Anda di halaman 1dari 19

GRINDING

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
GRINDING

ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320170031
C1

LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan bahan galian adalah pengolahan mineral dengan dengan tujuan


untuk memisahkan mineral berharga dengan gangguenya dilakukan secara meknis,
menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnnya
rendah (tailing). proses pemisahan ini berdasarkan perbedaan sifat fisik mineral
maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan.
Indonesia memiliki potensi dan cadangan bahan galian yang cukup besar dan
menyebar hampir merata di seluruh wilayah.Yang dimaksud dengan bahan galian
adalah bijih (ore), mineral industri (industrial minerals) atau bahan galian golongan
C dan batubara (coal).
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) adalah suatu prosses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang
bersangkutan. Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut dengan
pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation).
Untuk saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan dialam sudah
jarang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap utntuk
dilebur atau dimanfaatkan. Oleh karena sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu/kadarnya dapat ditingkatkan
sampai memenuhi kriteria atau peleburan pemanasan.
Pada laboratorium pengolahan bahan galian kita akan melakukan proses
pengolahan bijih dengan cara mengecilkan ukuran bijih dengan cara peremukan atau
crushing serta penggerusan yang lebih dikenal dengan sebutan kominusi. Tujuannya
disamping mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses konsentrasi juga sekaligus
membebaskan mineral berharga dari gangue mineral. Setelah itu dilakukan grinding
atau penggerusan yang dimulai dari ukuran kasar hasil peremukan dengan

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 27
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

menggunakan penggerusan dan media yang dapat berbentuk bola batang baja,
porselen atau bijih itu sendiri (autogeneus grinding).
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum grinding adalah:


1. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat
2. Mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil gerus

1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Ball Mill
3. Ayakan
4. Palu
5. Alat Pelindung Diri
6. Timbangan
7. Alat tulis menulis
8. Cawan
9. Neraca analitik
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 2 Kg
2. Tabel data pengamatan
3. Kantong sampel

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 28
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kominusi atau Reduksi Ukuran

Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses


pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk:
1. Membebaskan/meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap pertama/primer (primary stage)
2. Tahap kedua/sekunder (secondary stage)
3. Tahap ketiga/tersier (tertiary stage)
4. Kadang-kadang ada tahap keempat/kwarter (quaternary stage)
2.1.1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian/bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter
sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 29
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
2.1.2 Penggerusan/Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.

2.2 Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)

Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.
2.2.1 Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 30
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu:


1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter
2.2.2 Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
1. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut
overflow.
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 31
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam


ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan
gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil,
sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat mengendap.

2.3 Peningkatan Kadar dan Konsentrasi

Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 32
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
c. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari
air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
a. Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85)
dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh
sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators
yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor
(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN
09320160098 09320170031
Grinding - 33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

a. Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
b. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
a. Magnetit (Fe3 O4)
b. Kasiterit (Sn O2)
c. Ilmenit (Fe Ti O3)
d. Molibdenit (Mo S2)
e. Wolframit [(Fe, M) WO4]
f. Galena (Pb S)
g. Pirit (Fe S2)

2.4 Pengurangan Kadar Air/Pengawa-Airan (Dewatering)

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara pengentalan / pemekatan (thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Cara penapisan/pengawa-airan (filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak
3. Pengeringan (drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 34
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

2.5 Grinding

Grinding adalah proses pengurangan ukuran partikel bahan olahan dari


bentuk besar atau kasar di ubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Untuk itu yang
namanya grinding adalah proses pemecahan atau penggilingan. Sizing adalah proses
penyamarataan ukuran dalam ayakan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
sehingga ukuran partikel menjadi homogen.
Proses grinding dan sizing banyak digunakan dalam industri diantaranya
proses penghancuran batu-batuan, bijih, pembuatan tepung, pembuatan obat-obatan
dan lain-lain. Bentuk penanganan bahan olahan yaitu pengecilan ukuran bahan
olahan yang dapat dilakukan dengan proses basah dan kering.
Macam Karakteristik Bahan Olahan:
1. Tingkat kekerasan bahan olahan (tekstur bahan), dalam hal ini yang digunakan
istilah: tekstur lembut, tekstur sedang dan tekstur keras.
2. Tingkat frioble bahan (tingkat kemudahan pecah) dari bahan olahan.
Proses pemecahan/penggilingan ada 4 cara yaitu
1. Potongan (cutting), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tajam.
2. Pukulan (impact), bahan olahan di grinding dengan menggunakan benda tumpul.
3. Tekanan (compression), bahan olahan di grinding dengan di tekan arah tegak
lurus dari landasan.
4. Gesekan (attrition), bahan olahan di grinding dengan di gesek arah sejajar dari
landasan.
Ada berbagai macam penggiling, yaitu:
1. Penggiling Pusingan
2. Penggiling Peluru
3. Penggiling Buhrstone
4. Penggiling Ultra
5. Penggiling Putar

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 35
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampel

Gambar 3.1 Menyiapkan sampel

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 36
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

2. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material dan
berat bola baja yang digunakan adalah 1:3. Setelah itu masukkan bola baja dan
material kedalam alat ball mill

Gambar 3.2 Memasukkan material dan bola baja kedalam ball mill

3. Setelah itu tutup alat ball mill kemudian nyalakan alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua di grinding selama 20 menit.

