Anda di halaman 1dari 31

INDUSTRI SULFUR & ASAM SULFAT

1. Industri Sulfur
 Sebagian besar sulfur (90%) digunakan
sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat
 Pemanfaatan lainnya adalah di industri: pulp
kayu, karbon disulfida, insektisida, fungisida,
bleaching agent, vulkanisir karet, deterjen,
farmasi, dsb.
 Sifat fisis sulfur:
- BM: 32,07 - Titik didih:
444,6oC
- Titik leleh: 115oC
 Sumber-sumber sulfur:
1. Industri Sulfur (lanjutan)
 Sumber-sumber sulfur:
a. Sulfur dari sulfur alam, berupa: deposit
(batuan) di dalam perut bumi dan
deposit (batuan atau lumpur) di gunung-
gunung berapi
b. Sulfur berupa senyawa-senyawa sulfur,
seperti: pyrite (FeS2), chalcopyrite
(CuFeS2), covelite (CuS), galena (PbS), zinc
blende (ZnS), gips (CaSO4), barite (BaSO4),
anglesite (PbSO4), dsb.
c. Sulfur dari gas buang hasil pembakaran
(flue gas) batu bara, gas alam, atau
pengilangan minyak bumi.
Pyrite (FeS2)
1. Industri Sulfur (lanjutan)
 Proses pengambilan/penambangan sulfur
a. Penambangan sulfur dari deposit di
dalam perut bumi
- Proses yang dipakai: proses Frasch
- Prinsip dasar proses:
Pencairan batuan sulfur di dalam perut
bumi dengan air lewat panas
(superheat- ed water), kemudian
memompa bubur sulfur ke
permukaan bumi dengan bantu- an
udara bertekanan.
- Konstruksi alat: berupa 3 pipa yang
dipa- sang konsentris, dengan ukuran
Proses Frasch untuk
Penambangan
deposit batuan
sulfur di dalam perut
bumi
 Proses pengambilan/penambangan sulfur
b. Pengambilan sulfur dari deposit di gunung
berapi
- Bentuk sulfur: batuan atau lumpur
- Kadar sulfur biasanya sekitar 30 – 60%
- Lokasi: gunung Telagabodas, Tangkuban Prahu
Dieng, dan kawah Ijen.
- Perlu peningkatan kadar sulfur sebelum
dimanfaatkan, antara lain dengan teknik flotasi
dan proses benefication dengan pemanasan.
c. Pengambilan sulfur dari gas buang
- Berupa gas H2S
- Sumber: dari proses pemurnian gas alam
asam, pembakaran karbon/batu bara, dan
pemurnian minyak bumi.
 Proses pengambilan/penambangan sulfur
c. Pengambilan sulfur dari gas buang
(lanjutan)
- Prinsip proses:
 Absorpsi gas H2S dengan pelarut
potasium karbonat atau ethanolamin
 Pemisahan gas H2S dari pelarut dengan
pemanasan
 Pengolahan lanjut terhadap H2S
recovered. Salah satu proses pengolahan
tersebut adalah proses Claus.
Reaksi kimia utama pada proses Claus:
H2S(g) + 1,5O2(g)  SO2(g) + H2O(g) H=-518,8 kJ
SO2(g) + H2S(g)  3S(l) + H2O(g) H=-518,8 kJ
Process Flowsheet (Disederhanakan) Pemungutan H2S
dengan Proses Claus
Process Flowsheet Pemungutan H2S dengan Proses Claus
 Proses pengambilan/penambangan sulfur
d. Pengambilan sulfur dari batuan
sulfida/sulfat
Contoh pada pengolahan pyrite (FeS2)
Reaksi kimia utama:
2FeS2  S2 + FeS H=+15,98 kal
FeS + 3,5O2  Fe2O3 + 2SO2 H=-295,02
kal
Kondisi reaksi 1: 1 atm, 1300oC
Kondisi reaksi 2: 1 atm, 1000oC
2. Industri Asam Sulfat
 Bahan baku: belerang (sulfur), udara, H2SO4
dan air
 Proses produksi:
Produksi secara komersial umumnya
dilakukan dengan proses kontak (contact
process) atau proses kamar timbal (lead
chamber process)
 Sifat fisis produk (H2SO4):
- BM: 98,08
- Titik didih: 340oC
- Larut sempurna di dalam air dengan
melepaskan panas pelarutan yang tinggi
- Kemurnian min. 93%
 Uses of Sulfuric Acid (H2SO4):
a. Sulfuric acid is the electrolyte used in lead-
acid batteries (accumulators)
b. Sulfuric acid is important in the production
of fertilizers such as ammonium sulfate (sulfate
of ammonia), (NH4)2SO4, and superphosphate,
Ca(H2PO4)2, which is formed when rock
phosphate is treated with sulfuric acid
c. Sulfuric acid is used to remove oxides from
iron and steel before galvanising or
electroplating
d. Concentrated sulfuric acid (18 M) is used
as a dehydrating agent, that is, to remove
water, since it has a tendency to form hydrates
such as H2SO4.H2O, H2SO4.2H2O, etc.
e. Sulfuric acid is often used to dry neutral
and acidic gases such as N , O , CO and SO
 Uses of Sulfuric Acid (H2SO4):
f. Sulfuric acid will "suck" water out of
carbohydrates and some other organic
compounds which contain oxygen and hydrogen.
For example, sulfuric acid will "suck" water out
of sucrose, C12H22O11(s), (cane sugar) to produce
a spongy mass of carbon:
C12H22O11(s) + 11H2SO4  12C(s) + 11H2SO4.H2O

g. Sulfuric acid is used in the production of


nitroglycerine, an inorganic ester & organic
nitrate, which is used as an explosive but can
also be used as a vasodilator, a substance that
dilates blood vessels and can be used in the
treatment of certain types of heart disease.
 H2SO4 selain dijual berupa larutan (H2SO4
dalam air), juga berupa oleum (gas SO3
dalam H2SO4)
 Oleum 20%: di dalam 100 kg oleum tersusun
dari 20 kg gas SO3 dan 80% H2SO4,
yang jika dilarutkan di dalam air untuk
membuat H2SO4 murni, secara lengkap
akan diperoleh 104,5 kg H2SO4 murni
(104,5% H2SO4 = oleum 20%)
Proses Pembuatan Asam Sulfat dengan
Proses Kontak
 Proses terdiri dari 3 tahap (reaksi kimia)
utama:
I. Oksidasi belerang menjadi belerang
oksida, melalui pembakaran bijih belerang
dengan udara
S(S) + O2(g)  SO2(g) HRo=-298,3 kJ
II. Oksidasi katalitik gas SO2 menjadi gas SO3
SO2(g) + 0,5O2(g)  SO3(g) HRo=-98,3 kJ
III.Absorpsi gas SO3 untuk dihasilkan larutan
H SO melalui 2 tahap kegiatan:
III. Absorpsi gas SO3 untuk dihasilkan
larutan H2SO4 melalui 2 tahap kegiatan:
(i) Absorpsi gas SO3 dengan larutan H2SO4
pekat 98% (18M) untuk dihasilkan oleum,
H2S2O7
SO3(g) + H2SO4(l)  H2S2O7(l)
(ii) Pelarutan oleum di dalam air untuk
dihasilkan asam sulfat
H2S2O7(l) + H2O(l)  2 H2SO4(l)
Penjumlahan reaksi (i) dan (ii):
SO3(g) + H2O(l)  H2SO4(l) HRo=-130,4 kJ
 Tahap (reaksi) utama ke-2 dari proses
kontak merupakan reaksi kesetimbangan
katalitik dan eksotermis.
Kondisi reaksi: T = 450oC, P = 1 – 2 atm,
katalis = V2O5
Harus diperhatikan prinsip-prinsip Le-
Chatelier untuk mengoptimalkan perolehan
produk.
 Penerapan prinsip-prinsip LeChatelier untuk
mengoptimalkan perolehan gas SO3

Reaksi: SO2(g) + 0,5O2(g)  SO3(g) HRo=-98,3 kJ


 Penerapan prinsip-prinsip LeChatelier untuk
mengoptimalkan perolehan gas SO3 (lanjutan)
• Temperatur reaksi yang lebih tinggi akan
menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri (ke
arah reaksi endotermik), ke arah peningkatan
produksi gas SO2
• Sebaliknya, temperatur reaksi yang lebih rendah
akan meningkatkan perolehan gas SO3
• Dampak negatif T rendah: Laju reaksi
pembentukan gas SO3 pada temperatur yang
lebih rendah akan turun secara ekstrim
• Harus dipilih temperatur untuk mengkompromi-
kan antara masalah kesetimbangan dan laju
reaksi (=450oC). Selain itu, penggunaan katalis
V2O5 juga merupakan upaya untuk meningkat-
kan laju reaksi
 Penerapan prinsip-prinsip LeChatelier untuk
mengoptimalkan perolehan gas SO3 (lanjutan)
• Pada tekanan yang lebih tinggi, posisi
kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
yang jumlah molekul gasnya lebih sedikit. Sesuai
dengan persamaan reaksi, tekanan yang lebih
tinggi akan meningkatkan perolehan gas SO3
• Kesetimbangan memiliki hubungan berbanding
lurus terhadap rasio O2/SO2
• Pengusiran SO3 yang terbentuk akan meningkat-
kan SO2 yang terkonversi
 Hubungan-hubungan kesetimbangan pada
reaksi konversi SO2 menjadi SO3, secara
matematis dinyatakan sebagai berikut:
• Untuk reaksi SO2 + ½O2  SO3:
PSO3
KP 
PSO2  PO02,5

• Untuk reaksi SO2 + ½O2  SO3, dinyatakan


dalam mol dan tekanan total:
N  nSO
2

KP  3
2
nSO 2
 nO2  P

atau:
2
nSO  nO2  K P  P
2
nSO  2
3
N
Equilibrium-temperatur
relation for SO2
conversion to SO3
(Mosanto Enviro-Chem)
 Dari segi pemilihan reaktor, usaha untuk mem-
peroleh konversi SO2 menjadi SO3 yang optimal,
digunakan sejumlah konventer (reaktor) adiaba-
tik yang dipasang
seri, dan dilengkapi
sistem
pendingin di antara
masing-masing
konventer.

Conventer multipass
pada pengkorsian SO2
menjadi SO3
Diagram Proses Sederhana pada Produksi
Asam Sulfat (Proses Kontak)
Process Block Diagram Produksi Asam Sulfat
(Proses Kontak)
Process Flowsheet Produksi Asam Sulfat
(Proses Kontak)
Kondisi Operasi pada Proses Produksi
Asam Sulfat (Proses Kontak)

Anda mungkin juga menyukai