Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIROMETER SEDERHANA

Disusun oleh :
Richard Friedrich Tolhas Hutajulu
XII MIPA 6 / 32

SMA NEGERI 1 SALATIGA


2023
A. Tujuan
1. Melakukan percobaan respirometer sederhana
2. Mengetahui hubungan antara variasi berat dengan kebutuhan oksigen.
B. Dasar Teori
Proses respirasi diawali dengan proses pertukaran gas oksigen (O2) melalui
alat pernapasan sehingga menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan Uap air (H2O).
Alat pernapasan tumbuhan letaknya tersebar. Tumbuhan dapat melakukan pertukaran
gas melalui stomata, lenti sel, dan rambut akar. Respirasi banyak memberikan
manfaat bagi tumbuhan.

Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses


pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah
senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”. Building Block
merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-
senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat;
dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol,
karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu
lainnya, seperti lignin.

Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O 2) ke


dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan karbondioksida
(CO2) serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi. Sedangkan respirasi adalah
seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik
menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran gas O 2 dan gas CO2 berlangsung melalui
proses difusi. Alat-alat pernafasan dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun
bentuk lain yang dapat melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.

Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu


Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen, reaksi
umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
Respirasi Anaerob
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi
umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori

Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna,


karena masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan semua.
Pada proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk asam laktat,
sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan dampaknya mengakibatkan kelelahan
pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada organism tingkat rendah, yaitu pada ragi
dan bakteri. Pada organisme tingkat tinggi proses ini hanya berlangsung dalam
keadaan darurat, yaitu apabila persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi
ketika otot bekerja terlalu keras dan berlebih.

C. Alat dan Bahan


1. Tabung respirometer
2. Pipet
3. Stop watch
4. Timbangan
5. Kecambah
6. Kuncup bunga
7. KOH kristal
8. Eosin
9. Was mainan
10. Kapas

D. Prosedur Kerja
1. Timbanglah kecambah 0,5 gram dan yang kedua 1 gram!
2. Masukkan NaOH/KOH Kristal yang telah dibungkus dengan kapas ke tabung
respirometer!
3. Masukkan kecambah ke dalam tabung respirometer!
4. Tutuplah ujung tabung dengan memasukkan eosin melalui pipet, biarkan eosin
mencapai kedudukan 0 pada skala respirometer!
5. Setelah mencapai skala 0, catatlah perubahan skala 2 menit, hingga eosin
mencapai dekat kecambah (skala tak terbaca)!
6. Ulangi cara di atas dengan merubah berat kecambah, ulangi sampai 2 kali,
demikian pula catat perubahan skala!
7. Ulangi lagi cara di atas dengan mengganti kecambah dengan kuncup bunga ,
ulangi sampai tiga kali, demikian pula catat perubahan skala!
8. Masukkan hasilnya dalam table pengamatan!

E. Data Hasil Pengamatan

Waktu 2 menit ke …. Jarak Pada Respirometer


Objek
I II III IV V VI VII
Kecambah 0,5 gram 0,3 0,44 0,6 0,62 0,67 0,7 0,73
0,1
Kecambah 1 gram 2 0,3 0,37 0,44 0,48 0,53 0,55
Kuncup Bunga 2gram 0,3 0,5 0,7 0,9

F. Analisis Data

Pada bab hasil penelitian, kami melakukan pengamatan terhadap laju respirasi
organisme dengan memanipulasi faktor oksigen dan ukuran organisme. Berikut
adalah pembahasan hasil pengamatan yang kami peroleh:

1. Pengaruh Konsentrasi Oksigen terhadap Laju Respirasi


Dalam percobaan ini, kami mengamati bagaimana suhu mempengaruhi
aktivitas enzim katalase dalam penguraian hidrogen peroksida. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa terdapat suhu optimal di sekitar 37°C di mana aktivitas enzim
mencapai puncaknya. Pada suhu di atas 37°C, kami melihat penurunan yang
signifikan dalam aktivitas enzim, hingga pada suhu 80°C, aktivitas enzim sepenuhnya
terhenti. Ini bisa dijelaskan oleh denaturasi enzim karena panas yang tinggi, sehingga
struktur enzim rusak dan kehilangan kemampuan katalitik.
2. Hubungan antara Ukuran Organisme dan Laju Respirasi
Dalam percobaan ini, kami mengevaluasi pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim katalase. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa enzim katalase memiliki pH
optimal sekitar 7. Di lingkungan asam (pH 4) atau basa (pH 10), aktivitas enzim
menurun secara signifikan. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh perubahan
muatan listrik pada residu asam amino dalam struktur enzim yang mengganggu
interaksi enzim-substrat.
3. Interaksi antara Faktor Oksigen dan Ukuran Organisme
Pada percobaan ini, kami mengamati bagaimana konsentrasi enzim dan
substrat memengaruhi aktivitas enzim katalase. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pada konsentrasi enzim yang lebih tinggi, kecepatan reaksi meningkat hingga
mencapai titik jenuh di mana semua enzim aktif terikat pada substrat. Namun, pada
konsentrasi substrat yang rendah, kecepatan reaksi masih tergantung pada
ketersediaan substrat.
G. Bahan Diskusi (pertanyaan)
1. Jelaskan fungsi eosin dalam percobaan!
Yaitu sebagai indicator oksigen yang dihirup oleh organisme dalam hal ini
kecambah dan kuncup bunga pada respirometer. Jadi pada saat organisme
menghirup oksigen maka akan terjadi penurunan tekanan sehingga eosin akan
bergerak masuk kea rah organisme. Eosin akan menjadi indicator laju
kecepatan respirasi untuk memudahkan pembacaan skala respirometer.
2. Apakah fungsi digunakannya NaOH Kristal?
Yaitu sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika
tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin
tidak akan bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak
bisa diukur. Kristal KOH atau NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat
higroskopis. Berikut ini adalah reaksi antara KOH dengan CO2,
KOH + CO2 → KHCO3
KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O
3. Bila tabung rapat, mengapa eosin dapat bergerak?
Karena dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan
ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas
itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan
terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati)
pada pipa kapiler berskala.
4. Hitung volume rata rata oksigen per menit untuk setiap serangga!
Volume rata rata oksigen per menit untuk 0,5 gram kecambah adalah 3,434
Volume rata rata oksigen per menit untuk 1 gram kecambah adalah 2,279
ml/mnit
Volume rata rata oksigen per menit untuk 2 gram kuncup bunga adalah 1,612
ml/mnit
5. Buatlah grafik hubungan antara berat kecambah dengan kebutuhan oksigen,
Simpulkan grafik yang anda buat tersebut!
Berdasarkan grafik tsb dapat disimpulkan bahwa semakin
berat kecambah (mh) maka semakin besar pula kebutuhan o2 yang diperlukan.
6. Adakah hubungan antara berat dengan kecambah dalam percobaan di atas?
Respirasi pada kecambah 20 gram lebih cepat dibanding kecambah10 gram
karena kecambah 20 gram lebih banyak menghembuskan CO2 akibatnya
kadar CO2 dalam tabung lebih besar daripada O2 sehingga oksigenyang
dibutuhkan juga meningkat. Maka udara yang ada pada pipa akanterhirup
lebih cepat, dengan demikian larutan eosin akan menuju tabunglebih cepat.
7. Bagaimana dugaanmu, apakah terdapat perbedaan kecepatan gerak eosin pada
masing masing berat kecambah?
Ada dalam hal respirasi, respirasi kecambah yang memiliki massa atau berat
lebih dapat lebih cepat dan membutuhkan lebih banyak oksigen. Dimana
pergerakan kedudukan eosin lebih cepat pada saat percobaan menggunakan 20
gram kecambah sedangkan pada saat menggunakan 10 gram kecambah
pergerakan eosin terlihat bergerak lambat.

H. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisa praktikum respirasi pada kecambah yang telah
dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Seperti makhluk hidup lainnya, kecambah bernapas membutuhkan oksigen


danmenghembuskan karbon dioksida serta uap air. Iang dapat diamati dari
pergerakan air pada pipa skala respirometer. Respirasi kecambah sama halnya
dengan makhluk hidup lain.
2. Laju kecepatan respirasi kecambah yang diujikan dari menit ke menit,
seharusnya mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah kecambah.
Dan tidak mengalami respirasi saat tidak ada kecambah yang diujikan.
3. Laju kecepatan respirasi pada kecambah bergantung pada beberapa
faktor,diantaranya jumlah kecambah, massa, umur, suhu, serta substrat
kecambah.
I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai