Anda di halaman 1dari 27

disusun oleh :

Kelompok 4

Refka Darmawan Tryantama (2613161005)


Tanjung Bakti Pratiwi (2013161012)
Adji Bayu Pratomo (2613161022)
Rafly Malik Wijaya (2613161026)
Redi Sabihisani Wijaksono (2613161029)
Mada Regina Irfitania Salawali (2013161035)
Aisyah Friska Utami (2613161057)
EKSTRAKTIF

Ekstraksi metalurgi adalah proses pemisahan dari suatu


konsentrat yang diambil dari suatu bijih melalui
eksploitasi , dimana dari konsentrat tersebut yang diambil
hanya logamnya saja . Dengan perkataan lain ekstraksi
metalurgi adalah suatu proses pengolahan dalam
pekerjaan metalurgi untuk mengekstrak (mengeluarkan
atau mendapatkan) suatu logam dari dalam
persenyawaannya.
PIROMETALURGI

Pyrometallurgy adalah cabang dari metalurgi ekstraktif. Ini terdiri dari


perlakuan termal mineral dan bijih metalurgi dan konsentrat untuk
menghasilkan transformasi fisik dan kimiawi dalam bahan untuk
memungkinkan pemulihan logam mulia.
Contoh elemen yang diekstraksi dengan proses pyrometalurgi
termasuk oksida unsur-unsur yang kurang reaktif seperti besi,
tembaga, seng, kromium, timah, dan mangan.
Proses Pyrometallurgical umumnya dikelompokkan menjadi satu atau
beberapa kategori berikut :
• Kalsinasi
• Pembakaran
• Peleburan
• pengilangan
1) Kalsinasi
Kalsinasi adalah dekomposisi termal suatu material. Contohnya meliputi
dekomposisi hidrat seperti hidroksida besi menjadi oksida besi dan uap
air. Dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida
serta besi karbonat menjadi oksida besi:
CaCO 3 → CaO + CO 2
Proses kalsinasi dilakukan dalam berbagai tungku, termasuk tungku poros, tungku
rotary, dan reaktor unggun terfluidisasi.

2) Roasting
Pemanggangan terdiri dari reaksi padat gas-padat, yang dapat mencakup oksidasi,
reduksi, klorinasi, sulfasi, dan pirokhlisrolisis.

3) Smelting
Peleburan melibatkan reaksi termal di mana setidaknya satu produk merupakan
fase cair. Peleburan biasanya terjadi pada suhu di atas titik leleh logam, namun
prosesnya sangat bervariasi sesuai dengan bijih yang terlibat dan hal-hal lain.
4) Refining
Penyulingan adalah pengangkatan kotoran dari bahan dengan proses termal. Ini
mencakup berbagai proses, yang melibatkan berbagai jenis tungku atau tanaman
lainnya. Istilah "penyulingan" juga bisa mengacu pada proses
elektrolitik tertentu. Dengan demikian, beberapa jenis penyulingan
pyrometallurgical disebut sebagai "pemurnian api".
SEJARAH NIKEL

Sejarah pertambangan nikel di Indonesia dimulai pada tahun 1901, ketika Kruyt,
seorang berkebangsaan Belanda, meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi.
Kemudian pada 1909, EC Abendanon, juga ahli geologi berkebangsaan Belanda,
menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Penemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi pada tahun 1934 oleh
Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tole Maatschappij. Di Soroako, pada tahun
1937 seorang ahli geologi bernama Flat Elves melakukan studi mengenai keberadaan
nikel laterit. Pada tahun 1938 dilakukan pengiriman 150.000 ton bijih nikel
menggunakan kapal laut oleh OBM ke Jepang.
Namun baru 30 tahun kemudian, tahun 1968 diterbitkan Kontrak Karya (KK) untuk
penambangan nikel laterit kepada PT International Nickel Indonesia (INCO) dengan
area di beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Tenggara, termasuk Soroako dan Pomalaa. Setelah melalui
serangkaian kegiatan eksplorasi, studi kelayakan dan konstruksi, pada tahun 1978 PT
INCO memulai produksi komersial. Saat ini seluruh saham PT INCO sudah diambil alih
oleh perusahan pertambangan nikel dari Brasil dan berubah nama menjadi PT Vale
Indonesia.
JENIS - JENIS NIKEL

A. Nikel Literit
Secara mineralogi nikel laterite dapat dibagi dalam tiga kategori (Brand et al,1998).
1) Hydrous Silicate Deposits
Ore horizon pada lapisan saprolite (Mg - Ni silicate), kadar nikel antara 1,8% -
2,5%. Pada zona ini berkembang box-works, veining, relic structure, fracture dan
grain boundaries dan dapat terbentuk mineral yang kaya dengan nikel; Garnierite
(max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe-Oxyhydroxide) dan terendapkan
bersama mineral silika hydrous atau mensubstitusi unsur Mg pada serpentinite yang
teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel laterit adalah produk pelapukan, tapi
dapat dikatakan juga bahwa proses meningkatkan supergene sangat penting dalam
pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate ini.
2) Clay Silicate Deposits
Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut melalui air tanah, sisanya akan
bergabung dengan Fe, Ni, dan Al membentuk mineral lempung (clay minerals) seperti Ni-rich
Nontronite pada bagian tengah profil saprolite. Ni-rich serpentine juga dapat digantikan oleh
smectite atau kuarsa jika profil deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan air tanah.
Kadar nikel pada endapan ini lebih rendah dari endapan Hydrosilicate yakni sekitar 1,2%
(Brand et al,1998).
3) Oxide Deposits
Tipe terakhir adalah Oxide Deposit. Berdasarkan profil yang ditampilkan,
bagian bawah profil menunjukkan protolith dari jenis harzburgitic peridotite
(sebagian besar terdiri dari mineral jenis olivin, serpentine dan piroksen). Endapan
ini angat rentan terhadap pelapukan terutama di daerah tropis. Di atasnya
terbentuk saprolite dan mendekati permukaan terbentuk limonite dan ferricrete.
Kandungan nikel pada tipe Oxide deposit ini berasosiasi dengan goethite (FeOOH)
dan Mn-Oxide. Sebagai tambahan, nikel laterit sangat jarang atau sama sekali tidak
terbentuk pada batuan karbonat yang mengandung mineral talk.
No. Karakteristik Keterangan Umum

1. Nama Nikel

2. Lambang Ni

3. Nomor Atom 28

4. Deret Kimia Logam Transisi

5. Golongan VIII B

6. Periode 4

7. Blok D

8. Penampilan Kemilau, Metalik

9. Massa 58.6934(2) g/mol

10. Konfigurasi Elektron [Ar] 3d8 4s2

11. Jumlah Elektron Tiap Kulit 2, 8, 16, 2


Sifat Fisik

Fase Padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar) 8,908 g/cm³

Massa jenis cair pada titik lebur 7,81 g/cm³

1728K
Titik Lebur
(1455 °C, 2651 °F)

3186 K
Titik Didih
(2913 °C, 5275 °F)

Kalor Peleburan 17,48 kJ/mol

Kalor Penguapan 377,5 kJ/mol

Kapasitor Kalor (25 °C) 26,07 J/(mol·K)


B. Nikel Sulfida
Nikel sulfida adalah senyawa anorganik dengan rumus NiS. Senyawa ini berbentuk solid
berwarna hitam yang diproduksi dengan mereaksikan garam Nikel (II) dengan Hidrogen
Sulfida Banyak nikel sulfida yang sudah diketahui, termasuk mineral Milerit.
1) Struktur
Seperti bahan terkait lainnya, nikel sulfida mengadopsi motif arsenide nikel. Dalam
struktur ini, nikel berbentuk oktahedral dan sulfida berada di posisi prismatik trigonal.
Nikel sulfida memiliki dua polimorf. Bentuk alfa memiliki unit sel heksagonal,
sedangkan bentuk beta memiliki sel rhombohedral. Sejumlah kecil senyawa
ini terjadi sebagai ketidaksempurnaan ketika struktur kaca dibentuk. Diyakini
bahwa retakan yang terjadi pada panel kaca jendela yang keras terjadi karena
perubahan volume terkait dengan tahap transisi alpha beta pada cacat nikel sulfida
tersebut.
2) Sintesis
Pengendapan nikel sulfida hitam solid yang menjadi andalan skema analisis
anorganik kualitatif tradisional, yang dimulai dengan pemisahan logam berdasarkan
kelarutan sulfida mereka. Reaksi tersebut ditulis :
Ni2+ + H2S → NiS + 2 H+
Banyak metode yang lebih terkontrol lainnya telah dikembangkan, termasuk reaksi
metatesis solid state (dari NiCl2 dan Na2S) dan reaksi suhu tinggi dari masing-masing
elemen.
Rumus molekul NiS

Massa molar 90.7584 g mol-1

Penampilan hitam padat

Bau Odorless

Densitas 5.8 g/cm3

Titik lebur -

Titik didih -

Kelarutan dalam air tidak tercerna

Kelarutan tidak tercerna

Bahaya

Bahaya utama dapat menyebabkan kanker jika terhirup

Frasa-R R43, R49, R50, R53

Frasa-S S45, S53, S61, S60


Penambangan Eksplorasi Nikel
 Ekplorasi bijih nikel dilakukan dengan menggunakan alat bor
(mobile driil) dengan spiral bit dan pembutan sumur uji. Sumur
uji digunakan sebagai bahan perbandingan dengan data lubang
bor, dan untuk menentukan recovery dari jenis material.
Pemboran dibagi dalam 2 tahapan, yaitu pemboran eksplorasi
dan pemboran pengembangan (development).
 Klasifikasi cadangan bijih nikel dibagi dalam 3 kelas yaitu
terukur, terkira dan terduga. Dan setiap tempat kerja harus
mempunyai cadangan tidak kurang dari 1 minggu
penambangan 70.000 WMT r.o.m (Wet Metrik tons). Dari hasil
cadangan dihitung dengan menggunakan metoda LES (laterit
evaluation System).
Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)
‐ Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu
limonit dan saprolit. Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade
saprolit (LGSO) dimana kualitas ore merupakan transisi antara saprolit
dan limonit.
‐ Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran
berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian
akan diangkut langsung ke tempat penyaringan tetap atau disebut
Grizzly portable.
‐ Penambangan harus mengikuti prosedur tersebut dan penentuan lokasi
stock akan ditentukan oleh pihak perusahaan. Operator Tambang harus
menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit atau saprolit pada
saat penggalian di lokasi penambangan (front).
‐ Pembatuan jalan di front ataupun tempat penggalian harus
menggunakan batuan yang tidak mengandung silica tinggi diutamakan
menggunakan batuan/boulder sekitar area penggalian yang masih
mengandung nikel.
Lokasi Penambangan Nikel

1) Bahadopi, Morowali, Sulawesi Tengah


2) Nuha, Luwu Timur, Sulawesi Selatan
3) Pomala, Kolaka, Sulawesi Tenggara
4) Talaga Raya, Buton, Sulawesi Tenggara
5) Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara
6) Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat
7) Sektor Selatan dari Blok Yilgam, Australia Barat (Nikel Sulfida)
Pengolahan Nikel Laterit
Bijih nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu
Saprolit dan Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih
ini adalah kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit mempunyai
kandungan Fe rendah dan Mg tinggi sedangkan limonit sebaliknya.
Contoh Komposisi Saprolit Ore :

Berdasarkan table , faktor yang paling penting diperhatikan adalah basisitas


(tingkat kebasaan) MgO/SiO2 atau ada juga yang mengukur berdasarkan SiO2/MgO.
Tingkat kebasaan ini menentukan brick/ refractory/bata tahan api yang harus digunakan
di dalam tungku (furnace).
Secara umum proses pengolahan bijih nikel jalur pyrometallurgy dibagi dalam
beberapa tahap seperti dalam diagram berikut:

Diagram alir proses


1. Kominusi
Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga bisa
terlepas dari bijihnya.
2. Drying
Drying atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadar moisture
dalam bijih. Biasanya kadar moisture dalam bijih sekitar 30-35 % dan
diturunkan dalam proses ini dengan rotary dryer menjadi sekitar
23% (tergantung desain yang dibuat).
3. Calcining
Tujuan utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam
bijih,air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine (3MgO.2SiO2.2H2O)
dan goethite (Fe2O3.H2O).
4. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalam
rangkaian proses ini. Reaksi reduksi 80% terjadi secara langsung dan 20%
secara tidak langsung pada temperature sampai 1650 ºC. Reaksi reduksi
langsung yang terjadi adalah sebagai berikut:
NiO(l) + C(s) = Ni(l) + CO(g)
FeO(l) + C(s) = Fe(l) + CO(g)
5. Refining
Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/memperkecil
kandungan sulfur dalam crude Fe - Ni dan sering disebut Desulfurisasi.
Dilakukannya proses ini berkaitan dengan kebutuhan proses lanjutan yaitu
digunakannya Fe - Ni sebagai umpan untuk pembuatan baja.
D

Hubungan antara Fe yield dan Ni yield dalam EAF


Pengolahan Nikel Sulfide

Skema Proses High Nikel Sulfida


Nikel dapat diekstraksi melalui
proses metalurgi

Bijih sufida dari nikel biasanya telah


diolah/diekstraksi
menggunakan pyrometalurgy (proses
ekstraksi yang dilakukan pada
temperatur tinggi)

untuk menghasilkan yang akan liquid


matte yang akan digunakan pada
pemurnian tahap berikutnya.
Aplikasi Penggunaan Nikel
 Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan
karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel ,
Inconel , dan Hastelloys .
 Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi
senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus,
digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur
(menjadikannya padat).
 Penggunaan utama nikel adalah sebagai bahan pembuat logam paduan.
Logam paduan nikel memiliki karakteristik kuat, tahan panas, serta tahan
karat.
 Nikel mudah dibentuk dan bisa ditarik menjadi kawat. Logam ini tahan
korosi bahkan pada suhu tinggi sehingga banyak digunakan pada turbin
gas dan mesin roket.
 Monel adalah paduan nikel dan tembaga yang tidak hanya keras tapi
bisa menahan korosi oleh air laut, sehingga ideal digunakan sebagai
baling-baling kapal dan fasilitas desalinasi.
Dampak Penggunaan Nikel
A. Kesehatan
1) Kemungkinan lebih tinggi mengalami kanker paru-paru, kanker hidung,
kanker laring, dan kanker prostat
2) Sakit kepala dan pusing setelah terpapar gas nikel
3) Kegagalan pernapasan
4) Asma dan bronkitis kronis
5) Janin lahir cacat
B. Lingkungan
1) Konsentrasi nikel yang tinggi pada tanah berpasir dapat merusak tanaman dan
konsentrasi nikel yang tinggi di permukaan air dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan alga.
2) Mikroorganisme berpotensi mengalami penurunan pertumbuhan karena
kehadiran nikel, meskipun mereka biasanya mampu mengembangkan
resistansi terhadap nikel setelah beberapa saat.
3) Pada hewan, paparan nikel berlebih berpotensi menyebabkan berbagai jenis
kanker.
kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai