(Laporan Praktikum)
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Laboratorium
Teknik Kimia I
Dosen Pembimbing
Rispiandi, ST. MT.
Oleh
Jihan Amilia N 181411080
Luthfiana Nurfauziah 181411082
Rahmi Almalikus S 181411086
Ririn Rismawati 181411088
Kelas 2C
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas
rahmat, nikmat, ridho, karunia, kasih sayang dan petunjuk-Nya mustahil laporan
praktikum yang berjudul Absorpsiini dapat dirampungkan. Sholawat serta salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada Rasulullah Saw. keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah ikut
serta membantu dalam penyusunan laporan praktikum ini. Bapak Rispiandi, ST.
MT.selaku Dosen Pembimbing yang telah mengajarkan dan membimbing dengan
penuh kesabaran sehingga laporan praktikum ini dapat selesai pada waktunya,
kepada orangtua kami yang telah membantu kami baik secara moril maupun
materil, kepada kawan-kawan seperjuangan yang telah memberi kami inspirasi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN .......................................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bila gas dikontakkan dengan zat cair, maka sejumlah molekul gas akan
meresap dalam zat cair dan juga terjadi sebaliknya, sejumlah molekul gas
meninggalkan zat cair yang melarutkannya. Pada awal waktu, yang terjadi
kecepatan pelarutan gas dalam zat cair lebih besar bila dibandingkan dengan
proses pelepasan gas dari cairan pelarutnya, dengan bertambahnya waktu,
kecepatan dari pelepasan gas juga bertambah hingga pada suatu ketika terjadi
kecepatan pelarutan dan pelepasan sama besar. Keadaan ini disebut keadaan
setimbang, tekanan yang diukur pada keadaan ini juga disebut tekanan setimbang
pada temperatur tertentu.
Daya larut gas dalam cairan bergantung dari suhu dan tekanannya,semakin
tinggi suhunya semakin rendah daya larut gas dalam cairan, sedangkan
semakin tinggi tekanan, gas akan larut lebih banyak dalamcairan.
Dalam industri, proses ini banyak digunakan antara lain dalam proses
pengambilan amonia yang ada dalam gas kota yang berasal dari pembakaran
batubara dengan menggunakan air. Atau penghilangan gas H2S yang dikandung
dalam gas alam dengan menggunakan larutan alkali.
4
Proses absorpsi ini banyak digunakan di industri untuk meningkatkan nilai
guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya, sebagai pemisah komponen
zat kimia yang dianggap merugikan atau menguntungkan, dan sebagai
penunjang dari suatu proses lainnya.
1.3 Tujuan
a. Memahami proses absorpsi dan prinsip kerjanya
b. Menghitung laju kecepatan absorpsi CO2kedalam air
c. Menghitung jumlah CO2bebas dalam air
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Absorpsi
Alat yang digunakan dalam absorpsi gas pada percobaan ini adalah menara
isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah,
pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedangkan pengeluaran
gas dan zat cair masing-masing di atas dan dibawah, serta suatu massa
bentuknya zat padat tak aktif (inert) di atas penyangganya. Bentukan ini disebut
menara isian tower (tower packing). Penyangga mempunyai fraksi ruang terbuka
yang cukup besar untuk mencegah terjadinya kebanjiran pada dinding
penyangga.
Zat cair yang masuk bisa berupa pelarut murni atau larutan encer zat
terlarut di dalam pelarut disebut cairan lemah (weak liquor), didistribusikan di
atas isian itu dengan distributor, sehingga pada operasi yang ideal, membasahi
permukaan isian itu secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut, disebut gas kaya atau gas gemuk (rich
gas), masuk ke ruang pendistribusi yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke
atas melalui celah-celah antar isian, berlawanan arah dengan aliran zat cair.Isian
itu memberikan permukaan yang luas untuk kontak antara zat cair dan gas dan
membantu terjadinya kontak yang akrab antara kedua fasa.Zat terlarut yang ada
dalam gas gemuk itudiserap oleh zatcair yang masuk ke dalam menara, dan gas
encer atau gas kurus (leangas) lalu keluar dari atas. Sambil mengalir ke bawah
di dalam menara, zat cair itu makin lama makin kaya akan zat terlarut, dan zat
pekat (strong liquor) akan keluar dari bawah menara.
6
C02 + 2NaOH —> Na2C03 + H20
[(grmol)/(detik)(cm2)(fraksimol)]A.
y ialah fraks mol gas yang berada dalam kesetimbangan dengan calran
disetiap titik dalam kolom, /adalah fraksi mol ruah "bulk", A adalah luas
penampang kolom, Hadalah tinggi isian dan a adalah luas spesifik isian/satuan
volum isian.
7
Untuk gas encer terkecuali aliran gas inert, persamaan diatas dapat
disederhanakan
8
zat cair dan gas dapat terbagi kembali. Dengan cara seperti ini kerugian
adanya aliran yang menempel dinding "efek dinding" dalam kolom biasanya
dipasang suatu alat penahan ricikan, yaitu alat untuk mencegah tetesan air
terseret oleh aliran gas.
9
digunakan lewat oleh fasa gas, akibatnya kontak menjadi sangat jelek dan
absorpsi berjalan tidak seperti yang diharapkan.
10
Jika M adalah konsentrasi penitran, Vs adalah volume sampel yang
digunakan untuk titrasi, maka penentuan jumlah CO2bebas (Cco2)padasuatu
tangki dengan volume (Vt volume penitran) adalah :
2. 3Kolom Absorpsi
2. 4Struktur Absorber
Gambar Stuktur absorber
11
Bagian atas :Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
Bagian tengah :Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diabsorbsi
Bagian bawah :Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam
reaktor.
Keterangan :
(a) input gas (b) gas keluaran
(c) pelarut (d) hasil absorbsi
(e) disperser (f) packed column
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi kimia.Absorben
sering juga disebut sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
2. Selektif
3. Memiliki tekanan uap yang rendah
4. Tidak korosif.
5. Mempunyai viskositas yang rendah
6. Stabil secara termis.
7. Murah
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air
(untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan
cairan), natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam)
dan asam sulfat (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Di industri absorpsi mempunyai fungsi untuk meningkatkan nilai guna
dari suatu zat dengan cara merubah fasanya. Contohnya adalah Formalin yang
berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui
proses absorpsi.
12
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Keterangan :
S1, S2, S3 = Valve yang diatur pada saat analisa gas CO2 dan tempat
pengambilan sample bila diperlukan
F1 = Flowmeter Air
F1 = Flowmeter Udara
F1 = Flowmeter CO2
C1 = Valve Pengatur flow air
C2 = Valve Pengatur flow udara
C3 = Valve pengatur flow CO2
13
6 Buret 50 ml 1
7 Erlenmeyer 50 ml 6
8 Baker glass 200 ml 1
4. 2Prosedur Kerja
1. Isi dua buah bola yang ada pada alat analisa absorbsi gas dipanel sebelah kiri
dengan 0,125 molar NaOH. Atur permukaan larutan pada bola hingga berada
pada tanda "0" pada tabung, dengan menggunakan keterangan CN, lakukan
drain.
2. Isi tanki tendon dengan air bersih dengan tiga perempat bagian (30liter).
3. Tutup control aliran gas C2dan C3. Jalankan pompa cairan dan aturlaju alir air
lewat kolom hinmgga sekitar 6 liter/ menit padaflowmeter F1 dengan
mengatur control keran C1.
4. Jalankan kompresor dan atur control keran C2 hingga memberikan laju air
udara 30 liter/menit pada flowmeter F2.
5. Dengan hati hati buka keran pengatur tekanan pada silinder karbon dioksida
dan atur keran C3 sehingga memberikan laju alir gas pada F3 sekitar laju alir
udara pada F2. Pastikan bahwa tutup aliran cairan didasar kolom sudah dibuka
jika perlu dengan mengatur controlkeran C4.
6. Sesudah 5 menit atau operasi mantap, ambil sample fas secarasimultan dari
titik S1 dan S2. Lakukan analisa gas tersebut terhadapkandungan CO2.
7. Bilas saluran sampel dengan jalan mengulang - ulang menarik pistondan
menekannya kembali ke atmosfer. Volume silinder lOOcc, perkirakan
volume tabung yang berisi udara yang tinggal didalamalat. Kemudian
beberapa kali lakukan langkah menghisap danmenekan.
14
8. Dengan bola absorbsi terisolasi dan saluran keudara tertutup, isi selinder
dari saluran yang dipilih dengan menarik piston ke luar pelan pelan. Catat
volume gas yang dihisap kedalam silinder V2 hendaknya sekitar 20 ml.
Tunggu sedikitnya dua menit sehinggatemperature gas didalam silinder sama
dengan temperature silinder.
9. Putuskan hubungan silinder dari kolom dan bola serta saluran buang ke
atmosfir tutup setelah sekitar 10 detik.
10. Hubungkan silinder dengan bola, absorbsi di permukaan cairandidalam
pipa harus tetap. Jika berubah buka pelan pelan saluran keatmosfir lagi.
11. Tunggu sampai permukaan di dalam silinder sama dengan tekananatmosfir.
12. Pelan pelan tekan piston, hingga silinder kosong karena gas masuk kedalam
bola absorbsi. Pelan pelan tarik kembali piston. Catat tinggipermukaan pada
tabung indikator, hingga tidak terdapat perubahanpermukaan cairan di dalam
tabumg indikator. Tingi permukaan cairandi dalam tabung indikator V2. ini
menunjukan volume gas C02 di dalamcampuran sample.
13.
Percobaan Absorbsi Karbon Dioksida kc dalam Air
1. Isi tanki tendon di bawah kolom sebanyak ¾ penuh dengan air deionisasi.
Catat volume air yang ada dalam tendon (Vt).
2. Dengankeranganpengontrol aliran gas C2 dan C3 dalam keadaan tertutup
hidupkan pompa air dan atur aliran air melalui kolom dengan mengantur
keran pengontrol aiiran C1agar terbaca pada flowmeter F1 sebesar 6 liter /
menit.
3. Hidupkan kompresordanatur keran pengontrol C2 agar diperolehaliran udara
kurang lebih 10% dari skala penuh pada flowmeter F2.
4. Secara hati-hati bukanlah kerena pengatur tekanan pada silinder karbon
dioksida dan atur keran C3agar pada flowmeter. F3 terbaca kira kira setengah
dari aliran udara F2yakni bahwa cairan tetap pada tempatnya,bila perlu atur
keran pengontrol C4.
5. Setelah 15 menit operasi berlangsung, ambillah 10 ml sample dari S4 dan
S5dengan selang setiap 5 menit.
15
Percobaan Analisa Karbon yang Larut dalam Air
16
Memasukan 150 gram NaOH 0,125 N yang telah
diarutkan pada 30 liter air ke bak umpan
BAB IV
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
20 0,0905 0,181 5,43 2,715 0,0950
25 0,0795 0,159 4,77 2,385 0,0795
30 0,0770 0,154 4,62 2,310 0,0770
35 0.0700 0,140 4,20 2,100 0,0700
Kecepatan
Aliran inlet Aliran inlet CO2
M (CO2)t M (CO2)O absorpsi
Waktu CO2 dalam dalam terlarut di
dari dari outlet (Mol/dt) = F1
(menit) tangki =F1 x outlet = F1 x
tangki cairan x (M(CO2 )t -
M(CO2)t M(CO2)O
M(CO2)O)
5 0,1180 0,1135 0,708 0,681 0,162
10 0,1150 0,106 0,69 0,636 0,324
15 0,1015 0,095 0,609 0,57 0,234
20 0,0905 0,081 0,543 0,486 0,342
25 0,0795 0,0805 0,477 0,483 -0,036
30 0,0770 0,069 0,462 0,414 0,288
19
35 0,0700 0,064 0,42 0,384 0,216
0.12
y = -0.0086x + 0.1276
R² = 0.9707
Konsentrasi Tanki
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
5 10 15 20 25 30 35
Waktu
0
5 10 15 20 25 30 35
Waktu
20
Kurva antara Laju Penyerapan CO2 terhadap
Waktu
20
y = 0.7918x - 9.3704
15 R² = 0.9377
Laju Penyerapan
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-5
-10
Waktu
Jumlah CO2yang terserap = 1,18 mmol + 1,15 mmol + 1,015 mmol + 0,905
mmol + 0,795 mmol + 0,77 mmol + 0,7mmol =6,515 mmol = 0,006515 mol
Jadi, jumlah CO2 yang terserap di dalam air selama percobaan adalah 6,515 mmmol
atau 0,006515 mol
21
4.2 PEMBAHASAN
Jihan Amilia N (181411080)
Pada percobaan kali ini dilakukan proses absorpsi gas CO2 menggunakan NaOH
sebanyak 120 gram yang di larutkan kedalam 30 liter air. Larutan NaOH yang dipakai akan
bereaksi dengan CO2 menghasilkan air Na2CO3 yang merupakan garam.