Gambar 3.3 Menutup alat ball mill


MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN
09320160098 09320170031
Grinding - 37
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

4. Setelah ball mill berhenti berputar lalu material dan bola baja dikeluarkan dari
alat ball mill. Kemudian sampel dimasukkan kedalam cawan lalu ditimbang

Gambar 3.4 Material dikeluarkan dari alat ball mill

5. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutnya dilakukan
tahap screening atau pengayakan. Ukuran ayakan yang digunakan adalah 65, 80,
100, 150, 200 dan 250 mesh.

Gambar 3.5 Memasukkan sampel kedalam alat sizing

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 38
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

6. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan

Gambar 3.6 Menimbang berat tertahan

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 39
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 4.1 Pengamatan


Berat (gr)
Ukuran (mm)
30 menit 60 menit
0,210 256 479
0,177 2361 + 31 2978 + 31
0,149 578 443
0,105 3428 + 31 1634 + 31
0,074 872 873
1745 + 31 1594 + 31
Total 9813 8574

Tabel 4.2 Pengolahan data 30 menit


% Berat % Berat
Fraksi Berat
Ukuran % Fraksi tertahan lolos
(mm) tertahan
kumulatif kumulatif
65 0.210 256 2,60 2,60 97,37
80 0,177 2392 24,37 26,97 73
100 0,149 578 5,90 32,87 67,1
150 0,105 3458 35,23 68,1 31,87
200 0,074 1353 13,78 81,88 18,09
-200 0 1776 18,09 99,97 0
Total 0,715 9813 99,97 - -

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 40
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

Tabel 4.3 Pengolahan Data 60 menit


% Berat % Berat
Fraksi Berat
Ukuran % Fraksi tertahan lolos
(mm) tertahan
kumulatif kumulatif
65 0,210 479 5,58 5,58 94,4
80 0,177 3009 35,09 40,67 59,31
100 0,149 923 10,76 51,43 48,55
150 0,105 1665 19,76 70,85 29,13
200 0,074 873 10,18 81,03 18,95
-200 0 1625 18,95 99,98 0
Total 0,715 8574 99,98 - -

30 Menit
y = 19,623x - 20,776
120
R² = 0,9786
100 97,37
80
73
67,1
60

40
31,87
20 18,09

0 0 0,074 0,105 0,149 0,177 0,21


1 2 3 4 5 6
-20

Fraksi %Berat Linear (%Berat) Linear (%Berat)

Grafik 4.1 Pengolahan Data 30 menit

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 41
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

60 Menit
100
94,4
y = 17,509x - 19,573
80 R² = 0,966

60 59,31
48,55
40
29,13
20 18,85

0 0 0,074 0,105 0,149 0,177 0,21


1 2 3 4 5 6
-20

Fraksi %Berat Linear (%Berat) Linear (%Berat)

Grafik 4.2 Pengolahan data 60 menit

120

100

80
30 menit
60
60 menit

40 fraksi (mm)

20

0
1 2 3 4 5 6

Grafik 4.3 Perbandingan grinding 30 menit dan 60 menit


1. Pengolahan data grinding 30 menit
Y = 19,623x – 20,776
P80 = 19,623x – 20,776
19,623x = 80 + 20,776
100.776
X= = 5,13 mm
19,623

2. Pengolahan data grinding 60 menit


Y = 17,509x – 19,573
P80 = 17,509x – 19,573
MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN
09320160098 09320170031
Grinding - 42
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING

17,509x = 80 + 19,573
99,573
X= = 5,68 mm
17,509

3. Berat hilang grinding 30 menit


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
B.hilang = x100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
10000 𝑔𝑟−9813 𝑔𝑟
B.hilang = x100% = 1.87%
10000 𝑔𝑟

4. Berat hilang grinding 60 menit


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
B.hilang = x100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
10000 𝑔𝑟−8574 𝑔𝑟
B.hilang = x100% = 14.26%
10000 𝑔𝑟

4.2 Pembahasan

Pada praktikum pengolahan bahan galian mata acara grinding telah kita
lakukan kegiatan grinding dengan sampel batubara seberat 10 Kg. proses grinding ini
dibagi menjadi 2 sesi. Sesi yang pertama selama 30 menit dan sesi yang kedua
selama 60 menit. Pada percobaan ini didapatkan hasil P80 dari grinding selama 30
menit yaitu 5,217 mm dengan berat hilang sebanyak 1.87% sedangkan P80 dari
grinding selama 60 menit yaitu 5.66 mm dengan berat hilang sebanyak 14.26%.
dapat diketahui bahwa makin makin lama proses grinding dari suatu material maka
akan semakin halus material hasil pengolahannya.

MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN


09320160098 09320170031
Grinding - 43

Anda mungkin juga menyukai