Studi Pengaruh Persen Fe di Bijih dengan Hasil Peleburan dan Studi Durasi
Peleburan dengan Komposisi Terak
Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja
Praktik ini yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata satu
(S1) di Program Studi Teknik Metalurgi ITB. Kerja praktik ini dilaksanakan sebagai
upaya untuk mengetahui dan menyelaraskan antara pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dalam dunia industri.
Di dalam laporan kerja praktek ini, penulis memberi judul Studi Pengaruh
Persen Fe di Bijih dengan Hasil Peleburan dan Studi Durasi Peleburan dengan
Komposisi Terak.
Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
2. Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa serta perhatian yang besar
kepada penulis.
3. Dr. Eng. Akhamd Ardian Korda, ST., MT. selaku Ketua Prodi Teknik Metalurgi
yang telah mengizinkan saya untuk melakukan kerja praktik di PT. Timah (Persero)
Tbk Unit Metalurgi Muntok.
4. Bapak Eko Zuniantoro selaku Ketua Unit Metalurgi PT. Timah (Persero) Tbk
Muntok yang telah menerima saya kerja praktik.
5. Bapak Eka Prabawa selaku Kepala Pabrik Peleburan dan Pemurnian sebagai
pemberi tema kerja praktik kepada penulis.
6. Bapak Denis selaku Kepala Bagian Peleburan
7. Segenap staff PT. Timah (Persero) Tbk yang membimbing dan membantu saya
dalam mengumpulkan data untuk bahan laporan penulis.
2
8. Karyawan di Mess 1 PT. Timah (Persero) Tbk yang telah membantu penulis
selama di Mess 1 PT. Timah (Persero) Tbk.
9. Teman-teman kerja praktik dari ITB, UI, dan ITS yang telah berjuang bersama-
sama selama melakukan kerja praktik di PT. Timah (Persero) Tbk.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata dari penulis semoga laporan kerja praktik ini bermanfaat
khususnya bagi PT. Timah (Persero) Tbk, Institut Teknologi Bandung dan Pembaca,
penulis sadar secara penuh bahwasannya dalam pembuatan laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan yang lebih baik pada karya-karya saya
selanjutnya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
2.9.4 PT. Timah Investasi Mineral (PT. TIM) ..................................................... 22
2.9.5 PT Timah Agro Manunggal ........................................................................ 22
2.9.6 Timah International Investment Pte. Ltd. ................................................... 22
2.9.7 PT Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) ....................................................... 23
2.9.8 PT Timah Karya Persada Properti (TKPP) ................................................. 23
2.9.9 PT Tanjung Alam Jaya (TAJ) ..................................................................... 24
2.9.10 PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) ........................................................ 24
2.9.11 Great Force Trading Ltd (GFT) ................................................................ 24
2.9.12 PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (Tugu Mandiri) ..................................... 24
2.9.13 PT Koba Tin (Koba Tin) ........................................................................... 25
2.10 Peta Wilayah Operasional ............................................................................... 25
2.11 Pasar yang Dilayani ......................................................................................... 26
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 28
3.1 Mineral Pengikut pada Bijih Timah .................................................................. 28
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Peleburan Timah ...................................... 28
3.2.1 Basisitas ...................................................................................................... 29
3.2.2 Viskositas .................................................................................................... 30
3.2.3 Hubungan antara Basisitas dan Viskositas ................................................. 31
3.3 Reaksi Terjadi Selama Proses Peleburan Timah ............................................... 31
3.4 Pembentukan Terak pada Proses Peleburan Timah .......................................... 33
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 35
4.1 Alur Penelitian ................................................................................................... 35
4.2 Proses Pengambilan Sampel Terak 1 untuk Analisis XRF ............................... 35
4.3 Proses Pengambilan Sampel Crude tin untuk Analisis Spark ........................... 37
DATA DAN ANALISIS ............................................................................................. 38
5.1 Data Penelitian .................................................................................................. 38
5.1.1 Data Analisis Komposisi Konsentrat Bijih Timah ..................................... 38
5.1.2 Data Komposisi Umpan Peleburan ............................................................. 39
5.1.3 Data Analisis ............................................................................................... 39
5.2 Analisis Data Komposisi Terak 1 setiap Waktu Tertentu ................................. 45
5
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 54
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
mencapai kompetensi tersebut, penyaluran ilmu metalurgi pada mahasiswa tidaklah
cukup bila hanya dilakukan di perkuliahan. Namun juga dibutuhkan sarana lain untuk
mahasiswa dapat memperoleh pengalaman, wawasan, dan gambaran nyata mengenai
dunia kerja metalurgi yang sesungguhnya. Sarana yang tepat untuk memperoleh hal
tersebut adalah kerja praktik di industri-industri logam sehingga mahasiswa dapat
menerapkan ilmu-ilmu metalurgi yang telah diperoleh dari perkuliahan.
