PENDAHULUAN
Bagian ini memperkenalkan tungku dan refraktori dan menjelaskan
berbagai aspek perancangan dan operasinya.
Karena gas buang dari bahan bakar berkontak langsung dengan bahan
baku, maka jenis bahan bakar yang dipilih menjadi penting. Sebagai
contoh, beberapa bahan tidak akan mentolelir sulfur dalam bahan bakar.
Bahan bakar padat akan menghasilkan bahan partikulat yang akan
mengganggu bahan baku yang ditempatkan di dalam tungku. Untuk
alasan ini:
Hampir seluruh tungku menggunakan bahan bakar cair, bahan bakar
gas atau listrik sebagai masukan energinya.
Tungku induksi dan busur/arc menggunakan listrik untuk melelehkan
Furnace Components
Gambar 1: Komponen-komponen Tungku
Chimney:
remove
combustion
gases
Burners: raise or
maintain chamber
temperature
Furnace chamber:
constructed of
insulating materials
Hearth: support or
carry the steel.
Consists of
refractory materials
Sifat
Konduktivitas
panas (W/m K)
1,2
0,3
Panas jenis
(J/kg K)
1000
1000
Densitas
(kg/m3)
2300
130
Creep pada suhu tinggi: Creep merupakan sifat yang tergantung pada
waktu, yang menentukan rusaknya bentuk pada waktu dan suhu yang
diberikan pada bahan refraktori dengan penekanan
Bagian ini menerangkan jenis-jenis tungku, refraktori dan bahan isolasi yang
digunakan dalam industri. Juga memberikan kriteria bagi pemilihan jenis
refraktori untuk hasil yang optimal.
Jenis-jenis tungku
Tungku secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan
metoda pembangkitan panasnya: tungku pembakaran yang
menggunakan bahan bakar, dan tungku listrik yang
menggunakan listrik. Tungku pembakaran dapat digolongkan
menjadi beberapa bagian seperti ditunjukkan dalam Tabel: jenis
bahan bakar yang digunakan, cara pemuatan bahan baku, cara
perpindahan panasnya dan cara pemanfaatan kembali
limbah panasnya. Tetapi, dalam prakteknya tidak mungkin
menggunakan penggolongan ini sebab tungku dapat menggunakan
berbagai jenis bahan bakar, cara pemuatan bahan ke tungku yang
berbeda, dll. Tungku yang paling umum digunakan akan dijelaskan
dalam bagian berikutnya.
Klasifikasi tungku
Tungku penempaan
Tungku penempaan digunakan untuk pemanasan
awal bilet dan ingot untuk mencapai suhu
tempa. Suhu tungku dicapai pada sekitar 1200
sampai 1250 o C. Tungku penempaan
menggunakan sistim perapian terbuka dan hampir
seluruh panasnya ditransmisikan oleh radiasi.
Bebannya biasanya adalah 5 sampai 6 ton dengan
operasi tungku 16 sampai 18 jam setiap harinya.
Siklus operasi totalnya dapat dibagi menjadi (i)
waktu pemanasan (ii) waktu perendaman dan (iii)
waktu penempaan. Pemakaian bahan bakar yang
spesifik tergantung pada jenis bahan dan jumlah
pemanasan ulang/ reheatyang diperlukan
Jenis-jenis refraktori
Refraktori dapat digolongkan berdasarkan komposisi kimianya,
pengguna akhir dan metoda pembuatannya sebagaimana diperlihatkan
dibawah ini.
Klasifikasi Refraktori berdasarkan komposisi kimianya
Metoda klasifikasi
Contoh
Komposisi kimia
ASAM, yang siap bergabung
dengan basa
Khusus
Pengguna Akhir
Metoda pembuatan
Refraktori semen tahan api, seperti batu bata tahan api, semen
tahan api silika dan refraktori tanah liat alumunium dengan
kandungan silika (SiO2) yang bervariasi sampai mencapai 78
persen dan kandungan Al2O3 sampai mencapai 44 persen. Tabel
berikut memperlihatkan bahwa titik leleh (PCE) batu bata tahan
api berkurang dengan meningkatnya bahan pencemar dan
menurunkan Al2O3 . Bahan ini seringkali digunakan dalam tungku,
kiln dan kompor sebab bahan tersebut tersedia banyak dan relatif
tidak mahal.
Magnesit
Refraktori magnesit merupakan bahan baku kimia, yang mengandung
paling sedikit 85 persen magnesium oksida. Tersusun dari magnesit
alami (MgCO3 ). Sifat-sifat refraktori magnesit tergantung pada
konsentrasi ikatan silikat pada suhu operasi. Magnesit kualitas bagus
biasanya dihasilkan dari perbandingan CaO-SiO2 yang kurang dari dua
dengan konsentrasi ferrit yang minimum, terutama jika tungku yang
dilapisi refraktori beroperasi
pada kondisi oksidasi dan reduksi.
Perlawanan terak sangat tinggi terutama terhadap kapur dan terak yang
kaya dengan besi.
Refraktori Khromit
Dibedakan dua jenis refraktori khromit:
1. Refraktori Khrom- magnesit, yang biasanya mengandung 15-35 per sen
Cr2 O3 dan 42-50 persen MgO. Senyawa-senayawa tersebut dibuat dengan
kualitas yang bermacam- macam dan digunakan untuk membentuk bagianbagian kritis pada tungku bersuhu tinggi.Bahan tersebut dapat tahan terhadap
terak dan gas yang korosif dan memiliki sifat refaktori yang tinggi.
2. Refraktori Magnesit-khromit, yang mengandung paling sedikit 60 persen
MgO dan 8-18 persen Cr2 O3 . Bahan tersebut cocok untuk pelayanan pada
suhu paling tinggi dan untuk kontak dengan terak/slag yang sangat dasar
yang digunakan dalam pelebur a n baja. Magnesit- khromit biasanya memiliki
tahanan spalling yang lebih baik daripada k hrom- magnesit.
Refraktori Zirkonia
Zirkonium dioksida (ZrO2) merupakan bahan polymorphic. Penting untuk
menstabilkan bahan ini sebelum penggunaannya sebagai refraktori,
yang dicapai dengan mencampurkan sejumlah kecil kalsium, magnesium
dan cerium oksida, dll. Sifatnya tergantung terutama pada derajat
stabilisasi, jumlah penstabil/stabiliser dan jumlah bahan baku
orisinalnya. Refraktori zirkonia memiliki kekuatan yang sangat tinggi
pada suhu kamar, yang dicapai sampai suhu setinggi
15000 C. Oleh karenanya bahan tersebut berguna sebagai bahan
konstruksi bersuhu tinggi dalam tungku dan kiln. Konduktivitas panas
zirkonium dioksid lebih rendah dari kebanyakan refraktori oleh karena
itu bahan ini d igunakan sebagai refraktori isolasi suhu tinggi.
Zirkonia memperlihatkan kehilangan panas yang sangat rendah dan tidak
bereaksi dengan logam cair, dan terutama berguna untuk pembuatan
wadah tempat melebur logam pada refraktori dan tempat lainnya untuk
keperluan metalurgi. Tungku kaca menggunakan zirkonia sebab bahan
ini tidak mudah basah oleh kaca yang meleleh dan tidak mudah bereaksi
dengan kaca.
Monolitik
Refraktori monolitik adalah sebuah cetakan tunggal dalam
pembentukan peralatan, seperti sendok
besar
seperti
yang
ditunjukkan dalam Gambar 9. Refraktori ini secara cepat
menggantikan refraktori jenis kovensional dalam banyak digunakan
termasuk tungku-tungku industri. Keuntungan utama monolitik adalah:
Penghilangan sambungan yang merupakan titik kelemahan
Metoda penggunaannya lebih cepat
Tidak diperlukan keak hlian khusus untuk pemasangannya
Mudah dalam penanganan dan pengangkutan
Cakupan yang lebih baik untuk mengurangi waktu penghentian dalam
perbaikan
Cakupannya sungguh mengurangi tempat penyimpanan dan
menghilangkan bentuk khusus
Penghematan panas
Tahanan spalling yang lebih baik
Stabilitas volum yang lebih besar
Bahan-bahan isolasi4
Bahan-bahan isolasi sangat mengurangi kehilangan panas
yang melalui dinding. Isolasi dicapai dengan memberikan
sebuah lapisan bahan yang memiliki konduktivitas panas
rendah antara permukaan panas dibagian dalam tungku dan
permukaan luar, jadi menjaga suhu permukaan luar tetap
rendah.
Bahan-bahan isolasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Batu bata isolasi
2. Castables isolasi
3. Serat keramik
4. Kalsium silikat
5. Pelapis keramik
f) Pegas mekanik
Gaya pegas mekanik yang tinggi dari serat keramik memungkinkan
untuk membuat tungku
berlapis serat di luar pabrik, mengirimnya ke lokasi dalam bentuk rakitan
tanpa resiko rusak.
g) Biaya pemasangan yang rendah
Dikarenakan serat keramik merupakan proses yang sudah distandarisasi,
maka tidak diperlukan keakhlian khusus. Pelapis serat tidak memerlukan
waktu pengeringan atau waktu curing dan tidak terdapat resiko retak
atau spalling bilamana dipanaskan setelah pemasangan.
h) Mudah dalam perawatan
Dalam hal kerusakan fisik, bagian serat keramik yang rusak dapat
dengan segera dibuang dan diganti dengan yang baru. Seluruh bagian
panel dapat dipasang sebagian terlebih dahulu untuk pemasangan cepat
dengan waktu penghentian yang minimal.
j) Efisiensi panas
Emisivitas tungku yang beroperasi pada suhu tinggi adalah 0,3. Dengan
menggunakan pelapis beremisivitas tinggi nilai ini akan naik mencapai 0,8,
mengakibatkan naiknya perpindahan panas melalui radiasi.
Manfaat lain dari pelapisan dengan emisivitas tinggi dalam ruang tungku
adalah pemanasan yang seragam dan memperpanjang umur refraktori
dan komponen logam seperti pipa radian dan elemen pemanas.
Untuk tungku intermittent atau dimana diperlukan pemanasan
cepat, penggunaan pelap is seperti itu akan menurunkan penggunaan
bahan bakar atau daya 25 45
2.
3.
4.
5.
Metoda langsung
Efisiensi tungku dapat ditentukan dengan mengukur jumlah panas yang
diserap oleh stok dan membaginya dengan jumlah total bahan bakar
yang dipakai.
Dimana ,
m = berat gas buang (udara + bahan bakar) = 32,62 + 1,0 = 33,62 kg/kg minyak
Cp = panas jenis
? T = perbedaan suhu
% Kehilangan panas = {33,62 x 0,24 x (750 40)} x 100 = 57,29%
10000
Dimana ,
M = kg kadar air dalam 1 kg bahan bakar minyak
Tfg = Suhu gas buang, 0 C Tamb = Suhu ambien, 0 C
GCV = Nilai Kalor Kotor bahan bakar, kk al/kg
Catatan:
air:
mp: 334,4 kJ / kg (79,9 kkal / kg) pada 0 C;
Penguapan: 2257 kJ / kg (539 kkal / kg) pada
100 C.
Dimana ,
H2 = kg H2 dalam1 kg bahan bakar minyak (= 0,1123 kg/kg bahan bakar minyak )
% Kehilangan panas = 9 x 0,1123 x {584 + 0,45 (750 40)} x 100 = 9,13%
10000
Catatan:
air:
mp: 334,4 kJ / kg (79,9 kkal / kg) pada 0 C;
Penguapan: 2257 kJ / kg (539 kkal / kg) pada 100 C.
%Kehilangan panas dari bukaan pada tungku= {(Faktor radiasi black body) x
emisivitas x area bukaan x 100}/Jumlah minyak x GCV minyak
% Kehilangan panas dari bukaan tungku = 36 x 0,8 x 0,71 x 10000 x 100 = 5,56%
368 x 10000
Kehilangan panas melalui atap tungku = Kehilangan panas dari atap dan dinding
Luas atap dan dinding
Total kehilangan panas = 1252 kkal / m2 jam x 70,18 m2 = 87865 kKal/ jam
ii) Kehilangan panas dari area selain zona pemanasan dan soaking
Total suhu permukaan rata-rata
= 80 oC
Kehilangan panas pada 80 oC (Mengacu ke Gambar14)
= 740 kKal / m2 jam
Total area
= 12,6 m2
Kehilangan panas melalui area lainnya = Kehilangan panas dari atap dan area lainnya
Luas area lainnya
% Kehilangan panas melalui kulit tungku = (87865 kK al/ jam + 9324 kKal/jam) x 100 = 2,64%
10000 kKal/kg x 368 kg/jam
Efisiensi tungku
Dengan menjumlahkan kehilangan-kehilangan a sampai f memberikan
kehilangan total:
a) Kehilangan gas buang
= 57,29 %
b) Kehilangan dikarenakan kadar air dalam bahan bakar = 1,36 %
c) Kehilangan dikarenakan H2 dalam bahan bakar
= 9,13 % d)
d) Kehilangan dikarenakan bukaan dalam tungku
= 5, 6 %
e) Kehilangan melalui kulit tungku
= 2,64 %
Total kehilangan
= 75,98 %
Efisiensi tungku d ihitung melelui metoda tidak langsung = 100 75,98 =
24,02%