Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

PEMBUATAN ASAM SULFAT DARI BELERANG DENGAN


PROSES DOUBLE KONTAK DOUBLE ABSORPTION

Disusn Oleh :

NIRMALASARI (1613042007)
TUSKI (1713040009)

PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim…..
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa,
karena kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Industri dalam bentuk
makalah dengan judul “Pembuatan Asam Sulfat dari Belerang Dengan Proses
Double Kontak Double Absorption”. Dalam penyusunan makalah ini kami
menyadari masih terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu kami berharap saran
dan kritik dari Dosen Mata Kuliah Kimia Industri untuk perbaikan makalah ke
depannya.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi mahasiswa
lainnya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin. Demikian yang
dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Makassar, 19 Februari 2020


Penulis,
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan industri
di Indonesia. Salah satunya perkembangan industri di bidang kimia yang
diiringi dengan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk-produk
industri kimia seperti insektisida, pestisida, herbisida, pakan, pupuk kimia dan
desinfektan. Semakin berkembangnya industri di bidang kimia maka
diperlukan bahan penunjang untuk memperlancar proses industri tersebut.
Bahan kimia yang banyak digunakan adalah asam sulfat.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat.
Asam sulfat murni tidak berwarna yang berupa cairan kenal membeku pada
suhu 10.4oC dan mendidih pada suhu 279,6 oC. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat bersifat korosif, namun mudah ditangani
dengan dan diangkut dengan drum baja dan harga yang cukup murah. Asam
sulfat berperan dalam pengolahan logam yang berfungsi untuk melindikan
tembaga, uranium, dan vanadium dari bijihnya untuk mengasamkan atau
menghilangkan kerak baja, selain itu asam sulfat sebagai zat pendehidrasi
dalam sintesis bahan kimia organik (Oxtoby, 2003: 227).
Kegunaan utama (60%) asam sulfat adalah produksi asam fosfat yang
digunakan dalam pembuatan pupuk fosfat, penyulingan, minyak bumi,
manufaktur bahan peledak, farmasi, deterjen, plastik, kertas dan pulp. Asam
sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk
menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri
otomobil (Hakim, 2018: 138).
PT Indonesian Acid Industri merupakan produsen Asam Sulfat pertama di
Indonesia dengan kapasitas produksi 82.500 ton /th, dan telah menghasilkan
Asam Sulfat dengan kemurnian yang tinggi dan kejernihan yang dipercaya oleh