PT. Timah (Persero) Tbk yaitu Unit Metalurgi yang berlokasi di daerah
Muntok, Bangka Barat dipilih sebagai tempat kerja praktik untuk meningkatkan
kompetensi mahasiswa Teknik Metalurgi karena PT. Timah Tbk merupakan industri
penghasil timah terbesar di Indonesia. Di Unit Metalurgi ini berlangsung peleburan 2
(dua) tahap dengan menggunakan tanur pantul (reverberatory furnace) yang terdiri
dari peleburan konsentrat (tahap I) dan peleburan terak 1 hasil peleburan tahap 1
(tahap II).
Bijih timah yakni mineral kasiterit namun pada kenyataannya terdapat
mineral-mineral lain seperti Hematit (Fe2O3), Ilmenit (FeTiO3), Magnetite (Fe3O4),
Pirit (FeS2), Goethite (Fe2O3), Arsenopirit (FeAsS), Galena (PbS), dan lain-lain.
Tujuan dari peleburan bijih timah adalah mereduksi timah menjadi logamnya dengan
kadar yang tinggi di hasil produk akhir. Namun pada praktiknya, tidak hanya timah
yang tereduksi, mineral-mineral pengotor tersebut juga ikut tereduksi. Sebagian
tereduksi menjadi logamnya dan bergabung ke lelehan logam dan sebagian
bergabung ke terak.
Permasalahan utama pada peleburan timah adalah besi yang ikut tereduksi ke
dalam logam timah. Hal ini dapat dijelaskan dari kedekatan garis kesetimbangan
reduksi-oksidasi logam pada diagram Ellingham. Untuk memisahkan besi dari timah
maka peleburan timah secara umum dilakukan 2 (dua) tahap. Pada tahap I, konsentrat
timah direduksi (dilebur dengan penambahan antrasit) sehingga didapatkan timah
dengan kemurnian tinggi (sekitar 95% Sn). Terak yang dihasilkan dari peleburan
tahap I kemudian dilebur kembali pada tahap II untuk mengambil timah. Produk dari
peleburan tahap II adalah paduan besi-timah (hardhead) dan terak 2. Hardhead
tersebut kemudian diumpankan kembali dalam peleburan tahap I. Oleh sebab itu,
8
pada kesempatan ini akan dibahas mengenai pengaruh unsur besi dalam peleburan
timah tahap I. Serta diteliti pula pengaruhnya terhadap durasi peleburan dan
komposisi teraknya.
9
1. Aspek flowsheet proses yang berlangsung di Unit Metalurgi Muntok PT.
Timah (Persero) Tbk
2. Aspeklaboratorium analisiskonsentrat bijih, terak 1 dan crude tin yang
dihasilkan dari peleburan bijih timah.
3. Aspek pabrik peleburan Unit Metalurgi Muntok PT. Timah (Persero) Tbk.
secara umum.
10
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
11
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan PemerintahNo. 3 Tahun 1976 tanggal 24
Januari 1976, PN TambangTimah dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
Perseroan(PERSERO) dengan nama PT Tambang Timah (PERSERO),sebagaimana
dituangkan dalam Akta No. 1 Tahun 1976yang dibuat dihadapan notaris Imas
Fatimah SH, tertanggal2 Agustus 1976, yang telah diumumkan dalam Berita
NegaraRepublik Indonesia No. 26, tanggal 1 April 1977, TambahanBerita Negara
No. 200 dan telah disetujui oleh MenteriKehakiman Republik Indonesia dengan Surat
KeputusanNo. Y.A.5/65/17 tanggal 5 Februari 1977. Perseroan mulaiberoperasi
secara komersial pada tanggal 2 Agustus 1976.
Adanya krisis industri timah dunia akibat hancurnya the International Tin
Council (ITC) sejak tahun 1985 mendorong Perseroan untuk melakukan perubahan
mendasar yang meliputi restrukturisasi dan privatisasi. Restrukturisasi dilakukan
dalam kurun 1991-1995, meliputi reorganisasi dan relokasi Kantor Pusat ke
Pangkalpinang pada 19 Oktober 1995, rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang
produksi, serta pelepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok
Perseroan. Langkah angkah restrukturisasi ini berhasil memulihkan kesehatan dan
daya saing Perseroan.
Setelah restrukturisasi tersebut, Pemerintah pada tahun1995 melakukan
privatisasi dengan mencatatkan sahamPerseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya(sekarang Bursa Efek Indonesia). Global Depositary Receipt(GDRs)
milik Perseroan juga tercatat di Bursa Efek London,namun pencatatan GDRs tersebut
dihentikan pada tahun 2006 karena peredarannya semakin kecil dan tidak likuid.
Menyusul pencatatan sahamnya, nama Perseroan berubah menjadi PT
TIMAH (PERSERO) Tbk. Setelah privatisasi tersebut, komposisi pemegang saham
Perseroan terdiri dari Pemerintah (65%) dan Publik (35%).
Dalam rangka pengembangan bisnis, saat ini Perseroan telahmemiliki
sejumlah entitas anak, baik langsung maupun tidaklangsung, sebagaimana dijabarkan
dalam Daftar Entitas Anakpada Bab Profil Perusahaan ini. Perseroan beserta
entitasanak bergerak dalam bidang pertambangan, perindustrian,perdagangan,
pengangkutan, dan jasa yang berkaitandengan bidang usaha pertambangan, serta
12
bidang usahaberbasis kompetensi seperti sektor konstruksi, properti, jasapelayanan
rumah sakit dan usaha agro industri. Perseroanberdomisili di Pangkalpinang, Bangka
Belitung dan berlokasidi Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Pangkalpinang,
BangkaBelitung.Pada periode pelaporan, Perseroan juga belum tergabungdalam
institusi internasional yang berfokus ke ranahfungsional yang bertujuan untuk
advokasi kebijakan.
13
Gambar 2.1 Nilai-nilai PT TIMAH PERSERO (Tbk)
INTEGRITAS
Memiliki kejujuran, tanggung jawab dan konsistenterhadap semua tindakan dalam
mencapai tujuanPerusahaan.
KOMITMEN
Mampu memenuhi kesepakatan dan janji denganpenuh tanggung jawab.
TERBUKA
Mudah menerima masukan dan mampumenyesuaikan diri terhadap setiap
perubahanlingkungan yang terjadi.
RASIONAL
Mampu melakukan kegiatan secaraterencana, teratur dan penuh pertimbangan
sertaperhitungan yang matang.
VISIONER
Kemampuan berinovasi dan melihat jauh kedepan tanpa dibatasi ruang dan waktu.
14
2.6 Struktur Organisasi PT. Timah (Persero) Tbk
2.7.1 Eksplorasi
Sebagai sebuah perusahaan tambang yang bisnis utamanyadi pertambangan
timah, PT TIMAH (Persero) Tbk secaraterus-menerus melakukan kegiatan eksplorasi
timah baik didarat maupun di laut di wilayah Izin Usaha Penambangan(IUP) yang
dimiliki Perseroan.Pada tahun 2016, Perseroan memiliki 128 IUP mencakupwilayah-
wilayah sebagai berikut:
Wilayah Darat:
Pulau Bangka : 160.665 Ha
Pulau Belitung : 43.631 Ha
15
Lintas Kabupaten : 84.335 Ha
Wilayah Laut:
Pulau Bangka : 80.262 Ha
Pulau Belitung : 30.910 Ha
Lintas Kabupaten Bangka : 28.491 Ha
Pulau Karimun & Kundur,
Provinsi Kep. Riau : 25.415 Ha
Lintas Provinsi : 19.594 Ha
Total Luas IUP PT TIMAH (Persero) Tbk : 473.303 Ha
Kegiatan eksplorasi telah dilakukan selama lebih dari 50tahun dan saat ini
Perseroan masih dapat melakukanpengembangan kegiatan eksplorasi untuk
memperbesarjumlah sumber daya yang dimiliki.
16
yang mempunyai kemampuangali sekitar 70 meter di bawah permukaan laut.Per 31
Desember 2016, Perseroan mempunyai 6 unit kapalkeruk, 18 unit kapal isap produksi
dan 3 unit kapal isapstripping.
Setelah bijih timah ditingkatkan kadar Sn nya, bijih timahsiap dilebur menjadi
logam timah. Untuk mendapatkanlogam timah dengan kualitas tinggi dan kadar
17
timbal (Pb)yang rendah maka harus dilakukan pemurnian denganmenggunakan
crystallizer dan electrolytic refining. Untukproses peleburan, Perseroan
mengoperasikan 6 tanur yangterletak di Kundur, Kepri dan Mentok, Bangka,
sedangkanuntuk pembangunan fuming furnace, saat ini sedang dalamtahap proses
penyiapan pembangunan. Produk akhir yangdihasilkan berupa logam timah dalam
bentuk balok ataubatangan dengan skala berat berkisar antara 16 kg sampaidengan 30
kg per batang.
18
internasionaldan berpedoman sehingga dapat didagangkan di pasar bursalogam baik
dalam negeri maupun internasional.Jenis-jenis produk yang diproduksi oleh PT
TIMAH (Persero) Tbkdibedakan atas kualitas dan bentuknya. Perseroan
memproduksilogam timah dan turunannya dengan produk utamanya meliputi:
1. Logam timahmurni batangan
2. Tin Solder
3. Tin Chemical
Brand/Merk Dagang:
1. Banka Four Nine
2. Banka LL
3. Kundur LL
4. Bankaesa
5. Bankastab
6. Bankastannic
19
kesehatan dengan tujuan untuk mencapaistandar internasional. Sebagai tahap awal,
Perseroan telahmelakukan perubahan badan hukum rumah sakit dari
semula berbentuk Yayasan Bakti Timah menjadi PerseroanTerbatas PT Rumah
Sakit Bakti Timah.
d. Usaha di bidang agrobisnis, perseroan melaui entitas anakPT Timah Agro
Manunggal akan mengembangkan usahaagrobisnis dengan memanfaatkan lahan
pasca tambangyang bekerja sama dengan kelompok masyarakat daninstansi terkait
untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan,peternakan, sehingga ke depannya
diharapkan dapatmenjadi sumber pendanaan bagi Perseroan.
20
Perawatan kapal laut (docking) yang meliputi perawatan,pemeliharaan dan
perbaikan (reparasi) Kapal Laut,Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat, serta kegiatan
lainnyayang terkait;
Shipbuilding atau pembuatan kapal laut dan vessel(angkutan laut) yang meliputi
Kapal Laut (bajaatau kayu), Tongkang, Pinisi, Ferry, Speed Boat danperdagangan
(sewa/beli) produk kapal laut/vesselsyang dibuat serta kegiatan terkait lainnya;
Survey atas kapal laut dan muatannya;
Penyewaan kapal laut (Chartering);
Pelayaran penundaan laut; dan
Ekspor-impor dan perdagangan mesin perkapalan laut.
21
2.9.4 PT. Timah Investasi Mineral (PT. TIM)
Didirikan pada tahun 1996, PT Timah Investasi Mineral(TIM) ditujukan
untuk pengembangan usaha pada sector pertambangan non timah. TIM merupakan
perusahaan tradingyang saat ini mengelola usaha penambangan batubara
secarakomersial di Provinsi Kalimantan Selatan melalui entitas anakTIM yaitu PT
Tanjung Alam Jaya (TAJ), yang memiliki PerjanjianKarya Pengusahaan Batubara
(PKP2B) untuk wilayah seluaslebih dari 6.038 hektar. Pada tahun 2010, TIM
melakukanpengembangan usaha di daerah Sumatra Selatan denganmelakukan trading
di kawasan tersebut.Pada tahun 2012, TIM melakukan due diligence atas salahsatu
tambang di Sumatra Selatan yang dioperasikan olehTBBE dan pada tahun 2013 TIM
mengambil alih kepemilikansaham di TBBE serta cadangan atas tambang
tersebut.Batubara yang dihasilkan dari tambang TBBE adalah batubarakalori rendah
yang saat ini lebih banyak dipasarkan ke pasardalam negeri, sedangkan batubara TAJ
lebih banyak dieksporke pasar Asia dan Eropa.
22
(Persero) Tbk dalam ekspansi bisnis keluarnegeri (Go International).Aktivitas Tinves
meliputi:
Sebagai perusahaan investasi yang bergerak secarainternasional;
Sebagai perusahaan induk bagi usaha-usaha yang akandikembangkan PT TIMAH
(Persero) Tbk di luar negeri; dan
Menjalankan usaha lainnya sesuai arah pengembanganPT TIMAH (Persero) Tbk.
23
2.9.9 PT Tanjung Alam Jaya (TAJ)
PT Tanjung Alam Jaya (TAJ) adalah perusahaan yang memeganghak
pengusahaan tambang batubara di Kabupaten Banjar,Kalimantan Selatan dengan total
area 6.038 hektar. SahamTAJ dimiliki oleh PT TIMAH (Persero) Tbk dan Entitas
Anaknya,TIM, masing-masing sebesar 50%. TAJ memproduksi batubaraberkalori
tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar di kawasanAsia dan Eropa.
24
produk asuransi jiwa dankesehatan untuk institusi maupun individu, seperti
Unitlink,Program Dana Pensiun Lembaga Keuangan, Program PensiunIuran Pasti dan
Program Pensiun untuk Kompensasi Pesangon.Pada tanggal 15 Februari 2016,
Perusahaan dan pemegangsaham lainnya telah menyepakati adanya
penambahanmodal ditempatkan dan disetor sebesar Rp15.000 oleh DanaPensiun
Pertamina di AJTM. Penambahan modal tersebuttelah mengakibatkan penurunan
persentase kepemilikanPerusahaan pada AJTM menjadi sebesar 27,78%
(2015:28,78%). Penambahan modal saham tersebut telah disahkanberdasarkan akta
No. 7 dari Lenny Janis Ishak S.H., notaries di Jakarta, pada tanggal 15 Februari 2016.
25
Gambar 2.5 Peta Wilayah Operasi PT TIMAH PERSERO TBk di Indonesia
Gambar 2.6 Peta Wilayah Operasi PT TIMAH PERSERO (Tbk) di Pulau Sumatra
26
Pemasaran logam timah produk PT TIMAH (Persero) Tbk hampir 95% untuk
memenuhi pasar di luar negeri (ekspor) dan sekitar 5% untuk memenuhi pasar
domestik. Negara Negara yan menjadi tujuan ekspor timah, antara lainAsia yang
meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Tiongkok, danSIngapura. Untuk wilayah Eropa
meliputi Inggris, Belanda,Perancis, Spanyol, Italia, serta wilayah Amerika dan
Kanada.Pendistribusian produksi timah untuk ekspor dilakukanmelalui
pelabuhan di Singapura, sedangkan untuk pasardomestik dilaksanakan langsung
melalui gudang yang adadi Jakarta. Adapun tipe pembeli logam timah dibedakan
dalam kelompok pengguna langsung (end user), sepertipabrik, industri solder,
industri pelat timah dan pedagangdistributor.
27
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
As Arsenopirit (FeAsS)
Tabel 3.1 Sumber Mineral
28
3.2.1 Basisitas
Salah satu unsur pengotor yang paling mempengaruhi kadar kemurnian dari
timah adalah unsur besi. Pada diagram Ellingham, garis kesetimbangan besi
berdekatan dengan garis kesetimbangan timah. Hal tersebut menandakan bahwa besi
cenderung akan tereduksi seiring dengan proses reduksi timah. Besi juga merupakan
pengotor Utama dari bijih timah. Jumlahnya yang banyak juga dapat mengganggu
proses peleburan timah. Maka dari itu, besi harus dibuang sebanyak mungkin ke
dalam terak.
Kesetimbangan antara besi dengan timah diantara logam dan terak ditunjukan dengan
persamaan sebagai berikut:
1
= ( 2)
1
= ( 3)
29
Kondisi yang diinginkan dalam proses peleburan adalah mendapatkan jumlah
FeO setinggi mungkin dalam terak sehingga kadar FeO di dalam logam serendah
mungkin. Maka dari itu, kadar timah didalam logam akan didapatkan setinggi
mungkin. Agar mendapatkan jumlah FeO yang masuk ke dalam terak setinggi
mungkin maka kondisi diharapkan bernilai setinggi mungkin. Menurut W.J.
Rankin untuk mendapatkan nilai setinggi mungkin, maka dapat dicapai dengan
menandakan bahwa jumlah Feo yang masuk ke dalam terak banyak dan jumlah timah
yang masuk ke dalam terak sedikit. Maka dari itu, penambahan CaO sebagai agen
basisitas menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan dalam proses peleburan timah
karena sangat menentukan kadar kemurnian crude tin yang dihasilkan.
3.2.2 Viskositas
Viskositas merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
proses peleburan timah. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan
viskositas adalah model KTH. Namun perlu diketahui, penentuan viskositas dengan
menggunakan model KTH memiliki kelemahan yaitu hanya untuk komponen terak
CaO, SiO2, dan MnO. Sedangkan untuk mineral-mineral lain yang terdapat didalam
terak peleburan timah tidak dapat dipertimbangkan. Perlu diketahui bahwa sampai
30
saat ini belum ada model yang dapat memprediksi viskositas terak yang
mempertimbangkan semua komponen-komponen yang terdapat di dalam terak.
Viskositas ditentukan oleh kandungan SiO2. Kandungan SiO2 yang tinggi
dapat menyebabkan terak bersifat lebih padat atau kental. Sedangkan viskositas yang
rendah dapat memudahkan reaksi reduksi timah berlangsung sehingga memudahkan
timah timah tereduksi dan timah yang sudah tereduksi tersebut mudah untuk masuk
ke dalam lelehan logam.
Sumber : LAPI ITB, 2012. Laporan Akhir Kajian Efisiensi Proses dan Penghematan
Konsumsi BBM pada Pusat Peleburan Timah Unit Metalurgi PT Timah (Persero)
Tbk. Bandung. Penerbit ITB : 16
31
Reaksi kimia yang pertama adalah reaksi antara karbon (dari batubara) dengan
kasiterit menghasilkan timah dan karbon dioksida.
C + SnO2 Sn + CO2 (3.4)
Reaksi pada bahan reduktor, dimana karbon dari batubara bereaksi dengan karbon
monoksida pada atmosfer di dalam tanur menghasilkan karbon dioksida.
C + CO2 2 CO (3.5)
Karbon dioksida bereaksi dengan kasiterit menghasilkan timah dan karbon dioksida.
2 CO + SnO2 Sn + 2 CO2 (3.6)
Selanjutnya dengan kenaikan temperatur di dalam tanur, silika yang bersama-sama
dengan konsentrat bereaksi dengan kasiterit di bawah kondisi atmosfer reduksi
menghasilkan stannous silicate.
SnO2 + CO + SiO2 SnSiO3 + CO2 (3.7)
Mineral-mineral besi yang bersama-sama dengan konsentrat akan direduksi dari
ferric menjadi ferrous dan bereaksi dengan silica membentuk ferrous silicate.
Fe2O3 + CO + SiO2 FeSiO3 + CO2 (3.8)
Batu kapur (CaCO3) akan terdisosiasi menghasilkan kapur sebagai fluks dan karbon
dioksida.
CaCO3 CaO + CO2 (3.9)
Selanjutnya kapur akan bereaksi dengan stannous silicate dan ferrous silicate.
CaO + SnSiO3 CaOSiO2 + SnO (3.10)
CaO + FeSiO3 CaOSiO2 + FeO (3.11)
Bilamana bahan-bahan pembentuk terak dan fluks sudah mencair, karbon monoksida
akan menjadi gas reduktor yang sangat efektif. Karbon dalam keadaan padat menjadi
reduktor yang lebih kuat dan dapat mereduksi stannous silicate menjadi Sn dan
ferrous silicate menjadi Fe.
C + SnSiO3 Sn + SiO2 + CO (3.12)
C + FeSiO3 Fe + SiO2 + CO (3.13)
Elemen besi yang dihasilkan dari reaksi 3.13akan mereduksi Sn dari stannous silicate
menurut reaksi bolak balik berikut :
Fe + SnSiO3 Sn + FeSiO3 (3.14)
32
Reaksi setimbang 3.14ditetapkan sebagai akhir dari setiap siklus proses peleburan
timah.
Perlu diketahui bahwa selama proses pemanasan di dalam tanur, sebagian daripada
Sn yang dihasilkan telah dikeluarkan melalui lubang tapping, sehingga logam Sn
yang tinggal di dalam tanur dan keluar pada waktu tapping terakhir merupakan logam
yang setimbang dengan terak.
33
Gambar 3.1 Diagram Terner CaO-FeO-SiO2
34
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
35
kurang lebih 24 jam. Jika kurang dari 50 komposisi, secara teori tinggal
menyesuaikan saja. Terdapat dua kali charging, yaitu charge A dan charge B. Charge
B dilakukan 8 jam setelah charge A.
Pengambilan sampel terak umumnya dilakukan saat rabbling yang dimulai
sekitar 8 jam setelah charge A dan diulangi setiap satu atau dua jam tergantung
kebutuhan. Setelah 24 jam peleburan, akan dilakukan tapping yang kemudian terak 1
akan dialirkan ke kolam yang berisikan air agar terak 1 tergranulasi. Sampel terak
kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
36
Setelah sampel selesai dipress dan diberi label, sampel dikirim ke laboratorium XRF
untuk dianalisis.
37
BAB V
DATA DAN ANALISIS
38
5.1.2 Data Komposisi Umpan Peleburan
Konsentrat bijih timah, batubara, dan batu kapur dicampur sesuai dengan
komposisi yang ditentukan oleh Kepala Pabrik Peleburan dan Pemurnian. Untuk
penelitian kali ini, untuk setiap satu komposisi, terdiri dari 1000 kg konsentrat bijih
timah, 200 kg batubara, dan 10 kg batu kapur. Data komposisi umpan tiap kampanye
peleburan terlampir pada Tabel 5.2.
No. Sn Fe As Pb Cu Bi Sb Ni
39
Partai (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
301 99.59 0.1052 0.1279 0.1276 0.0278 0.0082 0.0076 0.0010
302 99.63 0.0632 0.1382 0.1226 0.0294 0.0065 0.0056 0.0010
303 99.71 0.0460 0.1080 0.1097 0.0217 0.0048 0.0041 0.0008
304 99.83 0.0203 0.0560 0.0741 0.0102 0.0033 0.0036 0.0008
305 99.77 0.0432 0.0794 0.0733 0.0282 0.0039 0.0049 0.0007
306 99.79 0.0241 0.0900 0.0556 0.0347 0.0033 0.0045 0.0012
307 99.84 0.0355 0.0432 0.0591 0.0119 0.0019 0.0026 0.0016
308 99.81 0.0657 0.0341 0.0787 0.0068 0.0026 0.0044 0.0012
309 99.83 0.0260 0.0327 0.0923 0.0065 0.0031 0.0039 0.0010
310 99.85 0.0374 0.0388 0.0617 0.0085 0.0024 0.0046 0.0011
Tabel 5.3 Hasil Analisa Komposisi Timah Kasar
Dari data yang terdapat pada Tabel 5.1, Tabel 5.2, Tabel 5.3, dan Tabel 5.4,
perolehan timah kasar dapat ditentukan dan terlampir pada Tabel 5.5.
No Perolehan
40
Partai (%)
301 136.86
302 98.97
303 108.31
304 103.37
305 107.91
306 100.33
307 99.07
308 85.74
309 78.85
310 78.96
Tabel 55Hasil Penghitungan Perolehan Timah
Durasi peleburan setiap kampanye peleburan dicatat oleh pegawai Aplos dan
kemudian diarsipkan oleh Kepala Aplos bagian peleburan. Durasi peleburan tiap
kampanye peleburan tersebut terlampir di Tabel 5.6.
Durasi kampanye
No Partai
(jam)
301 22.5
302 24.5
303 24
304 24
305 24
306 25
307 23
308 22.5
309 24
310 26
Tabel 5.6Durasi Peleburan tiap kampanye
Dari data-data yang telah didapat tersebut kemudian diplot ke grafik untuk
mengidentifikasi pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah terhadap durasi
41
kampanye peleburan, pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah terhadap
kadar unsur besi di dalam timah kasar, dan pengaruh unsur besi di dalam konsentrat
bijih timah terhadap kadar unsur timah di dalam timah kasar. Grafik tersebut
ditunjukkan oleh Grafik 5.1, Grafik 5.2, dan Grafik 5.3.
30 5.00
28 4.00
Durasi Kampanye (jam)
27
26
26 3.00
25 Durasi
25 24.5 24
2.04 24 2.16 Kampanye
24 24 1.89
24 1.76 2.00
1.86 1.78 %Fe di dalam
23 1.61
23 22.5
Konsentrat Bijih
22 1.21 1.26 1.00 Timah
22.5 1.26
21
20 0.00
300 302 304 306 308 310 312
No. Kampanye
Grafik 5.1 Pengaruh kadar unsur besi di dalam konsentrat bijih timah terhadap durasi peleburan tiap kampanye.
42
2.50 0.1200
2.16
0.1052
99.90 2.50
1.21 Kadar Fe di
99.70 99.71 1.26 1.00 dalam
99.65 Konsentrat
99.63 Bijih Timah
0.50
99.60 99.59
99.55 0.00
300 302 304 306 308 310 312
Nomor Kampanye
Grafik 5.3 Pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah terhadap kadar unsur timah di dalam timah
kasar.
43
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh unsur besi di dalam
konsentrat bijih timah terhadap peleburan tahap satu. Variabel-variabel yang dipilih
pada peleburan tahap satu tersebut adalah durasi kampanye peleburan konsentrat bijih
timah, kadar unsur besi di dalam timah kasar hasil peleburan tahap satu, dan kadar
unsur timah di dalam timah kasar hasil peleburan tahap satu.
Grafik 5.1 menunjukkan pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah
terhadap durasi kampanye tiap peleburan. Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa
perbedaan kadar unsur besi di dalam konsentrat bijih timah memiliki pengaruh yang
berbeda-beda terhadap durasi kampanye tiap peleburan. Data yang didapat tidak
menunjukkan tren yang jelas.
Grafik 5.2 menunjukkan pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah
terhadap kadar unsur besi di dalam timah kasar. Dari grafik tersebut, perbedaan kadar
unsur besi di dalam konsentrat bijih timah tidak menunjukkan pengaruh yang jelas
terhadap kadar unsur besi di dalam timah kasar. Tidak ada tren yang seragam dari
grafik tersebut.
Grafik 5.3 menunjukkan pengaruh unsur besi di dalam konsentrat bijih timah
terhadap kadar unsur timah di dalam timah kasar. Dari grafik tersebut, perbedaan
kadar unsur besi di dalam konsentrat bijih timah tidak menunjukkan pengaruh yang
jelas terhadap kadar unsur timah di dalam timah kasar. Tidak ada tren yang seragam
dari grafik tersebut.
Dari pengamatan tersebut, dapat dikatakan bahwa kadar unsur besi di dalam
konsentrat bijih timah dalam rentang 1,21% hingga 2,16% tidak memberikan
pengaruh terhadap peleburan tahap 1.
Dari seluruh kampanye peleburan, terak yang dihasilkan memiliki komposisi
yang berada di daerah olivin pada diagram terner FeO-SiO2-CaO. Oleh karena itu,
peleburan pada kampanye 301 hingga 310 sudah bisa disebut baik karena komposisi
teraknya berada di daerah olivine
44
5.2 Analisis Data Komposisi Terak 1 setiap Waktu Tertentu
Peleburan di Reverberatory Furnace umumnya dilakukan selama 24 jam
setiap 50 komposisi. Terak 1 mulai terbentuk pada jam ke-8 setelah charging
pertama, atau 2 jam setelah charging kedua, sehingga perlu dilakukan pengadukan
agar distribusi panas merata dan proses reduksi optimal. Pada percobaan ini, sampel
terak diambil setiap kali rabbling/pengadukan mulai jam ke-8 hingga tapping.
Komposisi terak setiap waktu tersebut dianalisis di laboratorium untuk mengetahui
pada jam keberapa terak yang terbentuk sudah masuk daerah olivinepada diagram
terner FeO-SiO2-CaO serta perubahan persen Fe, Sn, dan Si.
Data komposisi berat terak 1 kampanye pada setiap peleburandipetakan pada
diagram terner CaO-FeO-SiO2. Sebelum data tersebut dipetakan, data tersebut perlu
diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan wt% CaO, wt% FeO, dan wt% SiO2.
Data komposisi terak 1 pada kampanye 306 ditunjukkan pada tabel , grafik
perubahan persen Fe, Si, Sn ditunjukkan pada gambar .
45
Grafik 5.4 Perubahan Persen Fe, Sn, Si pada Terak 1 Kampanye 306
Tabel komposisi persen FeO, SiO2, dan CaO terak 1 kampanye 306 untuk
diplot pada diagram terner ditunjukkan pada tabel . Sedangkan diagram terner FeO-
SiO2-CaO ditunjukkan pada gambar.
Tabel 5.8 Komposisi FeO, SiO2, dan CaO terak 1 Kampanye 306 untuk plot Terner
46
Gamba 5.1 Diagram Terner Terak 1 Kampanye 306
Data komposisi terak 1 pada kampanye 312 ditunjukkan pada tabel , grafik
perubahan persen Fe, Si, Sn ditunjukkan pada gambar .
47
Grafik 5.5Perubahan Persen Fe, Sn, Si pada Terak 1 Kampanye 312
Tabel komposisi persen FeO, SiO2, dan CaO terak 1 kampanye 312 untuk
diplot pada diagram terner ditunjukkan pada tabel . Sedangkan diagram terner FeO-
SiO2-CaO ditunjukkan pada gambar.
48
Gambar 5.2 Diagram Terner Terak 1 Kampanye 312
Data komposisi terak 1 pada kampanye 313 ditunjukkan pada tabel , grafik
perubahan persen Fe, Si, Sn ditunjukkan pada gambar .
49
23 7.19 6.77 14.59 4.93 5.24 23.89
Tabel 5.11 Komposisi Terak 1 Kampanye 313
Grafik 5.6 Perubahan Persen Fe, Sn, Si pada Terak 1 Kampanye 313
Data komposisi terak 1 pada kampanye 313 ditunjukkan pada tabel , grafik
perubahan persen Fe, Si, Sn ditunjukkan pada gambar .
50
Gambar 7Diagram Terner Terak 1 Kampanye 313
51
pada jam keberapa terak telah berada pada daerah olivine. Pengambilan sampel terak
dilakukan pada peleburan kampanye 306, 312, 313 setiap kali rabbling dilakukan.
Peleburan kampanye 306 sebanyak 50 komposisi berlangsung selama 25 jam.
Setelah komposisi pada waktu tertentu diplot, pada jam ke 18.5 terak telah termasuk
pada daerah olivine. Pada grafik perubahan persen Fe, Sn, Si, pada waktu tersebut
hingga jam ke 25 juga jumlahnya relatif sama. Sehingga secara teori seharusnya
tapping bisa dilakukan sejak jam ke 18.5.
Peleburan kampanye 312 sebanyak 35 komposisi berlangsung selama 21 jam.
Berdasarkan diagram terner, pada jam ke 16.5 terak telah termasuk pada daerah
olivine. Pada grafik perubahan persen Fe, Sn, Si, pada jam ke 18.5 ketiganya telah
menunjukkan persen yang stabil hingga tapping. Sehingga secara teori seharusnya
tapping bisa dilakukan sejak jam ke 18.5.
Peleburan kampanye 313 sebanyak 40 komposisi berlangsung selama 23 jam.
Pada jam ke 19 terak telah termasuk pada daerah olivine hingga tapping. Pada grafik
perubahan persen Fe, Sn, Si, pada waktu tersebut hingga jam ke 23 juga jumlahnya
relatif sama. Sehingga secara teori seharusnya tapping bisa dilakukan sejak jam ke
19.
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kadar unsur besi di dalam bijih timah dalam rentang 1,21% hingga
2,16%tidak memiliki pengaruh terhadap durasi peleburan.
2. Kadar unsur besi di dalam bijih timah dalam rentang 1,21% hingga
2,16%tidak memiliki pengaruh terhadap kadar unsur besi di timah kasar.
3. Kadar unsur besi di dalam bijih timah dalam rentang 1,21% hingga
2,16%tidak memiliki pengaruh terhadap kadar unsur timah di timah kasar.
4. Bijih timah yang selama ini dilebur pada kampanye 301 hingga 310
menghasilkan terak yang sudah sesuai komposisi. Dengan kata lain, kadar Fe
di dalam bijih timah tersebut tidak memberikan masalah terhadap komposisi
terak.
5. Secara teori, pengamatan komposisi terak setiap waktu tertentu pada
kampanye 306, 312, dan 313, daerah olivine telah tercapai beberapa jam
sebelum tapping aktual.
6. Perubahan persen Fe, Si, Sn pada jam yang disarankan untuk tapping dengan
tapping aktual telah menunjukkan angka yang relatif mirip.
6.2 Saran
1. Penelitian lebih lanjut dengan konsentrat bijih timah yang lebih bervariasi
kadar unsur besinya.
2. Penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor operasi tanur, seperti temperatur,
laju udara bakar, dan sebagainya.
3. Perbedaan waktu tapping secara teori dan aktual dapat diminimalkan dengan
melakukan pemerataan bijih dalam tanur dengan rabbling yang lebih banyak.
53
DAFTAR PUSTAKA
Zulhan, Dr-Ing. Zulfiadi. 2012. Slag. Slide Mata Kuliah MG-3111 Pirometalurgi,
Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung.
Zulfiadi, Dr-Ing. Zulfiadi. 2012. Pyrometallurgy of Tin. Slid Mata Kuliah MG-3111
Pirometalurgi, Teknik Metalurgi, Institut Teknologi Bandung.
54