Oleh :
Kelompok 8 Kelas 2B TK
2017
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya
2. Menghitung laju kecepatan absorpsi CO2 ke dalam air
3. Menghitung jumlah CO2 bebas dalam air
Gas interface
y AG
x Ai Liquid
y Ai
x AL
Jarak
Dari gambar 2.1 dapat dilihat bahwa pada kondisi awal, konsentrasi A
dalam badan utama gas adalah yAG fraksi mol. Ketika mulai terjadi kontak
dengan cairan, konsentasi A di daerah interfase menurun hingga yAi pada
interfase menjadi yAI dalam badan utama cairan. Dan sebagai syarat terjadinya
perpindahan perpindahan massa. Konsentrasi awal yAG dan yAI tidak berada
dalam keadaan setimbang.
Perpindahan massa solut A dari gas ke cairan akan terjadi bila terdapat
cukup kekuatan gerak (driving force) dari satu fasa ke fasa lainnya yang dikenal
dengan nama koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju
perpindahan massa ini juga bergantung pada luas permukaan kontak antar fasa.
Menurut Whitman dan Lewis, pada saat terjadi perpindahan massa antar
fasa tahanan terhadap perpindahan tersebut hanya ada pada bahan utama masing
masing fasa. Sedangkan pada daerah antarmuka yang membatasi kedua fasa
tidak terdapat tahanan sama sekali sehingga konsentrasi yAi dan xAi merupakan
harga kesetimbangan yang diperoleh dari data kurva kesetimbangan dari sistem
dua fasa tersebut.
Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa suatu zat absorpsi dapat
digunakan perhitungan berdasarkan neraca massa. Persamaan untuk kolom
absorpsi isian adalah:
0 ..
H = 1 . (0.)
y ialah fraksi mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan disebut
titik dalam kolom, /adalah fraksi mol ruah bulk, A adalah luas penampang
kolom, H adalah tinggi isisan dan a adalah luas spesifik isian/satuan volume
isian. Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat
disederhanakan:
0
. .
=
1
Ruas kanan dari persamaan di atas sulit diintegrasikan. Perhitungan kog dapat
disederhanakan (tetapi kurang teliti) dengan menggunakan definisi kog.
(1 0)(2 + 3)
1 =
(1 0)
Keterangan:
START
Membuat Larutan NaOH 0,1 N, sebanyak 250 ml, kemudian larutkan kedalam
bak air 25 liter.
Membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 500 ml.
Mengisi tangki tendon di bawah kolom sebanyak 3/4 penuh dengan air
deionisasi.
Catat Volume air yang ada dalam tendon.
Menghidupkan pompa air dan atur aliran air melalui kolom dengan mengatur
C1 agar terbaca pada flowmeter F1 sebesar 6 Liter/menit.
Membukan keran pengatur tekanan pada silinder CO2 secara hati-hati, dan atur
C3 sampai terbaca pada flowmeter F3 sebesar 2 Liter/menit, pastikan bahwa
tutup aliran cairan didasar kolom sudah dibuka.
Mengambil sampel pada awal percobaan dari bak (S1) dan pipa keluaran (S2).
Kemudian ambil sampel setiap 5 menit operasi dari S1 dan S2 sebanyak 10 ml.
FINISH
Percobaan Analisa Karbon yang Larut dalam Air
START
FINISH
V. DATA PENGAMATAN
1. Kondisi operasi : Laju alir udara = 38 L/min
Laju alir CO2 (FCO2 ) = 2 L/min
Laju alir NaOH (FNaOH) = 6 L/min
2. Titrasi sampel dari bak penampung NaOH
Volume (mL)
Waktu
(min) NaOH HCl 0,1 N
0 8,9
5 8,1
10 6,9
15 5,9
20 5,6
25 4,7
10
30 4,6
35 3,7
40 3,4
45 3,2
50 2,9
55 2,5
3. Titrasi sampel dari pipa outlet NaOH
Volume (mL)
Waktu
(min) NaOH HCl 0,1 N
5 7,3
10 6,4
15 5,9
20 5,2
25 4,5
30 10 4,3
35 3,4
40 3,3
45 2,9
50 2,7
55 2,1
0 8,9 0,089
5 8,1 0,081
10 10 6,9 0,069
15 5,9 0,059
20 5,6 0,056
25 4,7 0,047
30 4,6 0,046
35 3,7 0,037
40 3,4 0,034
45 3,2 0,032
50 2,9 0,029
55 2,5 0,025
[HCl] VHCl
Konsentrasi NaOH dihitung menggunakan rumus [NaOH]= VNaOH
0 0,089 0,534
5 0,081 0,486
10 0,069 0,414
15 0,059 0,354
20 0,056 0,336
25 6 0,047 0,282
30 0,046 0,276
35 0,037 0,222
40 0,034 0,204
45 0,032 0,192
50 0,029 0,174
55 0,025 0,150
0 0,534 0
5 0,486 0,048
10 0,414 0,120
15 0,354 0,180
20 0,336 0,198
25 0,282 0,252
30 0,276 0,258
35 0,222 0,312
40 0,204 0,330
45 0,192 0,342
50 0,174 0,360
55 0,150 0,384
Mol CO2 dihitung menggunakan rumus Mol CO2 = Mol NaOH0 Mol NaOHt
0.4
0.35
0.3
Mol CO2
0.25
0.2
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (min)
2. Konsentrasi CO2 pada pipa outlet NaOH
0 8,9 0,089
5 7,3 0,073
10 6,4 0,064
15 5,9 0,059
20 5,2 0,052
25 4,5 0,045
10
30 4,3 0,043
35 3,4 0,034
40 3,3 0,033
45 2,9 0,029
50 2,7 0,027
55 2,1 0,021
[HCl] VHCl
Konsentrasi NaOH dihitung menggunakan rumus [NaOH]= VNaOH
0 0,089 0,534
5 0,073 0,438
10 0,064 0,384
15 6 0,059 0,354
20 0,052 0,312
25 0,045 0,270
30 0,043 0,258
35 0,034 0,204
40 0,033 0,198
45 0,029 0,174
50 0,027 0,162
55 0,021 0,126
0 0,534 0,000
5 0,438 0,096
10 0,384 0,150
15 0,354 0,180
20 0,312 0,222
25 0,270 0,264
30 0,258 0,276
35 0,204 0,330
40 0,198 0,336
45 0,174 0,360
50 0,162 0,372
55 0,126 0,408
Mol CO2 dihitung menggunakan rumus Mol CO2 = Mol NaOH0 Mol NaOHt
Kurva Mol CO2 terhadap Waktu Absorpsi
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
Mol CO2
0.25
0.2
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (min)
VII. PEMBAHASAN
Untuk mengetahui jumlah CO2 yang terabsorpsi maka dilakukan titrasi dengan
sampling dari outlet dan tangki menggunakan HCl 0,1 N. Sehingga dapat dilihat dari
perhitungan dan kurva yang naik menandakan bahwa semakin lama waktu absorpsi
maka semakin kecil konsentrasi NaOH, dikarenakan semakin banyaknya CO2 yang
terserap oleh NaOH.
Dalam absorpsi CO2 dapat digunakan H2O (absorpsi tanpa reaksi) dan NaOH
(absorpsi dengan reaksi) sebagai solvent. Absorpsi menggunakan NaOH akan
menghasilkan Na2CO3 sebagai hasil reaksi yang merupakan senyawa stabil. Untuk
mengetahui jumlah CO2 yang terabsorp, dilakukan titrasi sampel yang berasal dari
dalam bak dan dari pipa keluaran NaOH menggunakan larutan HCl 0,1 N. Volume
HCl yang digunakan untuk titrasi menunjukkan konsentrasi NaOH dalam sampel, di
mana konsentrasi NaOH akan semakin berkurang karena sebagian telah bereaksi
dengan CO2. Dengan kata lain, berkurangnya konsentrasi NaOH akan sama dengan
jumlah CO2 yang ada pada sampel.
Absorpsi kali ini dilakukan pada menara absorber dengan packing risching
ring. Fungsi dari kolom packing adalah untuk memperbesar kontak antara NaOH
dengan udara sehingga absorpsi CO2 dapat berlangsung secara optimal. Pada
praktikum kali ini digunakan udara dengan laju 38 L/min, CO2 dengan laju 2 L/min,
dan NaOH dengan laju 6 L/min.
Dari kurva pengolahan data yang ada, dapat diamati bahwa konsentrasi CO2
dalam sampel semakin meningkat meskipun kenaikkan pada setiap titiknya tidak sama
besar. Hal tersebut dapat disebabkan oleh flooding yang terjadi saat proses telah terjadi
selama 13 menit yang membuat mesin absorber sempat dimatikkan untuk sementara.
Flooding sendiri dapat terjadi karena laju udara yang terlalu tinggi dan laju NaOH
yang terlalu rendah sehingga NaOH tidak bisa mengalir ke bawah menara. Selain itu,
jumlah CO2 yang ada pada pipa keluaran NaOH lebih tinggi dibandingkan dengan
jumlah CO2 pada bak penampung karena pada bak penampung, konsentrasi CO2 akan
terencerkan mengingat volume pada bak penampung sangat besar.
Pada praktikum kali ini dilakukan proses absorpsi gas CO2 dari udara oleh
larutan NaOH. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk memahami
proses absorpsi dan prinsip kerjanya, menghitung laju kecepatan absorpsi CO2
kedalam cairan, serta untuk menghitung jumlah CO2 bebas dalam cairan. Absorpsi
adalah operasi penyerapan komponen-komponen yang terdapat di dalam gas dengan
menggunakan cairan, sehingga tingkat absorpsi gas akan sebanding dengan daya
kelarutan gas tersebut dalam cairan. Konsentrasi NaOH yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah 0,1N. Proses absorpsi dilakukan dalam kolom isian yang
bertujuan memperbesar luas permukaan bidang kontak antara CO2 dan larutan NaOH.
Absorsi yang terjadi pada praaktikum ini adalah absorpsi kimia,dimana gas
terlarut didalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Reaksi yang
berlangsung pada proses ini :
NaOH (aq) + CO2 (g) Na2CO3(s) + H2O(l)
Pada praktikum ini digunakan laju alir cairan sebesar 6 L/mnt, laju alir udara
40 L/mnt dan laju alir CO2 2 L/mnt. Sampel diambil dari cairan tangki dan outlet
sebanyak 10 mL setiap 5 menit, kemudian sampel tersebut dititrasi dengan HCl 0,1 N
untuk mengetahui jumlah CO2 yang terserap oleh NaOH.
Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan bahwa semakin lama waktu
kontak CO2 dengan NaOH maka jumlah CO2 yang terserap pun akan semakin banyak.
Hal ini diindikasikan dengan semakin menurunnya volume HCl yang digunakan untuk
menitrasi NaOH yang menandakan bahwa konsentrasi NaOH semakin menurun
karena sudah bereaksi dengan CO2. Dari perhitungan juga diketahui bahwa jumlah
CO2 yang ada pada pipa outlet lebih besar dibanding CO2 pada bak. Hal ini di
karenakan volume bak yang lebih besar dibanding volume cairan dari pipa outlet yang
akan menyebabkan pengenceran sehingga konsnetrasi CO2 akan menurun.
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Jumlah CO2 terabsorpsi yang ada pada bak penampung NaOH dan pada pipa
keluaran NaOH berturut-turut sebesar 0,384 mol dan 0,408 mol.