Anda di halaman 1dari 33

UNIT PROCESS

IN MINERAL PROCESSING

Presented by
Ir. Danang Jaya, MT
Perwitasari, ST, M.Eng.
Introduction

Unit proses adalah suatu cara pengambilan metal (logam) dari ore secara
langsung maupun konsentrat unit operasi dan scrap (sisa) berdasarkan sifat fisik dan
kimianya, baik dengan cara pemanasan (peleburan) maupun pelarutan

Preparasi Metalurgi Pemurnian


Ekstraksi (Refining)
Preparation

Preparasi adalah kegiatan awal sebelum memasuki unit proses dengan tujuan
untuk mempersiapkan bahan baku sedemikian rupa sehingga unit proses berlangsung
dengan baik.

• Roasting
• Kalsinasi

Sifat
Kimia

Sifat Fisik
• Aglomerasi
• Pelletisasi
• Sinterisasi
• Nodulasi
• Briquetisasi
Preparation
Preparasi Fisik
 Aglomerasi merupakan suatu proses dimana material yang halus (ore,
konsentrat, scrap) diubah menjadi bentuk yang lebih kasar.
 Pelletisasi merupakan suatu proses penggumpalan material (ore, konsentrat,
scrap) yang halus, terutama diterapkan untuk ukuran 200 mesh menjadi
ukuran 10-30 mm.
 Sinterisasi merupakan suatu proses untuk menghasilkan spongy coke yaitu
campuran antara besi dan coke.
 Nodulasi mempunyai prinsip kerja yang sama dengan prinsip pembentukan
klinker pada rotary kiln, yaitu dengan memanaskan sampai mendekati titik
leleh mineral sehingga akan membentuk gumalan yang porous.
 Briquetisasi merupakan suatu proses dimana material yang berukuran halus
ditekan menjadi bentuk tertentu dengan menambahkan bahan pengikat
(binder). Ada 2 jenis bahan pengikat yaitu organic binder (oil and ter) dan
anorganic binder (limestone, clay and cement).
Pelletisasi
Preparation
Preparasi Kimia
 Pemanggangan (Roasting)
merupakan suatu proses pemanasan terhadap material (ore, konsentrat, scrap)
yang dilakukan pada udara terbuka dengan suhu di bawah suhu peleburan yaitu
antara 5000C-10000C.
Tujuan roasting:
1. Menguapkan impuritas yang bersifat volatile
2. Mengubah senyawa sulfida menjadi oksida
3. Mengubah senyawa sulfida menjadi sulfat
4. Mengubah senyawa sulfida menjadi klorida
5. Mengubah metal yang non magnetic menjadi magnetic
6. Mendapatkan gas SO2
Contoh roasting:
2 ZnS + 5 O2 --- 2 ZnO + 4 SO2(gas)
Preparation

 Kalsinasi
merupakan suatu proses pemanasan dari mineral-mineral karbonat maupun hidrat
dengan tujuan melepaskan CO2 dan H2O disamping juga melepaskan impuritas lain
yang bersifat volatile dan dilakukan pada suhu sekitar 9000C.
Contoh kalsinasi:
CaCO3 --- CaO + CO2(gas)
2 Al(OH)3 --- Al2O3 + 3 H2O(gas)
Extractive Metallurgy

Tahapan proses pada metalurgi ekstraksi


1. Pemisahan (separation)
pembuangan unsur, campuran (compounds) atau material yang tidak diinginkan
dari bijih (source of metal)
2. Pembentukan campuran (compound formation)
cara memproduksi material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda
dari bijihnya (sumbernya).
3. Pengambilan/ produksi metal (metal production)
cara-cara memperoleh metal yang belum murni.
Macam-macam metalurgi ekstraksi
1. Pirometalurgi (pyrometallurgy)  menggunakan energi panas hingga 20000C
2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy)  menggunakan larutan dan reagen organik
3. Elektrometalurgi (electrometallurgy)  memanfaatkan teknik elektro-kimia
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
 Proses pirometalurgi merupakan pengambilan logam dari bijihnya dengan
menggunakan suhu tinggi dimana terjadi reaksi kimia antara fase gas, solid (padat)
,dan cair.
 Proses pirometalurgi yang melibatkan fase gas dan padat disebut calcining dan
rosting. Sedangkan proses yang menghasilkan fase cair disebut smelting.
 Suhu dalam proses pirometalurgi ada yang hanya 50o – 250o C (proses Mond untuk
pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan
baja). Yang umum dipakai hanya berkisar 500o – 1.600o C dimana pada suhu
tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan
kadang-kadang dalam fase gas.
 Umpan yang baik untuk proses ini  konsentrat dengan kadar metal yang tinggi
agar dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas
dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Sumber energi panas dalam proses pirometalurgi dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik)
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi
3. Energi listrik
4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas
buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process)

Peralatan yang umumnya dipakai dalam proses pirometalurgi adalah :


