BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi
untuk memperoleh sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih
mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-
sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan
produk rekayasa tertentu. Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang
banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian
maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam
dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia. Meskipun sesungguhnya
metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas, antara lain mencakup juga
pemaduan logam denagn logam lain atau logam dengan bahan bukan logam. Beberapa aspek
perusakan logam (korosi) dan cara-cara penanggulangannya, pelapisan logam secara
elektrolit,dll. Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri
antara lain adalah pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi),
hydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan
cara pelindian dengan media cairan), dan electrometalurgy (proses ekstraksi yang melibatkan
penerapan prinsip elektrokimia, baik pada temperatur rendah maupun pada temperatur
tinggi). BAB II PEMBAHASAN TAHAPAN PROSES EKSTRAKSI METALURGI 2.1
Hidrometalurgi Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari metalurgi. Secara harfiah
hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari batuan atau bijihnya
dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Atau secara detilnya proses
Hydrometalurgi adalah suatu proses atau suatu pekerjaan dalam metalurgy, dimana
dilakukan pemakaian suatu zat kimia yang cair untuk dapat melarutkan suatu partikel
tertentu. Hidrometalurgi dapat juga diartikan sebagai proses ekstraksi metal dengan larutan
reagen encer (< 1 gram/mol) dan pada suhu < 100º C. Reaksi kimia yang dipilih biasanya
yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan
kemudian dipisahkan dari material yang tak diinginkan. Peralatan yang dipergunakan adalah :
a. Electrolysis / electrolytic cell. b. Bejana pelindian (leaching box). Saat ini hidrometalurgi
adalah teknik metalurgi yang paling banyak mendapat perhatian peneliti. Hal ini terlihat dari
banyaknya publikasi ilmiah semisal jurnal kimia berskala internasional yang membahas
pereduksian logam secara hidrometalurgi. Logam-logam yang banyak mendapat perhatian
adalah nikel (Ni), magnesium (Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn). Hidrometalurgi memberikan
beberapa keuntungan: 1. Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. 2. Pemakaian batubara dan kokas pada
pemanggangan bijih dan sekaligus sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan. 3.
Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida, arsenik (III)
oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan. 4. Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade),
metode ini lebih efektif. 5. Suhu prosesnya relatif lebih rendah. 6. Reagen yang digunakan
relatif murah dan mudah didapatkan. 7. Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer
dengan kemurnian yang tinggi. Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses
yang dapat disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan. Salah satu yang
saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan dikarenakan aplikasinya yang terus
berkembang terutama sebagai material sel katodik pada baterai isi ulang. Baterial ion litium
konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki kapasitas penyimpanan energi yang
cukup besar. Namum jika katodanya dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka
kapasitas penyimpanan energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar. Kondisi yang baik
untuk hidrometalurgi adalah : 1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang
murah. 2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah dan
murah. 3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya. 4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai. 5. Zat pelarutnya harus dapat
“diperoleh kembali” untuk didaur ulang. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan
banyak mengandung lempung (clay minerals), karena akan sulit memisahkannya. 6. Zat yang
diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas agar mudah (cepat)
bereaksi pada suhu rendah. 7. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-
corrosive and non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator. Secara garis besar,
proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu: 1. Leaching atau pengikisan logam dari
batuan dengan bantuan reduktan organik. 2. Pemekatan larutan hasil leaching dan
pemurniannya. 3. Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching. Leaching
adalah proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam tertentu yang dapat larut.
Pemilihan metode pelindian tergantung pada kandungan logam berharga dalam bijih dan
karakteristik bijih khususnya mudah tidaknya bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu. Secara
hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching, yaitu : 1. Leaching in Place (In-situ
Leaching) 2. Heap Leaching 3. Vat Leaching /Percolation Leaching 4. Agitation Leaching 5.
Autoclaving Reduktan organik adalah hal yang sangat penting dalam proses ini. Reduktan
yang dipilih diusahakan tidak berbahaya bagi lingkungan, baik reduktan itu sendiri maupun
produk hasil oksidasinya. Kebanyakan reduktan yang digunakan adalah kelompok monomer
karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena punya gugus fungsi yang mudah teroksidasi.
Contohnya adalah proses reduksi mangan dengan adanya glukosa sebagai reduktan:
C6H12O6 + 12MnO2 + 24H+ = 6CO2 + 12Mn2+ + 18H2O Larutan hasil leaching tersebut
kemudian dipekatkan dan dimurnikan. Ada tiga proses pemurnian yang umum digunakan
yaitu evaporasi, ekstraksi pelarut dan presipitasi (pengendapan). Di antara ketiganya,
presipitasi adalah yang paling mudah dilakukan, juga lebih cepat. Namun cara ini kurang
efektif untuk metalurgi adalah : • Pada PBG : v bijih / mineral v tetap mineral v kadar logam
rendah v kadar logam tinggi v sifat-sifat fisik dan kimia v tak berubah • Pada ekstraktif
metalurgi : v bijih / mineral v jadi logam (metal) v sifat-sifat fisik dan kimia v berubah
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan
untuk : a. Membebaskan / meliberasi mineral berharga dari material pengotornya. b.
Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses
berikutnya. c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi. Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif adalah
: a. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran atau material yang tidak
diinginkan dari bijih (sumber metal ) b. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu
cara memproduksi material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari
bijihnya (sumbernya). c. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara
memperoleh metal yang belum murni. d. Pemurnian metal (metal purification), yaitu
pembersihan, metal yang belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang
belum murni), sehingga diperoleh metal murni. 2.2 Pirometalurgi Suatu proses ekstraksi
metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang hanya 50º - 250º C (proses
Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000º C (proses pembuatan paduan
baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500º - 1.600º C ; pada suhu tersebut kebanyakan
metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi
pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih
dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik (exothermic). Sumber energi panas dapat berasal
dari : 1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik). 2. Bahan bakar
(hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi. 3. Energi listrik. 4. Energi
terselubung/tersembunyi, panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah : 1. Tanur tiup (blast furnace). 2. Reverberatory
furnace. Sedangkan untuk pemurniannya dipakai : 1. Pierce-Smith converter. 2. Bessemer
converter. 3. Kaldo cenverter. 4. Linz-Donawitz (L-D) converter. 5. Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu : 1. Drying (Pengeringan) Adalah proses
pemindahan panas kelembapan cairan dari material. Pengeringan biasanya sering terjadi oleh
kontak padatan lembap denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar
fosil. Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas
yang secara tidak langsung memanaskan. Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas
titik didih air sekitar 120ºC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat
larut, suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan. 2. Calcining (Kalsinasi) Kalsinasi
adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi hydrate seperti ferric Hidroksida
menjadi ferric oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida
dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa
dalam variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor. 3.
Roasting (Pemanggangan) Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara
dihembuskan pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan
ini tidak mencapai titik leleh (didih). Kegunaan Roasting adalah : -Mengeluarkan sulfur,
Arsen, Antimon dari persenyawaannya - Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2 ZnS + 3O2 2 ZnO + 2 SO4 - Membentuk material menjadi porous - Menguapkan impurity
yang foltair. Dapur yang digunakan pada proses roasting, yaitu : - Hazard Vloer Oven -
Suspensi roasting oven - Fluiized bed roasting Jenis-jenis roasting, yaitu : a. Oksida Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur tinggi (direduksi
langsung). Pada temperatur rendah : - sulfida logam dapat direduksi dengan Carbon
membentuk CS dan CS2. - Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih
stabil b. Reduksi Roasting Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida
mengalami proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk menurunkan
derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida
yang sangat stabil. c. Chlor Roasting Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama
senyawa klorida (CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2. Tujuan chlor roasting adalah : -
Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi) Menghasilkan senyawa klorida
logam-logam yang mudah menguap agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu
(Metalurgi Halida). d. Fluor Roasting Pemanggangan ini menggunakan reagent F2. e.
Yodium Roasting Pemanggangan ini menggunakan reagent I2. 4. Smelting Adalah proses
peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam ,leleh dan mecair setelah mencapai
titik didihnya. Oven yang digunakan, yaitu : a. Schacht Oven b. Scraal Oven (revergeratory
Furnace c. Electric Oven (Electric Furnace) Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan,
yaitu : a. Ketahanan mekanis dari feeding b. Kemurnian dari bahan bakar. Smelting terbagi
beberapa jenis, yaitu : a. Reduksi smelting b. Oksidasi smelting c. Netral smelting d.
Sementasi smelting e. Sulfida smelting f. Presipitasi smelting g. Flash smelting (peleburan
semprot) h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan. 5. Refining (Pemurnian) Pemunian
adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses panas. Contoh Proses Ekstraksi
Metaluri Secara Pirometalurgi 1. Peleburan Besi Proses pembuatan besi baja berlangsung
didalam Convertor. Plat baja tebal sebelah dalam dilapisi refractory asam (silikat). Pipa-pipa
udara di bagian bawah 200 buah dengan diameter 1-3 cm. O2 dimasukan melalui pipa-pipa
udara yang ada di bagian bawah convertor. Kemudia O2 yang dihembuskan tersebut pada
metal bad akan mengoksider logam-logam tertentu untuk membentuk slag. Slag dan logam
yang didapat dalam keadaan cair akan terpisah oleh berat jenis. Slag yang dihasilkan 10%.
Dampak Negatif dari Esktraksi Metalurgi Secara Pirometalurgi Pencemaran lingkungan yang
terjadi adalah : 1. Panas yang terasa oleh para pekerja yang berada di sekitar peralatan lebur.
2. Gas buangan yang mengandung racun (CO, NO2, SO2, dll). 3. Debu dan padatan yang
beterbangan di sekitar pabrik. 4. Terak (slag) yang bisa mengotori atau merusak lahan,
walaupun dapat juga dimanfaatkan sebagai material pengisi (land fill), pengeras jalan (road
aggregate) dan campuran beton ringan (light weight concrete aggregate). 2.3
Elektrometalurgy Elektrometalurgi merupakan proses ekstraksi metalurgi yang
menggunakan sumber listrik sebagai sumber panas. Tujuan dari proses ini adalah untuk
mengendapkan logam dari suatu larutan sebagai hasil pelindian. Prinsip Elektro Metalurgy
Untuk prinsip elektro metalurgy ini adalah suatu elektrolisa dimana penggunaan tenaga listrik
untuk mengendapkan suatu metal atau logam pada salah satu elektrodanya. Proses
elektrometalurgi terdiri atas lima macam, yaitu : 1. Suatu elektrolisa di dalam larutan
air,terbagi atas : · Elektrowinning,merupakan tahap pemerolehan kembali suatu logam dari
larutannya dengan menggunakan arus listrik yang diberikan dari luar. Logam yang dihasilkan
murni, maka pengendapan dengan cara ini lebih disukai. · Elektrorefining,untuk
mengekstraksi logam-logam sehingga diperoleh logam dengan tingkat kemurnian yang
tinggi. · Elektrodissolution 2. Elektrolisa di dalam larutan garam. Biasanya digunakan untuk
mengekstraksi logam-logam yang sangat reaktif, seperti Al dan Mg. 3. Elektrolisa di dalam
larutan zat organik. 4. Elektroplating dan Anodisasi. 5. Korosi logam dan teknik
penanggulangannya. Yang banyak digunakan pada elektrolisa metal adalah elektrolisa dalam
larutan air dan elektrolisa dalam larutan garam, sedangkan elektrolisa dalam larutan zat
organik sedikit sekali digunakan. Pekerjaan elektrolisa ini terdiri atas 2 tingkatan, yaitu
elektro Winning dan elektro Refinary. Hasil dari elektro Winning selanjutnya dimurnikan
melalui elektro Refinery. Pekerjaan di dalam elektrolisa dilakukan dengan arah arus DC,
dimana daerah elektrolisa positif disebut anoda, sedangkan daerah elektrolisa negative
disebut katoda. Banyaknya penempelan logam pada plat katoda adalah berbanding lurus
dengan elektrisitet pada larutan. Kekuatan elektrisitet = joule coulomb. Sifat Proses Elektro
Metalurgy 1. Pada daerah katoda (reduksi), yang lebih mulia mengalami pengendapan. 2.
Pada anoda (oksidasi), yang kurang mulia tidak mengalami pengendapan. Jika tidak terjadi
keseimbangan, maka reaksi akan terjadi sebaliknya. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai pengolahan
logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam,
sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu. Tahapan proses
ekstraksi metalurgi : 1. Hidrometalurgi Hidrometalurgi merupakan cabang tersendiri dari
metalurgi. Secara harfiah hidrometalurgi dapat diartikan sebagai cara pengolahan logam dari
batuan atau bijihnya dengan menggunakan pelarut berair (aqueous solution). Atau secara
detilnya proses Hydrometalurgi adalah suatu proses atau suatu pekerjaan dalam metalurgy,
dimana dilakukan pemakaian suatu zat kimia yang cair untuk dapat melarutkan suatu partikel
tertentu. 2. Pirometalurgi Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu
yang dicapai ada yang hanya 50º - 250º C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada
yang mencapai 2.000º C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya
berkisar 500º - 1.600º C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah
dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas. 3. Elektrometalurgy Elektrometalurgi
merupakan proses ekstraksi metalurgi yang menggunakan sumber listrik sebagai sumber
panas. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengendapkan logam dari suatu larutan sebagai
hasil pelindian.
1. Pirometalurgi
Proses pirometalurgi ini merupakan pengambilan logam dari bijihnya yang umumrnya paling
tua. Proses ini berhubungan dengan temperatur tinggi dan sebagian besar berlangsung sampai terjadi
peleburan. Sifat dari proses pirometalurgi ini cepat (jam).
2. Hidrometalurgi
Proses ekstraksi logam yang biasanya berlangsung pada temperatur kamar dan melibatkan
reaksi air. Proses hidrometalurgi ini lebih mampu untuk mengolah bijih-bijih yang berkadar rendah.
Proses yang terjadi biasanya pelarutan. Sifat dari proses hidrometalurgi ini adalah lamabt (proses
berlangsung antara hari sampai bulan)
3. Elektrometalurgi
Proses-proses ekstraksi dan pemurnian yang melibatkan energi listrik sebagai dasar-dasar
ekstraksinya. Prinsip yang digunakan adalah elektrolisis dan elektrokimia. Proses-proses
hidrometalurgi umumnya berhubungan dengan elektrometalurgi baik secara fisik maupun kepada
penggunaannya. Sedangkan suatu proses pirometalurgi yang pembangkit panasnya dari energi listrik
disebut proses elektrothermik.
MATERI TECNOPRENEURSHIP
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas
dengan menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis dengan
baik hubungan dari setiap aspek.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.
Pengertian analisis SWOT dan manfaatnya – Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di
dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam
usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang.
Atau definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi
sebagai sebagai faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa SWOT
ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang
sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi
permasalahan yang sedang dihadapi.
S = Strength (kekuatan).
W = Weaknesses (kelemahan).
O = Opportunities (Peluang).
T = Threats (hambatan).
a. Strenght (S)
Yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau
organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.
Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu dapat
di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan juga kualitas
yang lebih maju.
b. Weaknesses (W)
Yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi
atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau
organisasi.
c. Opportunity (O)
Yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau
perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah
untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi
bisa berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
d. Threats (T)
Yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu
perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak
segera di atasi, ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik
di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat
untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari
analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk
menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga
menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-
sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT
merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi
serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Mood merupakan suasana hati yang dapat dipengaruhi karena adanya rangsangan dari luar
yang kita terima. Mood itu hanya terbagi 2, yaitu mood baik (good mood)dan mood buruk
(bad mood). Sebagai contoh, tentunya kita semua pernah merasakan yang namanya “Jatuh
Cinta” dengan lawan jenis. Coba ingat-ingat kembali pada masa pertama kali Anda jatuh
cinta, Indah bukan?? Ya, itu memang sangat indah. Saking indahnya yang Anda tak biasa
bangun cepat, bisa tiba-tiba bangun cepat. Yang tak biasa memakai minyak wangi, bisa
sampai habis 1 botol minyak wangi untuk bajunya sendiri (agak lebay sikit).
Mood yang baik akan terlihat dari perilaku psoitif yang ditunjukkan individu, sedangkan
mood yang buruk akan terlihat juga dari perilaku buruk yang ditunjukkan individu. Secara
umum, mood dengan emosi adalah satu hal yang sama. Akan tetapi, sebenarnya ada terdapat
perbedaan diantaranya.
Mood merupakan suasana hati kita, cuma ada baik dan ada buruk. Sedangkan emosi, ada
baik/positif dan ada buruk/negatif juga. Perbedaannya adalah, emosi positif dan negatif
terbagi dalam beberapa hal lagi. Misalnya yang positif berupa rasa senang, bahagia, tertawa,
dsb. Sedangkan, yang negatif berupa rasa kecewa, marah, sedih, dsb.
Tahukah Anda, sebenarnya mood itu adalah diri Anda sendiri. Anda-lah yang mengendalikan
mood Anda. Sebagai contoh kasus, Anda besok akan menghadapi ujian yang paling sulit.
Sudah belajar mati-matian, pas waktu ujian tidak bisa menjawab dan sudah di pastikan nilai
bakalan hancur.
Pada saat situasi seperti inilah mood itu Anda yang bentuk. Kalau Anda terbawa suasana,
maka akan munculah “bad mood”. Akan tetapi, kalau Anda enjoy-enjoy saja dengan hasilnya
nanti, maka bad mood tadi tidak akan muncul, tapi yang muncul adalah “good mood”.
Ketika Anda bad mood, maka akan muncullah perasaan sedih, kecewa. Lalu ditunjukkanlah
melalui tindakan seperti tidak mau makan, tidak mau keluar rumah, banting Hp (orang kaya
bisa beli baru lagi), dan lain-lain.
Jadi kesimpulan yang dapat saya buat agar Anda dapat lebih memahami seperti ini:
. Proyeksi Penjualan
Harga pokok ditentukan melalui harga pasar, karena penentuan harga penjual menaikkan harga
sebanyak 25% dari harga pokok, jadi apabilka harga pokok Rp25.000 ditambah sebanyak 25% maka
harga jual barang jual berkisar sekitar Rp32.000 per satuan. Dengan asumsi kenaikan harga ini akan
menjanjikan bagi penjualuntuk meningkatkan benefit bisnis dari keuntungan laba tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa target pasar cukup luas untuk prospek
kedepannya cukup menjanjikan. Dengan modal awal Rp57.000.000,00 di dapat kan laba sebesar
Rp42.900.000,- Per tahunnya. Jadi semakin besar modal yang kita tanam, maka semakin besar pula
laba yang kita peroleh, dan diiringi dengan keuletan, keteguhan jiwa pantang menyerah dan cara kerja
yang baik.
B. Rekomendasi
Demikianlah proposal yang penulis buat, dengan serinci-rinci, dan sedetail-detailnya, semoga langkah
yang saya lakukan bermanfaat bagi penulis sebagai pegusul dan masyarakat pada umumnya demi
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kokoh, dan dapat dipertimbangkan oleh Dosen
Kewirausaahaan Ibu Sukanti,M. Pd Semoga kebijakan ini dapat turut andil dalam mencerdaskan umat
dan memberikan lapangan pekerjaan dan memajukan ekonomi berbasis Kerakyatan. Terima kasih.