Pendahuluan
Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki dan menutupnya stomata, kelembaban udara
adaptasi evolusioner dalam bentuk respons sekitar, suhu udara, suhu daun tanaman.
fisiologis terhadap perubahan jangka pendek. Angin dapat pula mempengaruhi laju
Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami transpirasi jika udara yang bergerak melewati
kekurangan air, daun-daun akan menutup permukaan daun tersebut lebih kering
stomata, yang merupakan lubang kecil (kelembaban nisbihnya rendah) dari
dipermukaan daun tersebut. Respons darurat udara sekitar tumbuhan tersebut. Kerapatan
ini akan membantu tumbuhan menghemat air uap air diudara tergantung dengan
dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu resisitensi stomata dan kelembaban nisbih
hilangnya air dari daun melalui penguapan [4]. dan juga suku udara tersebut, untuk
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh- perhitungan laju transpirasi. Kelembaban
tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata, nisbih didalam rongga substomata dianggap
kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, 100%. Jika kerapatan uap air didalam
yaitu (1) transpirasi kutikula adalah evaporasi rongga substomata sepenuhnya tergantung
air yang terjadi secara langsung melalui pada suhu [1].
kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, Daya hantar secara langsung dipengaruhi
yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar
melalui stomata. Kutikula daun secara relatif bukaan stomata maka daya hantarnya akan
tidak tembus air, dan pada sebagian besar semakin tinggi. Pada beberapa tulisan
jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya digunakan beberap istilah resistensi stomata.
sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air Dalam hubungan ini daya hantar stomata
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena berbanding dengan resistensi stomata [3].
itu, sebagian besar air yang hilang melalui Proses transpirasi ini selain mengakibatkan
daun-daun [2]. penarikan air melawan gaya gravitasi bumi,
Kecepatan transpirasi berbeda-beda juga dapat mendinginkan tanaman yang terus
tergantung kepada jenis tumbuhannya. Faktor- menerus berada di bawah sinar matahari.
faktor internal yang mempengaruhi laju Mereka tidak akan mudah mati karena
transpirasi antara lain mekanisme membuka terbakar oleh teriknya panas matahari karena
Fisiologi Tumbuhan FIMPA UNMUL 2018
Mei 2018, Samarinda, Indonesia
berdasarkan hasil yang telah didapatkan sehingga laju transpirasinya susah untuk
transpirasi dengan faktor kecepatan angin diamati dan harus mengulang beberapa kali.
didapatkan laju transpirasi pada menit kelima
Kesimpulan
dengan jumlah daun 12 adalah 46 cm/menit,
Berdasarkan percobaan yang telah
pada menit ke 10 dengan jumlah daun 10 yaitu
dilakukan, didapatkan hasil yaitu transpirasi
0,5 cm/menit dan pada menit ke 15 dengan
dengan faktor kecepatan angin semakin
jumlah daun 8 adalah 0,3 cm/menit.
kurang daun pada tanaman maka transpirasi
Sedangkan pada transpirasi dengan faktor
semakin melambat terakhir pada menit ke-15
cahaya didapatkan pada menit kelima dengan
dengan jumlah daun 8 laju transpirasinya
jumlah daun 7 yaitu 0,2 cm/menit, pada waktu
hanya meningkat sebesar 0,3 cm/menit.
10 menit dengan jumlah daun 5 yaitu 0,1
Sedangkan pada transpirasi dengan faktor
cm/menit dan pada waktu 15 menit dengan
cahaya juga semakin lambat laju
jumlah daun 3 yaitu 0,1 cm/menit.
transpirasinya apabila jumlah daunnya
Hal tersebut terjadi karena menurut [4]
berkurang maka kenaikan laju transpirasinya
menyebutkan bahwa cahaya atau sinar
juga sedikit. Pada menit ke-15 dengan jumlah
matahari memuat stomata pada daun
daun 3 kenaikan laju transpirasinya 0,1
membuka atau mengalami pelebaram secara
cm/menit, sehingga daun mempengaruhi laju
perlahan, sehingga proses penguapan air yang
transpirasi tumbuhan.
ada akan terjadi lebih cepat dengan keadaan
stomata yang membuka lebar.
Referensi
Kecepatan transpirasi berbeda-beda
tergantung kepada jenis tumbuhannya. Faktor- [1] Klorofil dan Karotenoid Plantago Major L
faktor internal yang mempengaruhi laju dan Phaseolus vulgaris L sebagai
transpirasi antara lain mekanisme membuka Bioindikator Kualitas Udara. Biodiversitas.
dan menutupnya stomata, kelembaban udara VIII(4): 279-282.
sekitar, suhu udara, suhu daun tanaman. [2] Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995.
Angin dapat pula mempengaruhi laju Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM
transpirasi jika udara yang bergerak melewati Press. Yogyakarta
permukaan daun tersebut lebih kering [3] Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi
(kelembaban nisbihnya rendah) dari Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
udara sekitar tumbuhan tersebut[1]. [4] .Setiari dan Nurchayati. 2009. Eksplorasi
Adapun alat yang digunakan pada Kandungan Klorofil pada Beberapa
praktikum ini adalah: Sayuran Hijau. Bioma. XI(1): 6-10.
- baki digunakan untuk meletakkan alat-alat [5] Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum.
dan bahan yang digunakan pada saat UGM Press. Yogyakarta.
praktikum [6] Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman.
- kamera handphone digunakan untuk Bumi Aksara. Jakarta.
mengambil dokumentasi praktikum
- Potometer ganong digunakan sebagai alat
untuk mengukur laju transpirasi air suatu
tumbuhan
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah:
- Pacar Air (Impatiens balsamina) yang
digunakan sebagai sampel yang akan
diukur laju transpirasinya dengan faktor
cahaya dan faktor angin.
- tisu yang digunakan untuk membersihkan
cairan yang tercecer.
- Vaselin digunakan untuk merekatkan
batang tumbuhan ke mulut photometer
ganong.
Adapun faktor kesalahan yang memicu
tidak konstannya hasil dari praktikum ini alat
fotometer ganong mengalami kerusakan
Fisiologi Tumbuhan FIMPA UNMUL 2018
Mei 2018, Samarinda, Indonesia
Lampiran
Prosedur Kerja