Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROSES TEKNIK KIMIA

PEMBUATAN ASAM SULFAT


(H2SO4)

Disusun oleh :

KELOMPOK I

Sastriani (331 17 010)


Nur Ilmi Diniyah (331 17 015)
Yuliana (331 17 021)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2019
1. Pengertian Asam Sulfat

Asam Sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral


yang kuat. Asam sulfat adalah dalah satu jenis asam yang sangat dibutuhkan
manusia dalam kehidupan sehari harinya. Asam sulfat terdiri dari dua buah atom
H, satu buah atom S dan 4 buah atom O membentuk H2SO4 dengan ikatan
kovalen sebagai berikut :

2. Sifat Kimia Asam Sulfat


 REAKSI DENGAN AIR
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik, apabila air ditambahkan
ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan
keras.

 BEREAKSI DENGAN BASA


Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa,
menghasilkan garam sulfat.

 BEREAKSI DENGAN LOGAM


Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian
tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat.

 ASAM SULFAT SEBAGAI AGEN SULFONASI


asam sulfat pekat dipergunakan dalam kimia organik untuk menggantikan
suatu atom hidrogen oleh gugus asam sulfonat.

 ASAM SULFAT SEBAGAI DEHIDRATOR


asam sulfat yang pekat akan menarik unsur-unsur pembentuk air dari
sejumlah senyawaan.

 ASAM SULFAT SEBAGAI OKSIDATOR


Memang asam sulfat bukanlah oksidator sekuat asam nitrat.
Sifatoksidatornya baru muncul jika dalam suasan pekat dan panas.

3. Bahan baku pembuatan asam sulfat


a) Sulfur
Sulfur merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam industri
pengolahan kimia . Bahan ini terdapat di alam dalam wujud bebas dan dalam
keadaan senyawa pada bijih–bijih seperti pirit (FeS2), Sfalerit (ZnS) dan
Kalkopirit ( CuFeS2 ). Bahan ini juga terdapat di dalam minyak dan gas bumi
(sebagai H2S). Penggunaannya yang terbesar adalah dalam pembuatan asam
sulfat.
b) Katalisator
Katalisator yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang
trioksida antara lain Pt, V2O5, Fe2O3, Cr2O3, Mn2O3 dan Mn3O4. Katalisator
yang baik adalah Pt dan V2O5, tapi yang paling banyak dipakai adalah
Vanadium Pentaoksida, karena:
 V2O5 lebih murah harganya
 V2O5 daya tahannya terhadap suhu tinggi lebih baik
 Konversi relatif lebih tinggi
c) Udara
Udara di dalam proses pembuatan asam sulfat ini didapat dengan
menggunakan udara yang mengandung sekitar 79% N2 dan sekitar 20% O2.

4. Fungsi Asam Sulfat


Di bidang industri, asam sulfat merupakan produk kimia yang paling
banyak dipakai, sehingga memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam
sulfat penting sekali terutama dalam produksi:
• Pupuk
• Kilang minyak
• Serabut buatan
• Bahan kimia industri
• Plastik
• Pharmasi
• Baterai
• Bahan ledak

5. Proses Pembuatan Asam Sulfat

Udara Kering

PEMBUATAN GAS SO2


SULFUR
SULFUR
(SO2 GENERATION
SO3 CONVERTER
HANDLING SECTION
SECTION)

SULPHURIC ACID
DRYING AIR & SO3
STORAGE & LOADING
ABSORPTION SECTION
SECTION

Diagram Alir Proses Pembuatan Asam Sulfat

Flowsheet Proses Pembuatan Asam Sulfat


Uraian dari rangkaian produksi asam sulfat adalah sebagai berikut :
1. Sulfur Handling
Pada tahapan ini, sulfur padat dicairkan dengan tujuan untuk
mempermudah reaksi antara sulfur dengan udara kering dan untuk memurnikan
sulfur itu sendiri. Alat utama yang digunakan dalam tahapan sulfur handling ini
adalah melter. Sebelum masuk ke dalam melter, sulfur padat diangkut dari
tempat penyimpanan ke dump hopper dengan menggunakan shovel loader.
Kemudian, sulfur padat dimasukkan ke dalam melter. Sulfur dicairkan dalam
melter dengan menggunakan steam dengan tekanan 7 kg/cm2 dan pada
temperatur 170˚C. Setelah keluar dari melter, sulfur yang telah dicairkan
dialirkan ke dirty settler sulfur pit untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang
ada di dalam lelehan sulfur tersebut. Selanjutnya, sulfur yang telah dicairkan
dialirkan ke dalam dirty sulfur pumping pit yang bertujuan untuk mengendapkan
lebih lanjut kotoran yang masih ada. Kemudian, sulfur cair dipompa ke filter wire
net mesh #80 yang sebelumnya telah diberi diatomaceous earth, tujuannya
adalah agar sulfur cair hasil filtrasi memiliki kandungan pengotor >50ppm.
Setelah itu, sulfur cair ditampung pada storage tank yang dilengkapi dengan
jacket dengan steam pressure 4 kg/cm2 dan temperatur 150˚C, tujuannya adalah
untuk menjaga temperatur dari sulfur cair berada di sekitar 153˚C.

2. Pembuatan Gas SO2 (SO2 Generation Section)


Tahapan proses ini bertujuan untuk mengoksidasi belerang cair sehingga
menghasilkan gas SO2. Dari sulfur burner feed pit, sulfur cair dipompa ke dalam
sulfur furnace dengan cara di-spray-kan sehingga sulfur cair langsung berubah
fase menjadi gas dan mudah untuk direaksikan dengan udara kering yang
bertekanan 4275 mmH2O dan suhu 106˚C yang berasal dari drying tower. Untuk
menjaga temperatur tinggi tersebut, furnace dipanasi dengan gas alam yang
dibakar. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
S+O2 → SO2

Gas panas yang keluar dari sulfur burner mengandung SO2 dengan
konsentrasi sekitar 10,5% volume dengan temperatur sekitar 1042˚C. Kemudian,
panas yang dihasilkan ini dimanfaatkan untuk memanaskan Waste Heat Boiler
(WHB) dan steam superheater.

3. SO3 Converter Section


Tahapan proses ini bertujuan untuk mereaksian gas SO2 dengan O2 untuk
membentuk SO3. Tahapan proses ini dimulai dengan masuknya gas SO2 ke dalam
reaktor yang terdiri dari 4 buah bed catalyst. Tiga bed teratas merupakan konversi
tingkat pertama dan bed keempat merupakan konversi tingkat kedua. Katalis
yang digunakan berupa vanadium pentoksida (V2O5) dengan suhu sekitar 400˚C -
450˚C. Gas proses yang mengandung SO2 dari furnace dikonversi menjadi SO3 di
converter bed dengan reaksi sebagai berikut :
SO2+½O2 → SO3

Temperatur dari bed dijaga pada rentang 430˚C di mana pada temperatur
tersebut, katalis berada pada kondisi operasi optimumnya sehingga diharapkan
konversi reaksi yang dicapai akan optimum pula. Pada bed catalyst pertama,
reaksi berlangsung dengan konversi sekitar 60% dan keluar dari bed catalyst
pertama pada suhu 610˚C. Kemudian gas SO3 yang keluar dari bed pertama
dimasukkan ke dalam bagian shell side dari heat exchanger dengan media
pendingin gas keluar absorber dengan suhu 78˚C sehingga sekeluarnya dari heat
exchanger, gas yang mengandung SO3 bersuhu 440˚C. Kemudian gas SO3
bersuhu 440˚C ini akan masuk ke bed catalyst kedua yang memiliki konversi
reaksi sekitar 27%. Gas SO3 yang keluar dari bed catalyst kedua akan bersuhu
sekitar 521˚C dan akan didinginkan di shell side heat exchanger dengan media
pendingin gas keluar absorber pada suhu 78˚C-sama dengan media pendingin
gas keluar dari bed catalyst pertama. Sekeluarnya dari heat exchanger, suhu dari

gas SO3 ini adalah sekitar 431˚C. Kemudian gas ini akan dialirkan menuju bed

catalyst ketiga yang memiliki konversi reaksi 7%. Gas yang keluar dari bed

catalyst ketiga yang banyak mengandung SO3 bersuhu 450˚C dan akan masuk ke

economizer dengan media pendingin boiler feed water sehingga gas SO 3 akan

didinginkan hingga temperatur 220˚C sebelum masuk ke dalam absorber tower.


Di absorber tower, gas SO3 diserap dengan H2SO4 dan akan keluar pada

temperatur 78˚C. Sebelum masuk ke bed catalyst keempat, gas keluar dari
absorber tower akan dipisahkan secara paralel di tube side heat exchanger dan
digabungkan kembali sebelum masuk bed catalyst keempat dengan suhu 420˚C.
Bed catalyst keempat memiliki konversi reaksi sebesar 5,73%, sehingga konversi
total adalah 99,73%. Kemudian, gas yang keluar dari bed catalyst keempat
dengan suhu 441˚C akan masuk ke dalam economizer dan didinginkan menjadi
190˚C sebelum akhirnya masuk ke dalam absorption tower yang kedua.

4. Drying Air and SO3 Absorption Section


Tahapan proses ini bertujuan untuk menghasilkan udara kering yang bebas
pengotor yang akan digunakan sebagai gas pembakar sulfur cair dalam furnace

serta mengabsorbsi SO3 menjadi asam sulfat 98,5%. Pada unit drying air, udara

atmosfer akan dihisap dengan air blower menuju drying tower. Kandungan air di
dalam udara atmosfer akan diserap oleh H2SO4 98,5% yang memiliki sifat
higroskopis sehingga dihasilkan udara kering. Kemudian produk dari absorbtion
tower pump tank I akan dipompa menuju absorption tower pump tank II. Sisa gas
dari absorption tower I, akan dikembalikan ke converter bed IV. Gas yang

banyak mengandung SO3 akan keluar dari bed IV dan diabsorbsi oleh H2SO4

98% yang berasal dari absortion tower pump tank II yang dipompa oleh
absorption tower circulation pump II dan dilewatkan absorption tower cooler
untuk didinginkan terlebih dahulu. Produk yang akan dihasilkan adalah berupa

H2SO4 berkadar 99,5% dan ditampung di tangki penampung absorption tower

pump tank II. Kemudian, H2SO4 dari absorption tower I dan II, ditambahkan air

sehingga akan dihasilkan H2SO4 dengan kadar 98,5%.

5. Sulphuric Acid Storage and Loading Section


Tahapan proses ini bertujuan untuk menyimpan, mendistribusikan, dan

memasarkan produk H2SO4 dengan konsentrasi minimal 98%. Produk H2SO4 yang

dihasilkan akan disimpan dalam acid storage tank dengan kapasitas 10.000 ton
yang selanjutnya akan ditransfer ke unit-unit yang memerlukan serta untuk
proses loading.
Daftar Pustaka

www.en.wikipedia.org/sulphuricacid, Proses Kontak, diakses tanggal 20


Desember 2019, pukul 13.01 WIB

www.petrokimia-gresik.com, Produksi Asam Sulfat , diakses tanggal 20


Desember 2019, pukul 13.07 WIB

Budhijanto, Bahan Kuliah 1 Proses Industri Kimia.

Kobe, K.A., 1957, Inorganic Process Industries, The MacMillan Company, New
York.

Anda mungkin juga menyukai