Anda di halaman 1dari 32

TUGAS

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Oleh:
EKA NUROHMAN HADI P
11.2015.1.00515

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2017
I. Pengolahan Bahan Galian ( Mineral Processing )

Ada 3 yaitu
1. Mineral Dressing
Yaitu memisahkan mineral berharga , pengotor, memanfaatkan sifat fisik mineral
tanpa mengubah identitas kimia dan fisiknya
2. Extraktive Metallurgi
Yaitu memanfaatkan reaksi kimia untuk memisahkan mineral berharga dari
pengotor, terjadi perubahan sifat fisik dan kimia
3. Fuel Technologi
Yaitu pengolahan bahan galian dengan memanfaatkan reaksi kimia untuk
memisahkan fraksi fraksinya, sehingga terjadi perubahan dalam sifat sifat fisik
dan kimia dari mineral mineral tersebut.

Bagan Mineral Dressing Metallurgi

Hasil
tambang

Pengolahan Bahan Galian

Produk tailing

konsentrat Industri

Ekstraksi
metallurgi

logam Industri
Keuntungan dan Kerugian dari Pengolahan Bahan Galian

Keuntungan PBG
a. Menghemat ongkos pengangkutan
b. Mengurangi kehilangan logam dalam peleburan
c. Mengurangi ongkos peleburan.
Kerugian PBG :
a. Kehilangan mineral yang diinginkan
b. Adanya biaya untuk operasi pengolahan

Langkah Langkah Mineral Dressing


a) Comuminution ( pengecilan ukuran )
b) Sizing ( penyeragaman ukuran )
c) Concentration ( konsentrasi )
d) Dewatering ( pemisahan cairan )

a. Comminution adalah proses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara


memecah bongkah batuan besar menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga
terjadi pelepasan (liberasi) dari mineral mineral yang berbeda. Prosesnya
ada 2 tahap yaitu crushing (peremukan) dan grinding (penggerusan) crushing
menghasilkan ukuran > 1 cm sedangkan grinding menghasilkan ukuran < 100
mesh
b. Sizing adalah proses pemisahan butiran mineral mineral menjadi bagian-
bagian (fraksi) yang berbeda dalam ukurannya. Sizing dilakukan dengan 2
cara :
- Menyaring atau mengayak ( screening )
- classifying (klasifikasi) memisahkan butiran-butiran berdasarkan
kecepatan jatuh butiran di dalam air atau udara.
c. Concentration yaitu proses memisahkan butiran butiran mineral berharga
dari pengotornya. Dibedakan menjadi menjadi :
- Konsentrasi gravimetri
- Konsentrasi magnetisasi
- Konsentrasi elektrolisis
- Konsentrasi secara flotasi
d. Dewatering , yaitu proses mengurangi/menghilangkan kandungan air dari
hasil akhir proses pengolahan bahan galian yang menggunakan air dalam
operasinya. Dibedakan menjadi 3 tahap :
- Thickening (pengentalan)
- Filtering (penyaringan)
- Drying (pengeringan)
II STUDI BAHAN BAKU

1. Pengertian Mineral
a) Pengertian Mineral Secara definisi
Mineral secara definisi adalah bahan alam an-organik yang mempunyai
komposisi kimia dan struktur/ susunan atom tertentu, dapat berupa unsure
atau senyawa.
b) Pengertian Mineral Dalam PBG
Dalam PBG mineral yaitu semua bentukan alam berupa unsur-unsur kimia
batuan, mineral dan mineral bahan bakar yang merupakan endapan-
endapan alam , yang cara memperolehnya dengan kegiatan menggali atau
mengebor, atau menambang.

2) Pengertian Mineral atau Bahan Galian


Hasil tambang berupa bahan anorganik maupun organik yang terbentuk dan
terdapat di alam pada kulit bumi atau sebagai endapan di dasar laut yang dapat
diambil dan dimanfaatkan secara ekonomis
Contoh : bijih emas, perak, tembaga, sfalerit (ZnS), galena (PbS), kasiterit
(SnO2), pasir besi, batubara, minyak bumi, belerang, batu kapur, lempung
(clay), batuan granit atau andesit, kaolin, bentonit, pasir kuarsa, dll

3) Penggolongan Bahan Galian


Dari segi pemanfaatannya, mineral dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Mineral logam (metalic mineral : bijih )
Mineral logam yaitu bahan galian yang dapat diambil satu macam
logam atau lebih secara ekonomis (metalic mineral) Ada 4 jenis
mineral logam:
(1) Logam mulia ( precious metal) : emas, perak, platina
(2) Logam dasar (base metal) : tembaga, timbal, seng, timah
(3) Logam ferous ( stell industri ) ; besi, nikel, chromium, tungsten dan
vanadium
(4) Logam radio active : uranium, thorium dan radium
b) Mineral non logam (non-metalic mineral : bahan galian industri )
Mineral non logam / mineral industri yaitu mineral yang bukan
penghasil logam maupun energi tetapi bahan galian yang dapat dipakai
langsung atau sebagai bahan baku untuk industri (non metallic
mineral). Ada 4 Jenis mineral non-logam yaitu
(1) Isolator : mika dan asbes
(2) Refractory material : silika, alumina, zirkon, dan grafit
(3) Abrasive mineral : corondum, garnet, intan dan topaz
(4) General industri mineral : fosfat, belerang, gamping dll
c) Mineral energi (fuel mineral)
Mineral energi yaitu dipakai sebagai sumber energi primer ( fuel
mineral ) Ada 2 jenis mineral energy yaitu:
(1) Solid : coal, lignit dan oil shale
(2) Liquid : minyak bumi ( crued oil )

4) Sifat Fisik Bahan Galian


Pengenalan sifat fisik mineral dapat dilakukan dengan dua cara berdasarkan
literatur dan analisa yang dilakukan di laboratorium

Beberapa sifat fisik bahan galian

a) Kekerasan (hardness)
Kekerasan pada mineral adalah daya tahan terhadap gesekan/abrasi.
Satuan : skala Moh (Moh scale). Mis. Talk : 1 dan Intan = 10
b) Berat jenis
Setiap mineral mempunyai berat jenis berbeda. Beberapa mineral
mempunyai berat jenis hampir sama. Tidak semua mineral dapat
dipisahkan berdasarkan berat jenis melalui proses konsentrasi gravitasi
(Gravity concentration).
c) Kemagnitan (magnetic suseptibility)
Beberapa mineral dapat dipengaruhi medan magnet. Sifat kemagnetan
mineral sangat berguna dalam proses pemisahan mineral bersifat magnet
dan non magnet. Perbedaan disebabkan perbedaan komposisi mineral
yang dikandung concentration).
d) Kelistrikan (electric conduktivity)
Proses konsentrasi mineral dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat
konduktivitas listrik suatu mineral. Pada umumnya mineral sulfida
metalnya mempunyai konduktivitas yang baik (relatif), sedangkan
gangue mineral (mineral pengotor) mempunyai konduktivitas yang
jelek.
e) Bidang belah
Sifat bidang belah banyak digunakan dalam proses peremukan dalam
meningkatkan derajat liberasi mineral. Mineral galena, pirit dan kalsit,
jika diremuk akan mengikuti bidang belahnya. Kuarsa tidak mempunyai
bidang belah, hanya hancur saja tidak mengikuti arah bidang tertentu.
f) Kehancuran (frackture)
Sifat kehancuran mineral/batuan adalah sifat remuk yang tidak
mengikuti bidang belah. Ada kehancuran yang tidak berbentuk atau
kasar, ada yang berbentuk pelat tipis, dan ada yang berbentuk pelat tipis
atau ulir
g) Warna
Mineral satu mempunyai warna yang berbeda dengan mineral lain.
Perbedaan warna dapat digunakan untuk prinsip pemisahan.
Pengambilan dengan tangan dari mineral tertentu karena perbedaan
warna disebut Hand picking dan Hand sorting
h) Perubahan sifat mineral karena pemanasan
Beberapa mineral bila dipanaskan akan kehilangan beberapa unsur
karena menguap, sehingga menjadi porous, berat jenis berkurang, dan
membantu proses konsentrasi.
i) Perubahan sifat permukaan mineral.
Beberapa mineral dapat dipengaruhi sifat permukaannya apabila terkena
bahan kimia tertentu. Mis. Permukaan yang mudah dibasahi air menjadi
susah dibasahi air (menolak air=water repellent) Pada proses flotasi
5) Liberasi
Ada dua macam operasi pokok dalam mineral processing, yaitu liberasi dan
konsentrasi. Liberasi adalah proses untuk melepaskan mineral berharga dari
mineral pengotor (gangue minerals) yang terdapat bersama sama dalam satu
butir atau bongkah sehingga terle[as satu sama lain
a) Partikel bebas sempurna apabila satu butiran terdiri dari hanya satu macam
mineral saja, terlepas dari mineral-mineral lain yang tadinya terikat dalam
bongkah yang lebih besar.
b) Partikel terikat apabila satu butiran terdiri dari dua macam mineral atau
dan masing-masing mineral masih terikat / menyatu sama lain.

Derajat liberasi adalah tingkat kebebasan butiran mineral tertentu dalam satu
fraksi ukuran.


Derajat liberasi = + 100 %
III COMMINUTION

Comminution atau pengecilan ukuran adalah Proses pemecahan padatan/batuan


secara mekanis sebagai langkah pertama dalam proses pengolahan bahan galian.
Comminution dilakukan dalam dua tahap yaitu crushing dan grinding.
Comminution dilakukan secara beraturan, dimulai dengan crushing untuk yang
kasar ( 1/20 inci) dilanjutkan dengan grinding untuk yang halus ( <1/20 inci ).

Perbandingan antara ukuran umpan yang masuk dengan ukuran produk yang
dihasilkan dari suatu crushing atau grinding disebut reduction ratio ( nisbah
pengecilan )

Teori teori proses pemecahan batuan

1. Rittingers Law (1867)


Energi yang dipakai dalam size reduction (penegecilan ukuran),
berbanding lurus dengan jumlah luas permukaan baru yang timbul
1 1
Pertambahan permukaan E = K ( )
2 1

Ket : D1 = diameter awal


D2 = diameter akhir

K = konstanta

E = energi

2. Kicks Law (1885)


Energi yang dibutuhkan dalam comminution adalah sebanding dengan
log
perubahan volume E = 2

Ket : R = reduction ratio =

F = diameter feed
P = diameter produk
3. Bonds third Theory
Kerja yang diperlukan untuk penghancuran sebanding dengan panjangnya
retakan yang timbul pada batuan yang pecah per unit volume
10 10
W=

Ket : w = work input


Wi = work index
= parameter untuk tahanan dari material terhadap crushing
P = diameter produk
F = diameter feed

Sebagai kesimpulan dalam penggunaan rumusan rumusan tersebut berlaku


untuk :

1. Kicks law = >1 cm diameter


2. Bonds law = < 1 cm ( lebih halus )
3. Rittingers law = 10 1000 m ( sangat halus )

Tujuan comminution

adalah :

1. Untuk memperkecil ukuran batuan, sehingga diperoleh butiran mineral


dengan ukuran tertentu.
2. Untuk melepaskan mineral berharga dari ikatan mineral pengotornya
(liberasi), menjadi butiran yang bebas sempurna ( free particle )
3. Mempermudah pengangkutan.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses comminution , yaitu :

- Mudah atau sukarnya bahan galian tersebut untuk hancur


- Struktur dan fraktur bahan galian jika pecah
- Kekerasan bahan galian
- Berat jenis bahan galian
CRUSHING / GRINDING

KLASIFIKASI ALAT MESIN UKURAN FEED UKURAN PRODUK


1. Primary 1. Jaw Crusher 12 60 inci 4 6 inci
Crushing 2. Gyratory 12 60 inci 4 6 inci
Crusher
2. Secondary 1. Gyratory Cone
Crushing Crusher
2. Roll Crusher 1 3
6 8 inci - 8 inci
3. Gravity Stam 2
Mill
4. Hammer Mill
3. Tertiary 1. Ball Mill
Crushing / 2. Tube Mill 3 inci (-3 inci ) 50 200 mesh
Fine Grinding 3. Rod Mill

1. PRIMARY CRUSHING

Ada 2 jenis alat primary crushing , yaitu jaw crusher dan gyratory crusher.

a). Jaw Crusher

Jaw Crusher terdiri dari 2 pelat terbuat dari baja, yang berhadap hadapan ,
membentuk sudut kecil kearah bawah, dimana salah satu pelat diam dan satu lagi
dapat bergerak membuka dan menutup seperti rahang binatang ( jaw )

Jaw crusher dapat dibedakan berdasarkan pada sumbu / poros penahan swing jaw,
yaitu :

- Blake Type Jaw Crusher, dibedakan menjadi 2 jenis yaitu double toggle
dan single toggle.
- Dodge Type Jaw Crusher
- Universal Type Jaw Crusher

Ukuran umpan jaw crusher terbesar yang masuk sebaiknya tidak melebihi 80 90
% dari gape agar tidak ada proses pengeluaran , lepas dari gigitan jaws.

Kapasitas jaw crusher ialah produk hasil pemecahan yang melalui discharge
opening per satuan waktu, dinyatakan dalam ton per jam, dan secara empiris
dinyatakan dengan rumus
T = 0.6 x Lr x So

ket : T = kapasitas ( ton/jam )

Lr = Panjang receiving opening ( in )

So = Lebar discharge opening ( in )

Faktor yang mempengaruhi kapasitas :

a. Luas discharge opening pada open set


b. Sifat sifat batuan
c. Moisture content (kadar air)
d. Throw
e. Frekuensi dari swing jaw
f. Nip anggle
g. Bentuk dan sifat permukaan jaw plate
h. Cara memberi umpan ( feeding )
i. Size reduction

Pengaturan Jaw Crusher :

Untuk mendapatkan hasil peremukan yang sesuai dengan yang diinginkan


, ada beberapa faktor yang dapat diatur :

a. Lebar discharge opening


b. Throw
c. Kecepatan

Cara feeding pada crusher primer biasanya tidak lebih dari 75 % dari
kapasitasnya.

b). Gyratory crusher

Gyratory crusher dipakai untuk memecah batuan berbongkah besar maupun kecil,
yaitu sebagai primary crushing dan secondary crushing, kapasitasnya lebih besar
dari jaw crusher.
Pada gyratory crusher, proses penghancuran berjalan terus menerus selama inner
shell ( dinding dalam ) berkisar sambil berputar pada as nya, sedangkan pada
Jaw Crusher, crushing proses terjadi pada saat swing jaw mendekat kepada fixed
jaw.

Ada 3 tipe alat gyratory crusher, yaitu :


- Suspended Spindel Gyratory Crusher
- Supported Spindel Gyratory Crusher
- Fixed Spindel Gyratory Crusher

Kapasitas Gyratory Crusher secara empiris dinyatakan dengan rumus

T = 0,75 So ( L G )

T = kapasitas ( ton/jam )

So = Open Setting ( inci )

L = Panjang keliling dinding luar ( inci )

G = keliling dinding dalam pada gape ( inci )

Keuntungan Gyratory dibanding Jaw Crusher :

1. Lubang bukaan dan pengeluaran lebih luas jadi kapasitas lebih besar
2. Untuk kapasitas yang sama mesinnya lebih kecil.
3. Pemakaian tenaga lebih kecil
4. Penghancuran terjadi terus menerus
5. Kapasitas gyratory crusher 2, 5 kapasitas jaw crusher untuk gape yang
sama
6. Gyratory crusher dapat menerima umpan dari semua arah

Perbandingan Antara Jaw Crusher dan Gyratory Crusher

1. Biaya instalasi sebanding dengan beratnya, tetapi karena getaran gyratory


lebih kecil, maka biaya fundasi lebih kecil
2. Housing cost lebih besar dari pada gyratory crusher
3. Pengaturan umum lebih sederhana pada gyratory crusher
4. Efisiensi, size reduction per unit energi lebih besar pada gyratory crusher
5. Perawatan lebih tinggi pada gyratory crusher

2. SECONDARY CRUSHING

Produk dari primer crushing menjadi umpan (feed) bagi secondary crushing
dengan ukuran diameter kurang dari 15 cm. Tujuannya untuk memperkecil ukuran
batuan sehingga sesuai untuk dijadikan feed bagi alat grinding.

Secondary crushing dapat dilakukan dengan menggunakan alat :

1. Gyratory Cone Crusher


Adalah modifikasi dari gyratory crusher. Contohnya adalah symons cone
crusher
2. Roll Crusher
Roll crusher terdiri dari 2 silinder baja, berdiameter sama, berputar pada
sumbunya yang sejajar dengan arah putaran yang berlawanan kearah
dalam.
Secara teoritis kapasitas roll crusher dapat dihitung dengan rumus :
K = 0,0034 NDWsG
K = Kapasitas (ton/jam)
N = Jumlah putaran (RPM)
D = Diameter silinder ( inci )
W = lebar silinder ( inci )
S = jarak silinder ( inci )
G = berat jenis partikel
Hubungan antara diameter silinder dengan diameter rata-rata ukuran batuan
yang dapat diggling, dinyatakan dengan rumus :
d = 0,0476 x D
d = diameter partikel max (inci)
D = diameter silinder ( inci )
3. Toothed Rolls
Dapat terdiri dari satu roll atau dua roll yang pada permukaan roll diberi
gigi gigi yang tajam untuk melakukan proses penghancuran. Toothed
Rolls dipakai untuk penghancuran batubara.
4. Gravity Stamp Mill
Cara kerjanya seperti memakai lumpang dan alu. Alu diangkat sampai titik
tertinggi lalu dijatuhkan diatas mortar block ( lumpang ) yang berlubang
lubang. Batuan akan pecah, demikian terjadi berulang ulang. Batuan yang
kecil dapat keluar melalui lubang lubang yang ada pada mortar block.
5. Hammer Mill
Merupakan salah satu jenis impact crusher yang terdiri dari 4 atau lebih
hammer yang dipasang dengan baut pada satu revolving disk ( piring yang
berputar ) dalam crushing chamber. Revolving disk berputar dengan
kecepatan tinggi , maka hammer memukul batuan, kemudian dipecah lagi
oleh pelat pelat pemecah yang dipasang di dinding crushing chamber.
Partikel yang sudah halus dapat keluar melalui lubang lubang di sebelah
bawah crushing chamber.

3. TERTIARY CRUSHING

Tertiary Crushing / fine grinding adalah tahap akhir comminution dimana partikel
partikel yang sudah kecil diperkecil lagi ukuranya oleh kombinasi gaya pukulan
dan gaya gerus dalam keadaan kering atau basah

Perbadaan grinding dengan crushing.

- Crushing mereduksi ukuran batuanyang relatif masih kasar, sedangkan


grinding lebih halus
- Crushing menggunakan compressive stress sedangkan dalam grinding
dengan.
- Crushing dihasilkan dari impactsedangkan grinding dari rubbing.

Alat yang melakukan grinding disebut tumbling mill atau revolving mill

Tumbling Mill
Tumbling mill terdiri dari satu drum ( shell ) berbentuk silinder yang dinding
dalamnya dilapisi dengan liner (pelapis) dan dimuati grinding media ; kemudian
diputar pada as nya yang horizontal, dilengkapi dengan bukaan pada salah satu
ujungnya untuk memasukkan umpannya dan pengeluaran (discharge) pada ujung
yang lain.

Tumbling mill diklasifikasikan berdasarkan :

1. Berdasarkan ukuran shell silinder :


- Ball Mill
- Tube Mill
2. Berdasarkan grinding media :
- Ball Mill
- Rod Mill
- Pebbles Mill
3. Berdasarkan cara pengeluaran :
- Overflow Discarge Mill
- Grade Discharge Mill
3.1 Ball Mill
Adalah tumbling mill yang mempunyai ukuran panjang kira kira sama
dengan diameternya. Dan berisi bola bola baja sebagai grinding media.
Bentuknya dapat berupa cylindrical ball mill dan conical ball mill
3.2 Tube Mill
Bentuknya mempunyai perbandingan panjang dan diameter lebih besar
dua. Grinding media biasanya bola besi/baja atau keramik.
3.3 Rod Mill
Grinding media berupa batang batang besi. Penggunaan rod mill untuk
memperoleh produk berbentuk granular yuang sesuai untuk gravity
concentration dan mempunyai tendesi lebih sedikit menghasilkan
overgrinding.
3.4 Pebble Mill
Bentuknya sama dengan ball mill dengan grinding media dipakai bola-bola
keramik
Media Grinding :

Ada 3 macam grinding media yaitu :

a. Bola-bola besi/baja
b. Bola bola keramik atau batu keras
c. Batang batang besi/baja

Tujuan Grinding

1. Untuk melepaskan ikatan antara satu mineral dengan mineral pengikutnya


2. Memperkecil ukuran dari mineral berharga yang telah dibebaskan
3. Diperlukan untuk memenuhi persyaratan pasar
3.5 Autogenous Mill
Memakai gerakan tumbling sebagai dasar untuk menggiling batuan. Grinding
medianya yaitu batuannya itu sendiri, yaitu dari pergerakan tumbukan antara
batuan , disebut self grinding.
3.6 Tower Mill
Merupakan bentuk lain dari ball mill untuk operasi penggerusan yang sangat
halus. Ruang penggerusan bentuknya vertikal, dibagian dalamnya dilengkapi
dengan pelat panjang yang melingkar bentuk spiral dari atas ke bawah, yang
dapat memberikan gerakan yang melingkar terhadap grinding media yang
turun ke bawah.
IV. SIZING

Sizing adalah proses pemisahan campuran butiran yang berbeda ukurannya


menjadi fraksi fraksi ukuran yang hampir sama.

Beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan sizing terhadap butiran mineral
yaitu : lab sizing, screening, classifying dan hydrocyclon.

1. LABORATORY SCREENING
Screening / menyaring adalah pemisahaan butiran butiran secara mekanis
berdasarkan perbedaan ukurannya. Dapat dilakukan dengan menggunakan
microscope sizing.
Satuan Mesh
Satuan mesh adalah besarnya ukuran lubang saringan dimana untuk panjang 1
inci terdapat sejumlah lubang dan kawat saringan yang sama jumlahnya dengan
banyak mesh yang ditentukan.
Analisis Saringan
Dalam analisis saringan biasanya digunakan satu susun saringan, yaitu satu
serie saringan yang susunannya mulai dari yang kasardiatas sampai yang halus
dibagian bawah berdasarkan kepada saringan standar 200 mesh dan skala
saringan atau angka pembanding 2.
Kegunaan dari analisis saringan adalah :
a. Untuk mengetahuisize reduction ( distribusi ukuran )
b. Untuk mengetahui derajat liberasi dari mineral.
c. Penentuan kapasitas dari suatu alat.

2. INDUSTRIAL SCREENING
Prinsip screening / penyaringan adalah untuk meloloskan butiran yang lebih
kecil melalui lubang saringan dan menahan butiran yang lebih besar dari
lubang saringan. Butiran yang lolos dari saringan disebut undersize, sedangkan
yang tertahan disebut oversize.
Tujuan Penyaringan :
a. Untuk mencegah material yang sudah kecil ukurannya masuk ke dalam alat
crusher
b. Mencegah material kasar masuk ke dalam tahap berikutnya dalam sirkulasi
tertutup pada crushing dan grinding operation
c. Untuk mendapatkan produk dengan ukuran tertentu, yang sesuai untuk
proses lebih lanjut
d. Untuk mendapatkan produk ukuran tertentu sesuai dengan permintaan
pasar

Kecepatan material dapat menerobos permukaan saringan tergantung pada :

a. Ukuran absolut dari lubang saringan


b. Ukuran relatif butiran terhadap lubang saringan yang akan diterobos.
c. Persentase lubang saringan dibanding luas permukaan saringan.
d. Kadar air dari material yang akan disaring.

Secreen Surface

Screen surface atau permukaan saringan adalah bahan dimana terdapat lubang
lubang untuk lewatnya material, harus cukup kuat menahan beban dan flexibel
untuk menahan gaya vibrasi.

Secreen surface dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Bar screen
b. Punched plate screen
c. Woven wire screen

Macam Macam Screen

Dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu stationary screen dan moving


screen.

1. Stationary Screen
Biasanya dipakai untuk menyaring material yang berat dan besar, terdiri
dari beberapa batang besi yang disusun sejajar menjadi satu rangkaian,
disebut Grizzly. Grizzly membentuk sudut antara 20 50 dari
horizontal. Contoh dari grizzly adalah fixed grizzly dan cantilever grizzly.
Sieve Bend Screen adalah saringan statis yang diam, banyak dipakai
dalam industri mineral untuk memisahkan butiran yang sangat halus
secara basah
2. Moving Screen
Berdasarkan gerakan screen surface, moving screen dibadakan menjadi :
a. Moving Grizzly
Dibuat bergerak secara mekanis untuk membantu penyaringan
sekaligus menggerakkan material oversize keluar dari grizzly. Contoh
vibrating grizzly, traveling grizzly, dan roll grizzly
b. Revolving screen
Terdiri dari shell yang berputar bebrbentuk silinder atau prisma,
piramid atau cone dari bahan punched plate atau woven wire
c. Shaking Screen
Terdiri dari kotak persegi panjang yang satu sisinya terbuka yang di
dasarnya dipasang screen surface dan secara mekanis digoyang bolak
balik arah horizontal.
d. Vibrating Screen
Pada prinsipnya terdiri dari screen surface yang dibuat bergetar dengan
amplitudo kecil dan frekuensi tinggi. Adanya getaran tinggi membantu
material terangkat dan bergerak diatas permukaan saringan.
Kemiringan saringan dibuat antara 0 35 dengan kecepatan 600
3600 rpm dan amplitudo 1 1/16 in.
Vibrating screen dapat dibedakan berdasarkan mekanisme
penggeraknya , yaitu secara mekanis atau elektrik :
1. Cam and spring type : leahy screen
2. Eccentric shaft type : symon screen
3. Unbalanced pulley type : Deister plat O screen
4. Electromagnetic type : Hummer screen.

3. CLASSIFICATION
Classification adalah metode pemisahan butiran butiran mineral berdasarkan
perbedaan kecepatan mengendap butiran butiran tersebut dalam cairan. Alat
untuk proses classification adalah classifier. Classifier menghasilkan 2 produk
yaitu :
- Bagian butiran kasar paling cepat mengendap disebut sand, underflow
atau oversize.
- Bagian butiran halus lambat mengendap disebut overflow atau slime.

Secara teoritis bila butiran butiran bergerak dalam suatu fluida, akan berlaku
2 kondisi pengendapan, yaitu free settling dan hindered settling condition.

Free Settling Condition

Terjadi apabila setiap butir mengendap secara bebas dalam cairan yang diam
atau cairan yang bergerak berlawanan arah ke atas, tanpa tertahan oleh butiran
butiran yang lain.

Hindered Settling Condition

Terjadi apabila pada campuran butiran butiran dengan berbagai ukuran ,


bentuk, dan beraty jenis bergerak bersam sama dalam cairan pada situasi
saling berdesakan, tetapi masih dapat bergerak diantara sesama butiran dalam
kolom air yang mengalir ke atas.

Free Settling Classifier :

Dalam keadaan free settling, kecepatan jatuh dari butiran tergantung pada
beberapa faktor :

a. Berat jenis ( sp.gr )


b. Ukuran ( size )
c. Bentuk ( shape )
d. Gelembung udara ( air bubles )
e. Magnetis Magnetism )
f. Density of liquids
g. Viscosity

Alat Alat Classifier :


Berdasarkan kondisi dan cairan (medium) yang digunakan, maka classifier
dapat dibagi dalam 3 macam:

1) Sorting Classifier
Dalam Sorting classifier pengendapan butiran dalam kondisi kurang
lebih hindered settling. Pemisahan ukuran butiran dihasilkan dari sorting
column yang dipengaruhi oleh berat jenis dan brntuk butiran, dengan
penambahan air dibawah yang disebut hydraulic dan biasanya digunakan
untuk butiran kasar. Contoh yang sederhana adalah lauder classifier
yaitu even classifier dan Richards classifier.
2) Sizing Classifier
Pada sizing classifier tidak dibutuhkan penambahan air (hydraulic water)
kecuali air yang ada dalam suspense yang dikerjakan. Sizing dilakukan
dalam kondisi free setting dan sebisa mungkin tidak dipengaruhi oleh
berat jenis dan bentuk butiran. Butiran besar (Berat) mengendap lebih
cepat daributiran kecil (ringan). Sizing classifier dapat di bagi menjadi 3
macam yaitu:
a. Non-Mechanical Classifier (settling Cone)
b. Mechanical Classifier
c. Air Classifier
3) Air Classifier
Air Classifier prinsipnya hamper sama dengan classification dalam air
(cairan), dimana pemisahan butiran-butiran mineral karena perbedaan
kecepatan pergerakanya dalam udara atau gas dalam kondisi free settling
Air sizing adalah satu contoh dari operasi Air Classifier, dimana butiran
butiran yang berbeda ukuranya dipisahkan dalam udara atau gas;
butiran besar akan mengendap lebih cepat dari pada butiran halus, dalam
kondisi free settling dan tidak ada butiran-butiran halus dan bukan
untuk sorting (berbeda berat jenis dan ukuran). type Air Sizing adalah
Gayco Pneumatic Classifier.
4. HYDROCYCLON
Hydrocyclon digunakan untuk pengganti dari classifier sizing. Cyclone ini
merupakan alat mekanik yang sederhana dengan bagian-bagian yang statis,
bentuknya cylindroconical, yaitu bagian atasnya berbentuk silinder vertical
dan bagian bawah berbentuk kerucut (conical) dengan ukuran yang sangat
bervariasi; perbandingan panjang dengan diameter 1-2mdengan 1 sampai 8-9
dengan 1.
Pipa pengeluaran overflow bagian tengah sedikit masuk kedalam disebut
Vortex finder
Bagian bawah berbentuk kerucut beerupa bejana (conical section) terbuka di
sebelah bawah tempat pengeluaran underflow disebut apex
Hydrocyclon menggunakan gaya sentrifugal dalam pemisahan material yang
tersuspensi dalam cairan umpan (pulm)
Gerakan rotasi cairan menimbulkan gaya sentrifugal yang dapat mempercepat
butiran kasar/besar. Butiran yang mengendap lebih cepat akan bergerak
mendekati dinding cyclone. Tekan terbesar berada pada dinding silinder yang
mengecil arah ke bawah, membawa butiran kasar keluar dari bagian bawah
sebagai underflow, sedangkan bagian tengah yang tekanannya kecil terdorong
keatas membawa butiran halus sebagai overflow.
V. PERGERAKAN BUTIRAN DALAM CAIRAN

Beberapa proses pengolahan bahan galian berhubungan dengan pergerakan


butiran dalam cairan
1. Thickening
2. Gravity concentration
3. Classification
4. Filtration
Apabila suatu butiran atau benda jatuh bebas dalam ruang hampa (vacum), maka
kecepatan jatuh (v) hanya dipengaruhi gravitasi
V=2gh
Apabila butiran jatuh dalam cairan (medium), maka pada butiran ada tahanan
cairan sebagai fungsi kecepatan.
Kecepatan akan bertambah sampai gaya tahanan air sama besar dengan gaya tarik
oleh gravitasi. Setelah itu butiran jatuh dengan kecepatan tetap (terminal velocity).
Apabila cairan tidak memberikan tahanan pada butiran bergerak di dalamnya,
maka karena gaya gravitasi Bentuk butiradan gaya lain, butiran bergerak turun
dengan percepatan tetap.
Tahanan = 0 => Butiran diam terhadap cairan
Tahanan tdk = 0 => Butiran bergerak
R = f (v)
Jika v butiran relatif besar (mis. Butir besar), butir mendesak cairan, menimbulkan
puasaran air (eddy) di belakangnyabanyak mesh yang ditentukan
Jika v butiran relatif kecil (mis. Butir kecil), Eddy resistance diabaikan, tahanan
didasarkan viscousity cairan terhadap butiran (skin friction)

A. Tahanan Cairan dan Kecepatan Maksimum


Sewaktu satu butiran mengendap dalam cairan, terdapat tahanan cairan terhadap
butiran tersebut. Tahanan ini dapat di bedakan 2 macam:
1. Jika kecepatan jatuh butiran relative lebih besar, umpamanya butiran
besar, maka butiran tersebut harus mendesak cairan (kolom cairan) keluar
dari perjalanannya, mempengaruhi kecepatan butiran turun / mengendap,
dan pergerakanya menimbulkan pusaran air (eddy) di belakangnya
tahanan ini disebut Eddy Resistance atau Turbulent Resistance dan
alirannya disebut Turbulent Flow.
2. Jika kecepatan jatuh butiran relative lambat, umpama butiran kecil, maka
Eddy Resistance disini dapat diabaikan dan tahanan disini hanya
didasarkan pada terhadap butiran (skin friction). Tahanan in disebut :
Viscous Resistance dan aliranya disebut Fiscous Flow atau Laminer Flow

B. Pengendapan Butiran Kecil


Menurut Stoke, butiran halus / kecil (-50 micron) di dalam cairan akan
mengendap dengan kecepatan yang sangat lambat, disebut Viscous flow atau
Laminer flow dan tahannya disebut Viscous resistance
R = 6 r v.(Stokes )
R = Resistance
= viscosity cairan
r = radius butiran
v = velocity / kecepatan
Unit = c.g.s
Berlaku untuk butiran kecil (-50 m)

C. Pengendapan Butiran Kasar


Menurut Newton, tahanan terhadap butiran kasar (+0,50 cm) dalam cairan adalah
hasil kali dari density fluid (BJ. Cairan) dengan kecepatan kuwadrat (pangkat dua)
dengan luas permukaan, disebut turbulent resistance

R ' r 2 v 2 Newton equation
2
R = Resistance
= density fluid (BJ. Cairan)
r = radius butiran
v = velocity / kecepatan
Berlaku untuk butiran kasar (+ 0,5 cm)
Dalam percobaan ternyata persamaan Newton kurang memuaskan, karena itu
ditambahkan pada persamaan tersebut coefficient Q sehingga didapat persamaan
seperti berikut:


RQ ' r 2 v 2 Rittinger equation
2

( untuk mineral bulat dengan r > 0,2 cm. dalam air, Q = 0,4 )
VI. PROSES KONSENTRASI

Proses konsentrasi adalah tahap dasar kedua dari Pengolahan Bahan galian, tahap
pertama yaitu Kominusi (Pengecilan ukuran), Proses konsentrasi ini adalah proses
pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya yang masing-masing telah
terliberasi terlebih dahulu dengan sempurna. Proses konsentrasi adalah proses inti
dari semua kegiatan pengolahan bahan galian agar dapat diperoleh produk yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan baku bagi industry.
Pada dasarnya Proses konsentrasi adalah proses untuk memisahkan dan
mendapatkan mineral berharga dalam bentuk konsentrat. Dan sisanya berupa
tailing
Proses konsentrasi dapat diklasifikasikan dalam 4 macam:
1. Gravity concentration (konsentrasi gravitasi)
2. Magnetic separation (Pemisah magnetic)
3. Electrostatic separation (Pemisah elektrostatik
4. Flotation (Flotasi)

1. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)


Pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida,
jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-
mineral yang ada
Cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya
a) Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
b) Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c) Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi
pengendapan bebas (free settling)
Bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk
stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu :
a) Hindered settling classification klasifikasi pengendapannya
terhalang
b) Differential acceleration (awal) partikel yang berat mengendap
lebih dahulu
c) Consolidation trickling (akhir) partikel-partikel kecil berusaha
mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya
Produk proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga)
a) Konsentrat ( consentrate ) yaitu kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi
b) Amang ( midling ) yaitu konsentrat yang masih kotor
c) Ampas ( tailing ) yaitu mineral mineral pengotor yang harus dibuang

Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga
yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan
menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari air (berat
jenisnya > 1)
- Endapan (sink) mineral mineral berharga yang berat
- Apungan ( float ) mineral mineral pengotor yang ringan
Media Pemisah
- Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 2,20 ton/m3
- Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 3,40 ton/m3.
- Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 2,90.
- Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j.
= 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini
harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-
percobaan di laboratorium.

2. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)


Proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic
susceptibility) yang dimiliki mineral
Sifat Kemagnetan Bahan Galian
Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat
untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3
O4).
Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh
medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti
O3) dan pyrhotit (Fe S).
Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan
magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al)
Si3 O8].

3. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)


Proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah
menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral
Kendala Proses :
a) Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan
yang tidak terlalu besar.
b) Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan
debu yang berterbangan
Mineral yang bersifat Konduktor
Magnetit (Fe3 O4)
Kasiterit (Sn O2)
Ilmenit (Fe Ti O3)
Molibdenit (Mo S2)
Wolframit [(Fe, M) WO4]
Galena (Pb S)
Pirit (Fe S2)
Produk Konsentrasi Elektrostatik
Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing)
Peralatan Konsentrasi
Electrodynamic separator (high tension separator).
Electrostatic separator yang terdiri dari :
-Plate electrostatic separator
-Screen electrostatic separator

4. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration


Proses konsentrasi berdasarkan sifat senang terhadap udara atau takut terhadap
air (hydrophobic)
Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila
dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat suka
akan air (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu
Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari
suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari
senyawa hidrokarbon
VII. KONSENTRASI GRAVITASI

Konsentrasi Gravitasi adalah pemisahan 2 jenis mineral/lebih berdasarkan sifat


fisiknya (berat jenis, ukuran, & bentuk butiran) atau berdasarkan medium pemisah
& gerakan butiran dalam medium pemisah

Tujuan
1. Classification (Sizing) yaitu Pemisahan butiran mineral yang sama berat
jenisnya tetapi beda ukuran.
2. Konsentrasi Gravitasi Pemisahan butiran mineral yang tidak sama berat
jenisnya

EQUAL FALLING (EQUAL SETTLING)


Butiran mineral berat & ringan mempunyai kecepatan jatuh yang sama

KONSENTRASI GRAVITASI
Proses pemisahan butiran mineral berharga dari mineral pengotor berdasarkan
perbedaan berat jenis dalam medium air/cairan berat/suspensi padat dalam air.

GAYA YANG TIMBUL PADA SAAT BUTIRAN TURUN/MENGENDAP


1.GAYA GRAVITASI
2.GAYA APUNG
3.GAYA TAHANAN TERHADAP BUTIRAN
4.GAYA DORONG ALIRAN AIR
5.GAYA GESEKAN

3 JENIS PERGERAKAN BUTIRAN DALAM CAIRAN


1) Pengembangan efek air mengalir , gerakan dorongan vertical terhadap aliran
air/cairan, memberikan tekanan terhadap butiran, terjadi stratifikasi butiran.
Contoh: jig
2) Memasukkan butiran ke dalam cairan berat (dense medium) tenang/bergerak
shg tjd perbedaan daya apung (sink-float). Contoh: Heavy Medium Separation
3) Menggunakan aliran air yg tdk terlampau tebal, mengalir mengangkat butiran
mineral dlm bentuk pulp/slurry di atas permukaan miring shg tjd gaya dorong
air & gaya gesek butiran dg dasar aliran. Contoh: Sluice box, spiral
concentration, pinched sluice, reinchert concentrator

KRITERIA KONSENTRASI
Db Dm
K .K
Dr Dm

Dimana: Db = Berat jenis mineral berat


Dr = Berat jenis mineral ringan
Dm =Berat jenis medium pemisah

KK > 2,5 : Pemisahan mudah dilakukan untuk semua ukuran, bahkan


sampai buturan halus
KK = 1,75 : Pemisahan ekonomis untuk ukuran butiran sampai 65 - 100
mesh
KK = 1,5 : Pemisahan makin sulit, ekonomis untuk ukuran butiran sampai
10 mesh
KK = 1,25: Pemisahan ekonomis untuk gravel, bukan sand
KK < 1,25 : Pemisahan tidak ekonomis, kecuali ada proses roasting lebih
dahulu atau menggunakan cairan berat sebagai medium pemisah

Anda mungkin juga menyukai