Semester V 2019/2020
LAPORAN PRAKTIKUM
ABSORPSI
ABSORBSI
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan penurunan tekanan didalam kolom absorpsi
2. Menentukan kelarutan CO2 didalam air.
1. Absorpsi Fisika
komponen yang diserap pada absorpsi ini memiliki kelarutan yang lebih tinggi
(dibandingvkomponen gas lain) dengan pelarut (absorben) tanpa melibatkan
reaksi kimia. Contoh: Absorpsi menggunakan pelarut shell sulfinol,
SelexolTM, RectisolTM (LURGI), flour solvent (propylene carbonate).
2. Absorpsi Kimia
melibatkan reaksi kimia saat absorben dan absorbat berinteraksi. Reaksi yang
terjadi dapat mempercepat laju absorpsi, serta meningkatkan kapasitas pelarut
untuk melarutkan komponen terlarut. Contoh: Absorpsi yang menggunakan
pelarut MEA, DEA, MDEA, Benfield Process (KaliumvKarbonat)
Didalam industri, proses ini banyak digunakan antara lain dalam proses
pengambilan amonia yang ada dalam gas kota berasal dari pembakaran batubara
dengan menggunakan air, atau penghilangan H2S yang dikandung dalam gas alam
dengan menggunakan larutan alkali.
Banyak hal yang mempengaruhi absorpsi gas kedalam cairan antara lain :
1. Temperatur
2. Tekanan operasi
3. Konsentrasi komponen dalam cairan
4. Konsentrasi komponen didalam aliran gas
5. Luas bidang kontak
6. Luas waktu kontak
Karena itu dalam operasi harus dipilih kondisi yang tepat sehingga diperoleh
hasil yang maksimal.
Karekteristik suatu cairan dalam menyerap komponen didalam aliran gas
ditunjukkan oleh harga koefisien perpindahan massa antara gas-cairan, yaitu
banyaknya mol gas yang berpindah persatuan luas serta tiap fraksi mol (gram
mol)/(detik) (Cm3) (fraksional)
Untuk menentukan hanya koefisien perpindahan suatu massa suatu kolom
absorpsi dapat digunakan perhitungan berdasarkan neraca massa.
Tinggi koefisien dalam kolom biasa digunakan persamaan:
d NxY
Yo
H Kog.a. A.Y
Y1
*
Y
Ruas kanan persamaan diatas sulit untuk dipecahkan. Karena itu penentuan kog
lebih mudah dipecahkan dengan persamaan :
N= Kog x a.A.H x selisih tekanan
laju absorpsi luas bidang rata-rata logaritma
2
(mol/detik) transfer massa(m ) (atm)
Pi
ln
N Po
Kog x
a. A.N Pi Po
atmosfir.
Yi Yo F2 F3 Yi Yo
Fa xTotalGasM asuk (liter / det ik )
1 Yo 1 Yo
Atau
Fa tek.rata 2 kolom (mmhg) 273
N= x x (gmolCO2 terabsorpsi/ detik).
22,42 760 tem.kolom (K)
Catatan :
Pada percobaan ini diasumsikan bahwa laju alir volum air tidak dipengaruhi
oleh penurunan tekanan didalam kolom, dianggap penurunan tekanan yang terjadi
sangat kecil dibandingkan tekanan atmosfir.
Jika :
Laju alir F1 L/detik
Vol. Larutan NaOH V1 ml
Konsentrasi NaOH C1 M
VOL. Sampel V2 ml
V1 xC1
Fa [M ]
V2
Cd (t n) Cd (t m)]xvolumeSistem g.mol / det ik
(n m) x 60
Misalkan volume yang digunakan untuk titrasi tahap kedua ini V 2 ml, maka
volume yang digunakan untuk menetralisir bikarbonat = (V 3 – V2) ml. pada
tabung kedua dimasukkan larutan sample sebanyak (V 3 – V2) ml lebih sedikit dan
dikocok dengan baik. Endapan yang terbentuk adalah hasil reaksi antara karbonat
dalam sampel dengan larutan barium. Endapan yang tebentuk adalah barium
karbonat yang dari karbonat dalam sample. Jika larutan diberi beberapa tetes
indicator phenolphalein maka larutan akan berwarna merah jambu.
V. GAMBAR ALAT
2. Pada F3 = 4 L/menit
F2 ∆P2 ∆P1
dP2 dP1
(L/menit) h1 h2 h1 h2
30 282 206 97 35 76 62
40 311 177 120 11 124 109
50 343 137 130 1 206 129
3. Pada F3 = 5 L/menit
F2 ∆P2 ∆P1
dP2 dP1
(L/menit) h1 h2 h1 h2
30 306 182 115 10 124 105
40 348 137 130 0 211 130
VIII. PERHITUNGAN
Yi =
2. Penentuan fraksi gas CO2 di dalam aliran gas keluar
Yo =
Fa =
x
= ̶ 0,0474 L/s
Dengan menggunakan cara yang sama didapatkan data ke-n menit sebagai
berikut :
Waktu V1 V2
Yi Yo Fa (L/s)
(menit) (ml) (ml)
10 2,55 0,1275 -0,04742
20 2,75 0,1375 -0,05628
30 3,6 0,18 -0,09634
20 0,069767
40 3,8 0,19 -0,10638
50 4,5 0,225 -0,14355
60 6,8 0,34 -0,29343
= 76 mmH2O
= 7,6 mmH2O
= 5,588235 mmHg
Pi = Patm + ∆P total
= 760 mmHg + 5,588235 mmHg
= 765,5882 mmHg
Pav =
= 762,7941 mmHg
5. Penentuan jumlah mol CO2 yang terabsorbsi
= ̶ 0,00192
Waktu V1 V2
Yi Yo Fa (L/s) N
(menit) (ml) (ml)
10 2,55 0,1275 -0,04742 -0,00192
20 2,75 0,1375 -0,05628 -0,00228
30 3,6 0,18 -0,09634 -0,0039
20 0,069767
40 3,8 0,19 -0,10638 -0,0043
50 4,5 0,225 -0,14355 -0,00581
60 6,8 0,34 -0,29343 -0,01187
A=
A=
A = 0,00883125 m2
Maka,
Kog =
Kog =
Kog = -4,62468.10-7
Waktu V1 V2 Kog
Yi Yo Fa (L/s) N
(menit) (ml) (ml)
10 2,55 0,1275 -0,04742 -0,00192 -4,62468.10-7
20 2,75 0,1375 -0,05628 -0,00228 -5,48863.10-7
30 3,6 0,18 -0,09634 -0,0039 -9,39551.10-7
20 0,069767
40 3,8 0,19 -0,10638 -0,0043 -1,03744.10-6
50 4,5 0,225 -0,14355 -0,00581 -1,39993.10-6
60 6,8 0,34 -0,29343 -0,01187 -2,86165.10-6
Co =
Co =
Co = 0,00064 N
Cd =
Cd =
Cd = 0,00058 N
1 0,00064 0,00058
2 0,00062 0,00074
3 0,00054 0,0006
4 0,00084 0,00074
5 0,00082 0,00078
6 0,00088 0,00076
Co input
No Cd output(N) C (N)
(N)
1 0,00064 0,00058 -0,00006
2 0,00062 0,00074 0,00012
3 0,00054 0,0006 0,00006
4 0,00084 0,00074 -0,0001
5 0,00082 0,00078 -0,00004
6 0,00088 0,00076 -0,00012
Grafik perbandingan konsentrasi gas C02 yang diserap dengan cara hmpl
dan dengan cara titrasi
IX. PEMBAHASAN
1. Muyassarah (331 17 005)
2. Sastriani (331 17 010)