GRINDING
NIRA LA BAUCE
09320190001
C1
MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING
BAB I
PENDAHULUAN
bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. (Graha,
Dodi. S, 1987).
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum grinding adalah:
1. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat;
2. Mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus.
1.3.1 Alat
1. Ball Mill;
2. Ayakan;
3. Bola-bola baja;
4. Timbangan;
5. Alat tulis menulis;
6. Cawan;
7. Neraca analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 2 Kg;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel A3 dan A6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Impact crusher;
6. Rotary breaker.
2.1.2 Penggerusan/Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari:
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah:
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.
2.2.1 Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
1. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
2. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
3. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
4. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk
dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu:
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu:
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu:
1. Cara pengentalan / pemekatan (thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang
encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Cara penapisan/pengawa-airan (filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak
3. Pengeringan (drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
2.5 Grinding
dan lain-lain. Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan
olahan yang dapat dilakukan dengan proses basah dan kering.
Macam Karakteristik Bahan Olahan:
1. Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang digunakan
istilah: tekstur lembut, tekstur sedang dan tekstur keras.
2. Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material
dan berat bola baja yang digunakan adalah 1:3 yaitu 1 Kg batubara dan 2 Kg
bola baja. Setelah itu masukkan bola baja dan material ke dalam alat ball mill.
Gambar 3.3 Memasukkan material dan bola baja ke dalam ball mill
4. Setelah itu tutup alat ball mill dan pastikan alat tersambung dengan aliran
listrik kemudian tekan tombol start untuk memutar alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua di grinding selama 20 meni
7. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
65 501 301
1
80 251 301
2
% Berat
Berat % Berat Lolos
Ukuran Fraksi % Fraksi Tertahan
Tertahan Komulatif
Komulatif
5 menit
40
35
30
25
f(x) = 8.149 x − 14.817
20 R² = 0.653963634351077
15
10
5
0
1 2 3 4 5
fraksi mm
berat lolos komulatif 5 menit
Linear (berat lolos komulatif 5 menit)
% Berat
Berat % Berat Lolos
Ukuran Fraksi % Fraksi Tertahan
Tertahan Komulatif
Komulatif
10 menit
60
50
40
f(x) = 11.743 x − 20.959
30 R² = 0.657058619987749
20
10
0
1 2 3 4 5
fraksi mm
berat lolos komulatif 10 menit
Linear (berat lolos komulatif 10 menit)
Grafik 4.2 Pengolahan Data Ball Mill 10 menit
4.2 Pembahasan