Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

ABSORBSI GAS

OLEH:

KELOMPOK 9

KELAS C

Erikaiyul 1407113812
Khairani 1407113987
Kristin Madelin S. 1407122001
Wiriyan Jordy 1407114165

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2017

1
ABSTRAK

Absorbsi adalah operasi penyerapan komponen-komponen yang terdapat di


dalam gas dengan menggunakan cairan, sehingga tingkat absorbsi gas akan
sebanding dengan daya kelarutan gas tersebut dalam cairan. Tujuan praktikan
mampu memahami konsep perpindahan massa pada sistem gas cair, praktikan
mampu menerapkan dan mengoperasikan konsep perpindahan massa dengan
teknik absorbs gas, praktikan mampu menjelaskan metode-metode penentuan
jumlah gas yang terabsobsi dan menghitung jumlah gas terabsobsi menggunakan
Hampl Analyzer. Bahan yang digunakan pada praktikum ini larutan NaoH,
aquades, gas co2 dan udara. Percobaan dilakukan dengan mengatur pembuka
valve pengendali F1, F2 dan F3 pastikan lapisan cairan didasar kolom tetap
terjaga. Pengambilan sample dilakukan setelah operasi berjalan mantap.
Pengambilan sample dilakukan pada bawah, atas dan tengah kolom, sehingga
hasil yang didapat pada run pertama pada tekanan flowmeter F1 5 l/min dan F1
10 l/min pada pembukaan kolom S1 0,3 dan 0,4, pada tekanan flowmeter F2 3
l/min pada pembukaan kolom S2 0,4 dan 0.6 dan pada tekana flowrate F3 4 l/min
pada pembdanukaan kolom S3 0,6 dan 0,7. Dari hasil percobaan yang dilakukan
dapat disimpulkan Semakin tinggi kolom menara absorbsi, maka semakin besar
juga gas CO2 yang terabsorbsi karena semakin lama waktu tinggal yang
memungkinkan campuran gas terserap oleh air (absorban).

Kata kunci : flowrate, absobsi gas, valve, kolom

2
DAFTAR ISI

Abstrak ................................................................................................................. 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3
Daftar Gambar .................................................................................................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Masalah .....................................................................................
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................................
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Absorbsi Gas ................................................................................................ 5
2.2 Kolom Absorbsi ........................................................................................... 8
2.2.1 Spray Tower................................................................................... 9
2.2.2 Menara Gelembung ....................................................................... 9
2.2.3 Menara dengan Bahan Isian .......................................................... 10
2.2.4 Menara dengan Plate Plate ........................................................... 10
BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan-Bahan yang digunakan ..................................................................... 11
3.2 Alat-Alat yang digunakan ............................................................................ 11
3.1 Prosedur Percobaan ..................................................................................... 11
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ........................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
5.2 Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A Tabel Hasil Percobaan ...................................................................... 18
Lampiran B Perhitungan ....................................................................................... 20

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Lapisan Dua Film ................................................................8


Gambar 2.1 Spray Tower ..................................................................................9
Gambar 2.1 Menara dengan Bahan Isian..........................................................10
Gambar 2.1 Menara dengan Plate Plate ...........................................................10

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Absobsi Gas


Absorbsi adalah operasi penyerapan komponen-komponen yang terdapat
di dalam gas dengan menggunakan cairan, sehingga tingkat absorbsi gas akan
sebanding dengan daya kelarutan gas tersebut dalam cairan. Proses ini melibatkan
difusi molekuler dan turbulen atau perpindahan massa solute A melalui gas B
diam menembus cairan C diam. Peristiwa ini mengikuti prinsip kecenderungan
kelarutan solute A di dalam cairan (pelarut). Tujuan dari proses absorbsi adalah
(Jobsheet, 2003) :
Untuk mendapatkan senyawa yang bernilai tinggi dari campuran gas ata
uap.
Untuk mengeluarkan senyawa yang tidak diinginkan dari produk.
Pembentukan persenyawaan kimia dari absorben dengan salah satu senyawa
dalam campuran gas.

Bila gas dikontakkan dengan zat cair, maka sejumlah molekul gas akan
meresap dalam zat cair dan juga terjadi sebaliknya, sejumlah molekul gas
meninggalkan zat cair yang melarutkannya. Dengan bertambahnya waktu, pada
suatu ketika akan terjadi dimana kecepatan pelarutan gas sama besar dengan
kecepatan pelepasan gas. Keadaan ini disebut keadaan setimbang. Tekanan yang
diukur pada keadaan ini juga disebut tekanan setimbang pada temperature
tertentu. Zat cair yang masuk bisa berupa pelarut murni atau larutan encer zat
terlarut di dalam pelarut didistribusikan di atas isian itu dengan distributor,
sehingga pada operasi yang ideal, membasahi permukaan isian itu secara seragam.
Beberapa hal yang mempengaruhi absorbsi gas ke dalam cairan (Jobsheet,
2003) :
Temperatur operasi
Tekanan operasi.
Konsentrasi komponen di dalam cairan.

5
Konsentrasi komponen di dalam aliran gas.
Luas bidang kontak.

Untuk itu dalam operasi absorbsi harus dipilih kondisi yang tepat sehingga dapat
diperoleh hasil optimum. Untuk menentukan harga koefisien perpindahan massa
suatu zat absorbs dapat digunakan perhitungan berdasarkan neraca massa.
Persamaan untuk kolom absorbs isian adalah :

y ialah fraksi mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan disetiap
titik dalam kolom, /adalah fraksi mol ruah "bulk", A adalah luas penampang
kolom, H adalah tinggi isian dan a adalah luas spesifik isian/satuan volum isian.
Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat
disederhanakan :

Ruas kanan dari persamaan di atas sulit diintegrasi. Perhitungan Kog dapat
disederhanakan (tetapi kurang teliti) dengan menggunakan definisi kog N = Kog
x aAH x log gaya penggerak rata-rata (Jobsheet, 2003).

Gas oleh cairan merupakan proses perpindahan massa antar fasa, dimanakomponen
dalam campuran gas diserap oleh cairan. Campuran gas umumnya terdiri
darikomponen yang dapat diserap dan gas sukar diserap/ bereaksi (inert),

6
sedangkan cairannya bersifat tidak melarut dalam fasa gas. Dalam perpindahan
massa antar fasa, terdapat batas antara kedua fasa tersebut, dimana komponen yang
terserap melalui fasanya sendiri kemudian melewati batas antar fasa dan masuk kefasa yang lain.
Hal ini terjadi bila terdapat cukup kekuatan gerak (driving force) dari suatu fasa yang lain atau
dinamakan koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju
perpindahan massa juga tergantung antara lain luas permukaan kontak antar fasa.
Operasi absorbsi gas dalam cairan biasanya dilakukan dalam suatu kolom silinder
berunggun (cylindrical packed column). Unggun yang dimaksud merupakan sekumpulan
benda padatdengan bentuk dan bahan tertentu (plastik / keramik) yang disusun
sedemikian rupa untuk menghasilkan luas permukaan kontak antar fasa gas liquid yang
sebesar besarnya. Dalam kolom absorbsi, penyerapan komponen gas oleh cairan mengalir
melewati packed bed, biasanya arah aliran fluida diatur sedemikian rupa, dimana cairan
mengalir dari atas dan gas mengalir dari bawah (counter current). Gas dan cairan
yang masuk dan keluar dapat dianalisa untuk mengetahui jumlah gas yang diserap.
Dalam skala laboratorium, peralatan kolom absorbsi gas biasanya sudah
dilengkapi dengan peralatan analisa sampel gas (hempl analisis) maupun analisa cairan
(titrasi). Perangkat peralatan analisa gas (Hempl analysis) berisi larutan NaOH yang reaksinya
dengan CO2 (Treybal,1981).
CO2+ 2NaOH Na2CO3+ H2O
jumlah CO2 yang terserap sebanding dengan pertambahan volume larutan dalam peralatananalisa
tersebut.
Pada umumnya, campuran gas yang masuk kedalam kolom absorbsi terdiri atas
komponen yang dapat diserap dan gas inert (sukar diserap), sedangkan cairan yang digunakan
bersifat tidak melarut dalam fasa gas. Perpindahan massa solut dari gas menuju
cairan terjadi dalam tiga langkah perpindahan, transfer massa dari badan utama gas kesuatu
fasa antar muka, transfer muka melalui bidang antar muka kefasa kedua dan transfer
massa dari antar muka kebadan utama cairan.
Konsentrasi A dalam badan utamagas adalah yAG fraksi mol. Ketika mulai
terjadi kontak dengan cairan, konsentasi A di daerah interfase menurun hingga yAi pada inter fase
menjadi yAI dalam badan utama cairan. Dan sebagaisyarat terjadinya perpindahan

7
perpindahan massa. Konsentrasi awal yAG dan yAI tidak beradadalam keadaan
setimbang (Treybal,1981).

Gambar 2.1 Teori Lapisan Dua Film


Perpindahan massa solut A dari gas ke cairan akan terjadi bila terdapat
cukup kekuatan gerak (driving force) dari satu fasa ke fasa lainnya yang dikenal dengan nama
koefisien perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju perpindahan massa ini juga
bergantung pada luas permukaan kontak antar fasa. Menurut Whitman dan Lewis, pada
saat terjadi perpindahan massa antar fasa tahanan terhadap perpindahan tersebut hanya
ada pada bahan utama masing - masing fasa. Sedangkan pada daerah antar muka yang
membatasi kedua fasa tidak terdapat tahanan sama sekali sehingga konsentrasi yAi
dan XAi merupakan harga kesetimbangan yang diperoleh dari data
kurvakesetimbangan dari sistem dua fasa tersebut (Treybal, 1981).
2.2 Kolom Absorbsi
Operasi absorbsi merupakan dalam cairan biasanya dilakukan dalam suatu kolom
silinderberunggun (cylinder packed column). Unggun yang dimaksud merupakan sekumpulan
bendapadat dengan bentuk dan bahan tertentu (plastic/ keramik) yang disusun sedemikian rupa
untukabsorbs. Penyerapan komponen gas oleh cairan melewati packet bed, biasanya arah aliran
fluidadiatur sedemikian rupa, dimana cairan mengalir dari atas dan gas mengalir dari bawah
(countercurrent). Gas dan cairan yang masuk dan keluar dapat dianalisa untuk

8
mengetahui jumlah gasyang diserap.Untuk lebih lanjutnya, kolom absorbs terbagi dalam
berbagai jenis, antara lain : (Tim penyusun, 2010).

2.2.1 Spay Tower


Spay tower terdiri dari ruang terbuka dan luas padatempat gas mengalir
dan kedalam ruangtersebut disemprotkan cairan dengan spray nozzles atau alat yang dapat
membuat butir butir cairan. Cairan yang akan disemprotkan akan jatuh karena gaya
gravitasinya dengan arah aliran cairan dan gas yang berlawanan arah. Karena
cairan dalam bentuk butir - butir, maka luas permukaan bidang kontak antar fasa
akan semakin besar. Jika ukuran butir semakin kecil, makaluas bidang kontaknya
akan semakin besar. Tetapi ukuran butir cairan tidak boleh terlalu kecil karena
butir akan terbawa aliran gas keatas (keluar). Spray tower pada umumnya
digunakan untuk proses pemindahan gas yang mudah larut dalam cairan atau perpindahan
massanya dikontrol oleh tahanan fasa gasnya.
(Tim penyusun, 2010).

Gambar 2.2 Spray Tower

2.2.2 Menara Gelembung


Menara gelembung pada prinsipnya berlawanan dengan spray tower. Gasdidispersikan
kedalam cairan gelembung gas cukup kecil sehingga kontak antara fasanyamenjadi besar.
Menara gelembung digunakan dalam sistem dengan tahanan pada fasecairan yang
mengontrol kecepatan perpindahan massa secara keseluruhan. Kondisi ini terjadi untuk gas - gas
yang tidak mudah larut (Tim penyusun, 2010).

9
2.2.3 Menara dengan Bahan Isian ( Packed Tower)
Menara bahan isian adalah menara tegak yang diisi dengan bahan isian
(packing). Bahan isian dapatterbuat dari keramik juga batu - batuan. Cairan
didistribusikan kekelompok bahan isian danmengalir kebawah pada permukaan bahan
isian dalam bentuk lapisan tipis. Gas umumnya mengalirkeatas berlawanan arah dengan
aliran cairan. Sehingga luas kontak antar fasa menjadi cukup besar.Menara ini
digunakan untuk sistem gas cairan dimana salah satunya atau keduanya tahanan mengontrol
(Tim penyusun, 2010).

Gambar 2.3 Menara Bahan Isian ( Packed Tower)


2.2.4 Menara dengan Plate Plate
Menara dengan plate - plate dapat berupa bubble cup atau slave tray. Pada tiap tiap plate,
gelembung gas yang terbentuk didasar cairan dengan cara memaksa gas melewati lubang lubang
dan saat gelembung gas melewati cairan (Tim penyusun, 2010).

Gambar 2.4 Menara dengan Plate Plat

10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan-Bahan yang digunakan
1. Aquades
2. Larutan NaOH 1 M
3. Gas CO2
4. Udara

3.2 Alat-Alat yang digunakan


1. Gas-Liquid Absorption
2. Labu Ukur 1000 ml
3. Gelas Ukur 100 ml
4. Botol Sampel
5. Pipet Tetes

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pembuatan Larutan Standar NaOH 1 N
1. Pembuatan larutan NaOH 1 N dilakukan dengan mengencerkan larutan
NaOH 15 N.
2. Kedalam labu ukur 1000 ml, dimasukkan 66.67 ml larutan NaOH 15 M.
3. Aquades ditambahkan hingga mencapai batas yang tertera pada labu ukur
4. Larutan didalam labu ukur tersebut kemudian dihomogenkan.

3.3.2 Proses Absorbsi


1. Kedalam tabung bola pada alat Absorbsi diisi terlebih dahulu dengan
larutan NaOH 1 N hingga mencapai angka 0 di penunjuk angka pada
tabung.
2. Alat Gas-Liquid Absorption dioperasikan dengan menghidupkan pompa
dan kompresor.
3. Flowrate dari pompa dan kompresor diatur sesuai dengan variabel.

11
4. Valve yang menghubungkan piston ke atmosfir dibuka terlebih dahulu
sedangkan valve lainnya ditutup.
5. Sisa gas yang terdapat pada piston dibersihkan terlebih dahulu dengan cara
menghisap dan mendorong untuk dibuang ke atmosfir sebanyak 3-4 kali.
6. Valve yang menghubungkan ke atmosfir ditutup kembali setelah selesai
pembersihan sisa gas pada piston.
7. Apabil ingin menguji banyaknya volume CO2 yang terdapat pada kolom
S1, maka valve S1 dibuka sedangkan valve lainnya ditutup.
8. Piston kemudian ditarik perlahan-lahan hingga mencapai angka 20.
9. Piston didorong perlahan hingga menuju nilai 0 dan kemudian dicatat
perubahan tinggi catat perubahan tinggi cairan NaOH yang terdapat pada
tabung bola dari semula.
10. Untuk pengujian terhadap kolom S2 dan S3 dapat menggunakan prosedur
yang sama seperti pengujian pada kolom S1.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengambilan Sampel dari Bawah Kolom (S3)
Pengambilan sampel dari bawah kolom bertujuan untuk mengetahui kadar
CO2 mula-mula yang terdapat dalam aliran udara. Sampel diambil saat valve S3
dibuka, sedangkan valve S1 dan valve S2 ditutup. Data untuk hasil percobaan ini
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Fraksi CO2 mula-mula (dari kolom S3)


Pembacaan Gas Masuk Saluran dari Bawah Kolom
Perhitungan Y1
Dari Flowmeter Dari Hempl
V2/V
F1 (L/min) F2 (L/min) F3 (L/min) V1 (ml) V2 (ml) F3/(F2+F3)
1

5 20 0.6 0.11765 0.03


10 30 4 20 0.7 0.11765 0.035

Perbandingan nilai fraksi volume CO2 yang didapat dari flowmeter dengan
fraksi CO2 dari analisa Hempl pada valve S3 dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut:
0.14

0.12
Fraksi CO2 dari flow meter

0.1

0.08

0.06 F1=5
F1=10
0.04

0.02

0
0.03 0.035
Fraksi CO2 analisa Hempl

Gambar 4.1 Kurva Perbandingan Nilai Fraksi CO2 Dari Flowmeter dan
Fraksi CO2 Dari Analisa Hempl pada valve S3.

13
Dari Gambar 4.1 dapat dilihat hubungan antara pengukuran fraksi volume
CO2 dengan flowmeter dengan analisa Hempl. Dapat dilihat perbedaan antara
nilai Yi flowmeter dan nilai Yi analisa Hempl terjadi perbedaan yang cukup
signifikan. Semakin tinggi kecepatan alir CO2 maka jumlah CO2 yang terabsorbsi
juga akan semakin besar. Dapat dilihat mulai dari laju alir CO2 5 L/menit dan 10
L/menit. Dimana pada bagian bawah kolom ini masih menganalisis kadar CO2
mula-mula yang terbawa oleh udara. Pada Gambar 4.1 juga dapat dilihat pengaruh
laju alir air yang akan mengabsorbsi CO2, yaitu semakin tinggi laju alir air maka
semakin sedikit CO2 yang terabsorbsi oleh air, namun pada S3 belum terlalu
terlihat karena CO2 yang terukur belum terlalu banyak yang kontak dengan air
(absorbsi).
4.2 Pengambilan Sampel dari Tengah Kolom (S2)
Pengambilan sampel dari tengah kolom bertujuan untuk mengetahui kadar
CO2 yang terdapat dalam aliran udara pada saat telah kontak dengan pelarut (air).
Sampel diambil saat valve S2 dibuka, sedangkan valve S1 dan valve S3 ditutup.
Data untuk hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Fraksi CO2 yang Diambil dari Kolom S2
Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Gas
Sampel
Gas Sampel diambil
diambil
F1 F2 F3 Total, dari S2 Absorbe
dari S3
Air Udara CO2 F2+F3 d CO2
Y1 = V1 V2 YO2-3
L/min L/min L/min L/min 2 Fa2-3
(V2/V1) (ml) (ml) =( )
1

5 0.03 20 0.4 0.02 0.3468


30 4 34
10 0.035 20 0.6 0.03 0.1751

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jika laju alir air semakin besar
sedangkan laju udara yang masuk secara counter current tetap, maka waktu
tinggal air didalam kolom akan semakin singkat. Hal ini menyebabkan kontak

14
antara air dan udara berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sehingga
perpindahan massa tidak berlangsung dengan baik. Ketika laju alir air diperbesar
dari 5 L/menit menjadi 10 L/menit maka jumlah CO2 yang dapat diserap menurun
dari 0,3468 menjadi 0,1751.

4.3 Pengambilan Sampel dari Tengah Kolom (S1)


Pengambilan sampel dari tengah kolom bertujuan untuk mengetahui kadar
CO2 yang terdapat dalam aliran udara pada saat telah kontak dengan pelarut (air).
Sampel diambil saat valve S1 dibuka, sedangkan valve S2 dan valve S3 ditutup.
Data untuk hasil percobaan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Fraksi CO2 yang Diambil dari Kolom S1
Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Gas
Sampel Gas Sampel diambil
F1 F2 F3 Total, diambil dari S2 Absorbe
Air Udara CO2 F2+F3 dari S3 d CO2
L/min L/min L/min L/min Y1 = V1 V2 YO1-3 = Fa1-3
(V2/V1) (ml) (ml)
(2 )
1

5 30 4 34 0.03 20 0.3 0.015 0.5178


10 0.035 20 0.4 0.02 0.5205

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat laju alir air sebagai absorben sangat
mempengaruhi jumlah CO2 yang dapat diabsorb oleh air tersebut. Tabulasi hasil
percobaan menunjukkan bahwa semakin besar laju alir air, maka absorbsi CO2
juga akan semakin bertambah.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar laju alir air maka semakin banyak gas CO2 yang terabsorbsi
oleh air (absorban) karena semakin besar tumbukan yang terjadi antara air
dengan campuran gas.
2. Semakin besar laju alir CO2 maka semakin sedikit gas CO2 yang
terabsorbsi oleh air (absorban) karena semakin sedikit tumbukan yang
terjadi antara air dengan campuran gas.
3. Semakin tinggi kolom menara absorbsi, maka semakin besar juga gas CO 2
yang terabsorbsi karena semakin lama waktu tinggal yang memungkinkan
campuran gas terserap oleh air (absorban).
5.2 Saran
1. Percobaan sebaiknya dilakukan dengan teliti, terkhusus pada saat
menganalisa gas.
2. Dalam menarik dan menekan piston harus dengan tekanan yang sama agar
mendapatkan hasil yang akurat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet, 2003. Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi" Jurusan Teknik Kimia


POLBAN, 2Mc CABE and Werren I Smith Julian C & Hariott.,
Unit Operations of Chemical Engineering, 3rd, New York.
Jobsheet, 2003. Praktikum Satuan Operasi "Absorpsi", Due Like, Jurusan Teknik
Kimia POLBAN.
Treybal, R.E. 1981, Mass Transfer Operation, 3rdedition. Mc Graw. Hill.
Tim penyusun 2010. Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II : Jurusan Teknik
Kimia.

17
LAMPIRAN A
TABEL HASIL PERCOBAAN

Tabel 1. Volume S1, S2, dan S3 pada Run 1


S1 S2 S3
0.3 0.4 0.6

Tabel 2. Volume S1, S2, dan S3 pada Run 2


S1 S2 S3
0.4 0.6 0.7

Tabel 3. Fraksi CO2 mula-mula (dari kolom S3)


Pembacaan Gas Masuk Saluran dari Bawah Kolom Perhitungan Y1
Dari Flowmeter
F1 (L/min) F2 (L/min) F3 (L/min) V1 (ml) V2 (ml) F3/(F2+F3) V2/V1
5 20 0.6 0.11765 0.03
10 30 4 20 0.7 0.11765 0.035

Tabel 4. Fraksi CO2 yang Diambil dari Kolom S2


Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Gas
Sampel Gas Sampel diambil
F1 F2 F3 Total, diambil dari S2 Absorbed
Air Udara CO2 F2+F3 dari S3 CO2 Fa2-3
L/min L/min L/min L/min Y1 = V1 V2 YO2-3
(V2/V1) (ml) (ml) 2
=( )
1

5 30 4 34 0.03 20 0.4 0.02 0.3468


10 0.035 20 0.6 0.03 0.1751

18
Tabel 5. Fraksi CO2 yang Diambil dari Kolom S1
Kondisi Masuk Kondisi Keluar
Gas
Sampel Gas Sampel diambil
F1 F2 F3 Total, diambil dari S2 Absorbed
Air Udara CO2 F2+F3 dari S3 CO2 Fa1-3
L/min L/min L/min L/min Y1 = V1 V2 YO1-3 =
(V2/V1) (ml) (ml)
(2 )
1

5 30 4 34 0.03 20 0.3 0.015 0.5178


10 0.035 20 0.4 0.02 0.5205

19
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

2.1 Pembuktian Rumus


Yi -YO-2
Fa2-3 = ( ) x total aliran gas masuk
1-YO-2
V
Diketahui: Yi 2
V1 i
V
YO-2 2
V1 O-2
Neraca Massa Komponen CO2:
[CO 2 ]in - [CO 2 ]out [CO 2 ]absorbed

[F2 F3 ]Yi [F2 (F3 - Fa 2-3 )] YO-2 Fa 2-3

[F2 F3 ]Yi [F2 F3 ] YO-2 Fa 2-3 - Fa 2-3 x YO-2

[F2 F3 ]( Yi - YO-2 ) Fa 2-3 (1 - YO-2 )

( Yi - YO-2 )
Fa 2-3 [F2 F3 ]
(1 - YO-2 )

2.2 Perhitungan Absorbed CO2


RUN 1
F1 = 5 L/min
F2 = 30 L/min
F3 = 4 L/min
Fraksi mol gas CO2 mula-mula (saat belum terjadi kontak dengan cairan)
V
Yi 2
V1 i
Pengambilan sampel dari valve S3
V1 = 20 ml
V2 = 0.6 ml

20
0.6
Yi 0.03
20 i
Fraksi mol gas CO2 antara valve S3 dan S2

V
YO-2 2
V1 O-2

Pengambilan sampel dari valve S2

V1 = 20 ml

V2 = 0.4 ml

0.4
YO-2 0.02
20 O-2

Total aliran gas masuk = F2 + F3 = 30 L/min + 4 L/min = 34 L/min

Yi - YO-2
Fa 2-3 xF2 F3
1 - YO-2

x34 0.3468 L/min


0,03 - 0,02
Fa 2-3
1 - 0,02

Pengambilan sampel dari valve S1

V1 = 20 ml

V2 = 0,5 ml

0,3
YO-1 0,015 L/min
20 O-1

Yi - YO-1
Fa1-3 xF2 F3
1 - YO-1

x34 0.5178 L/min


0,03 - 0.015
Fa 1-3
1 - 0.015

21
Perbandingan hasil F3/(F2+F3) dengan V2/V1 (% kesalahan)

0.1026 - 0.03
(% kesalahan) = x100% 18.98 %
0.1026

RUN II
F1 = 10 L/min
F2 = 30 L/min
F3 = 4 L/min
Fraksi mol gas CO2 mula-mula (saat belum terjadi kontak dengan cairan)
V
Yi 2
V1 i

Pengambilan sampel dari valve S3


V1 = 20 ml
V2 = 0.7 ml
0.7
Yi 0.035
20 i
Fraksi mol gas CO2 antara valve S3 dan S2

V
YO-2 2
V1 O-2

Pengambilan sampel dari valve S2


V1 = 20 ml
V2 = 0.6 ml
0.6
YO-2 0.03
20 O-2
Total aliran gas masuk = F2 + F3 = 30 L/min + 4 L/min = 34 L/min
Yi - YO-2
Fa 2-3 xF2 F3
1 - YO-2

22
x34 0.1751 L/min
0,035 - 0,03
Fa 2-3
1 - 0,03

Pengambilan sampel dari valve S1


V1 = 20 ml
V2 = 0,4 ml
0,4
YO-1 0,02 L/min
20 O-1
Yi - YO-1
Fa1-3 xF2 F3
1 - YO-1

x34 0.5205 L/min


0.035 - 0.02
Fa 1-3
1 - 0.02
Perbandingan hasil F3/(F2+F3) dengan V2/V1 (% kesalahan)
0.1026 - 0.035
(% kesalahan) = x100% 65.887 %
0.1026

23

Anda mungkin juga menyukai