1. Tanur tiup (blast furnace)
2. Reverberatory furnace
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy

Lead Reverberatory Furnace

Lead Blast Furnace


Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Multi-hearth calciner/roaster
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
 Pierce-Smith converter
 Bessemer converter
 Kaldo cenverter
 Linz-Donawitz (L-D) converter
 Open hearth furnace
Persyaratan Tungku adalah :
1. Tahan suhu tinggi, dilengkapi dengan pelapis / refractory
2. Tahan reaksi, lelehan logam terak (slag)
3. Tahan kuat tekan (beban material)
4. Tahan gesekan, kikisan abu pada suhu tinggi
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Refractory
 Merupakan bahan pelapis yang berfungsi untuk melindungi agar bahan tanur dapat tahan
lama dan tahan terhadap zat-zat kimia (tidak bereaksi dengan produk).
 Refractory dapat memantulkan panas maupun menghantarkan panas.
 Sifat-sifat refractoryantara lain: tidak leleh, tahan terhadap reaksi kimia, tahan abrasi, tahan
terhadap beban/muatan, mempunyai porositas tertentu, tahan penghancuran (pecah),
mempunyai daya hantar panas maupun listrik.
 Material: Al2O3, SiO2, CaO, MgO, metal, silicon, carbide, dll.
Klasifikasi Refractory:
1. Acied Refractories  material alumina silica, material silica
2. Basic Refractories  aluminimu oksida (bauxite brick, alundum (electrically fused bauxite),
kalsium oksida dan magnesium oksida
3. Neutral Refractories  carbon, grafit, coke, chromite, refractory buatan (zirconium carbide
dan titanium carbide), metal (Fe, Cu, Mo, Ni, Pt, Os, Ta, Th, Ti, W, V, Zr)
4. Rarer Refractories
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Dasar pemilihan Refractory
1. Umur pakai (kaitannya dengan harga)

2. Titik leleh
3. Kekuatan, tahan terhadap gesekan
4. Plastisitas
5. Komposisi Kimia
6. Thermal Conductivity

7. Electrical conductivity
8. Pemuaian dan penyusutan
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Bahan Bakar
 Pada proses pirometalurgi sebagai sumber panas digunakan bahan bakar.

 Jenis bahan bakar yang digunakan dapat berbentuk padat/cair/gas.


 Pemilihan bahan bakar memperhatikan:
1. Harga per ton bahan bakar murah
2. Cocok panasnya dengan yang akan dilebur
3. Penanganannya mudah

4. Mudah didapat
5. Tidak mengotori produk
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Peleburan (Smelting)
 Suatu proses untuk memisahkan metal dari gangue mineral dengan mendasarkan atas
perubahan kimia dan fisika dengan menggunakan pemanasan.
 Pemanasan akan merubah material dari padat menjadi cair. Cairan akan terpisah satu
terhadap yang lainnya karena adanya perbedaan berat jenis, dimana umumnya
metal akan berada di bawah tungku pembakaran dan slag (kerak) berada di atas
tungku pembakaran.
 Reaksi:
Ore + reduktor + flux --- metal cair + slag + gas
panas
 Alat yang digunakan pana smelting antara lain Blast Furnace Smelting dan
Reverbaratory Furnace.
Extractive Metallurgy
Pyrometallurgy
Peleburan (Smelting)
Extractive Metallurgy
Hydrometallurgy
 Proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gram mol) dan
pada suhu < 100oC.
 Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif artinya hanya
metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian
dipisahkan dari material yang tak diinginkan.
 Secara umum ada 2 tahapan dalam hidrometalurgi:
1. Leaching  memilih logam berharga dari bijih melalui pelarutan.
2. Precipitation memilih logam berharga dari larutan melalui proses
recovery( pengambilan kembali).
Terkadang purification/concentration masuk dalam tahapan proses
hidrometalurgi.
Peralatan yang dipergunakan adalah :
1. Electrolysis / electrolytic cell
2. Bejana pelindian (leaching box)
Extractive Metallurgy
Hydrometallurgy
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah:
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah
dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap
(bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya.
7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas agar
mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and non-
toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
Extractive Metallurgy
Hydrometallurgy

1. Leaching
 Sebelum proses leaching, dilakukan proses peremukan dan
penggerusan (crushed and ground).
 Dalam beberapa kasus, sebelum proses leaching dilakukan
proses thermal seperti oksidasi, reduksi yang berfungsi:
-) Membuat material lebih mudah untuk leaching;
-)Mengeluarkan komponen-komponen yang tidak
diinginkan.
 Leaching biasanya diikuti dengan proses filtrasi, pencucian
dan tahapan pemurnian larutan.
Extractive Metallurgy
Hydrometallurgy
Pemilihan leaching agent berdasarkan beberapa faktor seperti:
 Solubility (kelarutan) kecepatan kelarutan dari bahan yang akan
diluluhkan terhadap leaching agent.
 Harga  reagen yang mahal, tidak diinginkan karena kehilangan sisa
reagen selama proses akan menimbulkan kehilangan yang cukup
besar secara ekonomi.
 Material of construction jika leaching agent bersifat korosif dan
harus disimpan dalam tangki yang terbuat dari stainless steel atau
titanium, maka capital cost akan tinggi.
 Selectivity  reagen yang bagus anya kana mengekstrak komponen
yang diinginkan.
 Regeneration kemampuan regenerasi dari reagen untuk recycle,
sangat penting.
Leach general principles
Extractive Metallurgy
Hydrometallurgy

2. Precipitation
 Tujuannya:
-) pemurnian;
-)meningkatkan konsentrasi larutan dimana logam berharga
dapat mengendap dengan efektif.
 Metode yang digunakan:
-) adsorpsi dengan activated charcoal;
-) adsorpsi dengan ion exchange resins;
-) ekstraksi dengan pelarut organik.
Precipitation
Extractive Metallurgy
Electrometallurgy

 Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-kimia, misalnya :


baterai dan elektrolisa (electrolysis = electrorefining). Pada proses ini kecuali
diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda
(electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat:
1. Konduktor listrik yang baik.
2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk
campuran yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung
memuaskan, yaitu harus :
1. Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.
2. Tahan korosi dalam zat larut.
3. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).
4. Harus murah harganya.
Extractive Metallurgy
Electrometallurgy
Electrolytic process  pengendapan dari sebuah logam dari larutannya yang
dipengaruhi oleh gaya electromotive dari luar dari sumber arus listrik secara langsung.
Extractive Metallurgy
Electrometallurgy
Peralatan yang biasa dipakai adalah Electric Arc Furnace
Extractive Metallurgy
Electrometallurgy

Ada 5 macam metode elektrometalurgi yang masing-


masing tergantung pada kegunaanya:
1. Electro Winning  untuk mengendapkan logam dari
larutan menggunakan electric potential.
2. Electro Refining  untuk memurnikan logam dengan
melarutkannya kemudian mengendapkannya ulang.
3. Electro Platting
4. Fuse Salt Electrolysis
5. Electro Thermic Process
Pemurnian (Refining)

 Pemurnian adalah prosedur akhir untuk menghilangkan sejumlah kecil


impuritas yang masih tertinggal setelah tahapan proses ekstraksi yang
utama selesai.
 Dengan proses pemurnian, maka logam utama akan berada pada
keadaan murni yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
 Tahapan untuk pemurnian antara lain:
1. Converting
Proses converting adalah proses peningkatan kadar logam
berharga dalam matte cair yang dihasilkan dari dapur listrik
(electric furnace). Proses converting dilakukan didalam
converter, contohnya untuk tembaga proses converting
dilakukan didalam Pierce-Smith Converter.
Pemurnian (Refining)
2. Fire Refining
 Proses ini dilakukan dalam reverberatory furnace, untuk
menghilangkan impuritis yang dilakukan dengan jalan
mengoksidasi blister logam (misal blister tembaga), sehingga
impuritis yang teroksidasi dan membentuk slag.
 Dalam proses ini, oksigen atau udara ditambahkan ke logam
cair yang masih kotor. Impuritas teroksidasi dan dibuang
sebagai ampas bijih teroksidasi atau gas oksida volatile.
Ada 2 tahapan dalam fire refining yaitu:
1)Oksidasi selektif terhadap elemen pengotor logam;
2) Deoksidasi untuk penurunan kandungan oksigen dalam
logam.
Pemurnian (Refining)
3. Electrolitic Refining
 Metode ini memberikan hasil logam dengan kemurnian tinggi dan
recovery yang paling baik untuk mineral pengotor berharga.
 Biasanya digunakan untuk pemurnian tembaga, nikel, timah, emas
dan perak.
 Logam yang akan dimurnikan, dicetak dalam bentuk lempengan
(slab) yang kemudian menjadi anoda dalam sel elektrolit.
Sedangkan katoda dibuat dari lembaran logam yang lain. Kedua
elektroda dicelupkan dalam larutan elektrolit yang mampu
menghantarkan arus listrik.
 Saat arus listrik mengalir dalam sel, ion-ion logam terlarut dari anoda
dan menumpuk di katoda.
 Endapan tidak terlarut yang tertinggal di sel, diolah untuk
mengambil kembali logam hasil samping proses yang masih bernilai.
TUGAS
 Membuat makalah mengenai unit proses dalam
pengolahan mineral yaitu preparasi, metalurgi ekstraksi
(pirometalurgi, hidrometalurgi, elektrometalurgi) dan
pemurnian.
 Seperti tugas makalah sebelumnya untuk kelompok 1
mengenai preparasi, kelompok 2 mengenai pirometalurgi,
kelompok 3 mengenai hidrometalurgi, dst diulang untuk
kelompok 6 dan selanjutnya.
 Aturan pengerjaan tugas sama dengan tugas makalah
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai