Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN
RESPIRASI PADA TUMBUHAN

Disusun Oleh :

Novita Dyah Bintari

( 142590083 )

Top Member Only

( 142590084 )

Bernatdho

Isnaini

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

Hasil Pengamatan Praktikum Ke-1

BOTOL

Spesimen

Sebelum perlakuan

Setelah perlakuan

Botol berisi air kapur


tanpa kecambah

Air sedikit keruh

Air tampak lebih jernih

Botol berisi air kapur


dengan kecambah

Air sedikit keruh

Air tampak lebih keruh,


kecambah mulai tumbuh
dan menembus kain kasa

Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan 2 botol yang masing-masing diisi dengan air dan kapur
semen yang diendapkan dalam air, dimana kapur semen berfungsi sebagai indikator
terjadinya respirasi pada tumbuhan. Selanjutnya kecambah dibungkus dengan kasa lalu
dipasang diatas permukaan air yang sudah tercanpur dengan kapur semen pada satu botol,
sedangkan botol yang lain tanpa diberi kecambah, kemudian masing-masing mulut botol
ditutup dengan alumunium foil.
Pada botol yang kosong tidak terjadi proses respirasi sehingga air pada botol tampak
lebih jernih hal ini dikarenakan kapur semen mengendap didasar air, sedangkan pada botol
yang berisi dengan kecambah air pada botol tampak lebih keruh, ini disebabkan karena pada
botol yang berisi kecambah mengalami proses respirasi, yaitu menghasilkan karbon dioksida,
geas karbondioksida ini kemudian dilepaskan dalam udara bebas yang ada dalam botol,
selanjutnya gas karbon ini akan bersiklus didalam botol bergerak menempati ruanganruangan dalam botol.

Dalam pergerakan ini menghasilkan efek terjadinya goncangan pada molekul-molekul


air akibat adanya tumbukan dengan gas karbon sehingga mengakibatkan kapur semen dalam
botol juga ikut bergerak, yang tadinya mengendap akibat pengaruh pergerakan ini kapur
semen akan larut dalam air sehingga air menjadi lebih keruh. Semakin lama maka kadar gas
karbondioksida akan semakin tinggi sehingga kekeruhan air pun akan semakin meningkat.

Kesimpulan
Aktivitas respirasi meghasilkan gas CO2 yang dilepaskan ke lingkungan

Hasil Pengamatan
Perlakuan

Kisaran waktu (menit)


0

15

30

45

60

75

90

105

25

25

25

25

25

25

25

25

II

25

26

26

26

26

27

28

28

III

25

30

30

30

30

31

31

32

Keterangan
I.

: Tabung reaksi kosong

II.

: Tabung reaksi berisi setengag penuh kecambah

III.

: Tabung reaksi berisi penuh kecambah

Pembahasan
Pada praktikum ini kita telah mengamati proses respirasi pada kecambah kacang hijau.
Alasan mengapa bahan yang digunakan adalah kecambah kacang hijau, karena tumbuhan ini
merupakan suatu organisme yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna
tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah
diamati dimana kecambah kacang hijau sebagai bahan percobaan mampu melakukan
respirasi.
Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan
melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang diserap/diperlukan dan menghasilkan gas
karbondioksida (CO2), air (H2O) dan sejumlah energi. Pada dasarnya, proses respirasi

bertujuan untuk mendapatkan energi yang digunakan dalam metabolisme dan proses
pertumbuhan serta perkembangan untuk menjadi sebuah tanaman dewasa. Semakin besar
suatu tanaman, maka makin besar pula kebutuhannya akan energi sehingga dalam
respirasinya memerlukan oksigen yang banyak pula.
Tabung reaksi diletakkan pada beaker besar dan diberi tanda. Tabung reaksi I kosong tanpa
diisi dengan kecambah. Tabung rekasi II diisi kecambah kacang hijau segar setengah bagian,
sedangkan tabung reaksi III diisi kecambah kacang hijau segar memenuhi tabung
rekasi tujuannya adalah untuk membuktikan adanya perubahan suhu akibat aktivitas respirasi.
Selanjutnya pada tabung II dan III dimasukkan thermometer lalu pada masing-masing mulut
tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil Tabung. Semua tabung dibiarkan hingga 2 jam
namun pada setiap perubahan waktu 15menit suhu pada tabung reaksi dicatat.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada tabung reaksi no I suhunya tidak mengalami
perubahan apapun, hal ini dikarenakan pada tabung reaksi ini tidak terjadi respirasi sehingga
tidak menghasilkan panas yang berpengaruh ke lingkungan. Sedangkan pada tabung reaksi no
II dan III terjadi perubahan suhu yang ditunjukkan oleh thermometer hal ini dikarenakan pada
tabung reaksi no II dan III terjadi proses respirasi yang menghasilkan panas, dimana panas
tersebut di lepas ke lingkungan. Namun pada tabung no II dan III memiliki perbedaan suhu
dimana suhu pada tabung reaksi no III lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tabung reaksi
yang berlabel no II hal ini dikarenakan banyaknya individu yang malakukan respirasi
berpengaruh terhadap hasil respirasi, dimana pada tabung no II hanya berisi setengah
individu kecambah sedngkan pada tabung no III berisi penuh dengan individu kecambah.
Pada tabung yang berisi penuh dengan kecambah hasil respirasinya semakin tinggi
sehingga panas yang dihasilkan dan dilepas pada lingkungan sangat tinggi pula.
Kesimpulan
Aktivitas respirasi mempengaruhi perubahan suhu lingkungan
Jumlah individu yang melakukan respirasi mempengaruhi tingkat panas yang dilepaskan ke
lingkungan, dimana semakin banyak individu yang melakukan respirassi semakin tinggi pula
panas yang dilepas ke lingkuangan sedangkan semakin sedikit individu yang melakukan
respirasi maka panas yang dilepas ke lingkungan juga semakin sediki
DISKUSI

1. Mengapa proses respirasi dapat mempengaruhi keadaan suhu di lingkungan?


Jawab :
Karena, hasil akhir dari respirasi adalah berupa CO2 dan H2O. Pernafasan lebih menunjuk
kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh
untuk memperoleh energi atau tenaga. Zat makanan sumber tenaga yang paling utama adalah
karbohidrat. Pembakaran membutuhkan oksigen (O2), terjadi di dalam setiap sel yang
hidup. Energi yang diperoleh berupa energi kimia (ATP) yang digunakan untuk berbagai
aktivitas fisiologi dalam tubuh. Di samping itu, pembakaran menghasilkan pula zat sisa
berupa gas asam arang (CO2) dan air.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi
secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi
pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga menghasilkan energi
jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). ATP ini yang akan
digunakan tumbuhan untuk aktivitas dan tumbuh yang menghasilkan panas. Juga hasil
respirasi adalah H2O yang menyebabkan suhu sekitar tumbuhan menjadi sejuk pada siang
hari
2. Bagaimana mekanisme produk panas hasil dari hasil respirasi?
Jawab :
C6H12O6 + 6O2 ----- 6CO2 + 6H2O G = 686 kkal
1 grammol glukosa dioksidasi oleh 6 grammol oksigen menghsilkan 6 grammol
karbondioksida dan 6 grammol air. Sedangkan energy yang dilepas adalah sebesar 686
kkal. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara sederhana dapat
dituliskan:
C6H12O6 + 6H2O ----- 6H2O + 6CO2 + 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi dari
awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu
glikolosis, siklus krebs dan transport elektron.

3. Mengapa kecambah yang digunakan pada tiap tabung berbeda jumlahnya? Apakah hal ini
mempengaruhi hasil data pengamatan?

Jawab :
Karena, jumlah kecambah menentukan besarnya aktivitas respirasi. Hal ini disebabkan
karena masing masing kecambah mengalami respirasi sehingga akumulasi dari hasil
respirasi tersebut akan menghasilkan panas tinggi. Semakin banyak kecambah maka semakin
banyak pula energi panas yang dikeluarkan oleh kecambah. Jelas hal ini akan mempengaruhi
data hasil pengamatan.
4. Apakah fungsi kertas aluminium atau kapas berkaitan dengan perubahan suhu dalam
percobaan ini?
Jawab :
Kertas aluminium atau kapas berfungsi sebagai penutup tabung reaksi dan gelas sehingga
kita dapat menjaga kestabilan suhu yang dihasilkan dalam peristiwa respirasi oleh kacambah
dan mengunci gas yang dihasilkan dalam respirasi tidak keluar. Akhirnya bahan tidak
terkontaminasi benda luar.

PRAKTIKUM V
FOTOSINTESIS

Dasar Teori
Pada dasarnya proses fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan
yang mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energy matahari (dalam bentuk
foton) ditangkap dan diubah menjadi energy kimia (ATP dan NADPH). Energy kimia ini
akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh
molekul organic lainnya dari tanaman disintesa dari energy dan adanya organisme hidup
lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.
(delving, 1975).
Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman, algae dan
cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa yunani yaitu chlorophyll (choloros = green
(hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energy dari
sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses
perubahan zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil dengan bantuan cahaya/sinar matahari
menjadi zat organik karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan
sebagai berikut:
6CO2 + 12H2O + energy cahaya

klorofil

C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Dalam peramaan ini dihasilkan bahan organic yang mengandung energy kimia potensial
dan oksigen. Oleh karena itu dalam fotosintesis, energy radiasi cahaya diubah menjadi energy
kimia dalam senyawa organik yang stabil (semacam karbohidrat). Proses fotosintesis
merupakan bagian penting bagi kehidupan, karena:
1.

Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.

2.

Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.

3.

Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organic yang diperlukan.

4.

Menyediakan oksigen bagi kehidupan.


Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak

pigmen klorofil. Klorofildapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan
tipe e. pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti
porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah
jenis a dan b. Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijsu biru, sementara klorofil b untuk
sinar kunig hijau. Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a.
Selain klorofil, di dalam kloroplas juga terdapat pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid
yang merupakan derivate dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau
masak, klorofil telah menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah

yang kemudian tampak, atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas telah
berganti isi yang disebut kromoplas. Pigmen lainna yang dapat dijumpai pada tumbuhan
seprti, halnya warna merah, contohnya pada bunga Canna sp, Hibiscus rosa-sinensi, Rosa sp,
dll, warna biru pada Clitorea ternatea, Datura metel, dll , warna ungu pada daun Coleus sp,
Rhoe discolor, dll, ini semua disebabkan oleh warna lainnya yang disebut antosianin.
Tentang fungsi karotin, karatinal, antosianin belum diketahui dengan jelas. Diduga
karotenoid sendiri berfungsi sebagai: (1) Pelindung klorofil dari fotooksidasi pada penyinaran
yang terlalu kuat, dan (2) Pembantu klorofil menangkap dan mentransfer energi cahaya.
Adalah suatu kenyataan, bahwa bunga-bungaan yang tumbuh ditempat dingin lebih banyak
menghasilkan antosianin dari pada jika bunga-bungaan tersebut ditanam di dataran rendah.
Mungkin sekali antosianin juga berfungsi sebagai penangkap sinar seperti halnya dengan
karotin dan karotinol.
Untuk dapat mengamati keberadaan pigmen di dalam organ tumbuhan seperti dau, korola,
kaliks atau kulit buah, maka dapat digunakan satu teknik pemisahan warna secara kimiawi,
yaitu dengan menggunakan teknik kromatografi kertas. Dengan teknik ini akan dapat
diketahui adanya klorofil maupun pigmen pigmen lainnya.
1. Pemisahan Pigmen Fotosintesis dengn Kromatografi Kertas
Tujuan praktikum.
Mengetahui pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis.
Kompetensi

Mampu menjelaskan adanya klorofil dan pigmen lainnya dari jaringan tumbuhan.
Terampil Menggunakan teknik kromatografi untuk memisahkan pigmen.
Mampu membedakan warna-warna dari pigmen yang terkandung dalam daun
Alat dan bahan.
-

Mortar ddan penggerusnya

Cawan petri

Jepitan kertas

Statif

Silet

Benang

Alcohol 95%

Kertas saring (ukuran 3 x 15 cm)

Daun yang berwarna hijau, merah dan kuning.

Skema kerja.

1. Mengambil 5 gram daun dan kemudian menggerusnya dalam mortar dengan dituangi 25 ml
alcohol 95% atau etanol sampai seluruh klorofil terlarut dalam alcohol. Ekstrak akan
terlihat berwarna hijau.
2. Membiarkan ekstrak beberapa menit sampai ampasnya mengendap.
3. Menuangkan cairan ekstrak kedalam cawan petri dan memberi tanda pada cawan petri sesuai
spesies daun yang digerus.
4. Mengambil kertas saring yang telah di sediakan kemudian menjepit salah satu ujungnya
dengan menggunakan penjepit, dan menggantungkannya pada benang yang telah
diikatkan ke statif.
5. Mencelupkan ujung yang lain dari kertas saring tersebut ke dalam larutan gerusan daun pada
cawan petri.
6. Setalah di celupkan, biarkan kertas saring menggantung beberapa lama sampai terlihat
pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya.
7. Mengamati beberapa macam pigmen yang diperoleh dalam ekstrak tersebut, menggambar
dan mencatat hasil (paling sedikit akan ddiperoleh 3 macam pigmen yaitu klorofil jenis a
yang berwarna hijau muda, klorofil b berwarna hijau tua dan karotinoid yang berwarna
kuning sampai jingga).

Hasil Pengamatan

Gambar. Hasil percobaan pemisahan pigmen fotosintesis dari daun hibiscus rosasinensis
dengan menggunakan metode kromatografi kertas. (tampak pada kertas didapat beberapa
lapisan warna).
Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pigmen yang berperan dalam proses
fotosintesis. Praktikum mengenai uji kualitatif kandungan klorofil daun ini menggunakan
teknik kromatografi kertas yang diwakili spesies Hibiscus rosa-sinensis, spesies ini
mempunyai warna daun hijau muda. Daun tersebut dihaluskan dengan mortar serta dengan
penambahan sedikit demi sedikit alcohol 95 %. Penambahan alkohol ini berfungsi untuk
melarutkan klorofil yang terkandung di daun. Ekstrak dari larutan ini akan terlihat berwarna
hijau. Setelah didapatkan ekstrak, ditunggu beberapa menit sampai ampasnya mengendap.
Kemudian menuangkan cairan ekstrak kedalam cawan petri dan memberi tanda pada cawan
petri sesuai spesies daun yang digerus. Uji kandungan klorofil dilakukan dengan kertas saring
yang digantungkan dengan penjepit pada benang yang telah diikatkan ke statif. Ujung yang
lain dari kertas saring tersebut dicelupkan ke dalam larutan gerusan daun pada cawan petri. P
Pengamatan dilakukan dengan melihat pigmen yang terserap oleh kertas saring hingga
penyerapannya konstan. Hasil dari praktikum uji kualitatif kandungan klorofil daun dengan

teknik kromatografi kertas yang diwakili oleh daun Hibiscus rosa-sinensis adalah warna hijau
tua untuk klorofil a (lebih sedikit) dan klorofil b yang berwarna hijau muda. Sedangkan untuk
zat warna lain ditemukan karoten yang berwarna kuning dan antosianin berwarna ungu.
Diskusi
1. Apakah fungsi dari alkohol 95% atau etanol pada percobaan ini?
Jawab : Sebagai pelarut klorofil yang terkandung pada daun.
2. Dalam reaksi fotosintesis yang manakah asal oksigen dihasilkan?
Gas oksigen dihasilkan dari hidrolisis 2 molekul H2O(air) oleh ion mangan (Mn)
menghasilkan 4 ion H+ (hidrogen) dan O2 (oksigen) (angka koefisien untuk menyamakan
reaksi). Kemudian ion H+ yang bersifat elektrolit (bermuatan) akan masuk ke dalam
fotosistem pada tumbuhan dan ikut melakukan serangkaian tahapan fotosintesis sedangkan
Oksigen akan dibebaskan ke lingkungan, menjadi udara yang sehari-hari kita hirup.
Hidrolisis air ini terjadi pada saat reaksi terang proses fotosintesis
3. Dari hasil kromatografi daun hijau ternyata ada yang menghasilkan pigmen selain warna
hijau? Mengapa?
Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan
cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap
mata. Proses secara fisik sangatlah berbeda dengan fluoresent, phosphorescence dan
bentuk lain dari luminescence, yang mana materi tersebut dapat mengeluarkan cahaya
dengan sendirinya. Berkebalikan dengan teori warna cahaya, di dalam teori pigmen
sensasi putih dianggap sebagai absennya seluruh pigmen
Selain menghasilkan metabolit primer, tumbuhan juga menghasilkan metabolit sekunder.
Metabolit sekunder dapat berupa zat bioaktif dan pigmen. Pigmen merupakan molekul
khusus yang dapat memunculkan warna. Pigmen mampu menyerap cahaya matahari
dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang tertentu. Molekul
pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang gelombang tertentu
sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda. Zat warna alami dapat diperoleh dari
tanaman atau hewan dan warna alami ini meliputi pigmen yang terdapat dalam bahan atau
terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan atau pemprosesan. Aman dan tak berefek
samping jika dikonsumsi, seperti klorofil, karotenoid, antosianin, brazilein, tanin dan lainlain. Zat warna atau pigmen terdapat secara alami dalam sel makhluk hidup terutama
tumbuhan. Pigmen biasanya terdapat dalam vakuola atau organel tertentu dalam sel
tumbuhan
Jenis-jenis pigmen yang terdapat pada tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flavonoid,
fitosterol, saponin, glukosinolat, polifenol, asam fitat, monoterpen, fitoestrogen, sulfida,
inhibitor protease .
4. Apakah ada perbedaan jumlah dan lebar pita pita yang dihasilkan kromatografi? Mengapa?
Ada, hal ini disebabkan oleh hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan ukuran dari
pita elusi yang dihasilkan.

Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil:
1. Daun Hibiscus rosa-sinensis mengandung klorofil a dan b, serta pigmen lain yaitu
antosianin.
2. Pigmen adalah zat yang terdapat di permukaan suatu benda sehingga bila disinari dengan
cahaya putih sempurna akan memberikan sensasi warna tertentu yang mampu ditangkap
mata.

Anda mungkin juga menyukai