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
Alat absorpsi yang digunakan adalah jenis kolom isian (Packing Column). Larutan NaOH
yang dipakai akan dialirkan ke atas menara dan gas CO2 dialirkan dari bagian bawah menara.
Karena sifat cairan mengalir ke bawah mengikuti grafitasi dan gas CO2 berat jenisnya lebih
rendah dari pada udara mengalir ke atas, keduanya akan bertemu dan menghasilkan reaksi.
Pada jenis ini menara absorpsi memiliki isian berupa sejenis polimer kaca yang berfungsi
sebagai media perpindahan massa. Pada packing tersebut tejadi kontak antara air dan CO2,
semakin banyak packing yang digunakan maka perpindahan massa dari CO2 ke air akan
semakin efektif.
Sebelum alat diopersikan, dilakukan titrasi pada waktu t=0 dan diperoleh
konsentrasi NaOH sebesar 0.125 N. Selanjutnya alat dioperasikan dengan mengatur laju alir
NaOH sebesar 6 liter/menit, laju alir udara 30 liter/menit, dan laju alir CO2 3 liter/menit pada
menara absorpsi. Sampel pertama kali diambil saat 5 menit setelah dimulai pengoperasian
alat absorpsi. Setelah itu sampel diambil setiap 5 menit sekali. Pengambilan sampel
dilakukan selama 7 kali hingga 35 menit alat beroperasi. Dari persaman reaksi antara CO2
dengan NaOH, maka larutan sampel akan mengandung natrium karbonat (Na2CO3) dan
natrium hidroksida (NaOH) sisa yang tidak beraksi dengan karbon dioksida (CO2). Untuk
mengetahui kadar CO2 digunakan titrasi asam basa dengan larutan standar HCl 0,1N untuk
mentitrasi NaOH sisa yang terdapat pada sampel.Menurut teori semakin lama waktu absropsi
semakin banyak gas CO2 yang terserap namun efektifitas penyerapan semakin berkurang.
Hal ini disebabkan karena semakin lama konsentrasi NaOH menurun karena bereaksi dengan
CO2.
22
15 10 10.15 0,1015 9.5 10 0,095
20 10 9.05 0,0905 8.1 10 0,081
25 10 7.95 0,0795 8.05 10 0,0805
30 10 7.7 0,077 6.9 10 0,069
35 10 7.0 0,07 6.4 10 0,064
Sampel diambil dari tangki (inlet) dan dari bagian keluaram ( output) . Dari data yang
diperoleh pada table di atas,terlihat bahwa kosentrasi outlet lebih rendah daripada konsentrasi
inlet. Seharusya kosentrasi inlet harus lebih rendah daripada outlet, karena inlet yang
mengandung NaOH konsentrasinya akan semakin menurun.
Laju Penyerapan
CO2 (liter/menit)
-5,884
-1,829
0,098
1,0701
1,0939
1,4989
1,6239
Selain itu, dari hasil pengolahan dan perhitungan data diperoleh semakin lama
waktu operasi akan semakin bertambah laju penyerapan CO2 yang seharusnya efektifitas
penyerapan semakin berkurang.
Untuk laju alir,laju alir yang kami gunakan pada proses absorpsi itu sendiri adalah 6
L/menit untuk laju alir air, 30 L/menit untuk laju alir udara, dan 3 L/menit untuk laju alir CO2.
Percobaan ini dilakukan sebanyak 7 kali per 5 menit sehingga didapatkan 7 data masing – masing
untuk cairan dalam tangki dan cairan keluaran outlet, hasilcairan – cairan tersebut kami titrasi
23
dengan HCl dengan menggunakan indicator pp (phenolptalein) sehingga didapatlah volume untuk
masing – masing gas dari hasil perhitungan kami mendapatkan nilai laju kecepatan absorpsi
sebesar 0.162 L/menit; 0.324 L/menit; 0.234 L/menit; 0.342 L/menit; -0.036 L/menit; 0.288
L/menit; 0.216 L/menit. Dan jumlah CO2 yang bebas dalam air yaitu 1,18 mmol; 1,15 mmol;
1,015mmol; 0,905 mmol; 0,795 mmol; 0,77 mmol; 0,7 mmol. Dari hasil perhitungan tersebut
membuktikan bahwa kami mendapatkan data yang menurun sesuai dengan yang seharusnya. Ini
membuktikan bahwa daya larut gas dalam cairan bergantung pada suhu dan tekananya, serta lama
proses yang terjadi, semakin lama proses daya larut gas akan semakin rendah, begitupun dengan
suhunya.
24
hubungan berbanding lurus dengan banyaknya larutan NaOH penitrannya.Reaksi yang
terjadi pada proses ini yaitu :
CO2 (g) + 2NaOH (aq) ↔ NaCO3 (aq) + H2O (l)
Kondisi proses yang diperlakukan pada praktikum ini yaitu: laju alir cairan NaOH pada
6L/menit; laju alir udara pada 30 L/menit; laju alir gas CO2 pada 3 L/menit. Untuk menganalisa
kadar NaOH sisa dan jumlah CO2 yang diabsorpsi, diambil sampel pada keluaran kolom/selang
dan dalam tangki setiap 5 menit hingga diperoleh 7 sampel.
Grafik konsentrasi CO2bebas terhadap waktu menunjukkan adanya penurunan
konsentrasi. Ini sesuai dengan teori bahwa semakin lama waktu operasi, semakin banyak gas
CO2 yang terabsorpsi karena terjadi kontak yang lebih lama dalam kolom absorbsi yang
ditandai dengan penurunan konsentrasi CO2 bebas. Sedangkan pada grafik laju penyerapan
CO2 terhadap waktu menunjukkan peningkatan laju, yang awalnya hanya -5,8838 L/menit
pada 5 menit pertama kemudian semakin meningkat menjadi 1,6239 L/menit setelah
beroperasi selama 35 menit. Semakin lama waktu operasi, semakin cepat laju penyerapannya
yang terlihat jelas pada menit ke-15 sampai ke-20 dengan peningkatan sigfikikan.
Pada percobaan ini, didapatkan gas CO2 yang terabsorbsi hanya sedikit, hal ini dapat
terjadi dikarenakan konsentrasi CO2 diudara sangat kecil, hanya menggunakan gas CO2 dari
udara, CO2konsentrasi penitran terlalu besar, suhu, tekanan operasi, konsentrasi komponen
dalam cairan, konsentrasi didalam aliran gas, luas bidang kontak, dan luas waktu kontak,
tinggi rendahnya laju alir yang diberikan oleh udara, waktu, dan zat yang diabsorpsi itu
sendiri/konsentrasi zat.
25
BAB V
SIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Absorbsi dilakukan menggunakan larutan NaOH 0,125 N yang dialirkan kedalam
kolom packing. Larutan NaOH 0,125 N dialirkan dari bagian atas kolom, karena cairan
memiliki berat jenis yang lebih besar dari gas, cairan juga akan mengalir dari tempat
yang lebih tinggi ke rendah (akibat gaya gravitasi), sedangkan udara tekan (CO2) yang
akan diabsorpsi dialirkan dari bagian bawah kolom karena gas akan bergerak dari
bawah ke atas sehingga proses ini dinamakan dengan proses counter current, karena
proses berlawanan arah. Penggunaan kolom packing bertujuan agar memperluas
permukaan bidang kontak antara NaOH dengan CO2. Sehingga didapatkan proses
absorbsi yang optimal.
26
3. Konsentrasi CO2 yang dihasilkan sebesar
5 Menit
𝐶𝑐𝑜2 = 0,1180 M
10 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,1150 M
15 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,1015 M
20 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,0950 M
25 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,0795 M
30 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,0770 M
35 Menit
𝐶𝑐𝑜2 =0,0700
27
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi “ Absorpsi “, Jurusan Teknik Kimia POLBAN.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi “ Absorpsi “, Jurusan Teknik Kimia
POLBAN,2003.
Mc CABE and Werren I Smith Julian C and Harriot., Unit Operations of Chemical
Engineering, 3rd, New York.
Mc. Growhill Book Co Fourth Edition 1993
Robert H Perry “ Chemical Engineering Handbook” Mc Grow-hill Fourth Edition,
USA 1998.
28
LAMPIRAN
3. t = 15 menit
4. t = 20 menit
Dik: VHcl=10.15 ml NHcl = 0,1N
Dik: VHcl=9.05 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
VSampel =10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
Jawab:
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
10.15 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟏𝟎𝟏𝟓𝑵 9.05 𝑥 0,1
10 NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟗𝟎𝟓 𝑵
10
5. t = 25 menit
6. t = 30 menit
Dik: VHcl= 7.95 ml NHcl = 0,1N
Dik: VHcl= 7.7 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
VSampel =10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
Jawab:
29
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2 VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
7.95 𝑥 0,1 7,7 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟕𝟗𝟓𝑵 NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟕𝟕𝑵
10 10
7. t = 30 menit
Dik: VHcl= 7 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
7 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟕 𝑵
10
11. t = 20menit
10. t = 15 menit
Dik: VHcl= 8.1 ml NHcl = 0,1N
Dik: VHcl= 9,5 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
VSampel = 10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
Jawab:
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
30
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2 8.1 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟖𝟏𝑵
10
9.5 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟗𝟓 𝑵
10
13. t = 30 menit
12. t = 25 menit
Dik: VHcl= 6.9 ml NHcl = 0,1N
Dik: VHcl= 8.05 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
VSampel =10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
Jawab:
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2 6,9 𝑥 0,1
8,05 𝑥 0,1
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟔𝟗𝑵
10
NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟖𝟎𝟓 𝑵
10
14. t = 35 menit
Dik: VHcl= 6.4 ml NHcl = 0,1N
VSampel =10 ml
Dit: Konsentrasi CO2 = ?
Jawab:
VHclx NHcl = Vsampel x NCO2
6,4 𝑥 0,1
15. NCO2 = = 𝟎, 𝟎𝟔𝟒 𝑵
10
= 3,75 mol
3 ,75 𝑚𝑜𝑙
NaOH = 30 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0,125 N
31
b. Perhitungan Mol NaOH Sisa dan Mol CO2 pada Keluaran S2
CO2 + 2 NaOH Na2CO3 + H2O
Sample t = 5 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 11,35 ml x 0,1
N = 0,1135 N
Mol NaOH = 0,1135 N x 30 L
= 3,405 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−3,405 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,1725 mol
Sample 10 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 10,6 ml x 0,1
N = 1,06 N
Mol NaOH = 0,106 N x 30 L
= 3,18 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−3,18 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,285 mol
Sample 15 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 9,5 ml x 0,1
N = 0,095 N
Mol NaOH = 0,095 Nx 30 L
= 2,85 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−2,85 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,45 mol
Sample 20 menit
32
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 8,1 ml x 0,1
N = 0,081 N
Mol NaOH = 0,081 N x 30 L
= 2,43 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−2,43 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,66 mol
Sample 25 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 8.05 ml x 0,1
N = 0,208 N
Mol NaOH = 0,0805 N x 30 L
= 2,415 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−2,415 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,6675 mol
Sample 30 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 6,9 ml x 0,1
N = 0,069 N
Mol NaOH = 0,069 N x 30 L
= 2,07 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−2,07 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,84 mol
Sample 35 menit
33
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 6,4 ml x 0,1
N = 0,064 N
Mol NaOH = 0,064 N x 30 L
= 1,92 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
Mol CO2 = 2
3,75 𝑚𝑜𝑙−1,92 𝑚𝑜𝑙
= 2
= 0,915 mol
= 3,54 mol
Sample 10 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 11,5 ml x 0,1 N
N = 0,115 N(encer)
Mol NaOH = 0,23 Nx 30 L
= 6,9 mol
1
Mol CO2 = 6,9 mol x 2
= 3,45 mol
Sample 15 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
34
10 ml x N = 10,15 ml x 0,1 N
N = 0,1015 N(encer)
Mol NaOH = 0,203 Nx 30 L
= 6,09 mol
1
Mol CO2 = 6.09 mol x 2
= 3,045 mol
Sample 20 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 9,05 ml x 0,1 N
N = 0,0905N(encer)
