Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

GRINDING

NIRA LA BAUCE
09320190001
C1

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral


berharga dari mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga didapat
suatu konsentrat dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah sebagian sifat
fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah. Oleh sebab itu bahan galian tersebut
perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG). Untuk saat ini umumnya endapan
bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang mempunyai mutu atau kadar
mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab
itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar
mutu/kadarnya dapat ditingkatkan.
Grinding adalah metode dalam menghaluskan suatu partikel kasar dan besar
menjadi partikel-partikel lebih halus. Proses pengolahan bijih dengan cara
mengecilkan ukuran bijih dengan cara peremukan atau crushing dan setelah itu kita
melakukan penggerusan agar merubah ukuran yang lebih dikenal dengan sebutan
kominusi. Tujuannya disamping mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses
konsentrasi juga sekaligus membebaskan mineral berharga dari gangue mineral.
Setelah itu dilakukan grinding atau penggerusan yang dimulai dari ukuran kasar hasil
peremukan dengan menggunakan penggerusan dan media yang dapat berbentuk bola
batang baja, porselen atau bijih itu sendiri. Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu
untuk mengetahui mekanisme penggerusan dan cara kerja alat serta mempelajari
pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus
Kegiatan pengolahan bahan galian ini bertujuan untuk membebaskan
dan memisahkan mineral berharga dari mineral yang tidak berharga atau mineral
pengotor sehingga setelah dilakukan proses pengolahan bahan galian dihasilkan
konsentrat yang bernilai tinggi dan tailing yang tidak berharga. Metode
pengolahan bahan galian yang dipakai bermacam-macam tergantung dari sifat
kimia, sifat fisika, sifat mekanik dari mineral itu sendiri. Agar mutu atau kadarnya
dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Pengolahan
bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing) adalah
suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 78
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. (Graha,
Dodi. S, 1987).
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum

1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengenal, mengetahui dan
menguasai ilmu tentang pengolahan bahan galian yang menjadi salah satu aplikasi
dasar dalam dunia pertambangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum grinding adalah:
1. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat;
2. Mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus.

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Ball Mill;
2. Ayakan;
3. Bola-bola baja;
4. Timbangan;
5. Alat tulis menulis;
6. Cawan;
7. Neraca analitik.
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 2 Kg;
2. Tabel data pengamatan;
3. Kantong sampel A3 dan A6.

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 79
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses


pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk:
1. Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu:
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap pertama/primer (primary stage)
2. Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
3. Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
4. Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter (quaternary stage)
2.1.1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian/bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah:
1. Jaw crusher;
2. Gyratory crusher;
3. Cone crusher;
4. Roll crusher;
MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE
09320190001
Grinding - 80
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

5. Impact crusher;
6. Rotary breaker.
2.1.2 Penggerusan/Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari:
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah:
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.

2.2 Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.
2.2.1 Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 81
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah:


a. Hand sieve;
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive;
c. Sieve shaker / rotap;
d. Wet and dry sieving.
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
a. Stationary grizzly;
b. Roll grizzly;
c. Sieve bend;
d. Revolving screen;
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.);
f. Shaking screen;
g. Rotary shifter.
2.2.2 Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu:
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu
a. Partition concept;
b. Tapping concept;
c. Rein concept.
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-
macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka
setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Setelah bahan
galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 82
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

berikutnyaPada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer),


ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh
ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak
sempat mengendap.
2.3 Peningkatan Kadar dan Konsentrasi

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah:
1. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
2. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
3. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
4. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain:
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk
dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu:
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu:

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 83
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan


kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
c. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.

3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari
air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
a. Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain:
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85)
dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal,
oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators
yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu:
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor)
dari mineral. Kendala proses konsentrasi ini adalah:
a. Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar.
b. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 84
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah:


a. Magnetit (Fe3 O4)
b. Kasiterit (Sn O2)
c. Ilmenit (Fe Ti O3)
d. Molibdenit (Mo S2)
e. Wolframit [(Fe, M) WO4]
f. Galena (Pb S)
2.4 Pengurangan Kadar Air/Pengawa-Airan (Dewatering)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu:
1. Cara pengentalan / pemekatan (thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang
encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Cara penapisan/pengawa-airan (filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak
3. Pengeringan (drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

2.5 Grinding

Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari


bentuk besar atau kasar di ubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk itu yang
namanya grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan. Sizing adalah proses
penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
sehingga ukuran partikel menjadi homogen.
Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya
proses penghancuran batu-batuan, bijih, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 85
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

dan lain-lain. Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan
olahan yang dapat dilakukan dengan proses basah dan kering.
Macam Karakteristik Bahan Olahan:
1. Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang digunakan
istilah: tekstur lembut, tekstur sedang dan tekstur keras.
2. Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.

