MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING
BAB I
PENDAHULUAN
menggunakan penggerusan dan media yang dapat berbentuk bola batang baja,
porselen atau bijih itu sendiri (autogeneus grinding).
1.2 Tujuan Praktikum
1.3.1 Alat
1. Ball Mill
3. Ayakan
4. Palu
5. Alat Pelindung Diri
6. Timbangan
7. Alat tulis menulis
8. Cawan
9. Neraca analitik
1.3.2 Bahan
1. Sampel Batubara 2 Kg
2. Tabel data pengamatan
3. Kantong sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
2.1.2 Penggerusan/Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
2. Batang-batang baja (steel rods).
3. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut
semi autagenous mill.
4. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
2. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
3. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan
galian atau bijihnya sendiri.
4. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses
pengolahan yang berikutnya.
2.2.1 Pengayakan/Penyaringan (Screening/Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.
Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi
adalah :
a. Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
b. Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
c. Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
d. Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media
fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan
mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium
separation (HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
c. Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-
mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral
ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih besar dari
air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
a. Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
b. Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
a. Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
b. Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
c. Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
d. Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85)
dan methylene jodida (b.j. = 3,32). Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh
sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators
yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor
(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
MULIATI ILHAM FITRAH SIRADJUDDIN
09320160098 09320170031
Grinding - 33
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
LABORATORIUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
GRINDING
a. Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
b. Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
a. Magnetit (Fe3 O4)
b. Kasiterit (Sn O2)
c. Ilmenit (Fe Ti O3)
d. Molibdenit (Mo S2)
e. Wolframit [(Fe, M) WO4]
f. Galena (Pb S)
g. Pirit (Fe S2)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara pengentalan / pemekatan (thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang
pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau
airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
2. Cara penapisan/pengawa-airan (filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang
pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan,
sehingga jumlah air yang terisap akan banyak
3. Pengeringan (drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
2.5 Grinding
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
2. Kemudian siapkan alat ball mill dan bola baja. Perbandingan berat material dan
berat bola baja yang digunakan adalah 1:3. Setelah itu masukkan bola baja dan
material kedalam alat ball mill
Gambar 3.2 Memasukkan material dan bola baja kedalam ball mill
3. Setelah itu tutup alat ball mill kemudian nyalakan alat. Sampel pertama di
grinding selama 10 menit dan sampel yang kedua di grinding selama 20 menit.
4. Setelah ball mill berhenti berputar lalu material dan bola baja dikeluarkan dari
alat ball mill. Kemudian sampel dimasukkan kedalam cawan lalu ditimbang
5. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam alat sizing untuk selanjutnya dilakukan
tahap screening atau pengayakan. Ukuran ayakan yang digunakan adalah 65, 80,
100, 150, 200 dan 250 mesh.
6. Setelah tahap screening, pisahkan material sesuai dengan ukuran ayakan dan
timbang masing-masing berat tertahan dari setiap ukuran ayakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
30 Menit
y = 19,623x - 20,776
120
R² = 0,9786
100 97,37
80
73
67,1
60
40
31,87
20 18,09
60 Menit
100
94,4
y = 17,509x - 19,573
80 R² = 0,966
60 59,31
48,55
40
29,13
20 18,85
120
100
80
30 menit
60
60 menit
40 fraksi (mm)
20
0
1 2 3 4 5 6
17,509x = 80 + 19,573
99,573
X= = 5,68 mm
17,509
4.2 Pembahasan
Pada praktikum pengolahan bahan galian mata acara grinding telah kita
lakukan kegiatan grinding dengan sampel batubara seberat 10 Kg. proses grinding ini
dibagi menjadi 2 sesi. Sesi yang pertama selama 30 menit dan sesi yang kedua
selama 60 menit. Pada percobaan ini didapatkan hasil P80 dari grinding selama 30
menit yaitu 5,217 mm dengan berat hilang sebanyak 1.87% sedangkan P80 dari
grinding selama 60 menit yaitu 5.66 mm dengan berat hilang sebanyak 14.26%.
dapat diketahui bahwa makin makin lama proses grinding dari suatu material maka
akan semakin halus material hasil pengolahannya.