Mineral yg terkandung
Batu kapur (limestone) adalah jenis batuan karbonatyang terjadi di alam,
disebut juga batu gamping.Mineral utama batu kapur adalah kalsit
(CaCO3),mineral lainnya merupakan mineral pengotor,biasanya
terdiri dari kuarsa (SiO2), karbonat yangberasosiasi dengan mineral
besi dan minerallempung, serta bahan organik sisa tumbuhan. Mineral
kalsit terbentuk melalui proses sedimentasisehingga batu kapur
disebut pula batuan sedimen.Mineral kalsit berstruktur kristal sistem
heksagonal.Selain kalsit di alam ditemukan pula mineral
karbonatlainnya yaitu aragonit (CaCO3) yang mempunyaikomposisi
kimia sama dengan kalsit namun strukturkristalnya berbeda yaitu sistem
ortorombik. Aragonitditemukan pada kulit kerang (oyster shells) dan
keong(oolites). Aragonit bersifat metastabil, dalam waktulama akan
berubah menjadi kalsit. Mineral karbonat lain yang berasosiasi dengan
kalsit adalah siderit(FeCO3), ankerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan
magnesit(MgCO3), mineral-mineral tersebut umumnya ditemukan
dalam jumlah kecil.
Sifat-sifat fisika dari beberapa mineral karbonat yang umum
Kalsit :
CaCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan belahan rombohedral
yang baik, kekerasan Mohs, 3.Berat jenis, 2,72. Biasanya tidak berwarna
atau putih, tapi mungkin berwarna disebabkan pengotor.
Dolomit : CaCO3.MgCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan
kristal-kristal rombohedral yang bagus denganpermukaan
bergelombang, kekerasan Mohs,3,5 sampai 4. Berat jenis, 2,87.
Biasanya berwarna putih ataupink.
Aragonit : CaCO3, system kristal ortorombik, kekerasan Mohs, 3,5-4.
Berat jenis, 2,93-2,95. Biasanya tidak berwarna,putih atau kuning, tapi
mungkin berwarna lain disebabkan pengotor.
Siderit : FeCO3, system kristal heksagonal, menunjukkan kristal-kristal
rombohedral terdistorsi, kekerasan Mohs,3,5-4. Berat jenis, 3,7-3,9.
Biasanya berwarna coklat atau hitam.
Ankerit : Ca2MgFe(CO3)4, system kristal heksagonal, menunjukkan
kristal-kristal rombohedral, kekerasan Mohs,3,5-4.Berat jenis, 2,9.
Biasanya berwarna putih, pink, atau abu.
Magnesit : MgCO3, system kristal heksagonal, biasanya berbentuk
granular atau masa padat, kekerasan Mohs,3,5-4,5. Berat jenis, 2,96-3,1.
Biasanya berwarna putih, kekuningan, tapi mungkin berwarna lain
disebabkanpengotor.
Batu kapur (limestone) merupakan sedimen yang banyak
mengandung organisme laut yang telah mati berubah menjadi kalsium
karbonat (CaCO3) kemudian batu kapur dibakar dan dari pembakaran
menghasilkan kapur tohor (CaO), kapur tohor biasa digunakan sebagai
bahan baku. Berdasarkan material safety data sheet (MSDS) calcium
carbonate, debu batu kapur yang didalamnya terkandung CaCO3 dan
silica (SiO2) memiliki bahaya kesehatan apabila terpapar dan
terhirup yang dapat menyebabkan peningkatan mukosa di hidung
dan sistem jalan nafas kemudian menyebabkan iritasi saluran
pernapasan
LOKASI PERTAMBANGAN
Batu kapur merupakan salah satu jenis bahan galian golongan C
yang banyak digunakan dalam proses industri maupun bangunan.
Penambangan batu kapur dilakukan di daerah yang memiliki lahan
kapur yangmerupakan daerah kering. Penambangan ini tentu saja
mempengaruhi masyarakat pedesaan di sekitar proyek pertambangan
yang biasanya berlokasi di daerah terpencil
Dengan mengambil kasus penambangan batu kapur di kecamatan nusa
penida dapat dikatakan Sebagian besar (68,5%) penambang
menggunakan pickup sebagai alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut hasil penambangan batu kapur di Kecamatan Nusa
Penida. Hal tersebut dijumpai hampir di semua titik penambangan,
kecuali pada titik penambangan 7 (85,7%) di Desa Bunga Mekar.
Pada titik 7 di Desa Bunga Mekar alat angkut yang digunakan
berupa truck untuk mengangkut hasil panambangan batu kapur.
Berdasarkan pengangkutan tersebut konsekuensinya jalan-jalan di
sekitar lokasi tambang cepat mengalami kerusakan
Sistem penambangan terbuka yang diterapkan di daerah penelitian
yang berupa tipe teras dan tipe cekungan membuat lahan pasca
tambang terlihat berlubang-lubangdan membentuk gorong-gorongyang
besar. Sistem penambangan tipe teras yang diterapkan menyisakan
lahan pasca tambang berupa tebing-tebing batu kapur yang memiliki
kedalaman rata-rata 4meter dan luas rata-rata 4 meter. Penambangan
pada titik penambangan yang lain berupa tipe cekungan menyisakan
lahan pasca tambang berupa lubang-lubang yangmenganga. Kegiatan
penambangan batu kapur yang dilakukan di Kecamatan Nusa
Penida pada 8 titik penambangan rata-rata melakukan penambangan
tanah penutupnya diletakkan di sekitar areal tambang
membentuk gundukan tanah di setiap titik penambangan. Dengan
dikupasnya tanah penutup, struktur dan tekstur tanah akan
mengalami kerusakan. Rusaknya struktur dan tekstur
tanahmenyebabkan tanah tidak mampu untuk menyimpan dan meresap
air pada musim hujan. Sebaliknya tanah menjadi padat dan keras pada
musim kemarau sehingga sangat sulituntuk diolah yang secara langsung
berdampak bagi pemiliklahan dalam mengolah lahannya.
Usaha penanggulangan kerusakan lingkungan hidup di daratan
meliputi perbaikan di daerah penambangan, reklamasi, pengendalian
erosi dan berbagai cara lainnya.
METODE PENAMBANGAN
Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas pertambangan adalah
perubahan lingkungan.Perubahan kimiawi terutama berdampak
terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik
perubahan morfologi dan topografi lahan. Bentuk wilayah bekas
tambang pada umumnya tidak teratur dan sebagian besar dapat berupa
morfologi terjal. Hal ini juga akan memacu terabaikannya lingkungan
bekas pertambangan itu sendiri jika kegiatan pertambangan telah
berakhir.
Kegiatan pertambangan kapur ini meliputi peledakan tebing kapur,
pengeboran, dan pembelahan batu kapur.
Ada beberapa cara penanganan agar pertambangan itu tidak
jadi merusak lingkungan, diantaranya :