Proses pemecahan/penggilingan ada 4 cara yaitu:


1. Potongan (cutting), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda
tajam.
2. Pukulan (impact), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda
tumpul.
3. Tekanan (compression), bahan olahan di grinding dengan di tekan arah tegak
lurus dari landasan.
4. Gesekan (attrition), bahan olahan di grinding dengan di gesek arah sejajar dari
landasan.
Ada berbagai macam penggiling, yaitu:
1. Penggiling Pusingan
2. Penggiling Peluru
3. Penggiling Buhrstone
4. Penggiling Ultra
5. Penggiling Putar

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 86
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampel Batubara sebanyak 2 Kg

Gambar 3.1 Menyiapkan sampel


2. Kemudian bagi dua sampel Batubara tersebut masing-masing menjadi 1 Kg

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 87
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.2 Menimbang sampel

3. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material
dan berat bola baja yang digunakan adalah 1:3 yaitu 1 Kg batubara dan 2 Kg
bola baja. Setelah itu masukkan bola baja dan material ke dalam alat ball mill.

Gambar 3.3 Memasukkan material dan bola baja ke dalam ball mill
4. Setelah itu tutup alat ball mill dan pastikan alat tersambung dengan aliran
listrik kemudian tekan tombol start untuk memutar alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua di grinding selama 20 meni

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 88
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.4 Menutup ball mill


5. Setelah ball mill berhenti berputar, tekan tombol jog untuk menumpahkan
material keluar dari ball mill begitupun juga dengan bola baja. Kemudian
sampel dimasukkan ke dalam baki lalu ditimbang

Gambar 3.5 Material dikeluarkan dari alat ball mill


6. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutnya
dilakukan tahap screening atau pengayakan. Ukuran ayakan yang digunakan
adalah 65, 80, 100, 150 dan 200 mesh

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 89
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Gambar 3.6 Memasukkan sampel kedalam alat sizing

7. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan

Gambar 3.7 Menimbang berat tertahan pada tiap mesh

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 90
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Data percobaan waktu 5 menit dan 10 menit


Berat tertahan ( gr )
No Ukuran Mesh
10 menit 15 menit

65 501 301
1

80 251 301
2

100 26,8 23,61


3

150 21,5 29,79


4

200 4,7 9,2


5
Tota 805 664,6
l

Tabel 2. Pengolahan Data Ball Mill 5 menit

% Berat
Berat % Berat Lolos
Ukuran Fraksi % Fraksi Tertahan
Tertahan Komulatif
Komulatif

65 0.210 501 62,23 62,23 37,75

80 0.177 251 31,18 93,41 6,57

100 0.149 26,8 3,23 96,73 3,25


MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE
09320190001
Grinding - 91
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

150 0.105 21,5 2.67 99,4 0,58

200 0.074 4,7 0,58 99,98 0

Total 805 99,98

5 menit
40
35
30
25
f(x) = 8.149 x − 14.817
20 R² = 0.653963634351077
15
10
5
0
1 2 3 4 5

fraksi mm
berat lolos komulatif 5 menit
Linear (berat lolos komulatif 5 menit)

Grafik 4.1 Pengolahan Data Ball Mill 5 menit


Tabel 3. Pengolahan Data Ball Mill 10 menit

% Berat
Berat % Berat Lolos
Ukuran Fraksi % Fraksi Tertahan
Tertahan Komulatif
Komulatif

65 0.210 301 45,29 49.29 54.7

80 0.177 301 45,29 90.58 9.41

100 0.149 23,61 3,55 94.13 5.86

150 0.105 29,79 4,48 98.61 1.38

200 0.074 9,2 1.39 99.99 0

Total 664,6 99.99

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 92
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

10 menit
60

50

40
f(x) = 11.743 x − 20.959
30 R² = 0.657058619987749

20

10

0
1 2 3 4 5

fraksi mm
berat lolos komulatif 10 menit
Linear (berat lolos komulatif 10 menit)
Grafik 4.2 Pengolahan Data Ball Mill 10 menit

4.2 Pembahasan

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 93
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

4.2.1 Menghitung P80 data grinding 5 menit dan 10 menit


1). Pengolahan data P80 dalam waktu 5 menit
Y = 8,149x – 14,817
P80 = 8,149x – 14,817
8,944 x = 80 + 14,817
= 194,817
X = 194,817/8,944 = 21,78 mm

2). Pengolahan data P80 dalam waktu 5 menit


Y = 11,743x – 20,959
P80 = 11,743x – 20,595
11,743x = 80 + 20,595
= 100,959
X = 100,959/11,743 = 8,59 mm
4.1.2 Menghitung Persentase Berat Hilang grinding 5 menit dan 10 menit
1. Berat Hilang pada Ball Mill 5 menit
Berat Awal−Berat Akhir
Berat Hilang = x 100 %
Berat Awal
2000−805
= x 100 %
2000
Berat Hilang = 1,959%
2. Berat Hilang pada Ball Mill 10 menit
Berat Awal−Berat Akhir
Berat Hilang = x 100 %
Berat Awal
2000−664,6
= x 100 %
2000
Berat Hilang = 1,966%

MUH RICKY SYAHNAKRI S.T. NIRA LA BAUCE


09320190001
Grinding - 94

Anda mungkin juga menyukai