Mol NaOH = 0,181 Nx 30 L
= 5,43mol
1
Mol CO2 = 5,43 mol x 2
= 2,715 mol
Sample 25 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 7,95 ml x 0,1 N
N = 0,0795N(encer)
Mol NaOH = 0,159 Nx 30 L
= 4,77mol
1
Mol CO2 = 4,77 mol x 2
= 2,385 mol
Sample 30 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 7,7 ml x 0,1 N
N = 0,077N(encer)
Mol NaOH = 0,154 Nx 30 L
35
= 4,62 mol
1
Mol CO2 = 4,62 mol x 2
= 2,31 mol
Sample 35 menit
VNaOH x NNaOH = VHCl x NHCl
10 ml x N = 7 ml x 0,1 N
N = 0,07N(encer)
Mol NaOH = 0,14 Nx 30 L
= 4,2 mol
1
Mol CO2 = 4,2 mol x 2
= 2,1 mol
Perhitungan Volume Gas CO2 (V1)
𝑛𝑅𝑇
PV=nRT 𝑉= 𝑃
P = 1 bar = 1 atm R = 0,0082 L atm/mol K T = 25oC = 298K
5 menit
𝑎𝑡𝑚
0,1725 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 4,21521 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
10 menit
𝑎𝑡𝑚
0,285 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 6,96426 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
15 menit
𝑎𝑡𝑚
0,45 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 10,9962 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
20 menit
𝑎𝑡𝑚
0,66 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 16,12776 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
25 menit
𝑎𝑡𝑚
0,6675 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 16,31103 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
30 menit
36
𝑎𝑡𝑚
0,84 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 20,52624 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
35 menit
𝑎𝑡𝑚
0,915 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑚𝑜𝑙 𝐾 𝑥 298 𝐾
𝑉= = 22,35894 𝐿
1 𝑎𝑡𝑚
37
Perhitungan Aliran Inlet dan Kecepatan Absorpsi
1. t = 5 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,118 mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,1135 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,118 = 0,708 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,1135 = 0,681 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0.118 – 0,1135)
Kecepatan Absorpsi = 0,027 lt/menit
2. t = 10 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,115 mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,106 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,115 = 0,69 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,106 = 0,636 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,115 – 0,106)
Kecepatan Absorpsi = 0, 054 lt/menit
3. t = 15 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,1015 mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,095 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
38
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,1015 = 0,609 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,095 = 0,57 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,1015 – 0,095)
Kecepatan Absorpsi = 0.039 lt/menit
4. t = 20 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,0905 mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,081 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,0905 = 0,543 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,081 = 0,486 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,543 – 0,486)
Kecepatan Absorpsi = 0,057 lt/menit
5. t = 25 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,0795mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,0805 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
39
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,0795 = 0,477 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,0805 = 0,483 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,0795 – 0,0805)
Kecepatan Absorpsi = - 0,006 lt/menit
6. t = 30 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,077mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,069 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,077 = 0,462 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,069 = 0,414 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,077 – 0,069)
Kecepatan Absorpsi = 0,048 lt/menit
7. t = 35 menit
Dik: Kons. CO2 dari tangki inlet (CCO2t) = 0,07mol/lt
Kons. CO2 dari tangki outlet (CCO2O) = 0,064 mol/lt
F1 = 6 liter/menit
Dit: a) aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki
b) aliran inlet CO2 terlarut di outlet
c) kecepatan absorpsi
jawab:
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = F1x CCO2t
Aliran inlet CO2 terlarut dalam tangki = 6 x 0,07 = 0,42 mol/menit
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = F1x CCO2O
Aliran inlet CO2 terlarut dalam outlet = 6 x 0,064 = 0,384 mol/menit
Kecepatan Absorpsi = F1 (CCO2t - CCO2O)
Kecepatan Absorpsi = 6 (0,07 – 0,064)
40
Kecepatan Absorpsi = 0, 036 lt/menit
41