Anda di halaman 1dari 19

MODUL 5

PEMBUATAN LOGAM BUKAN BESI


Materi ini membahas tentang proses pembuatan logam bukan besi. Tujuan
instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan logam
bukan besi dalam perkembangan teknologi pemesinan, (2) Menjelaskan sifat-sifat
fisik, teknis, kimia, dan penggunaan setiap logam bukan besi, (3) Menyebutkan
jenis-jenis bijih-bijih setiap logam bukan besi, (4) Membedakan metode
pemurnian setiap logam bukan besi, (5) Menyebutkan sifat-sifat penggunaan
setiap jenis logam bukan besi.
5.1. Pendahuluan
Logam bukan besi merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan
yang sangat penting di dalam perkembangan teknologi. Karena logam bukan besi
mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan yang kurang dimiiiki oleh logam
besi. Sifat-sifat umum yang dimiiiki oleh logam bukan besi seperti tahan korosi
terhadap udara lembab maupun bahan kimia, lebih ringan; kecuali timah dan
timbel, lebih ulet, mudah dibentuk, mempunyai daya hantar listrik dan panas yang
baik, dsb.
Di dalam pengolahan bahan baku logam bukan besi menjadi logam bukan
besi (Aluminum, tembaga; nikel; timbel; magnesium), memerlukan energi yang
lebih besar sehingga harga dari logam bukan besi dan paduannya lebih mahal dari
logam besi. Penggunaan logam bukan besi dewasa ini lebih banyak dalam bentuk
paduan sehingga logam bukan besi sudah dapat menggantikan peranan logam besi
seperti pada pembuatan komponen-komponen mesin, silinder blok, torak, dll.
Logam bukan besi, dibagi atas logam ringan dan logam berat. Yang
termasuk logam ringan (m.j 5000 kg/m3) adalah lithium, kalium, natrium,
rubidium, kalsium, magnesium, aluminium. Logam yang paling ringan ialah
lithium dengan massa jenis 54 kg/m3. Sedangkan yang termasuk logam berat (m.j
5000 kg/m3) adalah tembaga, seng, timah, timbel.

5-1

5.2. Logam Tembaga


Dari produksi seluruh dunia, tembaga dipakai lebih dari 50% dalam dunia
teknik listrik. Hal ini karena tembaga mempunyai daya hantar yang baik untuk
listrik, juga untuk panas ia merupakan pengahantar yang baik, sehingga ia banyak
dipakai dalam teknik pendinginan dan pemanasan; umpamanya di dalam penukar
panas, radiator pendingin, kondensor, dll.
Dalam keadaan terpijar lunak, tembaga murni lunak, ulet, dan hanya
memiiiki kekuatan yang rendah. Ini dapat ditingikatkan melalui pembentukan
dingin (penggilingan, perentangan, pengempaan). Baik dalam keadaan panas
harus berlangsung di atas sekitar 650OC. Tembaga yang telah mengeras akibat
pemberian bentuk dalam keadaan dingin dapat menjadi lunak kembali melalui
pemijaran antara 300 hingga 700OC.
Kesudian tembaga untuk diserpihkan buruk karena ia melumuri (dapat
diperbaiki dengan sedikit imbuhan timah dan seng). Kesudiannya untuk dituang
buruk, karena ia menjadi berpori-pori pada saat mengejang, sedikit imbuhan
fosphor, mangan, silisium, magnesium, dan barilium mencegah pembentukan
pori-pori. Tembaga dapat disolder lunak dan keras dengan baik. Untuk pengelasan
hanya cocok jenis yang bebas zat asam (misalnya SB CU menurut DIN 1708).
Tembaga tahan karat di udara. Pada penyimpanan jangka panjang
terbentuk lapisan oksid ( lapisan pelindung) yang gelap dan butek pada
permukaan. Di udara lembab, tembaga menyelimuti diri dengan suatu lapisan
hijau tembaga karbonat (platina, karat mulia). Asam, garam, belerang, bahan
mengandung belerang, dan amoniak yang mengoksidasikan, menyerang tembaga.
Di bawah pengaruh asam cuka dan asam buah-buahan terbentuk karat hijau,
garam tembaga yang sangat beracun.
Tembaga bewarna coklat keabu-abuan dan mempunyai struktur kristal FCC.
Bijih-bijih tembaga dapat diklasifikasikan atas 3 golongan .

