhir adalah Oxide. Profile bawah menunjukkan Protolith dari jenis
harzburgitic peridotites (mostly mineral olivine,serpentine, piroksen), sangat rentan
terhadap pelapukan terutama di daerah tropis. Diatasnya terbentuk saprolite dan
mendekati permukaan terbentuk limonite dan ferricrete (dipermukaan) ( see
profile). Pada tipe deposit oxide ini, Nikel berasosiasi dengan Goethite (FeOOH) dan
Mn Oxide.
Sebagai tambahan, Nikel laterite sangat jarang atau tidak sama sekali terbentuk
pada batuan carbonate mengandung mineral talc.
Tektonik Setting
Nikel laterite berkembang di kompleks Ophiolite pada rentang waktu Phanerozoic,
terutama Cretaseous-Miosen. Ophiolite ini telah mengalami fault dan joint sebagai
efek dari tectonic uplift yang dapat memicu intensitas pelapukan dan perubahan
pada water table level. Deposit Nikel lainnya ditemukan pada Archean Craton yang
tergolong stabil berasosiasi dengan layer mafic complexes and komatiite
(Butt,1975). Semakin banyak zona shear dan steep fault ( normal??), semakin tinggi
pula tingkat enrichment proses untuk menghasilkan grade Nikel yang tinggi.
Sebaliknya, zona thrust fault berasosiasi dengan emplacement kompleks ophiolite
dan bersama dengan greenstone membentuk zona serpentine milonite atau talc-
carbonates-altered ultramafic rocks. Komposisi seperti itu tidak memungkinkan
terbentuknya Nikel pada endapan residu (regolith/lapukan).
Dua faktor tersebut sangat penting dalam endapan nikel laterit karena kaitannya
dengan posisi water table, stuktur dan drainage. Zona enrichment nikel laterite
berada di topografi bagian atas (upper hill slope,crest, plateau, atau terrace).
Kondisi water table pada zona ini dangkal,apalagi ditambah dengan adanya zona
patahan n shear or joint. In consequence, akan mempercepat proses palarutan
kimia (leaching processes) yang pada akhirnya akan terbentuk endapan saprolite
mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di beberapa
tempat sepeti Indonesia,New Caledonia, Ural (Russia) dan Columbia. Sebaliknya,
pada topografi yang rendah, water table yang dalam akan menghambat proses
pelarutan unsur unsur dari batuan induk (baca:enrichment proses).
Iklim
4. NIKEL
Sifat-sifat nikel :
Putih mengkilat
Sangat keras
Tidak berkarat
Tahan terhadap asam encer
Bijih nikel yang utam adalah nikel sulfida . Nikel-nikel yang diekspor dalam bentuk
3 macam yaitu bijih, nikel kasar, dan ferronikel. Daerah penambangan nikel ada di
Koala, Soroako, Maluku Utara. Cara penambangan nikel melalui berbagai cara ,
antara lain ;
Penebangan pohon dan semak
Pengupasan tanah permukaan
Penggalian dengan sistem tangga (benching system) yaitu dimulai dari bawah ke
atas mengikuti garis kontur dengan alat gali power shovel atau dozer shovel
Pengolahan nikel melalui beberapa tahap , yaitu :
Pemanggangan
Peleburan
Elektrolisis
Penggunaan Nikel
Untuk melapisi barang yang terbuat dari besi, tembaga, baja karena nikel
mempunyai sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilap jika digosok.
Untuk membuat baja tahan karat (stailess stell)
Untuk membuat aliase dengan tembaga dan beberapa logam lain seperti :
a. Monel (Ni, Cu, Fe)
Digunakan untuk membuat instrumen tranmisi listrik
b. Nikrom(Ni,Fe,Cr)
Digunakan sebagai kawat pemanas
c. Alniko (Al, Ni, fe, Co)
Untuk membuat magnet.
d. Palinit dan Invar yaitu paduan nikel yang mempunyai koefisien muai yang sama
dengan gelas yang digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca,
misalnya pada bolam lampu pijar.
e. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada hidrogenansi
(pemadatan) minyak kelapa, juga pada cracking minyak bumi.
Tag: NIKEL
Kategori : Materi Kuliah
21052009
DEFINISI BATUAN
Berbagai definisi dari batuan sebagai objek dari mekanika batuan telah diberikan
oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang saling berhubungan
1. Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang bersatu membentuk
kulit bumi.
2. Batuan adalah semua material yang membentuk kulit bumi yang dibagi atas :
1. Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi.
2. Batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa, misalnya dengan
cangkul dan belincong.
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid) berupa massa
yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak
mempunyai komposisi kimia tetap.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan tanah.
Tanah dikenal sebagai material yang mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan
permukaan bumi.
Kulit bumi, 99 % dari beratnya terdiri dari 8 unsur : O, Si, Al, Fe, Ca, Na, Mg, dan H.
H2O = 2,02 %
Batuan terdiri dari bagian yang padat baik berupa kristal maupun yang tidak
mempunyai bentuk tertentu dan bagian kosong seperti pori-
pori, fissure, crack, joint, dll.
Definisi Mekanika Batuan telah diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-komisi
yang bergerak di bidang ilmu-ilmu tersebut.
Mekanika batuan adalah sebuah teknik dan juga sains yang tujuannya
adalah mempelajari perilaku (behaviour) batuan di tempat asalnya untuk dapat
mengendalikan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada batuan tersebut (seperti
penggalian dibawah tanah dan lain-lainnya).
sehingga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi yang didefinisikan
oleh Talobre sebagai sains deskriptif yang mengidentifikasi batuan dan
mempelajari sejarah dari batuan.
Demikian juga mekanika batuan tidak sama dengan ilmu geologi terapan. Ilmu
geologi terapan banyak mengemukakan problem-problem yang paling sering
dihadapi oleh para geologiwan di proyek-proyek seperti proyek bendungan,
terowongan. Dengan mencari analogi-analogi, terutama dari proyek-proyek yang
sudah dikerjakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi pada
proyek yang sedang dikerjakan. Meskipun penyelesaian ini masih secara empiris
dan kualitatif.
1. Mekanika adalah ilmu yang mempelajari efek dari gaya atau tekanan pada
sebuah benda.
Efek utama yang menarik bagi para geologiwan adalah perubahan bentuk.
Para ahli geofisika tertarik pada aspek dinamis dari pada perubahan volume dan
bentuk yaitu gelombang seismik.
- analisis dari pada beban atau gaya yang dikenakan pada batuan,
- analisis dari dampak dalam yang dinyatakan dalam tegangan (stress), regangan
(strain) atau enersi yang disimpan,
- analisis akibat dari dampak dalam tersebut, yaitu rekahan (fracture), aliran atau
deformasi dari batuan.
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari reaksi batuan yang apabila padanya
dikenai suatu gangguan. Dalam hal material alam, ilmu ini berlaku untuk masalah
deformasi suatu struktur geologi, seperti bagaimana lipatan, patahan, dan rekahan
berkembang begitu tegangan terjadi pada batuan selama proses geologi.
Beberapa tipe rekayasa yang melibatkan mekanika batuan adalah pekerjaan sipil,
tambang, dan perminyakan.
Topik utama mekanika batuan adalah batuan utuh, struktur batuan, tegangan,
aliran air, dan rekayasa, yang ditulis secara diagonal dari kiri atas ke kanan bawah
pada Gambar 1. Garis ini sering disebut sebagai diagonal utama. Semua kotak
lainnya menunjukkan interaksi antara satu dengan lainnya.
Mekanika batuan adalah ilmu yang mempelajari sifat dan perilaku batuan bila
terhadapnya dikenakan gaya atau tekanan.
1.4.1. HETEROGEN
1.4.2. DISKONTINU
1.4.3. ANISOTROP
Karena sifat batuan yang heterogen, diskontinu, anisotrope maka untuk dapat
menghitung secara matematis misalnya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya
terdiri dari batuan B1, B2, B3, diasumsikan batuan ekivalen B sebagai
pengganti batuan B1, B2, B3 yang mempunyai sifat homogen, kontinu dan
isotrop
1. Dalam ukuran besar, solid dan massa batuan yang kuat/keras, maka batuan
dapat dianggap kontinu.
- teori elastisitas,
- teori plastisitas,
2. Berapa dan bagaimana besarnya daya dukung (bearing capacity) dari batuan
dipermukaan dan pada berbagai kedalaman untuk menerima berbagai beban ?
5. Hukum apa saja yang menyangkut aliran plastik (plastic flow) dari batuan ?
6. Bagaimana pengaruh anisotrope terhadap distribusi tegangan dalam batuan ?
5. Apakah roof bolting pada atap sebuah lubang bukaan di bawah tanah
sudah aman sehingga lubang tersebut dapat digunakan sebagai instalasi
yang permanen ?
21052009
EKSPLORASI BIJI BESI
Penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi di Indonesia sudah banyak dilakukan
oleh berbagai pihak, sehingga diperlukan penyusunan pedoman teknis eksplorasi
bijih besi. Pedoman dimaksudkan sebagai bahan acuan berbagai pihak dalam
melakukan kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi bijih besi primer, agar ada
kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut diatas sampai pelaporan.
Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi sebelum
pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan.
Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
mengenai prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan
penginderaan jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta
geologi, alat pemboran inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe,
magnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan
geofisika.
Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi
pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei
geofisika dan pemboran inti.
Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah analisis
laboratorium dan pengolahan data. Analisis laboratorium meliputi analisis kimia
dan fisika. Unsur yang dianalisis kimia antara lain : Fetotal, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P,
SiO2, MgO, CaO, K2O, Al2O3, LOI. Analisis fisika yang dilakukan antara lain :
mineragrafi, petrografi, berat jenis (BD). Sedangkan pengolahan data adalah
interpretasi hasil dari penyelidikan lapangan dan analisis laboratorium.
Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-dimensi
terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan,
paritan, lubang bor, shafts dan terowongan.
Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
- Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi.
Tatacara eksplorasi pasir besi meliputi urutan kegiatan eksplorasi pasir besi mulai
dari kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah
pekerjaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui potensi pasir besi.
- Studi Literatur yang dilakukan meliputi: pengumpulan dan pengolahan data serta
laporan kegiatan sebelumnya.
- Studi Penginderaan Jarak Jauh dengan jenis data yang dapat digunakan dalam
studi ini meliputi : data Citra Landsat MSS TM/ Tematic mapper, SLAR, Spot
image dan foto udara. Dengan data penginderaan jarak jauh ini dapat dilakukan
interpretasi gejalagejala geologi yang berguna sebagai acuan dalam eksplorasi
pasir besi.
- Studi Geofisika dengan Eksplorasi Bijih Besi (Iron Ore) Menggunakan Metode
Magnetik
EKSPLORASI GEOFISIKA
Dalam artikel ini akan diulas secara singkat mengenai eksplorasi mineral dengan
metode magnetik atau biasa juga disebut sebagai metode geomagnetik. Untuk
memahami metode geomagnetik, ada baiknya diulas secara ringkas beberapa teori
dasar tentang kemagnetan dan beberapa kajian yang berkaitan dengannya .
- Pemetaan Geologi dalam penyelidikan pasir besi meliputi pemetaan batas pasir
pantai dengan litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran
endapan pasir besi.
Garis sumbu utama diusahakan searah dengan garis pantai dan garis-garis lintang
yang merupakan tempat kedudukan titik bor, arahnya dibuat tegak lurus terhadap
sumbu utama dengan interval jarak tertentu.
- Geofisika (Geomagnetik) metoda geofisika yang digunakan dalam studi ini adalah
metoda geomagnetik yang meliputi: aeromagnetic dan groundmagnetic, namun
jarang diterapkan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mencari sebaran
anomali magnetik daerah pantai yang dieksplorasi.
- Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir besi pantai baik
yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada dibawahnya.
Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan bor dangkal baik
yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi mekanis ( Gambar 1 ).
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Penentuan lokasi titik bor
- Pembuatan lubang awal dilakukan dengan menggunakan mata bor jenis Ivan
sampai batas permukaan air tanah.
Pengambilan conto pasir besi yang terletak di atas permukaan air tanah diambil
dengan sendok pasir (sand auger) jenis Ivan berdiameter 2,5 inchi, sedangkan
conto pasir yang berada di bawah permukaan air tanah dan bawah permukaan air
laut diambil denganbailer yang dilengkapi ball valve. Conto-conto diambil untuk
setiap kedalaman 1,5 meter atau setiap satu meter dan dibedakan antara conto dari
horizon A, conto horizon B dan conto dari horizon C.
Pola pemboran dan interval titik bor yang digunakan pada pekerjaan ini disesuikan
dengan tahapan survei, sebagai contoh pada tahapan eksplorasi rinci digunakan
pola pemboran dengan interval 100 m x 20 m (Gambar 2).
- Pembuatan Sumur Uji, pada umumnya dilakukan pada pasir besi undak tua yang
telah mengalami kompaksi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengambil conto-
conto pasir besi pantai sampai pada kedalaman tertentu sampai mencapai
permukaan air dan untuk mengetahui profil/penampang tegak perlapisan pasir
besi.
- Pembuatan sumur dihentikan apabila telah mencapai permukaan air atau telah
mencapai batuan dasar.
Pengambilan conto pasir besi dari sumur uji diambil dengan interval setiap satu
meter menggunakan metoda channel sampling, dengan ukuran 5 cm x 10 cm.
- Preparasi Conto, proses preparasi di lapangan untuk conto bor dan sumur uji
dapat dilakukan dengan dua metoda, yaitu: increment atau Riffle splitter. Conto
yang diambil harus homogen dari setiap interval kedalaman. Dengan pengambilan
yang cukup representatif akan menjamin ketelitian dalam analisa kimia,
perhitungan sumber daya atau cadangan dari endapan pasir besi pantai.
Pengambilan conto-conto tersebut didasari oleh prosedur baku dalam eksplorasi
endapan pasir besi pantai.
- Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan
diaduk hingga homogen
- Conto tersebut di atas dimasukkan dalam kotak increment, diratakan dan dibagi
dalam garis kotak- kotak (Gambar 3).
- Conto yang sudah dikeringkan dari tiap tiap interval dibagi menjadi 3 bagian.
Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto komposit dan satu
bagian untuk duplikat.
- Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi
conto komposit.
Kegiatan yang dilakukan dalam proses preparasi dengan metoda riffle splitter, yaitu
:
- Conto pasir hasil pemboran atau sumur uji ditampung pada suatu wadah dan
diaduk hingga homogen, kemudian dikeringkan
- Conto yang telah kering direduksi dengan riffle splitter hingga mendapatkan
berat yang diinginkan (+ 3 kg).
- Conto yang sudah mengalami splitting dari tiap tiap interval dibagi menjadi 3
bagian. Satu bagian untuk conto individu, satu bagian untuk conto komposit dan
satu bagian untuk duplikat.
- Satu bagian conto dari tiap interval digabungkan dengan interval lainnya menjadi
conto komposit.
- Konsentrat yang diperoleh dari pemisahan magnet, ditimbang dalam satuan gram.
Dengan membandingkan berat konsentrat dan berat conto hasil reduksi, maka
didapat harga persentase magnetik dengan rumus :
Berat Konsentrat
MD : X 100 %
V= x r2 x t
V = Volume conto
= Konstanta (3,14)
Analisa fisika yang dilakukan antara lain analisa mineral butir, analisa ayak, analisa
sifat magnetik dan berat jenis. Analisa mineral butir dilakukan untuk mengetahui
jenis dan persen berat mineral baik untuk fraksi magnetik maupun nonmagnetik
Conto yang dianalisa mineral butir berasal dari conto komposit, yang mewakili
wilayah/ blok pemboran. Analisa ayak dimaksudkan untuk mengetahui ukuran
butiran pasir besi yang dominan. Analisa ayak dilakukan terhadap conto pilihan
berasal dari bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto komposit berat 500
gram yang dibagi menjadi 6 fraksi, yakni :
- Pengolahan Data dari hasil pengamatan dan analisa laboratorium diolah dan
ditafsirkan secara seksama untuk memberikan gambaran tentang kondisi geologi
daerah penelitian yang berkembang dari aspek genetik, posisi, hubungan serta
distribusinya.
Data hasil analisa MD dan pemboran dibuat profil penyebaran endapan pasir besi
terhadap sumbu panjang (sejajar pantai) dan sumbu pendek (tegak lurus pantai)
danisograde. Lokasi-lokasi pengambilan conto diplot dalam peta topografi hasil
pengukuran (Peta Lokasi Pengambilan Conto dan Peta Isograde).
Peta-peta yang dihasilkan bertujuan untuk keperluan penambangan, misalnya :
petaisograde dan peta topografi serta penampang tegak sebaran bijih besi ke arah
kedalaman baik sejajar garis pantai maupun yang memotong tegak lurus garis
pantai. Bentukbentuk gumuk pasir baik yang front maupun back dunes dipetakan
secara rinci.
C = (L x t) X MD x SG
Dimana :
Metoda Geostatistik
Ada beberapa cara estimasi yang sudah dikenal pada kegiatan pertambangan antara
lain:
a. Estimasi kadar rata-rata suatu cadangan bijih berdasarkan rata-rata suatu kadar
yang didapat dari analisis conto pemboran/sumur uji.
Tujuan dari penggunaan metoda ini antara lain untuk memperoleh gambaran tiga
dimensi dari bentuk endapan pasir besi. Pada penerapannya untuk perhitungan
dalam geostatistik umumnya memerlukan bantuan komputer. Geoplan merupakan
perangkat lunak yang diperlukan dalam paket perhitungan variogram. Selain itu
juga digunakan perangkat lunak program KRIG3D yang merupakan paket program
kriging, varian estimasi dan varian dispersi.
Komentar : 1 Comment
21052009
I. PENDAHULUAN
Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan
besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringkali
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat sebagai
kandungan logam tanah (residual), namun jarang yang memiliki nilai ekonomis
tinggi. Endapan besi yang ekonomis umumnya
berupa Magnetite, Hematite, Limonitedan Siderite. Kadang kala dapat berupa
mineral: Pyrite, Pyrhotite, Marcasite, danChamosite.
Beberapa jenis genesa dan endapan yang memungkinkan endapan besi bernilai
ekonomis antara lain :
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya
peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur
sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya
magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak
magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian
(replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal
dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini
hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak
metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair
(fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.
Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses
sedimentasi, secara alamiah terpisah karena gravitasi dan dibantu pergerakan
media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi mineral-mineral berat
tersebut tergantung kepada tingkat kebebasannya dari sumber, berat jenis,
ketahanan kimiawi hingga lamanya pelapukan dan mekanisma. Dengan nilai
ekonomi yang dimilikinya para ahli geologi menyebut endapan alochton tersebut
sebagai cebakan placer.
tetapi kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini, sebagian besar merupakan
cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam waktu singkat karena
tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat ditambang karena
berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran; dimana
pemisahannya dapat menggunakan alat semi-mobile
Genesa Jenis
Terakumulasi in situ selama pelapukan Placer residual
Terkonsentrasi dalam media padat yang Placer eluvial
bergerak
Terkonsentrasi dalam media cair yang Placer aluvial atau
bergerak (air) sungai
Placer pantai
Placer sungai atau aluvial. Jenis ini paling penting terutama yang berkaitan dengan
bijih emas yang umumnya berasosiasi dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan
dan berat jenis partikel mineral/bijih menjadi faktor-faktor penting dalam
pembentukannya. Telah dikenal bahwa fraksi mineral berat dalam cebakan ini
berukuran lebih kecil daripada fraksi mineral ringan, sehubungan : Pertama, mineral
berat pada batuan sumber (beku dan malihan) terbentuk dalam ukuran lebih kecil
daripada mineral utama pembentuk batuan. Kedua, pemilahan dan susunan
endapan sedimen dikendalikan oleh berat jenis dan ukuran partikel (rasio hidraulik).
Placer pantai. Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan
gelombang dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang melemparkan
partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali membawa
bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar dan
berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian terakumulasi
sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan urutan
terbalik dari ukuran dan berat partikel, dimana lapisan dasar berukuran halus dan/
atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas berangsur menjadi lebih kasar
dan/atau sedikit mengandung mineral berat.
Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan
oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat
berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi partikel
mineral/bijih juga dimungkinkan pada terrace hasil bentukan gelombang laut.
Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit,
ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon.
Mineral ikutan dalam endapan placer. Suatu cebakan pasir besi selain mengandung
mineral-mineral bijih besi utama tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan
mineral-mineral mengandung Fe lainnya diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS),
pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2 SiO5(OH)4], ilmenit (FeTiO3), wolframit
[(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4); atau juga mineral-mineral non-Fe yang dapat
memberikan nilai tambah seperti : rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd,
Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), platinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan
lain-lain.
Pasir besi merupakan salah satu endapan besi yang selain telah dimanfaatkan
sebagai bahan campuran dalam industri semen juga mempunyai prospek untuk
dikembangkan sebagai bahan baku besi baja sesuai dengan perkembangan
teknologi pengolahan dan kebutuhan pasar.
Sampai saat ini eksplorasi pasir besi sudah banyak dilakukan baik oleh pihak swasta
maupun pemerintah, namun belum ada pedoman baku eksplorasi pasir besi yang
bisa dipakai sebagai acuan teknis, terutama dalam penyusunan laporan hasil
eksplorasi pasir besi.
Pedoman Teknis Eksplorasi Pasir Besi dapat dipakai sebagai bahan acuan bagi
pemerintah dan swasta dalam melakukan eksplorasi endapan pasir besi agar ada
keseragaman dalam melakukan eksplorasi dan pelaporan.
Tag: Besi
Kategori : Materi Kuliah
21052009
Di bawah tanah dari suatu tambang batu bara, diasumsikan terjadi berbagai jenis
kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industri lain, dan ternyata
pada masa lalu di Jepang juga pernah banyak terjadi kecelakaan. Di antaranya yang
paling mengerikan adalah ledakan gas dan debu batu bara. Sudah barang tentu,
penyebabnya adalah keberadaan gas metan yang mencapai batas ledakan. Pada
tambang bawah tanah, yang paling penting dari segi keselamatan adalah
mengencerkan dan menyingkirkan gas metan yang timbul dari lapisan batu bara,
dengan ventilasi. Oleh karena itu, perencanaan ventilasi merupakan masalah khas
tambang batu bara bawah tanah yang perlu ditentukan paling hati-hati.
Di antara tujuan di atas, sudah barang tentu menyediakan udara yang diperlukan
untuk pernapasan pekerja adalah hal yang penting, namun pengaturan temperatur
di dalam tambang bawah tanah juga hal yang penting dilihat dari segi pelaksanaan
pekerjaan. Akan tetapi, dengan melakukan ventilasi yang cukup untuk
menyingkirkan gas, tujuan tersebut biasanya dapat tercapai dengan sendirinya.
Oleh karena itu, perancangan ventilasi dan struktur tambang bawah tanah, serta
manajemen pada waktu pengoperasian sebenarnya, harus dilakukan dengan
meletakkan titik berat pada jaminan keselamatan, sambil mempertimbangkan
rencana ekstraksi dan rencana pengangkutan di masa depan.
Ventilasi yang mencapai keseluruhan tambang bawah tanah disebut ventilasi utama,
sedangkan ventilasi secara lokal di dalam tambang bawah tanah disebut ventilasi
lokal.
(a) Konstruksinya dibuat sedemikian rupa, agar ventilasi yang diperlukan untuk
pengembangan tambang bawah tanah dapat dilakukan dengan paling ekonomis,
dan konstruksinya dibuat memiliki kelonggaran (kelebihan) udara ventilasi
secukupnya, untuk menghadapi perkembangan tambang bawah tanah di kemudian
hari, serta peningkatan gas yang mungkin timbul.
(b) Struktur yang diinginkan untuk metode ventilasi adalah sistem diagonal pada
ventilasi utama (penjelasannya akan diberikan kemudian). Sedangkan menyediakan
sumuran tegak khusus untuk ventilasi tehadap penambangan bagian dalam, adalah
tindakan yang rasional. Di tempat yang sulit dilakukan penggalian sumuran tegak
(misalnya di tambang batu bara dasar laut), diharapkan memiliki sumuran miring
khusus dengan penampang berbentuk lingkaran. Selain itu, konstruksinya dibuat
sedemikian rupa agar tahanan ventilasi jalan udara (lorong ventilasi) utama menjadi
sekecil mungkin, dan memungkinkan mengambil ventilasi cabang sebanyak
mungkin dari lorong ini.
(1) Jumlah udara masuk per ton produksi batu bara per hari
Dari prestasi di tambang batu bara Jepang, jumlah udara per ton produksi batu bara
per hari adalah sekitar 1~8(m3/min). Angka ini akan berbeda menurut jumlah emisi
gas, tingkat pemusatan permuka kerja dan jumlah aliran cabang, di mana pada
tambang bawah tanah yang jumlah emisi gasnya banyak, angka ini umumnya di
atas 4(m3/min). Dari contoh di lapangan batu bara Eropa dikatakan, bahwa tambang
bawah tanah yang tidak ada masalah dari segi emisi gas dan kondisi atmosfir
tambang bawah tanah, angka ini adalah 2(m3/min), tambang bawah tanah yang
baru mulai konstruksi adalah 3(m3/min) dan tambang bawah tanah yang
mempunyai masalah dari segi kondisi atmosfirnya adalah sekitar 4(m3/min).
Catatan : Menurut hasil penelitian yang memplotkan jumlah emisi metan dan
kedalaman tambang rata-rata untuk tambang batu bara bawah tanah 8 negara
penghasil utama batu bara, yaitu Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman,
Polandia, RRC, Cekoslovakia dan bekas Uni Soviet, maka
Y = 4,1 + 0,023X
(2) Hal yang ditentukan di dalam peraturan keselamatan tambang batu bara
Jepang
& Kandungan oksigen pada udara di dalam tambang bawah tanah harus lebih
besar dari 19% dan kandungan gas karbon dioksida harus lebih kecil dari 1%.
& Kandungan gas mudah nyala di dalam udara buang aliran cabang utama serta
di lokasi kerja harus lebih kecil dari 1,5% dan di dalam aliran udara di tempat lalu
lintas di dalam tambang bawah tanah harus lebih kecil dari 2%.
& Temperatur udara di lokasi kerja di dalam tambang bawah tanah harus lebih
rendah dari 37C.
& Jumlah udara ventilasi di portal udara masuk mengambil standar jumlah udara
maksimum untuk pekerja tambang yang bekerja dalam waktu bersamaan di dalam
tambang bawah tanah selama satu hari, dan untuk tambang batu bara kelas A harus
dibuat lebih besar dari 3m3 per menit per orang.
& Kecepatan udara ventilasi harus lebih rendah dari 450 m/menit. Kecuali pada
sumuran tegak dan lorong khusus untuk ventilasi boleh ditingkatkan sampai 600
m/menit.
Jadi, di Jepang, selama tidak ada alasan yang khusus, harus ditentukan jumlah
udara ventilasi yang membuat kondisi di dalam tambang bawah tanah memenuhi
persyaratan-persyaratan di atas tersebut.
Pada waktu pembangunan tambang batu bara, 2 buah sumuran miring atau
sumuran tegak digali saling berdekatan, misalnya sumuran miring utama dan
sumuran miring paralel, lorong kemajuan utama dan lorong kemajuan paralel,
sumuran tegak udara masuk dan sumuran tegak udara buang, di mana salah
satunya dijadikan jalan udara masuk dan satunya lagi udara buang, dan hingga
tambang bawah tanah berkembang mencapai tahap tertentu, ventilasi dilakukan
melalui jalan udara masuk dan udara buang ini. Metode ventilasi di mana jalan
udara masuk dan jalan udara buangnya saling berdekatan dinamakan ventilasi
sistem terpusat.
Dengan berkembang dan meluasnya tambang bawah tanah, jalan udara menjadi
semakin panjang, tekanan ventilasi yang diperlukan juga semakin besar, sehingga
pada ventilasi sistem terpusat, tahanan ventilasinya membesar, dan selain itu,
karena jalan udara masuk dan udara buang berdekatan, bersamaan dengan
meningkatnya tekanan ventilasi, udara bocor semakin meningkat, hingga jumlah
udara efektif berkurang. Oleh karena itu, biasanya di tempat yang terpisah jauh
digali jalan udara buang baru, sedangkan lorong kemajuan utama dan lorong
kemajuan paralel yang digunakan selama ini, keduanya dijadikan jalan udara
masuk. Metode ventilasi yang jalan udara masuk dan udara buangnya terpisah jauh
seperti ini disebut ventilasi sistem diagonal.
(1) Perpanjangan jalan udara utama dapat dikurangi drastis. Jadi tahanan ventilasi
dan biaya perawatan lorong dapat berkurang.
(2) Karena jalan udara masuk dan jalan udara buang tidak berdekatan, kebocoran
udara di antaranya berkurang, dan pintu udara serta alur udara tidak perlu banyak.
(3) Seandainya terjadi kecelakaan seperti ledakan di dalam tambang bawah tanah,
pemulihan sistem ventilasi mudah dilakukan.
(4) Karena portal udara masuk dan udara buang terpisah jauh, tidak ada
kekhawatiran udara buang bercampur masuk ke dalam udara masuk akibat arah
angin.
Aliran cabang utama pada ventilasi tambang bawah tanah, pecah menjadi beberapa
aliran cabang, kemudian setiap aliran cabang terbagi lagi untuk menyapu permuka
kerja dan menjadi udara buang. Lama-lama aliran cabang udara buang lain juga
berkumpul dan bergabung dengan udara buang utama dan dibuang ke luar
tambang bawah tanah. Berpecah dan mengalirnya aliran udara seperti ini disebut
pembagian aliran udara atau pencabangan aliran udara.
(2) Dapat mengantarkan udara segar ke setiap permuka kerja di setiap zona.
(4) Pengaruh kecelakaan seperti kebakaran tambang bawah tanah, semburan gas,
swabakar dan ledakan dapat dibatasi pada satu zona.
Semua ini adalah efek utama dari pembagian aliran udara. Mengenai pembagian
aliran udara ini, terutama ventilasi di permuka kerja ekstraksi, peraturan
keselamatan tambang batu bara di Jepang mengatur sebagai berikut :
Pada tambang batu bara kelas A, udara buang dari lokasi ekstraksi batu bara
sistem lorong panjang atau gob tidak boleh dilalukan ke lokasi ekstraksi lain.
(Kecuali ada alasan khusus dan mendapat izin dari kepala bagian pengawasan
keselamatan tambang, maka diperbolehkan)
Metode pembagian aliran udara terdiri dari pembagian aliran alami dan pembagian
aliran proporsional. Pembagian aliran alami adalah metode pembagian aliran secara
alam tanpa menggunakan alat pembagi aliran ataupun kipas angin bantu.
Sedangkan pembagian aliran proporsional adalah metode pengaturan jumlah udara
ventilasi dengan menggunakan peralatan seperti tersebut. Tergantung dari tahapan
pembagiannya, aliran cabang dapat dibagi menjadi aliran cabang primer, aliran
cabang sekunder dan aliran cabang permuka kerja, seperti terlihat pada gambar di
bawah.
Hal penting yang berikutnya adalah strukturnya harus dapat mencegah udara bocor
untuk meningkatkan jumlah udara efektif. Masalah ini bukan saja untuk maksud
menyingkirkan gas di lokasi kerja yang merupakan tujuan utama, tetapi dilihat dari
segi pencegahan swabakar dan ekonomi daya ventilasi juga penting. Untuk
mencapai tujuan tersebut, jaringan ventilasi utamanya menggunakan sistem
diagonal (mengenai sistem ini akan dijelaskan kemudian) dengan menggali
sumuran tegak ventilasi di bagian dalam, sementara sebagai cara efektif pada
konstruksi panel digunakan sistem struktur ruang.
2. Ventilasi Utama
(3) Klasifikasi berdasarkan letak jalan udara masuk dan udara buang
Setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1C, sumua jenis gas akan
memuai atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0C. Dengan kata lain,
berat per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273 kali.
Temperatur di permukaan (di luar tambang bawah tanah) berubah secara drastis
tergantung dari musim (terutama di negara 4 musim). Dalam satu hari, temperatur
di luar tambang bawah tanah juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam.
Tetapi, temperatur di dalam tambang bawah tanah pada ke dalaman tertentu
hampir tidak ada perubahan yang besar sepanjang 4 musim, atau antara malam dan
siang. Temperatur di dalam tambang bawah tanah yang panas buminya tidak tinggi,
pada musim panas lebih rendah dari pada temperatur udara luar, dan pada musim
dingin lebih tinggi dari pada temperatur udara luar. Sehingga, apabila terdapat
perbedaan temperatur jalan udara masuk dan jalan udara buang yang ketinggian
portal udara masuk dan udara keluarnya berbeda, akan timbul perbedaan kerapatan
udara di dalam dan di luar tambang bawah tanah atau udara di jalan udara masuk
dan jalan udara buang akibat temperatur, sehingga membangkitkan daya ventilasi.
Penyebab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut :
e) Tekanan atmosfir
3. PENYALIRAN
3. PENYALIRAN
Catchment area adalah merupakan suatu areal atau daerah tangkapan hujan dimana
batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga
akhirnya merupakan suatu poligon tertutup yang mana polanya disesuaikan dengan
kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah gerak air.
Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik
terjauh ke tempat penyaliran.
Sump (Kolam Penampung) merupakan kolam penampungan air yang dibuat untuk
penampung air limpasan, yang dibuat sementara sebelum air itu dipompakan, serta
dapat berfungsi sebagai pengendap lumpur.