LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
2017
Judul percobaan : Respirasipada Jangkrik
Nama Anggota :
Kelompok : 5 ( Anatomi )
Fakultas : FKIP
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
DAFTAR ISI ii
I. PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PRAKTIKUM
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
III. METODOLOGI PENILITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT 2
B. ALAT DAN BAHAN 3-4
C. CARA KERJA 4
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN 5
B. PEMBAHASAN 5-7
KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
ii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui
pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup.
Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan.
Namun, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan.
Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan
terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai
senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi
kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah
dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm
(melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau
NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok
kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya.
Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun, banyak proses respirasi yang
tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah
dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob
menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di
dalam mitokondria.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Hal 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai suatu medium respirasi, udara mempunyai banyak keuntungan, salah satunya
tentu saja kandungan oksigen yang tinggi. Selain itu, karena O2 dan CO2 berdifusi jauh
lebih cepat di udara dibandingkan dengan di dalam air, maka permukaan respirasi yang
terpapar ke udara tidak harus di respirasi secara menyeluruh seperti insang. Sementara
permukaan respirasi mengeluarkan oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida
, difusi dengan cepat membawa lebih banyak oksigen ke permukaan respirasi dan
membuang karbondioksida. Ketika hewan darat melakukan ventilasi, maka lebih sedikit
energi yang dipakai karena udara jauh lebih mudah di gerakkan dibandingkan dengan air.
Akan tetapi sebuah permasalahan yang mengalahkan keuntungan udara sebagai medium
respirasi. Permukaan respirasi yang harus lebih besar dan lembab secara terus menerus
akan kehilangan air ke udara melalui penguapan. Permasalahan itu diatasi dengan cara
membuat permukann respirasi melipat ke dalam tubuh.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa
yang becabang di seluruh tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi
internal yang melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor
serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup O2dari udara ke sistem trakea dan
membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi seluler. Serangga yang lebih
besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi memventilasi sistem trakeanya dengan
pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang memampatkan dan mengembungkan pipa udara
seperti alat penghembus.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per
satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena
respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada
adanya oksigen. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat
dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O +ATP.
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang
dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari
bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan
energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi
laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hwan, ukuran badan dan aktivitas .
Pada penilitian kali ini kita melakukan penelitian pada hari selasa,12 Desember 2017 di
laboratorium biologi FKIP Universitas Pasundan Bandung.
2
B. Alat dan Bahan
Alat-Alat
Respirometer
Neraca
tisu
Bahan-Bahan
Jangkrik
Eosin
Vaselin
3
KOH
C. CARA KERJA
o Siapkan KOH sebanyak 1gr pada tisu kemudian gulung tisu tersebut
o Tetesi ujung pipa respirometer dengan eosin sebanyak 2 tetes kemudian olesi dengan
vaselin, amati pergerakan pada eosin
4
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
JANGKRIK MENGGUNAKAN KOH
NO BERAT LAJU 10 15
JANGKRIK RESPIRASI
5
1 0,03 gr 1 ml 0,35 0,31
ml ml
2 0,6 gr 0,03 ml 0,15 0,18
ml ml
3 0,4 gr 0,09 ml 0,15 0,18
ml ml
4 0,5 gr 0,32 ml 0,49 0,59
ml ml
Sumber: penelitian UGM
Karena pada saat penelitian kami kurangnya waktu di karenakan ada sedikit kesalahan teknis
jadi kami menggunakan hasil pengamatan dari sumber yang lain.
B. PEMBAHASAN
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA