Disusn Oleh :
NIRMALASARI (1613042007)
TUSKI (1713040009)
PENDIDIKAN KIMIA A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim…..
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa,
karena kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Industri dalam bentuk
makalah dengan judul “Pembuatan Asam Sulfat dari Belerang Dengan Proses
Double Kontak Double Absorption”. Dalam penyusunan makalah ini kami
menyadari masih terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu kami berharap saran
dan kritik dari Dosen Mata Kuliah Kimia Industri untuk perbaikan makalah ke
depannya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi mahasiswa
lainnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin. Demikian yang
dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
pabrik-pabrik baterai. Menurut Insana (2008: 3), terdapat beberapa pabrik yang
memproduksi asam sulfat yaitu;
1. PT Liku Telaga di Gresik Jatim, kapasita produk 325.000 ton/tahun
2. PT Petrokimia Gresik Jatim, kapasitas produk 678.000 ton/tahun
3. PT Aktif Indo Indah di Rungkut Surabaya, kapasitas produk 15.000
ton/tahun.
4. PT Budi Acid Jaya di Lampung Utara Kapasitas produk 60.000 ton/tahun.
Menurut Insana (4-5), teknologi yang diterapkan pada pabrik pembuatan
asam sulfat adalah DCDA (Double Contact Double Absorption). Pada proses
ini pembentukan SO3 terjadi dalam dua kali tahapan yaitu; Primary contact dan
secondary contact dalam converter dengan konfigurasi (3+1). Konfigurasi ini
berarti gas SO3 diadsorpsi pada tingkat intermediate adsorption oleh asam
setelah melewati tiga bed katalis Vanadium Pentaoksida dan melewati satu
unggun katalis Vanadium Pentaoksida lagi sebelum masuk absorber (kedua).
Double absorption yaitu absorpsi sebanyak dua kali dengan media
pengabsorpsi H2SO4. Keuntungan menggunakan proses ini adalah konversi
reaksi total yang diperoleh sebesar 99,7%, lebih tinggi daripada Single Contact.
Tahap-tahap proses pembuatan asasm sulfat sebagai berikut:
1. Pencairan belerang padat di melt tank menggunakan steam coil
2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara
4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur
oksida (SO2)
5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dikonventer dengan
menggunakan katalis V2O5
6. Pendinginan gas
7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat pekat 98,5%
Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
S + O2 → SO2 31.148 kkal
SO2 + ½ O2 → SO3 70.960 kkal
SO3 + H2O → H2SO4 23.490 kkal
Reaksi 1 : terjadi di dalam tangki pembakar dimana belerang dikabutkan dan
direaksikan dengan udara kering.
Reaksi 2 : terjadi di dalam konverter/reaktor dengan katalis V2O5
Reaksi 3 : terjadi di dalam menara penyerap, gas belerang trioksida diserap
dengan asam sulfat 98,5%.
2. Proses Kimia dan Desain
a. Bahan Baku
Menurut Mahfud dan Zakir (2018: 43), bahan baku pembuatan asam
sulfat adalah:
Belerang Padat
Udara (oksigen)
Katalis untuk menunjang pembuatan asam sulfat adalah Vanadium
Pentaoksida (V2O5).
b. Proses Pembuatan Asam Sulfat
Secara singkat, proses Pembuatan asam sulfat ditunjukkan oleh blok
diagram pada gambar 1.1. Mula-mula padatan belerang (sulfur)
dicairkan ke dalam melter dengan menggunakan pemanas uap air
(steam). Kemudian belerang cair dibakar dengan udara kering dan
terjadi reaksi di dalam furnace (SO2 Generation), menghasilkan gas
SO2. Kemudian gas SO2 hasil furnace masuk ke dalam converter,
dimana di dalam converter (SO2 Conversion) gas SO2 dikonversikan
menjadi gas SO3 dengan menggunakan katalis Vanadium Pentaoksida
(V2O5) yang kemudian masuk ke dalam absorben untuk penyerapan gas
SO3 (SO3 absorbtion) dari bed 3 dan 4 dengan H2SO4 pekat membentuk
oleum (H2SO4.SO3) kemudian diencerkan dengan air hingga didapatkan
produk asam sulfat 98,5%. Reaksi kimia yang terjadi di dalam masing-
masing unit selama proses pembuatan asam sulfat adalah:
1) Burner : S + O2 → SO2 + Q (panas)
2) Converter : SO2 + ½ O2 → SO3
3) Absorber : SO3 + H2SO4 → H2SO4SO3 (oleum)
4) Storage : H2SO4SO3 + H2O → 2 H2SO4
3. Peralatan
Menurut Pratama (2014), peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan asam sulfat, yaitu:
a. Sulfur Melter
Fungsinya sebagai tempat pencairan atau peleburan belerang dengan
bantuan panas steam pada coil.
b. Pompa Sulfur
Fungsinya sebagai pengalir sulfur cair ke furnace. Pompa ini mempunyai
pipa-pipa penyaluran luar bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi
dingin dan membeku, karena titik lebur belerang adalah 115oC.
c. Main Blower
Fungsinya sebagai penyuplai udara untuk proses pembakaran ke furnace.
Main blower yang digunakan adalah tipe turbo fun dengan kapasitas 117
m3/menit dan tekanan operasi 1800 mmHg.
d. Drying Tower
Fungsinya sebagai unit proses tempat terjadinya pengeringan udara oleh
sirkulasi asam sulfat (minimal 93%) dari DT Pump Tank. Drying Tower
yang dipakai adalah tipe packed column dengan tinggi 8,254 m, diameter
dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.
e. DT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari
atau ke Absorbing Tower. DT pump tank yang digunakan mempunyai
tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3 m dan kapasitas 8,8
m3/menit.
f. AT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari
atau ke absorbing tower dan juga sebagai tangki produksi, yaitu
pengenceran (hidrasi) dengan air. AT Pump Tank yang digunakan
mempunyai tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan
kapasitas 8,8 m3/menit.
g. Furnace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran belerang
cair dengan udara menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai berbentuk
silinder mendatar dengan panjang 7,02 m, diameter luar 2,04 m dan
diameter ruang bakar 1,65 m.
h. Boiler
Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang digunakan
berbentuk silinder mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api (fire
tube). Boiler ini mempunyai panjang 4,6 m dan tekanan operasi 4 kg/cm2.
i. Absorbing tower
Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas SO3 oleh
sirkulasi asam sulfat (98,3%-99%) Absorbing Tower yang digunakan
adalah tipe packed column dengan tinggi 8,875 m, diameter dalam 2,62 m
dan diameter luar 2,86 m.
j. AT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari AT
Pump Tank ke Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan mempunyai
kecepatan putar 1450 Rpm dan kapasitas 1,2 m3/menit.
k. DT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT
Pump Tank ke Drying Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai
kapasitas 1,2 m3/menit.
l. Plug Valve
Fungsinya sebagai pengatur aliran gas dari furnace dan boiler.
m. Heat exchanger (on gas filter)
Fungsinya sebagai alat untuk mendinginkan aliran gas dari furnace dan
boiler yang akan masuk ke converter. Heat exchanger yang digunakan
adalah tipe shell and tube dengan jumlah tube 109 buah dan panjang tube
2,47 m. Heat exchanger mempunyai tinggi 3 m dan diameter 1,40 m.
n. Gas filter
Fungsinya sebagai alat penyaring untuk aliran gas yang akan masuk ke
converter. Gas filter mempunyai tinggi 1,53 m dan diameter 3,448 m.
o. Converter
Fungsinya sebagai unit proses berlangsungnya proses perubahan gas
SO2 menjadi gas SO3 dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida.
Converter yang digunakan mempunyai jumlah bed 4 buah, tinggi 8,5 m,
diameter dalam 2,76 m dan diameter luar 3,002 m.
p. 1st and 2nd Heat exchanger
Fungsinya sebagai tempat mendinginkan aliran gas yang keluar dari
converter khususnya dari bed I dan bed II. Tipe yang digunakan adalah
tipe shell and tube.
q. SO3 Cooler
Fungsinya sebagai tempat pendingin aliran gas SO3 yang akan masuk ke
Absorbing Tower. Cooler yang dipakai adalah tipe shell and tube dengan
tinggi 1,78 m.
r. Distributor
Fungsinya sebagai alat untuk menyebarkan aliran asam sulfat di dalam
absorbing tower dan drying tower.
s. Cooling tower
Fungsinya sebagai tempat pendingin air yang keluar dari acid cooler.
t. Cooling water pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi pendingin dari
cooling water pit ke acid cooler.
u. Plate Heat exchanger (acid cooler)
Fungsinya sebagai unit mendinginkan sirkulasi asam sulfat dari AT/DT
Pump Tank ke AT/DT. Plate heat exchanger (acid cooler) yang digunakan
adalah tipe plate dengan tekanan operasi 5 kg/cm2.
4. Pengolahan Limbah
Menurut Pratama (2014), pengolahan limbah hasil pembuatan asam
sulfat, antara lain:
a. Pengolahan limbah gas
Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk menyaring
partikel gas asam yang mungkin terbawa gas buangan akibat proses
absorbsi kurang sempurna.
b. Pengolahan limbah cair
Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan
pembuatan batu kapur, soda ash atau soda kaustik (NaOH).
c. Pengolahan limbah padat
Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat
penampungan dan secara periodic limbah padat tersebut diangkat oleh
dinas kebersihan.
d. Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan
Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber bising
dengan tembok, memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan
karyawan memakai masker dan ear protector.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Muhammad Luqman, dkk. 2018. Pra Desain Pabrik Asam Sulfat dari
Belerang dengan Proses Doubel Kontak Double Absorber. Jurnal
Teknik ITS. Vol.7. No.1.
Insana, Laila Nur, Rois Fatoni dan Akida Mulyaningtyas. 2008. Prancangan
Pabrik Asam Sulfat dari Sulfur dan Udara dengan Proses Kontak
Kapasitas 300.000 Ton/Tahun. Makalah Laporan. Surakarta.