Disusun Oleh :
Kelompok II (A6)
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorpsi cair yang dilakukan dengan
pelarutan. Tujuan percobaan ini yaitu dapat mengoperasikan alat absorpi gas dan
juga mampu menghitung laju absorpsi gas CO 2 dalam air melalui analisi larutan.
Prosedur kerjanya yaitu dengan mengairkan air dan CO 2 secara bersama-sama,
aliran air di alirkan dari bawah dengan menggunakan pompa sedangkan gas CO 2
dialirkan dari atas dan bertemu di menara isian. Percobaan ini dilakukan dengan
waktu 4 menit, 8 menit, 12 menit, 16 menit dengan flowrate air 2 liter/menit dan 4
liter/menit sedangkan flowrate dari gas CO2 yaitu 3 liter/menit dan 2 liter/menit.
Kadar CO2 yang di dapat yaitu pada laju alir 2 liter/menit yaitu 0,264 ppm, 0,308
ppm, 0,792 ppm, dan 0,396 ppm. Sedangkan pada laju alir air 4 liter/menit yaitu
0,352 ppm, 0,528 ppm, 0,572 ppm, dan 0,308 ppm.
Kata Kunci : Absorpsi, Flowrate, Campuran Gas, Pemisahan, dan Laju alir.
BAB I
PENDAHULUAN
4. Berl Saddle
6. Intalox Saddle
Prosedur Kerja
3.2.1 Percobaan Absorpsi
1. Diisi tangki reservoir dengan air hingga ¾ penuh, catat volumenya sebagai
VT. Terlebih dahulu dilakukan titrasi pada air sebagai titrasi blanko.
2. Dipastikan valve air gas (V7) tertutup, valve keluaran sampel V5 dan V6
terbuka. Aliran air dengan menghidupkan pompa dan laju alir diatur
menggunakan pengatur valve air (V1) sesuai penugasan.
3. Dibuka valve pengatur tekanan tabung gas CO2 dengan hati-hati dan atur
laju alir gas dengan V7 sesuai penugasan.
4. Setelah waktu operasi tercapai, ambil sampel dari keran sampel sesuai
dengan selang waktu yang ditentukan.
5. Diambil 10 ml sampel dalam tabung tertutup pada setiap waktu dan
dilakukan analisa volumetrik terhadap sampel.
3.2.2 Penentuan CO2 Terlarut
1. Diambil sampel masing-masing sebanyak 10 ml.
2. Diteteskan 2-3 tetes indikator pp, jika terbentuk warna merah dengan
segera maka tidak ada CO2 bebas.
3. Dititrasi sampel dengan larutan NaOH standar sampai terbentuk warna
merah muda yang tidak hilang 30 detik. Catat volume alkali yang
dibutuhkan (VB).
4. Untuk memperoleh hasil yang baik, gunakan warna pembanding standar
yang dibentuk dari natrium bicarbonate dengan pp dalam jumlah yang
sama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dalam percobaan ini ditunjukkan pada Tabel
4.1 dan Tabel 4.2
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Run I (Flowrate Air 2 L/menit, Flowrate CO2 3 L/m
Flowrate Flowrate Volume Kadar
Waktu Air CO2 Titran CO2 Efisiensi
(menit) (L/menit) (L/menit) (ml) (ppm) CO2 (%)
4 2 3 0,6 0,264 20
8 2 3 0,7 0,308 16
12 2 3 1,8 0,792 5
16 2 3 0,9 0,396 12,5
Sumber : Praktikum Proses Teknik Kimia II, 2023.
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Run II (Flowrate Air 4 L/menit, Flowrate CO2 2 L/menit)
Flowrate Flowrate Volume Kadar
Waktu
Air CO2 Titran CO2 Efisiensi
(menit)
(L/menit) (L/menit) (ml) (ppm) CO2 (%)
4 4 2 0,8 0,352 14
8 4 2 1,2 0,528 9
12 4 2 1,3 0,572 8
16 4 2 0,7 0,308 16
Sumber : Praktikum Proses Teknik Kimia II, 2023
4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa percobaan ini
bertujuan untuk menghitung laju absorpsi CO2 di dalam air melalui metode titrasi
dan menghitung efisiensi kadar CO2. Dalam praktikum absorbsi yang dilakukan
yaitu secara kontinyu dengan menggunakan variabel bebas yaitu 4 menit, 8
menit, 12 menit sampai 16 menit. Absorbsi yaitu proses penyerapan komponen-
komponen yang terdapat di dalam gas dengan menggunakan cairan dimana suatu
campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap yang sesuai. Peristiwa
absorbsi pada percobaan ini berupa aliran counter-cuurrent dimana aliran udara
masuk dibawah kolom dan aliran air masuk diatas kolom dengan laju alir masing-
masing yang diatur. Pada praktikum ini digunakan gas CO 2 sebagai absorbat dan
air sebagai absorben.
4.2.1 Hubungan Antara Waktu Kontak dan Laju CO2 Terhadap Kadar
CO2 yang Terserap
Adapun hubungan antara waktu kontak dan flowrate air terhadap kadar
CO2 yang dapat diserap dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :
Gambar 4.1 Hubungan Antara Waktu Kontak dan Flowrate Air Terhadap Kadar
CO2 yang Terserap.
Berdasarkan grafik diatas dapat diperoleh hasil yang dilakukan secara
kontinyu dengan menggunakan variabel bebas yaitu 4 menit, 8 menit, 12 menit
sampai 16 menit sehingga diperoleh bahwa pada run I kadar CO 2 yang
terabsorpsi pada waktu 4 menit sebanyak 0,264 ppm, waktu 8 menit sebanyak
0,308 ppm, waktu 12 menit sebanyak 0,792 ppm dan pada waktu 16 menit
sebanyak 0,396 ppm. Dalam praktikum absorpsi yang dilakukan yaitu secara
kontinyu dengan menggunakan variabel bebas yaitu mulai yaitu 4 menit, 8 menit,
12 menit sampai 16 menit. Pada percobaan Run II diperoleh kadar CO2 yang
terserap pada waktu 4 menit sebanyak 0,352 ppm, waktu 8 menit sebanyak 0,528
ppm, waktu 12 menit sebanyak 0,572 ppm dan pada waktu 16 menit sebanyak
0,308 ppm. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa dimana dari hasil yang
diperoleh menunjukkan adanya turunan dari kadar CO2 setiap satuan waktu
(menit). Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa waktu dapat mempengaruhi kadar
CO2 yang diserap, dimana semakin lama waktu kontak antara cairan dengan gas,
maka kadar CO2 yang terserap akan semakin besar. Di karenakan cairan yang
digunakan telah mencapai kapasitas maksimumnya dalam menyerap CO 2.
Meskipun waktu kontak diperpanjang, cairan tersebut tidak dapat menyerap lebih
banyak gas (Novi Sylvia, 2018)
Hasil kadar CO2 pada laju alir air dari kedua percobaan yang tertinggi
berbeda-beda yaitu, pada run I hasil tertingginya di menit 12 yakni 0,792 ppm,
dan pada run II hasil tertingginya pada menit 12 pula yakni 0,572 ppm.
Berdasarkan perbandingan antara run I dan run II didapatkan hasil kadar CO 2 run
I lebih besar daripada run II. Hal ini dikarenakan laju alir pada run I lebih besar,
sehingga penyerapan kadar CO2 lebih banyak. Laju alir yang lebih tinggi
memberikan kesempatan bagi air untuk berinteraksi lebih banyak dengan CO2,
yang kemungkinan besar akan menghasilkan peningkatan jumlah CO 2 yang
diserap.
4.2.2 Hubungan antara Waktu Kontak dan Laju Alir CO2 terhadap
Efesiensi Penyerapan Kadar CO2
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hubungan antara waktu kontak dan laju
alir air terhadap efisiensi penyerapan kadar CO2 pada laju alir air 2 L/menit (run I)
dan laju alir air 4 L/menit (run II) dapat dibuat grafik seperti gambar 4.2 dibawah
ini :
25
20 Run I (flowrate air
Efisiensi Penyerapan
3L/menit dan
Kadar CO2 (%)
Gambar 4.2 Hubungan Antara Waktu Kontak dan Laju Alir Air Terhadap
Efisiensi Penyerapan Kadar CO2.
Berdasarkan grafik diatas dapat diperoleh hasil efisiensi penyerapan CO 2
yang dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan variabel bebas yaitu mulai
4 menit, 8 menit, 12 menit sampai 16 menit sehingga diperoleh bahwa pada run I
kadar CO2 yang terabsorpsi pada waktu 4 menit sebanyak 20 %, waktu 8 menit
sebanyak 16 %, waktu 12 menit sebanyak 5 % dan pada waktu 16 menit sebanyak
12,5 %. Dalam praktikum absorbsi yang dilakukan yaitu secara kontinyu dengan
menggunakan variabel bebas yaitu mulai 4 menit, 8 menit, 12 menit sampai 16
menit.
Pada percobaan Run II diperoleh pada waktu 4 menit sebanyak 14 %,
waktu 8 menit sebanyak 9 %, waktu 12 menit sebanyak 8 % dan pada waktu 16
menit sebanyak 16 %. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa semakin lama
waktu maka semakin kecil efsiensi kadar CO2. Hal ini dikarenakan kinerja pada
alat absorpsi telah mengalami distribusi sempurna. Sehingga packing didalam
absorpsi mengalami kontak antara air dan CO 2 yang membuat air menyerap CO 2
dengan menghasilkan efisiensi maksimum yang dicapai (Maarif Fuad, 2009)
Hasil efisiensi tertinggi terletak pada waktu 4 menit pada run I sebesar
20%, dan pada run II pada waktu 16 menit sebesar 16%. Setelah gas CO2
terakumulasi, lama-kelamaan akan tercapai kondisi kesetimbangan. Dari hasil
keduanya, menunjukkan bahwa semakin kecil laju alir air maka efisiensi kadar
CO2 akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori dikarenakan semakin kecil
laju alir air maka akan memperlama waktu kontak antara CO 2 dengan air sehingga
CO2 dapat terdifusi dengan baik kedalam H2O (Ahmad, 2012)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Semakin besar volume titran, maka semakin besar kadar CO 2 yang
terserap.
2. Waktu juga mempengaruhi kadar CO2 yang terserap, dimana semakin
lama waktu kontak antara cairan dan gas maka kadar CO 2 yang terserap
akan semakin besar pula.
3. Semakin besar kadar CO2 yang terserap, maka semakin kecil efisiensi
kadar CO2
4. Hasil efisiensi tertinggi terletak pada waktu 4 menit yaitu sebesar 20 %
pada run I, dan 16 % pada run II. Hal ini dikarenakan kinerja pada alat
absorpsi telah mengalami distribusi sempurna.
5.2 Saran
Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan dapat mengganti absorben
air dengan pelarut yang lain seperti ethanol, amina, atau piperazin agar dapat
mengamati dan membandingkan laju absorpsi dengan pelarut yang lain. Selain itu
lakukan variasi dengan menggunakan bahan absorben yang berbeda dan juga
variasi pada tipe packing. Ini dapat membantu dalam membandingkan efektivitas
penyerapan CO2 antara berbagai jenis bahan dan konfigurasi packing. Agar
efisensi penyerapan CO2 meningkat maka air keluaran alat Absorpsi jangan
direcycle dikarenakan jika terus di recycle maka akan mengalami titik jenuh
sehingga penyerapan CO2 tidak maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Elida, P., & Cecellia, N. R. (2021). CO2 Gas Absorption in Biogas Using
Absorber Buble Column with Variation of NaOH Absorbent Contrentation
and Sparger Form. Panca N, 10(1).
Setiadi, N. H., & Dijan, S. (2008). Studi Absorpsi CO2 Menggunakan Kolom
Gelembung Berpancaran Jet (Jet Bubble Column). Makara, 12(1), 31-37.
= 0,000264 g/L
1000 mg
= 0,000264 gr/L x = 0,264mg/L = 0,264 ppm
1 gr
b. Pada waktu 8 Menit
Diketahui : Vtitran : 0,7 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
0,7 ml x 0,1 x 44 gram/mol
= 10 ml x 1000
= 0,000308 g/L
1000 mg
= 0,000308 gr/L x = 0,308 mg/L
1 gr
= 0,308 ppm
c. Pada waktu 12 Menit
Diketahui : Vtitran : 1,8 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
1,8 ml x 0,1 x 44 gram/mol
= 10 ml x 1000
=0,000792 g/L
1000 mg
= 0,000792 gr/L x = 0,792 mg/L
1 gr
= 0,792 ppm
d. Pada waktu 16 Menit
Diketahui : Vtitran : 0,9 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
0,9 ml x 0,1 x 44 gram/mokl
= 10 ml x 1000
=0,000396 g/L
1000 mg
= 0,000396 gr/L x = 0,396 mg/L
1 gr
= 0,396 ppm
= 20 %
b. Pada waktu 8 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044ppm
Kadar CO = 0,308 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0,0 44
= 0,308 – 0,0 44 x 100%
= 16 %
c. Pada waktu 12 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044 ppm
Kadar CO = 0,792 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0 , 0 44
= 0,792 – 0 , 0 44 x 100%
=5 %
d. Pada waktu 16 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044 ppm
Kadar CO = 0,396 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0, 0 44
= 0,396– 0, 0 44 x 100%
= 12,5 %
= 0,000352 g/L
1000 mg
= 0,000352 gr/L x = 0,352 mg/L
1 gr
= 0,352 ppm
b. Pada waktu 8 Menit
Diketahui : Vtitran : 1,2 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
1,2 ml x 0,1 x 44 gram/mol
= 10 ml x 1000
= 0,000528 g/L
1000 mg
= 0,000528 gr/L x = 0,528 mg/L
1 gr
= 0,528 ppm
c. Pada waktu 12 Menit
Diketahui : Vtitran : 1,3 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
1,3 ml x 0,1 x 44 gram/mol
= 10 ml x 1000
= 0,000572 g/L
1000 mg
= 0,000572 gr/L x = 0,572 mg/L
1 gr
= 0,572 ppm
d. Pada waktu 16 Menit
Diketahui : Vtitran : 0,7 ml
Ntitran : 0,1 N
BM CO2 : 44 gram/ mol
Vsampel : 10 mol
Vtitran x Ntitran x BM CO2
ppm = Vsampel x 1000
0,7 ml x 0,1 x 44 gram/mol
= 10 ml x 1000
= 0,000308 g/L
1000 mg
= 0,000308 gr/L x = 0,308 mg/L
1 gr
= 0,308 ppm
Efisiensi Penyerapan CO2
a. Pada waktu 4 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044 ppm
Kadar CO = 0,352 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0, 0 44
= 0, 352 – 0, 0 44 x 100%
= 14 %
b. Pada waktu 8 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044 ppm
Kadar CO = 0,528 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0, 0 44
= 0,528 – 0, 0 44 x 100%
=9%
c. Pada waktu 12 Menit
Dik : Kadar Blanko = 0,044 ppm
Kadar CO = 0,572 ppm
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0, 0 44
= 0,725 – 0, 0 44 x 100%
=8%
Kadar Blanko
= Kadar CO2 – Kadar Blanko x 100%
0, 0 44
= 0,308 – 0, 0 44 x 100%
=16 %
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No Nama Gambar Alat Fungsi
1 Erlenmeyer Untuk Tempat Sampel
Untuk mengambil
4
Pipet Volume larutan