SISTEM RESPIRASI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 INDRALAYA :
ANGGELA (06091182126007)
DWI WAHDINI (06091282126027)
JANNATIL ALLIYAH AMANDA (06091382126074)
KEZIA ARDIAN ANJALI (06091282126051)
LISNA NEPRIANI (06091282126046)
REZKY FEBRIYANTI (06091182126012)
RONISHA NADHIRAH (06091282126033)
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
I. JUDUL
Sistem Respirasi pada Manusia
III. TUJUAN
1. Untuk mengetahui laju respirasi pada manusia
2. Untuk mengetahui faktor yang terlibat dalam sistem respirasi
3. Untuk mengetahuimekanisme pernapasan pada manusia
V. LANDASAN TEORI
Respirasi berarti satu inspirasi dan satu ekspirasi. Seorang dewasa normal
melakukan 14-18 kali respirasi setiap menit, dan dalam keadaan istirahat sebanyak
12-15 kali. Selama ini paru-paru mempertukarkan udara di dalamnyadenagn atmosfir.
Untuk mengukur volume udara yang dipertukarkan, dipergunakan spirometer
(respirometer).
Selama proses bernapas normal, kira-kira 500ml udara bergerak ke saluran
napas dalam setiap inspirasi, dan jumlah yang sama bergerak keluar dalam setiap
ekspirasi. Hanya kira-kira 350 ml volume tidal benar-benar mencapai alveoli,
sedangkan yang 150ml tetap berada di hidung, faring, trakhea, dan bronkhi, yang
disebut sebagai volume udara mati.
Bila kita melakukan inspirasi normal dan kemudian melakukan ekspirasi sekuat-
kuatnya, kita akan dapat mendorong keluar 1.200ml udara, volume udara ini
disebut volume cadangan ekspiratori. Susudah volume udara cadangan
ekspiratori dihembuskan, sejumlah udara masih tetap berada dalam paru-
paru karena tekanan intrapleural lebih rendah sehingga udara yang tinggal ini
dipakai untuk mempertahankan agar alveoli tetap sedikit menggembung, juga
beberapa udara masih tetap ada pada saluran udara pernapasan. Udara ini disebut
udara residu, jumlahnya kira-kira1.200ml.
Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau
mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada
manusia berkisar antara 16 - 18 kali. Frekuensi respirasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti: usia, jenis kelamin, aktifitas, kondisi fisik, suhu tubuh
dan posisi tubuh (Anonim, 2009).
Menurut Basoeki (2000), respirasi seorang dewasa normal adalah 14-18
kali per menit, sedangkan dalam keadaan istirahat 12-15 kali. Irama dasar
respirasi dikendalikan oleh sistem saraf dalam medula oblongata dan spons.
Usia: makin tambah usia, makin kecil frekuensi respirasi seseorang.
Anak-anak lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada orang dewasa. Hal ini
disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak
memerlukan energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih
banyak dibandingkan orang tua (Anonim, 2009).
Perasaan seseorang
Kejiwaan seseorang.
1. Anggela 17 23 27
2. Dwi Wahdini 19 24 41
Jannatil Aliyah
3. 19 26 30
Amanda
5. Lisna Nepriani 17 20 27
6. Rezky Febriyanti 18 22 36
7. Ronisha Nadhira 18 23 26
Naik turun
Keadaan normal Jalan santai
tangga
Jumlah indicator
10 tetes - -
PP
Waktu tetes
NaOH hingga 22 detik 25 detik 22 detik
berubah warna
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul sistem respirasi pada manusia dimana
terdapat tiga praktikum sekaligus dalam pertemuan ini. Praktikum ini dilaksanakan
pada tanggal 6 September 2023 di area gedung B FKIP UNSRI dengan tujuan untuk
mengetahui laju respirasi pada manusia, untuk mengetahui faktor yang terlibat dalam
sistem respirasi pada manusia dan untuk mengetahui mekanisme pernapasan pada
manusia.
Pada praktikum pertama terdapat tiga aktivitas yaitu aktivitas pertama ketika
posisi kita sedang normal belum melakukan kegiatan apapun. Lalu hitunglah jumlah
nafas yang dihembuskan melalui hidung dengan cara menutup mulut selama 1 menit.
Selanjutnya lakukan aktivitas berjalan selama 2 menit. Lalu hitunglah jumlah nafas
yang dihembuskan melalui hidung dengan cara menutup mulut selama 1 menit.
Terakhir lakukan aktivitas naik turun tangga selama 2 menit setelah selesai hitunglah
jumlah nafas yang dihembuskan melalui hidung dengan cara menutup mulut selama 1
menit. Dari hasil praktikum satu dengan jumlah anggota kelompok yang terdiri dari 7
mahasiswa (Anggela, Dwi Wahdini, Jannatil Aliyah Amanda, Kezia Ardian Anjali,
Lisna Nepriani, Rezky Febriyanti dan Ronisha Nadhira) memperoleh rata-rata 18
untuk kondisi normal, 22,85 untuk jalan kecil dan 30,42 untuk naik turun tangga.
Respirasi berarti satu inspirasi dan satu ekspirasi. Seorang dewasa normal
melakukan 14-18 kali respirasi setiap menit dan dalam keadaan istirahat sebanyak
12-15 kali. Selama ini paru- paru mempertukarkan udara di dalamnya denagn
atmosfir. Untuk mengukur volume udara yang dipertukarkan, dipergunakan
spirometer (respirometer).
Usia: makin tambah usia, makin kecil frekuensi respirasi seseorang. Anak-
anak lebih banyak frekuensi pernafasannya daripada orang dewasa. Hal ini
disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan
energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dibandingkan
orang tua (Anonim, 2009).
Aktifitas dan kondisi fisik: makin terlatih fisik seseorang, makin kecil
frekuensi respirasinya. Jika diperhatikan, orang yang melakukan aktivitas kerja
membutuhkan energi, memiliki frekuensi pernapasan yang besar pula. Berarti,
semakin berat kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga
frekuensi pernapasannya semakin cepat (Anonim, 2009).
Pada praktikum ketiga dilakukan untuk membuktikan adanya CO2 yang keluar
dari dalam tubuh manusia saat bernafas. Praktikum yang dilakukan menggunakan
indikator PP dan beberapa tetes NaOH sebagai indikator. Praktikum ini dilakukan
dengan tiga aktivitas, yang pertama saat kondisi normal, kedua saat berjalan santai
selama 2 menit dan aktivitas ketiga saat naik turun tangga selama 2 menit. Dari
praktikum yang sudah dilakukan didapatkan hasil dalam keadaan normal jumlah
NaOH yang diteteskan sampai air berubah warna menjadi pink keungunan yaitu 16
tetes NaOH. Kemudian saat kondisi normal air ditiup dan dengan waktu 45 detik air
berubah warna menjadi bening kembali. Selanjutnya, saat percobaan kedua air
ditetesi kembali dengan NaOH sampai berubah warna lagi menjadi pink keungguan
sebanyak 16 tetes. Setelah dilakukan jalan santai selama 2 menit, lalu air ditiup
membutuhkan waktu selama 40 detik untuk air sampai menjadi bening kembali. Pada
prcobaan ketiga, air ditetesi kembali dengan NaOH sebanyak 16 tetes sampai berubah
warna menjadi pink keungguan dan saat ditiup membutuhkan waktu selama 44 detik
hingga air berubah warna kembali menjadi bening.
Untuk membuktikan adanya CO2 yang dikeluarkan pada saat kita bernafas dilakukan
dengan air kapur atau dengan menggunakanan indikator kimia asam-basa seperti
fenolfthalien atau brom timol blue. Disini kami menggunakan fenolfhalien dan juga
NaOH. Dapat dilihat dari hasil praaktikum jika ada perubahan warna dari air yang
sudah ditetesi oleh indikator ketika diberikan tiupan yaitu terjadinya perubahan
warna. CO2 jika larut dalam air akan membentuk asam sehingga akan merubah
warna larutan air.
IX. KESIMPULAN
Aktifitas dan kondisi fisik: makin terlatih fisik seseorang, makin kecil frekuensi
respirasinya. Jika diperhatikan, orang yang melakukan aktivitas kerja membutuhkan
energi, memiliki frekuensi pernapasan yang besar pula. Berarti, semakin berat
kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi
pernapasannya semakin cepat (Anonim, 2009). aktivias ketika meniup menunjukkan
bahwa Setelah melakukan aktivitas (misalnya: berlari), metabolisme dalam tubuh
meningkat terutama untuk metabolisme asam laktat dalam sel yang banyak
menghasilkan CO2 dan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Tambayong, Jan. 2001. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Susunan Saraf Manusia. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN