RESPIRASI
Disusun oleh :
Kelompok 5 Indralaya
Dwi Wahdini (06091282126027)
Desi Apriyanti (06091182126005)
Disa Almira Pabila (06091282126049)
Irma Cahyani Safitri (06091282126038)
Nabilah Afifah Putri (06091282126017)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rahmi Susanti, M.Si.
Susy Amizera SB., M.Si.
Catatan: BTB dalam bisa bersama biru, dalam asam berwarna merah
Keterangan :
B1 : Larutan kapur dengan kecambah segar
B2 : Larutan kapur dengan kecambah rebus
Suhu : 34°
BTB : 20 tetes
VIII. Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu percobaan mengenai respirasi pada tumbuhan,
tumbuhan yang kami gunakan adalah kecambah yang masih segar dengan kecambah yang
telah di rebus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil antara
keduanya setelah di lakukan percobaan. Praktikum ini menggunakan larutan kapur karena
kapur adalah basa kuat, larutan kapur digunakan sebagai penyerap CO2 , ketika CO2
dihasilkan selama respirasi, maka ia akan bereaksi dengan kapur untuk membentuk endapan
kalsium karbonat. BTB merupakan indikator pH yang akan berubah warna saat larutan
menjadi asam atau basa. Ketika CO2 dihasilkan selama respirasi ua akan bereaksi dengan
larutan kapur, mengubah pH larutan, dan dengan itu dapat mengubah warna BTB sebagai
bentuk perubahan pH yang terjadi.
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan 4 tabung erlenmeyer dimana 2 tabung berisi
larutan kapur dan 2 tabung sisanya di gunakan untuk meletakkan kecambah segar ataupun
kecambah rebus. Ketika penambahan BTB di larutan kapur sebaiknya di teteskan sebelum
larutan kapur dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer, hal ini untuk menghindari penetesan
yang tidak konsisten sehingga dapat berpengaruh pada hasil praktikum nantinya. Setelah
diteteskan BTB baru di tuang ke 2 tabung erlenmeyer dengan pembagian yang sama rata.
Kemudian hubungkan tabung dengan gabus yang ada selang nya, hubungkan tabung yang
berisi larutan kapur dengan yang berisi kecambah segar begitu pula pada tabung yang
lainnya. Lalu tunggu selama 1 jam untuk melihat perubahan yang akan terjadi pada larutan
kapur. Setelah menunggu 1 jam , untuk melihat lebih jelasnya lagi kami meneteskan
indikator fenolftalein (PP) sebanyak 1 tetes pada larutan kapur. Setelah diteteskan indikator
PP warna larutan pada kedua tabung tersebut langsung berubah.
Pada tabung yang berisi larutan kapur dan BTB yang di hubungkan dengan kecambah segar
larutan berubah warna menjadi ungu muda dan pada tabung satunya yang dihubungkan
dengan tabung berisi kecambah rebus, larutan berubah warna menjadi ungu yang lebih
pekat. Kecambah segar membuat larutan kapur dan BTB didalam tabung mengalami
pemudaran karena adanya ikatan dengan CO2 yang dihasilkan oleh kecambah segar
sehingga ketika CO2 dan larutan kapur dicampur, menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Hal ini dikarenakan larutan kapur atau disebut juga kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
merupakan basa kuat yang dapat menetralkan asam.
Karbon dioksida (CO2) yang dilarutkan dalam air akan membentuk asam karbonat
(H2CO3), yang merupakan asam lemah. Ketika asam karbonat bereaksi dengan kalsium
hidroksida, membentuk kalsium karbonat (CaCO3), air (H2O), dan melepaskan gas karbon
dioksida (CO2). Hal itulah yang menyebabkan mengapa pada kecambah segar warna larutan
berubah menjadi ungu muda yang menunjukkan ke arah basa sedangkan pada kecambah
rebus tidak mengalami respirasi dan tidak menghasilkan CO2 sehingga air kapur berwarna
ungu pekat yang menandakan larutan masih bersifat sangat basa.
Perebusan yang terjadi pada kecambah membuat enzim didalamnya rusak dimana enzim ini
terlibat dalam proses respirasi. Untuk reaksi antara CO2 dengan kapur (Ca(OH)2) dapat
direpresentasikan dengan persamaan berikut:
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + H2O
Terbentuknya kalsium karbonat (CaCO3) menyebabkan larutan kapur menjadi kurang basa
dan lebih netral. Namun, reaksinya tidak sempurna, dan sebagian kalsium hidroksida tetap
berada dalam larutan, menjadikannya sedikit basa.
IX. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan mengenai respirasi pada tumbuhan dapat disimpulkan
bahwa kecambah segar mengalami respirasi dan menghasilkan karbondioksida (CO2).
Larutan kapur digunakan sebagai penyerap CO2 dalam percobaan, dimana CO2 akan
bereaksi dengan kapur untuk membentuk endapan kalsium karbonat (CaCO3).
Penggunaan BTB sebagai indikator pH memungkinkan pengamatan perubahan pH dalam
larutan kapur hasil dari reaksi dengan CO2 yang dihasilkan selama respirasi kecambah.
Kecambah segar menghasilkan CO2 selama respirasi , yang mengubah warna larutan kapur
dan BTB menjadi warna ungu muda setelah ditetesi indicator PP, hal tersebut menunjukkan
perubahan ke arah basa. Kecambah yang direbus tidak mengalami respirasi dan tidak
menghasilkan CO2, sehingga larutan kapur tetap bersifat sangat basa, ditandai dengan warna
ungu pekat setelah larutan kapur ditetesi indikator PP.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, et.al. (2002). Biologi Edisi kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Henny, Dwika. (2010). Perkecambahan Biji. [online]. Tersedia:
http://dwikahenny24.wordpress.com/2010/02/07/perkecambahan-biji/
Iskandar, David. (2011). Respirasi. [online]. Tersedia:
http://blog.uad.ac.id/davidiskandar/2011/12/15/respirasi/
Lakitan, Benjamin. (2011). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.
Yasa, I Komang Jaya Santika. (2009). Respirasi Dipengaruhi oleh Beberapa Faktor.
(Online),(http://www.idonbiu.com,)
LAMPIRAN
Alat dan Bahan
pH Awal pH Akhir