METALURGI
Diktat Kuliah:
TA-605 PENGANTAR REKAYASA PERTAMBANGAN
Oleh:
Prof. Ir. Partanto Projosumarto
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -1
1. PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri
(industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi
dan siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian
tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau
kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau
peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara
lain adalah :
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -2
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari cara-
cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring
compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-
syarat komersial.
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG
yang bertujuan untuk :
a. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -3
c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak
dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai
ukuran 2,5 cm.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -4
2.1.2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah
bahan galian atau bijihnya sendiri.
d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -5
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept),
yaitu :
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -6
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu
harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -7
- Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
- Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
- Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
- Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
- Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
- Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
- Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut :
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -8
b. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang
berat mengendap lebih dahulu.
c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan
berat jenisnya.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak -9
- Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. =
2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya
mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di
laboratorium.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 10
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a. Electrodynamic separator (high tension separator).
b. Electrostatic separator yang terdiri dari :
- plate electrostatic separator
- screen electrostatic separator
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
- Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
- Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 11
2.3.6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 12
a. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :
- Agitair cell
- Denver cell
- Krupp cell
- Outokumpu cell
- Wemco-Fagregren cell
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses
konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 13
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan
demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang
berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 14
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang
yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang
berlawanan arah.
c. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya
dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
d. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam
ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di bagian bawah
ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah
dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah
berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup
sebelum sempat diproses lebih lanjut.
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi,
maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter).
Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus
yang sesuai.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 15
b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap.
Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen
kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang
umur tambang.
pembentukan campuran
produk : campuran/paduan metal (metal compound)
(compound formation)
produksi metal
produk : metal kotor/belum murni (impure metal)
(metal production)
pemurnian metal
produk : metal murni (high purity metal)
(metal purification)
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 16
d. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang
belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum
murni), sehingga diperoleh metal murni.
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang
dicapai ada yang hanya 50o - 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel),
tetapi ada yang mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja).
Yang umum dipakai hanya berkisar 500o - 1.600o C ; pada suhu tersebut
kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-
kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas
dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia
eksotermik (exothermic).
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 17
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
a. Tanur tiup (blast furnace).
b. Reverberatory furnace.
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan
pada suhu < 100o C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif;
artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan
kemudian dipisahkan dari material yang tak diinginkan.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 18
Peralatan yang dipergunakan adalah :
a. Electrolysis / electrolytic cell.
b. Bejana pelindian (leaching box).
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa
berlangsung memuaskan, yaitu harus :
a. Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.
b. Tahan korosi dalam zat larut.
c. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).
d. Harus murah harganya.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 19
4. DAMPAK NEGATIF DARI KEGIATAN PENGOLAHAN
BAHAN GALIAN (PBG)
Pada tahap ini belum ada bagian bahan galian yang sengaja dibuang. Kalau
prosesnya kering, yang timbul adalah debu yang lolos di sekitar titik-titik
perpindahan (transfer points) material. Oleh sebab itu di daerah tersebut
agar ditutup dan dipasangi pengisap debu (dust collector). Tetapi jika
prosesnya basah, biasanya tak ada masalah, kecuali ceceran-ceceran
lumpur (slurry) di titik-titik perpindahan. Berarti dampak negatifnya tidak ada.
Pada tahap inipun belum ada bagian dari proses yang disengaja dibuang,
sehingga dampak negatifnya juga tidak ada.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 20
berbahaya dan beracun. Tetapi kadang-kadang ampas bisa berguna bila
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi (filling material) lubang-
lubang bekas penambangan.
Yang terpenting, tetapi juga yang tersulit, adalah penanganan ampas (tailing)
agar jangan sampai terlalu mencemari dan merusak lingkungan hidup.
Penanganan yang terbaik adalah bila ampas dapat dikembalikan ke bekas
lubang penambangan, walaupun terkadang dapat mencemari air tanah bila
ampas tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
menembus ke lapisan batuan di sekeliling lubang bekas tambang itu. Jika
ampas harus dibuang ke daerah penampungan yang tidak berbentuk tandon
(cekungan atau kolam atau bendungan), maka ampas tersebut akan
menyebar ke daerah yang luas, sehingga merusak daerah yang luas
tersebut ; flora dan fauna akan musnah untuk jangka waktu yang lama,
karena upaya reklamasinya kecuali sulit juga memakan waktu lama. Bila
langsung dibuang ke sungai juga akan merusak ekosistem sungai dan
daerah aliran sungai (DAS) tersebut, karena volume ampas yang dibuang
sangat besar.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 21
5. DAMPAK NEGATIF DARI METALURGI EKSTRAKTIF DAN
PEMURNIAN
5.1. PIROMETALURGI
5.2. HIDROMETALURGI
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 22
5.3. ELEKTROMETALURGI
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 23
DAFTAR PUSTAKA
1. Gaudin, A.M., “Flotation”, Mc Graw Hill Book Co., Inc., New York, 1957.
3. Taggart, A.F., “Elements of Ore Dressing”, John Wiley & Sons, Inc., New
York, 1954.
4. Taggart, A.F., “Handbook of Mineral Dressing”, John Wiley & Sons, Inc.,
New York, 1956.
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 24
LAMPIRAN A
DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
Peremukan I
(crushing/comminution)
Pengayakan oversize
(screening/sieving)
Peremukan II
undersize
(crushing)
Penggerusan
(grinding)
Klasifikasi
(classification)
Konsentrasi
(concentration)
Konsentrat Ampas
(concentrate) (tailing)
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 25
LAMPIRAN B
DIAGRAM ALIR PELEBURAN TEMBAGA
Konsentrat tembaga
(20% - 30%)
flux
udara Bessemer converter SO2 dialirkan ke pabrik H 2 SO4
FIre refining
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 26
LAMPIRAN C
DIAGRAM ALIR PELEBURAN BESI
Bijih besi
PBG Ampas
Bongkah-bongkah Ukuran kecil
Sintering, pelletizing
Besi wantah
(pig iron / hot metal)
Scrap
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 27
LAMPIRAN D
DIAGRAM ALIR PELEBURAN SENG
SO2 ke
Partial roast Sulfating roast pabrik
SO2 ke H2 SO4
pabrik
H2 SO4
Sintering Pelindian
(leaching)
Carbothermic
batu bara
reduction Purification of impurities to
solution Cd recovery
Carbothermic zinc
(may be refined by Electrolytic
destillation) reduction
Electrolytic zinc
(high purity)
Kegiatan Pengolahan Bahan Galian, Metalurgi Ekstraktif dan Pemurnian Logam yang Menimbulkan Dampak - 28