Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

RESPIRASI TUMBUHAN

Oleh :

1. Alifah Trixie Trixie A. H.


2. M. Nafkhan Alzamzami
3. Rija Akhal Hilmi

(XI IPA 1 / 02)


(XI IPA 1 / 06)
(XI IPA 1 / 11)

SMA NEGERI 1 SIDOARJO


2016

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sel mengorganisasi molekul organik kecil menjadi polimer. Sel
memompa bahan melintasi membrane, Banyak sel berpindah dan mengubah
bentuknya. Sel tumbuh dan bereproduksi. Dalam memenuhi kehidupanya tersebut
tumbuhan melakukan respirasi (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Proses mendapatkan
energi melalui respirasi dilakukan dengan katabolisme (pemecahan molekul besar
menjadi molekul yang lebih sederhana), misalnya karbohidrat menjdi molekul yang
lebih kecil, yaitu karbondioksida dan uap air. Sehingga reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6H2O

6CO2 + 6H2O + Energi

Dari reaksi di atas, dapat dilihat bahwa karbondioksida dan uap air merupakan
produk dari proses respirasi. Proses ini berawal dari glukosa yang dipecah dalam
suatu rangkaian reaksi enzimatis, sehingga beberapa energi dibebaskan dan diubah
menjadi bentuk ikatan Phospat bertenaga tinggi (ATP) dan sebagian lagi hilang
sebagai panas. Reaksi enzimatis dalam respirasi berlangsung dalam suhu rendah dan
pemecahan molekul senyawa organic berlangsung bertahap. Semakin besar CO 2 yang
dihasilkan maka dapat dipastikan bahwa laju respirasinya semakin besar pula.
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalis oleh enzim yang berbeda. (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Laju respirasi ini
dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan enzim-enzim karena respirasi
merupakan rangkaian reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh factor-faktor lain, yaitu
factor dalam dan factor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur tanaman dan
konsentrasi substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk faktor luar
adalah suhu (temperature), cahaya, konsentrasi oksigen diudara, konsentrasi karbon
dioksida, tersedianya air serta adanya luka luka pada tumbuhan.
B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respirasi pada tumbuhan kecambah
dan pengaruh jumlah kecambah pada laju respirasinya .
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respirasi yang terjadi pada tumbuhan kecambah?
2. Adakah pengaruh jumlah kecambah pada laju respirasi?
3. Apa yang terjadi pada tetesan eosin ketika ditambahkan jumlah kecambahnya?

BAB II
METODE PRAKTIKUM

D. Waktu dan Tempat


Praktikum respirasi tumbuhan ini berlangsung pada hari Rabu tanggal 28 September
2016 di Laboratorium Biologi SMAN 1 Sidoarjo.
E. Alat dan Bahan
Alat
1. Respirometer sederhana
2. Kapas
3. Jarum suntik

4. Pinset
5. Neraca/timbangan

6.
7.

Bahan

8.
1. Kecambah/tauge
2. Kristal NaOH

3. Eosin
4. Plastisin

5.
F. Langkah Kerja
6.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang kecambah dengan berat 1 gram.
3. Membungkus kristal NaOH secukupnya dengan kapas, lalu memasukkannya pada
tabung respirometer.
4. Memasukkan kecambah 1 gram kedalam tabung respirometer.
5. Menutup tabung respirometer dengan menyambung pipa kapiler skala pada
sambungan tabung-pipa.
6. Merapatkan tabung respirometer dengan melapisi dengan plastisin agar udara luar
tidak memengaruhi tekanan didalam respirometer.
7. Menaruh respirometer pada alas respirometer diatas meja datar dan menjepitnya
pada penjepit pipa kapiler.
8. Mengambil eosin lalu menyuntikkan sedikit pada ujung pipa kapiler dan tepat
diangka nol.
9. Mencatat dan mengamati perubahan yang terjadi setiap 3, 6, 9, 12 menit.
10. Menganalisa hasil.
11. Mengulangi langkah diatas untuk kecambah 2 gram dan 3 gram.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


36.
37.

G. Hasil Praktikum
38.
39. Tabel hasil praktikum : perubahan letak eosin
40.

41.

Kecam
bah

43.

Letak Eosin (ml) Menit ke44.

45.

46.

12

47.

1 gram

48.

0,030

49.

0,070

50.

0,100

51.

0,130

52.

2 gram

53.

0,035

54.

0,080

55.

0,120

56.

0,160

57.

3 gram

58.

0,050

59.

0,095

60.

0,140

61.

0,185

62.
63.
H. Analisa Hasil
64.
1. Variabel kontrol
2. Variabel bebas
3. Variabel terikat

: Kristal NaOH dan eosin


: Berat kecambah (1, 2, 3 gram)
: Laju respirasi kecambah

65.
66.

Pada praktikum ini, setelah tabung yang terdapat pada respirometer

tersebut dilepas dari tutupnya, setelah itu dimasukkan kapas yang didalamnya telah
diletakkan NaOH padat namun zat tersebut jangan terlalu tertutup rapat oleh kapas
karena apabila tertutup rapat oleh kapas zat tersebut tidak dapat mengikat CO 2. Fungsi
dari NaOH itu sendiri sabagai pengikat CO2 yang dihembuskan oleh kecambah yang

berada dalam respirometer, sehingga pergerakan dari cairan eosin benar-benar hanya
disebabkan konsumsi oksigen dari kecambah tersebut. Setelah tabung dan pipa
respirometer ditutup, lalu dirapatkan dengan diberikan plastisin. Fungsi plastisin ini
diharapkan agar udara yang berada di dalam tabung tidak dapat keluar dan udara yang
diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara mulut tabung dengan penutup.
67.

Setelah itu eosin dimasukkan dan diamati apakah eosin itu bergerak

menuju spesimen, hitung perpindahan atau kenaikan eosin tersebut dari tempat
semula. Hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam menggunakan respirometer
sederhana ini adalah dalam penggunaannya jangan sampai miring harus rata karena
apabila miring akan berpengaruh pada kecepatan naiknya eosin dan ini menyebabkan
percobaan gagal.
68.
69.

Tumbuhan adalah salah satu makluk hidup di bumi ini yang

mempunyai suatu keistimewaan. Selain berfotosintesis tumbuhan juga melakukan


proses respirasi seperti halnya mahluk hidup pada umumnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses respirasi suatu organisme antara lain: umur / usia organisme
tersebut, bobot dari kegiatan yang dilakukan, ukuran organisme itu sendiri, keadaan
lingkungan sekitar, serta cahaya juga mempengaruhi rata-rata pernapasan. Untuk
mengetahui bahwa kecambah melakukan respirasi atau tidak, maka kita dapat
mengamati tabung respirometer. Jika kecambah dalam tabung berespirasi maka kita
akan menemukan uap air yang menempel dalam tabung respirometer, tetapi jika tidak
ada uap air itu artinya kecambah tidak berespirasi. Adanya uap air dijadikan indikator
respirasi karena dalam proses respirasi akan dilepaskan karbon dioksida dan uap air.
70.
71.

Maka dari itu didapatkan :

72.
1. Laju respirasi pada kecambah seberat 1 gram lebih kecil dibandingkan dengan
kecambah seberat 2 gram maupun 3 gram. Ditandai dengan pergerakan tetesan
eosin yang lebih kecil pada pipa kapiler. Pada 3 menit pertama eosin mencapai
angka 0,030 ml. Pada 3 menit kedua eosin mencapai angka 0,070 ml. Pada 3
menit ketiga eosin mencapai angka 0,100 ml, dan pada 3 menit keempat eosin
mencapai angka 0,130 ml.

2. Laju respirasi pada kecambah seberat 2 gram lebih kecil dibandingkan kecambah
seberat 3 gram akan tetapi lebih besar dibandingkan kecambah seberat 1 gram.
Ditandai dengan pergerakan tetesan eosin yang kecil pada pipa kapiler. Pada 3
menit pertama eosin hanya mencapai angka 0,035 ml. Pada 3 menit kedua eosin
mencapai angka 0,080 ml. Pada 3 menit ketiga eosin mencapai angka 0,120 ml,
dan pada 3 menit keempat eosin mencapai angka 0,160 ml.
3. Laju respirasi pada kecambah seberat 3 gram lebih besar dibandingkan dengan
kecambah seberat 1 gram maupun 2 gram. Ditandai dengan pergerakan tetesan
eosin yang besar pada pipa kapiler. Pada 3 menit pertama eosin hanya mencapai
angka 0,050 ml. Pada 3 menit kedua eosin mencapai angka 0,095 ml. Pada 3
menit ketiga eosin mencapai angka 0,140 ml, dan pada 3 menit keempat eosin
mencapai angka 0,185 ml.
73.
I. Kesimpulan
74.
75. Respirasi bertujuan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk memperoleh
makanan berupa air dan karbondioksida. Jumlah kecambah atau substrat
memengaruhi

laju

respirasi

yang

dihasilkan.

Jumlah

kecambah/substrat

berbanding lurus dengan laju respirasi. Terbukti pada hasil praktikum bahwa
kecambah seberat 3 gram lebih besar laju reaksinya/pergerakan eosin dibanding
kecambah seberat 1 dan 2 gram.
76.
77.
78.

Anda mungkin juga menyukai