pabrik-pabrik baterai. Menurut Insana (2008: 3), terdapat beberapa pabrik yang
memproduksi asam sulfat yaitu;
1. PT Liku Telaga di Gresik Jatim, kapasita produk 325.000 ton/tahun
2. PT Petrokimia Gresik Jatim, kapasitas produk 678.000 ton/tahun
3. PT Aktif Indo Indah di Rungkut Surabaya, kapasitas produk 15.000
ton/tahun.
4. PT Budi Acid Jaya di Lampung Utara Kapasitas produk 60.000 ton/tahun.
Menurut Insana (4-5), teknologi yang diterapkan pada pabrik pembuatan
asam sulfat adalah DCDA (Double Contact Double Absorption). Pada proses
ini pembentukan SO3 terjadi dalam dua kali tahapan yaitu; Primary contact dan
secondary contact dalam converter dengan konfigurasi (3+1). Konfigurasi ini
berarti gas SO3 diadsorpsi pada tingkat intermediate adsorption oleh asam
setelah melewati tiga bed katalis Vanadium Pentaoksida dan melewati satu
unggun katalis Vanadium Pentaoksida lagi sebelum masuk absorber (kedua).
Double absorption yaitu absorpsi sebanyak dua kali dengan media
pengabsorpsi H2SO4. Keuntungan menggunakan proses ini adalah konversi
reaksi total yang diperoleh sebesar 99,7%, lebih tinggi daripada Single Contact.
Tahap-tahap proses pembuatan asasm sulfat sebagai berikut:
1. Pencairan belerang padat di melt tank menggunakan steam coil
2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara
4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur
oksida (SO2)
5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dikonventer dengan
menggunakan katalis V2O5
6. Pendinginan gas
7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat pekat 98,5%
Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
S + O2 → SO2 31.148 kkal
SO2 + ½ O2 → SO3 70.960 kkal
SO3 + H2O → H2SO4 23.490 kkal
Reaksi 1 : terjadi di dalam tangki pembakar dimana belerang dikabutkan dan
direaksikan dengan udara kering.
Reaksi 2 : terjadi di dalam konverter/reaktor dengan katalis V2O5
Reaksi 3 : terjadi di dalam menara penyerap, gas belerang trioksida diserap
dengan asam sulfat 98,5%.
2. Proses Kimia dan Desain
a. Bahan Baku
Menurut Mahfud dan Zakir (2018: 43), bahan baku pembuatan asam
sulfat adalah:
 Belerang Padat
 Udara (oksigen)
 Katalis untuk menunjang pembuatan asam sulfat adalah Vanadium
Pentaoksida (V2O5).
b. Proses Pembuatan Asam Sulfat
 Secara singkat, proses Pembuatan asam sulfat ditunjukkan oleh blok
diagram pada gambar 1.1. Mula-mula padatan belerang (sulfur)
dicairkan ke dalam melter dengan menggunakan pemanas uap air
(steam). Kemudian belerang cair dibakar dengan udara kering dan
terjadi reaksi di dalam furnace (SO2 Generation), menghasilkan gas
SO2. Kemudian gas SO2 hasil furnace masuk ke dalam converter,
dimana di dalam converter (SO2 Conversion) gas SO2 dikonversikan
menjadi gas SO3 dengan menggunakan katalis Vanadium Pentaoksida
(V2O5) yang kemudian masuk ke dalam absorben untuk penyerapan gas
SO3 (SO3 absorbtion) dari bed 3 dan 4 dengan H2SO4 pekat membentuk
oleum (H2SO4.SO3) kemudian diencerkan dengan air hingga didapatkan
produk asam sulfat 98,5%. Reaksi kimia yang terjadi di dalam masing-
masing unit selama proses pembuatan asam sulfat adalah:
1) Burner : S + O2 → SO2 + Q (panas)
2) Converter : SO2 + ½ O2 → SO3
3) Absorber : SO3 + H2SO4 → H2SO4SO3 (oleum)
4) Storage : H2SO4SO3 + H2O → 2 H2SO4

(Mahfud dan Zakir, 2018: 43-44).

 Menurut Hakim, dkk. (2018: 138-140), Proses pembuatan asam sulfat


dengan proses Double Contact Double Absorb ada 4 tahap. Tahap
pertama adalah persiapan bahan baku dimana sulfur granular di cairkan
dalam melter berpengaduk menjadi sulfur cair. Tahap kedua adalah
pembentukan gas SO2 dimana sulfur cair dipompakan ke sulfur burner
untuk dibakar dengan fuel gas dan udara kering (SO2 Generation).
Tahap ketiga yaitu proses kontak pertama untuk pembentukan gas SO 3
dimana gas SO2 hasil pembakaran dikonversikan ke dalam converter
melalui 3 bed dengan bahan penunjang katalis vanadium pentaoksida,
hasil konversi gas SO3 sebesar 98,5% (SO2 Convertion). Tahap keempat
yaitu absorbsi gas SO3 dan Drying Air dimana gas SO3 hasil konversi
diabsorb di absorber tower I menggunakan media pengabsorb
kandungan air dalam H2SO4 98,5% menjadi produk H2SO4, produk
diparalel ke Drying Tower untuk pembuatan udara kering dengan
mengontakkan udara bebas dengan H2SO4 kemudian kandungan air
dalam udara bebas diserap, Gas SO3 yang gagal terabsorb di absorber
tower I diumpankan ke converter bed 4 kemudian diabsorb di absorber
tower II, produk H2SO4 kemudian didinginkan dan disimpan di Storage
Tank (SO3 Absorbtion).
1) Persiapan Bahan Baku
2) Tahap Sulfur Handling
Belerang masuk pada crusher untuk mengecilkan ukuran dan
dimasukkan ke melter menggunakan conveyor. Sulfur dicairkan
dengan pemanas steam (steam coil) yang dilengkapi dengan
agitator. Waktu yang digunakan untuk mengendapkan kotoran yang
terkandung dalam sulfur disettling pit adalah 48 jam sehingga hanya
sulfur bersih yang masuk ke dirty sulphur pumping pit. Sulfur cair
kemudian dipompakan ke sulphur filter. Untuk mencairkan sulfur di
melter digunakan steam yang bertekanan 7 kg/cm 2 dan untuk
menjaga keadaan sulfur tetap cair diperpipaan digunakan steam
jacket dengan tekanan steam sebesar 4 kg/cm 2. Untuk menjaga
sulfur tetap cair temperatur dijaga 135oC. Viskositas sulfur cair akan
menurun dengan kenaikan temperatur, viskositas minimum dicapai
pada temperatur 153oC. Pada temperatur di atas 153oC viskositas
sulfur akan naik dengan cepat. Kondensat steam dari jacket
dikumpulkan dan ditampung untuk digunakan lagi.
3) SO2 Generation
Sulfur cair yang bersih dari storage tank dialirkan ke dalam
sulphur burner feed pit yang dibangun di bawah tanah dan
dilengkapi steam coil pemanas. Pit ini dilengkapi juga dengan
pompa sulfur tipe vertikal, burner feed pump yang mana pompa ini
memompa sulfur cair ke sulphur furnace dengan tekanan sekitar 10
kg/cm2. Laju alir sulfur cair ke furnace dapat diatur dengan control
valve. Sulfur cair yang masuk ke sulphur furnace di-spray-kan
melalui sulphur burner dan direaksikan dengan udara kering dari
drying tower menjadi gas SO2 dengan reaksi sebagai berikut:
S(s) + O2(g)  → SO2(g)  -70,96. 103 Kcal/kmol
Pembakaran yang sempurna dimaksudkan untuk melindungi
pemanasan setempat dari refractory dan penguapan sulfur serta
pembentukan NOx. Gas proses panas yang mengandung SO 2
dengan konsentrasi sekitar 10,5%-v didinginkan secara tepat di
dalam WHB dan steam superheater yang mana steam yang
diproduksi adalah superheater steam. Temperatur gas outlet furnace
sekitar 1042oC dan outlet WHB 593oC. WHB dilengkapi dengan by
pass gas untuk menjaga temperatur gas inlet converter.
4) SO2 Convertion
Converter terdiri dari empat bed. Tiga bed merupakan
konverter tingkat pertama dan bed keempat merupakan converter
tingkat kedua. Setiap tingkat konversi masing-masing mempunyai
absorber. Gas proses yang mengandung gas SO 2 dengan temperatur
430oC masuk ke converter bed dimana sekitar 60% dari gas SO2
diubah menjadi SO3 dengan katalis V2O5 dan reaksi sebagai
berikut :
SO2(g)  + ½ O2(g)  → SO3(g)  - 23,49. 103 Kcal/kmol
Gas outlet bed I yang mengandung SO3 dengan temperatur
611oC masuk ke heat exchanger I yang mana panasnya diberikan
kepada gas yang akan masuk ke bed IV. Gas dari bed I kemudian
masuk ke bed II dengan temperatur 440oC untuk konversi
selanjutnya. Gas outlet bed II dengan temperatur 521oC masuk ke
heat exchanger II dan selanjutnya keluar pada temperatur 430oC
dan masuk ke bed III. Pada heat exchanger ini panas gas digunakan
untuk memanaskan gas yang akan masuk ke bed IV. Gas outlet bed
III banyak mengandung SO3 dengan temperatur 451oC masuk ke
economizer I untuk didinginkan hingga 220oC sebelum masuk
absorbing tower I. Sekitar 94% dari gas SO2 dikonversikan menjadi
gas SO3 di tiga bed pertama. Setelah gas SO3 diserap dengan H2SO4
di Absorber, sisa gas dengan temperatur 80oC melalui demister di
bagian atas Absorber. Aliran gas tersebut kemudian dipisah secara
paralel dan masing-masing masuk ke heat exchanger I dan II
kemudian aliran gas digabung sebelum masuk bed IV. Gas sebelum
masuk bed IV dipanasi di heat exchanger I dan II. Temperatur gas
naik menjadi 420oC. Konversi terakhir ini dari double contact
terjadi di bed katalis IV. Gas outlet bed IV dengan temperatur 440oC
masuk ke dalam economizer II untuk didinginkan hingga 190oC
sebelum masuk absorbing tower II. Untuk mencegah kondensasi
gas dari gas outlet T 1302, dipasang tracing pada gas duct antara.
5) SO3 Absorbtion
Udara atmosfer dihisap dengan air blower melalui drying
tower. Pada drying tower ini kandungan air dalam udara diserap
H2SO4 dan menghasilkan udara kering. Asam sulfat 98,5 %
disirkulasikan melalui drying tower. Udara kering dari air blower
yang bertemperatur 109oC dimasukkan ke sulphur furnace sebagai
udara pembakar untuk oksidasi sulfur. Gas yang mengandung SO 3
dari bed III dan bed terakhir dari konverter diserap oleh H2SO4
98,5% yang disirkulasikan di absorbing tower I dan II yang
menghasilkan asam sulfat. Reaksinya:
SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)
H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq) - 32,8 kcal/kmol
Pengenceran H2SO4 selama penyerapan H2O dari udara di
dalam drying tower dan penamb ahan konsentrasi dari penyerapan
SO3 didalam absorbing tower I dicampur bersama-sama di dalam
DT pump tank. Apabila konsentrasi H2SO4 di dalam pump tank ini
masih lebih tinggi dari 98,5%, ditambahkan air (dilution water)
yang tujuannya untuk menjaga konsentrasi tetap 98,5% H2SO4.
c. Desain Proses Pembuatan Asam Sulfat

Gambar 1.1 Diagram Blok Pembuatan Asam Sulfat


(Mahfud dan Zakir, 2018: 44).
Gambar 1.2 Diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang
menggunakan pembakaran belerang dan adsorpsi tunggal dengan
injeksi (pengenceran) antar tahap.
(Syifa, 2011).

3. Peralatan
Menurut Pratama (2014), peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan asam sulfat, yaitu:
a. Sulfur Melter
Fungsinya sebagai tempat pencairan atau peleburan belerang dengan
bantuan panas steam pada coil.
b. Pompa Sulfur
Fungsinya sebagai pengalir sulfur cair ke furnace. Pompa ini mempunyai
pipa-pipa penyaluran luar bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi
dingin dan membeku, karena titik lebur belerang adalah 115oC.
c. Main Blower
Fungsinya sebagai penyuplai udara untuk proses pembakaran ke furnace.
Main blower yang digunakan adalah tipe turbo fun dengan kapasitas 117
m3/menit dan tekanan operasi 1800 mmHg.
d. Drying Tower
Fungsinya sebagai unit proses tempat terjadinya pengeringan udara oleh
sirkulasi asam sulfat (minimal 93%) dari DT Pump Tank. Drying Tower
yang dipakai adalah tipe packed column dengan tinggi 8,254 m, diameter
dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.
e. DT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari
atau ke Absorbing Tower. DT pump tank yang digunakan mempunyai
tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3 m dan kapasitas 8,8
m3/menit.
f. AT Pump Tank
Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari
atau ke absorbing tower dan juga sebagai tangki produksi, yaitu
pengenceran (hidrasi) dengan air. AT Pump Tank yang digunakan
mempunyai tinggi 1,8 m,  diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan
kapasitas 8,8 m3/menit.
g. Furnace
Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran belerang
cair dengan udara menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai berbentuk
silinder mendatar dengan panjang 7,02 m, diameter  luar 2,04 m dan
diameter ruang bakar 1,65 m.
h. Boiler
Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang digunakan
berbentuk silinder mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api (fire
tube). Boiler ini mempunyai panjang 4,6 m dan tekanan operasi 4 kg/cm2.
i. Absorbing tower
Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas SO3 oleh
sirkulasi asam sulfat (98,3%-99%) Absorbing Tower yang digunakan
adalah tipe packed column dengan tinggi 8,875 m, diameter dalam 2,62 m
dan diameter luar 2,86 m.
j. AT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari AT
Pump Tank ke Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan mempunyai
kecepatan putar 1450 Rpm dan kapasitas 1,2 m3/menit.
k. DT Pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT
Pump Tank ke Drying Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai
kapasitas 1,2 m3/menit.
l. Plug Valve
Fungsinya sebagai pengatur aliran gas dari furnace dan boiler.
m. Heat exchanger (on gas filter)
Fungsinya sebagai alat untuk mendinginkan aliran gas dari furnace dan
boiler yang akan masuk ke converter. Heat exchanger yang digunakan
adalah tipe shell and tube dengan jumlah tube 109 buah dan panjang tube
2,47 m. Heat exchanger mempunyai tinggi 3 m dan diameter 1,40 m.
n. Gas filter
Fungsinya sebagai alat penyaring untuk aliran gas yang akan masuk ke
converter. Gas filter mempunyai tinggi 1,53 m dan diameter 3,448 m.
o. Converter
Fungsinya sebagai unit proses berlangsungnya proses perubahan gas
SO2 menjadi gas SO3 dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida.
Converter yang digunakan mempunyai jumlah bed 4 buah, tinggi 8,5 m,
diameter dalam 2,76 m dan diameter luar 3,002 m.
p. 1st and 2nd Heat exchanger
Fungsinya sebagai tempat mendinginkan aliran gas yang keluar dari
converter khususnya dari bed I dan bed II. Tipe yang digunakan adalah
tipe shell and tube.
q. SO3 Cooler
Fungsinya sebagai tempat pendingin aliran gas SO3 yang akan masuk ke
Absorbing Tower. Cooler yang dipakai adalah tipe shell and tube dengan
tinggi 1,78 m.
r. Distributor
Fungsinya sebagai alat untuk menyebarkan aliran asam sulfat di dalam
absorbing tower dan drying tower.
s. Cooling tower
Fungsinya sebagai tempat pendingin air yang keluar dari acid cooler.
t. Cooling water pump
Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi pendingin dari
cooling water pit ke acid cooler.
u. Plate Heat exchanger (acid cooler)
Fungsinya sebagai unit mendinginkan sirkulasi asam sulfat dari AT/DT
Pump Tank ke AT/DT. Plate heat exchanger (acid cooler) yang digunakan
adalah tipe plate dengan tekanan operasi 5 kg/cm2.
4. Pengolahan Limbah
Menurut Pratama (2014), pengolahan limbah hasil pembuatan asam
sulfat, antara lain:
a. Pengolahan limbah gas
Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk menyaring
partikel gas asam yang mungkin terbawa gas buangan akibat proses
absorbsi kurang sempurna.
b. Pengolahan limbah cair
Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan
pembuatan batu kapur, soda ash atau soda kaustik (NaOH).
c. Pengolahan limbah padat
Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat
penampungan dan secara periodic limbah padat tersebut diangkat oleh
dinas kebersihan.
d. Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan
Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber bising
dengan tembok, memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan
karyawan memakai masker dan ear protector.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Muhammad Luqman, dkk. 2018. Pra Desain Pabrik Asam Sulfat dari
Belerang dengan Proses Doubel Kontak Double Absorber. Jurnal
Teknik ITS. Vol.7. No.1.

Insana, Laila Nur, Rois Fatoni dan Akida Mulyaningtyas. 2008. Prancangan
Pabrik Asam Sulfat dari Sulfur dan Udara dengan Proses Kontak
Kapasitas 300.000 Ton/Tahun. Makalah Laporan. Surakarta.

Mahfud, Mahfud dan Zakir Sabara. 2018. Industri Kimia Indonesia.


Yogyakarta: Deepublish.

Oxtoby, David W., H. P. Gillis dan Norman H. Nachtrieb. 2003. Prinsip-


Prinsip Kimia Modern Edisi Ke empat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pratama, Dede. 2014. Industri Asam Sulfat.
http://kc12engineer.blogspot.com/2014/02/industri-asam-sulfat.html

Syifa, Nazu. 2011. Perancangan Industri Asam Sulfat (Produk Intermediet).


http://nazusyifa.blogspot.com/2011/04/perancangan-industri-asam-
sulfat-produk.html

Anda mungkin juga menyukai