RESPIRASI TUMBUHAN
Oleh :
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sel mengorganisasi molekul organik kecil menjadi polimer. Sel
memompa bahan melintasi membrane, Banyak sel berpindah dan mengubah
bentuknya. Sel tumbuh dan bereproduksi. Dalam memenuhi kehidupanya tersebut
tumbuhan melakukan respirasi (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Proses mendapatkan
energi melalui respirasi dilakukan dengan katabolisme (pemecahan molekul besar
menjadi molekul yang lebih sederhana), misalnya karbohidrat menjdi molekul yang
lebih kecil, yaitu karbondioksida dan uap air. Sehingga reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6H2O
Dari reaksi di atas, dapat dilihat bahwa karbondioksida dan uap air merupakan
produk dari proses respirasi. Proses ini berawal dari glukosa yang dipecah dalam
suatu rangkaian reaksi enzimatis, sehingga beberapa energi dibebaskan dan diubah
menjadi bentuk ikatan Phospat bertenaga tinggi (ATP) dan sebagian lagi hilang
sebagai panas. Reaksi enzimatis dalam respirasi berlangsung dalam suhu rendah dan
pemecahan molekul senyawa organic berlangsung bertahap. Semakin besar CO 2 yang
dihasilkan maka dapat dipastikan bahwa laju respirasinya semakin besar pula.
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalis oleh enzim yang berbeda. (Rachmadiarti, F, dkk:2007). Laju respirasi ini
dipengaruhi faktor-faktor yang berhubungan dengan enzim-enzim karena respirasi
merupakan rangkaian reaksi enzimatis. Serta dipengaruhi oleh factor-faktor lain, yaitu
factor dalam dan factor luar. Yang termasuk faktor dalam adalah umur tanaman dan
konsentrasi substrat respirasi yang tersedia, sedangkan yang termasuk faktor luar
adalah suhu (temperature), cahaya, konsentrasi oksigen diudara, konsentrasi karbon
dioksida, tersedianya air serta adanya luka luka pada tumbuhan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respirasi pada tumbuhan kecambah
dan pengaruh jumlah kecambah pada laju respirasinya .
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana respirasi yang terjadi pada tumbuhan kecambah?
2. Adakah pengaruh jumlah kecambah pada laju respirasi?
3. Apa yang terjadi pada tetesan eosin ketika ditambahkan jumlah kecambahnya?
BAB II
METODE PRAKTIKUM
4. Pinset
5. Neraca/timbangan
6.
7.
Bahan
8.
1. Kecambah/tauge
2. Kristal NaOH
3. Eosin
4. Plastisin
5.
F. Langkah Kerja
6.
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang kecambah dengan berat 1 gram.
3. Membungkus kristal NaOH secukupnya dengan kapas, lalu memasukkannya pada
tabung respirometer.
4. Memasukkan kecambah 1 gram kedalam tabung respirometer.
5. Menutup tabung respirometer dengan menyambung pipa kapiler skala pada
sambungan tabung-pipa.
6. Merapatkan tabung respirometer dengan melapisi dengan plastisin agar udara luar
tidak memengaruhi tekanan didalam respirometer.
7. Menaruh respirometer pada alas respirometer diatas meja datar dan menjepitnya
pada penjepit pipa kapiler.
8. Mengambil eosin lalu menyuntikkan sedikit pada ujung pipa kapiler dan tepat
diangka nol.
9. Mencatat dan mengamati perubahan yang terjadi setiap 3, 6, 9, 12 menit.
10. Menganalisa hasil.
11. Mengulangi langkah diatas untuk kecambah 2 gram dan 3 gram.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
BAB III
G. Hasil Praktikum
38.
39. Tabel hasil praktikum : perubahan letak eosin
40.
41.
Kecam
bah
43.
45.
46.
12
47.
1 gram
48.
0,030
49.
0,070
50.
0,100
51.
0,130
52.
2 gram
53.
0,035
54.
0,080
55.
0,120
56.
0,160
57.
3 gram
58.
0,050
59.
0,095
60.
0,140
61.
0,185
62.
63.
H. Analisa Hasil
64.
1. Variabel kontrol
2. Variabel bebas
3. Variabel terikat
65.
66.
tersebut dilepas dari tutupnya, setelah itu dimasukkan kapas yang didalamnya telah
diletakkan NaOH padat namun zat tersebut jangan terlalu tertutup rapat oleh kapas
karena apabila tertutup rapat oleh kapas zat tersebut tidak dapat mengikat CO 2. Fungsi
dari NaOH itu sendiri sabagai pengikat CO2 yang dihembuskan oleh kecambah yang
berada dalam respirometer, sehingga pergerakan dari cairan eosin benar-benar hanya
disebabkan konsumsi oksigen dari kecambah tersebut. Setelah tabung dan pipa
respirometer ditutup, lalu dirapatkan dengan diberikan plastisin. Fungsi plastisin ini
diharapkan agar udara yang berada di dalam tabung tidak dapat keluar dan udara yang
diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara mulut tabung dengan penutup.
67.
Setelah itu eosin dimasukkan dan diamati apakah eosin itu bergerak
menuju spesimen, hitung perpindahan atau kenaikan eosin tersebut dari tempat
semula. Hal yang perlu diperhatikan yaitu dalam menggunakan respirometer
sederhana ini adalah dalam penggunaannya jangan sampai miring harus rata karena
apabila miring akan berpengaruh pada kecepatan naiknya eosin dan ini menyebabkan
percobaan gagal.
68.
69.
72.
1. Laju respirasi pada kecambah seberat 1 gram lebih kecil dibandingkan dengan
kecambah seberat 2 gram maupun 3 gram. Ditandai dengan pergerakan tetesan
eosin yang lebih kecil pada pipa kapiler. Pada 3 menit pertama eosin mencapai
angka 0,030 ml. Pada 3 menit kedua eosin mencapai angka 0,070 ml. Pada 3
menit ketiga eosin mencapai angka 0,100 ml, dan pada 3 menit keempat eosin
mencapai angka 0,130 ml.
2. Laju respirasi pada kecambah seberat 2 gram lebih kecil dibandingkan kecambah
seberat 3 gram akan tetapi lebih besar dibandingkan kecambah seberat 1 gram.
Ditandai dengan pergerakan tetesan eosin yang kecil pada pipa kapiler. Pada 3
menit pertama eosin hanya mencapai angka 0,035 ml. Pada 3 menit kedua eosin
mencapai angka 0,080 ml. Pada 3 menit ketiga eosin mencapai angka 0,120 ml,
dan pada 3 menit keempat eosin mencapai angka 0,160 ml.
3. Laju respirasi pada kecambah seberat 3 gram lebih besar dibandingkan dengan
kecambah seberat 1 gram maupun 2 gram. Ditandai dengan pergerakan tetesan
eosin yang besar pada pipa kapiler. Pada 3 menit pertama eosin hanya mencapai
angka 0,050 ml. Pada 3 menit kedua eosin mencapai angka 0,095 ml. Pada 3
menit ketiga eosin mencapai angka 0,140 ml, dan pada 3 menit keempat eosin
mencapai angka 0,185 ml.
73.
I. Kesimpulan
74.
75. Respirasi bertujuan menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk memperoleh
makanan berupa air dan karbondioksida. Jumlah kecambah atau substrat
memengaruhi
laju
respirasi
yang
dihasilkan.
Jumlah
kecambah/substrat
berbanding lurus dengan laju respirasi. Terbukti pada hasil praktikum bahwa
kecambah seberat 3 gram lebih besar laju reaksinya/pergerakan eosin dibanding
kecambah seberat 1 dan 2 gram.
76.
77.
78.