Anda di halaman 1dari 17

MARMER

OLEH :
TEUKU M. IQBAL
073.13.115
UNIVERSITAS TRISAKTI

Genesa
Marmer

adalah jenis batuan metamorf


Kristalinyang berasal dari proses
metamorfosa atau malihan dari batu
gamping (limestone) maupun dolomit.
Pengaruh suhu dan tekanan yang
dihasilkan oleh gaya endogen,
menyebabkan terjadinya rekristalisasi,
akibat rekristalisasi tersebut akan
menghilangkan struktur asal batuan
tersebut tetapi akan membentuk tekstur
baru, keteraturan butir
Mineral-mineral pengikut atau pengotornya
antara lain kuarsa, grafit, hematit, limonit,
pirit, mika klorit, tremolit, wolastonit,
diopsit dan horonblende, meskipun dalam
jumlah kecil

Batuan

marmer yang terdapat Indonesia


pada umumnya diperkirakan berumur
sekitar 3060 juta tahun atau berumur
Kuarter hingga Tersier
Marmer yang berkualitas sangat tinggi
adalah berwarna putih sangat jernih, sebab
kandungan kalsitnya lebih besar dari 90 %.
Marmer yang berwarna abu-abu dihasilkan
dari kandungan grapit pada batuan
tersebut, pink dan merah akibat adanya
kandungan hematit, kuning dan krem
sebagai pengaruh dari kandungan limonit.

Senyawa

kimia marmer yaitu :


Silika SiO2 0,13 %
Alumunium Dioksida ALO3 0,31 %
Feri Oksida FeO3 0,04 %
Kalisium Oksida CaO 55,07 %
Magnesium Oksida MgO 0,36 %
Kalium Oksida K2O 0,01 %
Sulfur Trioksida SO3 0,08 %
Senyawa lain 44%

CONTOH RAGAM CORAK DAN


WARNA MARMER
Al-Andalus marble
( Malaga, spanyol)

CORAK
MERAH

Creole marble
( Georgia, AS)

CORAK
HITAM

Wunsiedel marble
(Bavaria,Jerman )

CORAK
PUTIH

Potensi Cadangan
Marmer

banyak terdapat di
Trenggalek, JawaTimur dan
daerah Bayat Jawa Tengah.

Indonesia

memiliki potensi dan cadangan bahan


galian nonlogam cukup besar yang menyebar
hampir merata di seluruh wilayah, antara lain
marmer 7,15 miliar ton. Sedangkan bahan galian
lain rata-rata di bawah 500 juta ton. Selama
tahun 2007 tercatat produksi marmer 68,77 ribu
ton. Pendukung lainnya adalah ketersediaan
sumber daya manusia di sektor pertambangan
BGI yang banyak, dan industri pemakai di dalam
negeri yang sangat besar

EXPLORASI
Marmer

ada yang terdapat di


permukaan lapisan bumi
(surface) dan ada yang terdapat
di bawah lapisan permukaan
(Subsurface).
Untuk Marmer yang terdapat di
permukaan, tidak perlu metode
eksplorasi yang spesifik, kecuali
uji kelayakan marmer (grading)

EXPLORASI
Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer
(sub surfae) maka biasanya dilakukan
1. Eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran
horizontal maupun vertikal.
2. Sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan
lapisan.
3. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka
diambil sampel yang diuji di laboratorium baik fisika
maupun kimia, secara mikroskopis.

EXPLOITASI
Penambangan marmer dengan 2
tahapan :
Land clearing(pengupasan) yaitu kegiatan
pengupasan lapisan tanah dengan
menggunakan buldozer dan ekskavator
menggali tanah yang menutupi tubuh batuan
guna menyiapkan kegiatan penambangan
Kegiatan produksi , yaitu proses
pemolaan,pemboran pemahatan, dan seleksi
tiap blok dan mengangkutnya ke lokasi
pengolahan selanjutnya

Biasanya pemboran dilakukan dengan mengebor vertikal


sampai kedalaman 110 cm pada sisi panjang dengan
ukuran 260 cm dan sisi lebar (mendatar) sebesar 135 cm.
Sedangkan pemahatan mendatar dimaksudkan
untuk melepas blok dengan ukuran standar 260 x 110 x
135 cm. Kegiatan tersebut dibantu dengan alat
angkat/tarik, alat dorong serta alat angkut.
Setelah muncul teknologi baru yaitu dengan
menggunakan alat pengerat bermata diamond, maka
segala kegiatan eksploitasi dilakukan di lokasi marmer
tersebut berada. Untuk tahap awal dilakukan pemolaan
diameter batu yang akan dibelah dan dipotong,
selanjutnya dibor sampai kedalam tertentu lalu dilakukan
pengeratan tersebut.

PENGOLAHAN

Setelah dipotong dari tambang dengan menggunakan


diamond wire, marmer kemudian dibawa ke lokasi
pemotongan diproduksi menjadi marmer dalam bentuk slab
atau lembaran dengan ketebalan 1.80 hingga 2.00 cm.

Kemudian, diproduksi dengan finishing polished


sehingga menjadi mengkilap di atas permukaannya.

slab

Sedangkan

di bawah permukaan untuk beberapa


type marmer diberikan netting untuk menjaga
kekuatan batu tersebut supaya tidak mudah retak
atau pecah. Setelah marmer di berikan finishing
maka marmer tersebut siap untuk dijual.
Untuk beberapa jenis marmer tertentu contohnya
type Travertine, penjualan biasanya dalam
kondisi mentah atau unpolished slab, finishing
tergantung dari permintaan owner atau proyek.

Pengolahan Secara Tradisional


blok batu pualam berukuran ( 260 x 100 x 135 ) cm digergaji
menjadi lempengan- lempengan denganketebalan rata-rata 1,8
sampai 2 cm.
Lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi
barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran standar pesanan.
Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan
kemudian disempurnakan atau ditambal dan dipoles pada lapisanlapisan yang berlubang hingga akan dihasilkan marmer yang
mengkilap.

DIAMOND WIRE CUTTER

KEGUNAAN BATU MARMER


KEGUNAAN BATU MARMER
Bahan kontruksi marmer
populer digunakan di
pembangunan rumah, untuk
perabotan, rekan-rekan, lantai,
bar, meja, kamar mandi, jendela,
Sebagai Bahan pahatan

Thank you

Anda mungkin juga menyukai