Bijih sulfida.

Bijih oksida.

Bijih murni (native).

5-2

Bijih tembaga yang penting


Kandungan

Mineral

Rumus Kimia

Chalcopyrite

Cu FeS2

Tembaga
34,6%

Bornite

5 Cu S Fe2 S3

55,65%

Chalcocite

CuS

68.5%

Malachite

Cu CO3Cu

57,4%

Nattive Cupper

Cu

99,99%

Heterogenite

2Cu O3CuO H2O

A. Proses Pemurnian Bijih Tembaga.


Proses pernurnian bijih tembaga dapat dilakukan dengan dua cara:
Proses Pirometalurgy:
Proses ini menggunakan temperatur tinggi yang diperoleh dari pembakaran
bahan bakar. Bijih tembaga yang telah dipisahkan dari kotoran-kotoran
(tailing) dipanggang untuk menghilangkan asam belerang dan selanjutnya
bijih ini dilebur.

Gambar 5.1. Diagram proses konvertor.


Pada peleburan tersebut, bijih-bijih dipisahkan dari terak dan akan
menghasilkan mette, selanjutnya mette ini diproses pada converter

sehingga

unsur-unsur besi dan belerang dapat dipisahkan dan akan menghasilkan tembaga
blister. Tembaga blister masih mengandung sejumlah unsur-unsur besi, belerang,
seng, nikel, arsen, dsbnya, sehingga blister ini harus diproses ulang (refining)
yang pelaksanaannya dapat dilakukan pada reverberatory.

5-3

Gambar 5.2. Konvertor untuk Tembaga. 1. Lining, 2. nose or


mouth; 3 tuyere; 5. roller stand.

Gambar 5.3 Reverberatory.


Proses Hidrometalurgy
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan bijih-biiih tembaga (leaching)
kedalam suatu larutan tertentu, kemudian tembaga dipisahkan dari bahan
ikutan lainnya(kotoran).
Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat oksida, digunakan asam
sulfat (H2SO4), seperti ditunjukkan pada reaksi di bawah ini:
CuCO3.Cu(OH) 2 + 2 H2SO4 2 CuSO4 + CO2 + 3 H2O
Untuk meleaching bijih tembaga yang bersifat sulfida atau native digunakan
ferri sulfat 2Fe2(SO4)3, seperti bijih cholcocite di bawah ini:
5-4

Cu2S + 2Fe2(SO4)3 2CuSO4 + 4FeSO4 + S


Untuk bijih chalcopyrite dan bornite, reaksinya berjalan lambat dan tidak
dapat larut seluruhnya.
Setelah hasil leaching dipisahkan dari bagian-bagian yang tidak dapat larut ,
kemudian larutan ini diproses secara elektrolisa, sehingga didapatkan
tembaga murni.

Gambar. 5.5. Diagram Proses Pyrometallurghy Tembaga.

5-5

B. Jenis-Jenis Tembaga
Beberapa jenis perdagangan (cuplikan dari DIN 1708) .
Jenis tembaga dengan kandungan zat

Jenis tembaga tanpa kandungan

asam

zat asam

Tembaga A A-Cu (99,0%)

Tembaga SA A-Cu (99,0%)

Tembaga B B-Cu (99,25%)

Tembaga SB B-Cu (99,25%)

Tembaga C C-Cu (99,5%)

Tembaga SC C-Cu (99,5%)

Tembaga D D-Cu (99,9%)

Tembaga SE E-Cu (99,9%)

Tembaga elektrolit katode KE-Cu (99,0%)


C. Sifat-Sifat tembaga
Rapat massa relatif

: 8,9 gr/cm3

Titik lebur

: 10701093 OC (tergantung kadar kemurniannya)

Sifat-sifat

: - tembaga murni adalah lunak, kuat dan malkabel.


- Kondutivitas panas dan listrik sangat tinggi.

Penggunaan

: Tembaga banyak digunakan untuk konduktor listrik,


alat solder, pipa spiral pendingin, kerajinan tangan,
sebagai bahan dasar pembuatan kuningan dan
pernggu, dll.

Kekuatan tarik

: 200300 N/mm2.

5.3. Logam Aluminium


Sifat aluminium yang menonjol adalah berat jenisnya yang rendah dan
daya hantar listrik/panas yang cukup baik. Aluminium menyelimuti diri dari udara
dengan sebuah lapisan oksid (pelidung.) yang tidak boleh dirusak. Aluminium
tidak tahan terhadap alkali dan asam garam. Karena kekerasannya rendah,
aluminium kurang baik untuk diubah bentuk dengan penyerpihan. Untuk itu
diperlukan sudut serpih yang besar, kecepatan sayat yang tinggi dan bahan
pelumas yang cocok.

5-6

Aluminium benar-benar lunak dan mudah diregangkan, sehingga mudah


diubah bentuk dalam keadaan dingin dan panas. Melalui penggilingan dapat
dihasilkan selaput sampai tebai 0,004 mm.
Aluminium tidak beracun dan tidak magnetis, merupakan reflector
(pemantul balik) yang baik untuk panas: cahaya dan gelombang-gelombang
elektromagnetis.
Logam aluminium mempunyai struktur kristai FCC. Logam tahan terhadap
korosi pada media yang berubah-ubah dan juga mempunyai ducktilitas yang
tinggi. Aluminium sering terdapat di atas bumi dalam bentuk senyawa kimia,
namun di alam tidak ditemukan aluminium dalam keadaan murni. Bahan dasar
terpenting untuk pembuatan aluminium ialah bauksit, yang merupakan kumpulan
mineral (tanah tawas, oksid aluminium) dengan imbuhan oksid besi dan asam
silica.
Bijih-bijih aluminium dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan,
yaitu:
- Bauksit ; bijih ini didapat dalam bentuk batu-batuan berwarna merah atau
coklat. Bauksit setelah dipisahkan dari kotoran-kotoran penghantar didapat
kaolin (AI2O3. 2SiO2.H2O), Bochimite diapore (Al2 H2O),gibbsite
(Al2O3.3H2O).
- Nepheline (NaK)2O Al2O3.SiO2).
- Alunite (K2SO4) 3. 4 Al (OH) 3)
- Sianite (AI2O3Si.O2),bijih ini tidak diproduksi untuk aluminium, tetapi
diproduksi untuk peleburan langsung paduan aluminium silikon.
A. Proses Pemurnian Bijih Aluminium.
Metode proses pemurnian aluminium dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam,
yaitu :
1. Proses elektrothermis :
Pada proses ini bijih-bijih dicairkan / direduksi dalam dapur listrik sehingga
diperoleh cairan aluminium. Proses ini jarang digunakan karena diperlukan
energi listrik yang sangat besar.

5-7

2. Proses asam;
Pada proses ini bijih-bijih aluminium dilarutkan dalam larutan asam (H2S04,
HCl, dsb). Dari reaksi ini didapatkan garam Al2(SO4)3, Al2Cl3, dsb. Sehingga
unsur-unsur penghantar dapat dipisahkan. Setelah garam terpisah dari
pengantarnya, kemudiar logam dan garam tersebut dipisahkan.
Proses ini

dalam industri

digunakan dalam batas-batas tertentu, karena

dibutuhkan peralatan-peralatan tahan asam yang sangat mahal.


3. Proses alkaline;
Proses ini adalah efek dari reaksi bauksit dengan NaOH atau Na2CO3 dengan
bahan tambahan kapur/batu kapur. Dari hasil ini akan didapatkan Sodium
Aluminate. Pada proses ini, unsur-unsur oksida besi, titanium, dan calsium
dapat dipisahkan dan silisium yang ada dalam bijih-bijih akan bereaksi
dengan alkali yang mengakibatkan sebagian dari alkalis dan aluminium yang
bereaksi akan mengotori aluminium yang akan dihasilkan. Oleh karenanya
metode alkaline sering digunakan pada bijih-bijih dengan kandungan silika
yang rendah.
B. Sifat-sifat aluminium
Rapat massa relatif

2,7 gr/cm3

Titik lebur

660 OC

Sifat-sifat

: Paling ringan diantara logam-logam yang sering


digunakan.
Penghantar panas dan listrik yang tinggi.
Lunak, ulet, dan kekuatan tariknya yang rendah.
Tahan terhadap korosi.

Penggunaan

Karena sifatnya yang ringan, maka banyak


digunakan pada pembuatan kapal terbang,
rangka khusus untuk kapal laut modern,
kendaraan dan bangunan industri.

Karena ringan dan penghantar panas, maka


banyak dipakai untuk keperluan alat-alat masak.

5-8

Banyak dipakai untuk kabel-kabel listrik karena


kondukstivitas listriknya tinggi dan relatif Iebih
murah dibandingkan dengan tembaga.

Aluminium tuang dibuat jika di-kehendaki


konstruksi yang ringan, dengan kekuatan yang
tidak terlalu besar.

Kekuatan tarik

Dituang : 90120 N/mm2

Diannealing : 70 N/mm2

Diroll: 130200 N/mm2

5.4. Logam Nikel


Nikel adalah logam yang berwarna perak keabu-abuan mempunyai sel
satuan kubus berpusat muka (FCC). Nikel baik sakali dalam katahanan panas dan
ketahanan korosinya, tidak rusak oleh air kali atau air laut dan alkali. Tetapi dapat
rusak oleh asam nitrat dan sedikit tahan korosi terhadap asam khlor dan asam
sulfat. Nikel digunakan sebagai unsur paduan untuk baja, paduan tembaga, dan
paduan nikel tahan panas. Nikel sendiri dibuat dalam pelat tipis, batangan pendek,
pipa dan kawat, yang dipakai untuk pembuatan tabung elektron dan penggunaan
dalam industri makanan.
Bijih-bijih nikel dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan:
Bijih Sulfida : bijih ini mengandung:

0,55,6% Ni

3452% Fe

222% SiO2

46% Al2O3

0,81,8% Cu

2128% S

1,97% CaO

2,25% MgO

5-9

Bijih Silika : bijih ini mengandung:

0,916% Ni

1214% Fe

3442% SiO2

1% Al2O3

0,01% Si

0,11,5% CaO

5,122% MgO
Setelah bijih-bijih mangalami proses pendahuluan yang meliputi crushing-

drying, sintering, kemudian bijih diproses lebih lanjut secara:


1. Proses Pyrometalurghy.
Proses yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat
diikat menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk ferro-nikel alloy.
Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel pada reaksi peleburan tersebut
ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang (gypsum atau pirite).
Karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen dan belerang,
sehingga proses ini didapatkan mate yaitu paduan Ni3S2 dan FeS dan sebagian
besar besi dapat diterakkan :
3 FeS + Ni O

3 Fe O + Ni3S2 + 0,5 S2

2 FeS + Si O2

2 Fe O Si O2

Mate yang dihasilkan ini (masih mengandung lebih dari 60% Fe dan
selanjutnya mate yang masih dalam keadaan cair terus diproses lagi dalam
konvertor. Proses-proses konvertor diberikan bahan tambah silicon untuk
menetralkan oksida besi. Terak hasil konvertor ini masih mengandung nikel
yang cukup tinggi, sehingga terak ini biasanya diproses ulang untuk peleburan
(resmelting).
Proses selanjutnya, mate dipanggang untuk memishkan belerang.
3 Ni3S2 + 7O2 6 NiO + 4 S O2
Nikel oksid yang didapat dari pemanggangan, selanjutnya direduksi dengan
bahan tambah arang (charcoal), sehingga didapat logam nikel.

5-10

2. Proses Hydrometalurgy
Pada metode ini concentrat dileaching dengan larutan amonia di dalam
autoclave dengan tekanan kurang lebih 7 atm. Tembaga, nikel, dan cobalt larut
kedalam larutan amonia. Reaksi yang terjadi:
NiS + 2O2 + nNH2 6 Ni(NH3)nSO4

Gambar. 5.5. Diagram proses pemurnian bijih nikel.


Oksida sulfida menimbulkan energi yang cukup banyak, oleh karena itu
autoclave harus didinginkan untuk menjaga agar temperatur tetap bertahan
antara 7780OC. Belerang yang ada di dalam cencentrat dioksidasi menjadi:
S2O32+ ; S2O62- ; S2O4

2-

, sementara itu besi dipisahkan sebagai ferri hidro

oksida dan sulfat basa.


Larutan tersebut dididihkan untuk memisahkan tembaga. Reaksi yang terjadi:
Cu2+ + 2 S2O32- = CuS + SO4 2-+ S + SO2

5-11

Selanjutnya larutan berisi nikel dan kobalt ini diproses dalam autoclave dengan
hydrogen pada tekanan 15 atm dan temperatur 175225OC.
Ni(NH3)2SO4 + H2 Ni+ (NH4)2SO4
Sifat-sifat nikel secara umum dapat diuraikan sebagai berikut;
Rapat massa relatif

8,9 gr/cm3

Titik lebur

1450 OC

Kekuatan tarik

Diannealing : 400500 N/mm2


Diroll: 700800 N/mm2

Kekerasan

: 8090 Brinnel

Sifat-sifat

: Kuat, liat, tahan korosi, digunakan secara luas


sebagai unsur paduan.

Penggunaan

Digunakan sebagai pelapis logam.


Digunakan sebagai unsur paduan, untuk
meningkatkan kekuatan dan sifat-sifat
mekanik lainnya.

5.5. Logam Magnesium


Magnesium dan paduannya merupakan bagian yang paling ringan di antara
logam-logam industri dengar massa jenis 1,74 gr/cm3 yang dipergunakan untuk
pesawat terbang dan mobil. Sifat-sifat mekanik paduan magnesium tidak kurang
dibandingkan paduan aluminium, terutama mampu mesinnya yang baik sekali
walaupun ada keburukannya yaitu mudah menyala. Dalam hal ini diperlukan
perhatian khusus mengenai pembubutan dst. Oleh karena itu penggunaan
praktisnya tidak terlalu maju. Akan tetapi berkat perkembangan dalam cara-cara
proses pengerjaan logam. Kemurnian logam ingot yang telah diperbaiki dan cara
pemaduan logam yang telah maju, maka paduan magnesium dengan kekhasannya
itu telah lebih luas penggunaanya.
Magnesium berkristal Heksagonal rapat (HCP) dan mempunyai kekuatan
tarik 19 kgf/mm2 setelah dianil,

kekuatan mulur 9,8 kgf/mm2, dan

perpanjangannya 16%, kira-kira23 kali lebih kuat dari aluminium.

5-12

Bijih magnesium yang banyak dikenal adalah magnesit (magnesium


karbonat) Mg CO3, Dolomite CaCO3, MgCO3, carolite Mg Cl2 K Cl2 H2O.
Proses pemurnian magnesium dapat dilakukan dengan metode thermal
atau electrolitic.
1. Proses Thermal.
Proses thermal adalah didasarkar pada reduksi magnesium oksida dengan
karbon, silicon atau unsur-unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi.
Penyediaan unsur-unsur pengurang dan sumber-sumber bahan thermal. Proses
ini terdiri dari:
Reduksi pendahuluan bijih-bijih.
Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium.
Peleburan kristal (condesat crystal) menjadi magnesium kasar.
2. Proses elektrolisa.
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan
pendahuluan dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa dalam
kondisi lebur. Masing-masing proses ini dibedakan menurut bijih yang
digunakan dan cara pengerjaan pendahuluannya. Elektrolisa larutan garam
magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih
elektronegatif dibanding dengan ion hydrogen pada katoda dan tidak ada cara
untuk memperbaiki teknik tersebut.

Gambar 5.6. Magnesium elektrolitic cell, 1. anoda (grafit) 2. cathode (pelat


baja), 3. Dinding pemisah.
5-13

Sifat-sifat logam magnesium secara umum dapat diuraikan sebagai


berikut;
Rapat massa relatif

1,74 gr/cm3

Titik lebur

657 OC

Sifat-sifat

: Lunak dan kekuatan tariknya rendah.


Tahan terhadap korosi.
:

Penggunaan

Magnesium umumnya dipadu dengan unsurunsur lain untuk memperoleh bahan-bahan


structural terutama digunakan untuk roda
pesawat terbang, panel-panel pesawat.

Penggunaan lain adalah untuk pyrotechnic,


explosive technics, dan flass lights.

5.6. Logam Seng


Seng tergolong logam rapuh, tetapi pada temperatur 100150OC
mempunyai sifat-sifat mudah dirol dan ditarik menjadi kawat. Logam ini
mempunyai susunan kristal HCP. Dari produksi seng 45% digunakan untuk
galvanis (pelapisan agar tahan terhadap karat). Seng ini juga sangat cocok
digunakan untuk paduan kuningan, perunggu, dsb.
Jenis-jenis bijih-bijih seng dalam bentuk mineral adalah;

Hemomorphite (Zn2SiO4H2O).

Smith Souite (ZnCO3).


Proses pemurnian seng dapat dilakukan dengan metode;

Destilasi (Pyrometallurgy).
Metode Elektrolisa (hydrometallurgy).
Sebelum proses destilasi, konsentrat terlebih dahulu dipanggang,
sementara untuk proses elektrolisa konsentrat didahului dengan proses leaching.
1. Pemanggangan
Bertujuan untuk memisahkan seng dari belerang, prinsipnya :
2 ZnS + 5 O2 2 ZnO + 2 SO4

5-14

tinggi temperatur pemanggangan tergantung pada jenis bijih dan besar


butirannya.
2. Leaching
Bertujuan untuk mengubah seng oksida menjadi larutan seng sulfat (ZnSO4)
ZnO + H2SO4 ZnSO4 + H2O
3. Destilasi
Dalam proses ini, konsentrat dan batu bara dibakar dalam dapur sehingga
temperatur mencapai 1400OC. Pada dapur ini seng direduksi menjadi uap,
reaksinya adalah :
ZnO + CO Znuap + CO2
Uap seng ini kemudian dimasukkan dalam kondensor.

Gambar 5.7. Diagram proses destilasi mendatar. 1) retort, 2. condencer,


3. Prolong.
5. Hydrometalurgy
Pada proses hydrometallurgy, konsentrat yang telah dipanggang dileaching
dengan asam belerang. Seng sulfat yang didapat dari leaching tersebut
dipisahkan dan kemudian dielektrolisa.

5-15

Gambar 5.8 Diagram pemurnian logam seng.


Sifat-sifat logam seng secara umum dapat diuraikan sebagai berikut;
Rapat massa relatif

: 7,1 gr/cm3

Titik lebur

: 420O C

Kekuatan tarik

dituang : 30 N/mm2

- dipress/ditekan : 140 N/mm2


Sifat-sifat

: - lunak, ulet dan kekuatan tariknya rendah.


- Tahan terhadap korosi.

Jenis penggunaan

: - banyak digunakan untuk melapisi pelat


baja untuk mendapatkan galvanis iron.
- Dasar dari paduan penuangan cetak
- Sebagai unsur paduan pembuatan kuningan

5.7. Logam Timbel


Timbel berwarna abu-abu kebiru-biruan, logam ini sangat lunak dan
mampu tempa. Logam timbel mempunyai struktur kristal fcc dan mempunyai sifat
konduksi panas/listrik yang baik, kekerasannya 1/10 kali logam tembaga.
Timbel diproduksi dari bijih timbel atau hasil sampingan dari bijih logam
lain. Bijih timbel didapatkan dalam bentuk berbagai mineral antara lain Galena
5-16

PbS, Cerusoite PbCO3 dan Anglisite PbSO5. Kadang-kadang bijih timah hitam
lebih banyak mengandung seng daripada timbel, sehingga disebut bijih seng
timbel.
Proses pemurnian timbel dapat dilakukan menjadi 3 macam:
1. Reduksi bijih timbel dengan besi sulfit.
Metode ini merupakan dasar peleburan (smelting proses). Di sini dihasilkan
timbel dan mate sulfida. Untuk mendapatkan timbel murni dapat dilakukan
dengan metode yang lain. Metode ini jarang digunakan karena cukup mahal
dan cukup rumit.
2. Reduksi antara timbel sulfida dan timbel sulfate/oxide.
Reduksi udara atau reduksi pemanggangan menghasilkan bentuk timbel dan
oksida belerang.
Sistem ini merupakan dasar peleburan (ore-hearth-smelting) yang digunakan
sejak jaman dahulu.
3. Reduksi oksida timbel dengan karbon atau karbon monoksida.
Dalam proses ini meliputi pengerjaan pendahuluan oksida timbel, timbel silikat
atau senyawa oksida lainnya dengan cara pemanggangan dan sintering.
Untuk metode 1 dan 2 di atas, peleburannya dilaksanakan pada dapur ore
hearth dan dapur tinggi (blast furnace). Sebelum konsentrat dilebur pada ore
hearth furnace, konsentrat tersebut harus dipanggang lebih dahulu pada blast
roasting. Dalam pemanggangan ini, sulfida terbakar dan membentuk sulfida
dioksida :
2PbS + 3O3 2 PbO + 2SO2 + 199,6 kkal
Proses pada ore-heart-smelting berlangsung pada temperatur 700-800OC
dan reaksi yang terjadi adalah :
PbS + 2SO2 + O2 2 PbSO4 + 183 kkal
Oksida yang terjadi dimulai dari permukaan partikel-partikel dan secara
perlahan-lahan masuk ke dalam. Interaksi yang terjadi antara oksida bagian dalam
partikel dan sulfat pada bagian permukaan menghasilkan timbel :
PbS + PbSO4 2 Pb + 2 SO2 - 100,2 kkal
2 PbO + PbS 3 Pb + SO2 - 56,1 kkal
5-17

Dalam prakteknya, timbel yang didapat masih mengandung unsur-unsur


lain yaitu 1 : 8% (Au, Ag, Cu, Zn, As, Sb, Bi, Fe). Timah hitam ini perlu
direfining yang pelaksanaannya menggunakan metode pyrometalurgy.
Sifat-sifat logam timbel secara umum dapat diuraikan sebagai berikut;
Rapat massa relatif

: 11,3 gr/cm3

Titik lebur

: 328O C

Kekuatan tarik

: - 15 20 N/mm2

Sifat-sifat

: - lunak, ulet dan kekuatan tariknya rendah.


- Tahan sekali terhadap korosi.

Jenis penggunaan

: - Pelindung kabel listrik.


- Kisi-kisi pelat aki.
- Pelapis pada industri-industri kimia.
- Dasar dari paduan solder.
- Ditambahkan pada logam lain menjadi freecutting.

5.8. Rangkuman
Logam bukan besi memiliki sifat-sifat yang unggul bila dibandingkan
dengan logam besi sehingga banyak digunakan sebagai logam pemadu pada
logam besi. Jenis-jenis logam bukan besi yang banyak digunakan dalam industri
adalah tembaga dan aluminium.Di dalam pengolahan bahan baku logam bukan
besi menjadi logam bukan besi (Aluminum, tembaga; nikel; timbel;
magnesium), memerlukan energi yang lebih besar sehingga harga dari logam
bukan besi dan paduannya lebih mahal dari logam besi. Penggunaan logam
bukan besi dewasa ini lebih banyak dalam bentuk paduan sehingga logam bukan
besi sudah dapat menggantikan peranan logam besi. Logam bukan besi, dibagi
atas logam ringan dan logam berat. Yang termasuk logam ringan adalah lithium,
kalium, natrium, rubidium, kalsium, magnesium, aluminium. Sedangkan yang
termasuk logam berat adalah tembaga, seng, timah, timbel.

5-18

5.9. Soal-soal Latihan


1. Jelaskan sifat-sifat logam bukan besi yang menguntungkan dari logam besi?.
2. Jelaskan pembagian logam bukan besi?
3. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam tembaga?
4. Sebutkan jenis-jenis senyawa logam tembaga?
5. Jelaskan tahap-tahap proses pemurnian logam tembaga?
6. Jelaskan sifat-sifat penggunaan logam tembaga?.
7. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam aluminium?
8. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam nikel?
9. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam magnesium?
10. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam seng?
11. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam timah?
12. Jelaskan sifat-sifat fisik dan teknis logam timbel?

5-19

Anda mungkin juga menyukai